Koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi, yang dilihat secara makroskopis tampak bersifat homogen namun secara mikroskopis tampak bersifat heterogen. Suatu kumpulan dari beberapa ratus atau beberapa ribu partikel yang membentuk partikel lebih besar dengan ukuran sekitar 10 Å sampai 2000 Å dikatakan berada dalam keadaan koloid. Dalam suatu sistem koloid, partikel-partikel koloid terdispersi (tersebar) dalam medium pendispersinya. Zat terdispersi maupun medium pendispersi koloid dapat berupa zat padat, cair, atau gas. Terdapat 8 tipe sistem koloid, yaitu busa (gas dalam cair), busa padat (gas dalam padat), aerosol padat (cair dalam gas), emulsi (cair dalam cair), emulsi padat (cair dalam padat), aerosol padat (padat dalam gas), sol (padat dalam cair), dan sol padat (padat dalam padat). Cara penggolongan koloid secara umum : 1. Dispersi koloid, sistem ini terjadi secara termodinamik tidak stabil karena nisbah permukaan volume yang sangat besar. 2. Larutan koloid sejati, sistem ini terjadi dari larutan dengan zat terlarut yang berat molekulnya tinggi (makromolekul seperti protein, karbohidrat, dan sebagainya), sistem ini secara termodinamik stabil. 3. Koloid asosiasi (Association colloid) (kadang-kadang dinamakan koloid elektrolit (colloid electrolyte). Sistem ini terdiri dari molekul – molekul yang berat molekulnya rendah yang beragreasi membentuk partikel berukuran koloid. Sistem ini juga stabil secara termodinamik. Sifat-sifat koloid antara lain : 1. Sifatnya heterogen namun terihat homogen dari luar 2. Ukurannya antara 1 nm (10-9 m) sampai 100 nm (10-7 m) 3. Terdapat fasa padat, cair, atau gas 4. Dapat disaring dengan penyaring ultra 5. Kurang stabil Sifat Sistem Koloid : 1. Efek Tyndall adalah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. 2. Gerak Brown adalah gerak zig-zag partikel-partikel koloid (diamati dengan mikroskop ultra) akibat dari tumbukan antar partikel koloid. Adanya gerak Brown ini menyebabkan partikel koloid bersifat stabil. Semakin tinggi suhu, semakin cepat gerak Brown yang berlangsung. 3. Koagulasi adalah penggumpalan partikel-partikel koloid yang disebabkan beberapa faktor, yaitu adanya penambahan zat kimia, pengadukan atau muatan yang berlawanan. 4. Adsorpsi adalah penyerapan ion pada permukaan koloid sehingga koloid menjadi bermuatan. Partikel koloid dapat mengadsorpsi bukan hanya ion atau muatan listrik, tetapi juga zat lain yang bermuatan netral. Karena mempunyai permukaan yang luas, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar. Ada dua gaya pada sistem koloid yang menentukan kestabilan koloid tersebut. Gaya yang pertama adalah gaya tarik-menarik yang dikenaldengan nama gaya London-van der waals. Gaya ini cenderung menyebabkan partikel-partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan kemudian mengendap. Gaya yang kedua adalah gaya tolak menolak yang disebabkan oleh pertumpang tindihan lapisan ganda elektrik yang bermuatan sama. Gaya ini menstabilkan dispersi koloid. Koloid Nur’aini Nafisah (140310150081) Referensi : Sundarti, Linda Windia. 2013. Koloid. Bandung : Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi. Romdhoni. 2015. Koloid. Depok : Universitas Gunadarma. Rusdan, Ilzamha Hadijah. 2017. Kimia Koloid. Malang : Universitas Brawijaya. Sulistyani. 2001. Sistem Koloid. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Pertanyaan : Kestabilan koloid itu seperti apa? Mengapa gaya tolak menolak pada koloid dapat menstabilkan dispersi koloid?