You are on page 1of 2

Koloid

Nur’aini Nafisah (140310150081)


Koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi, yang dilihat secara makroskopis tampak bersifat homogen namun secara
mikroskopis tampak bersifat heterogen. Suatu kumpulan dari beberapa ratus atau beberapa
ribu partikel yang membentuk partikel lebih besar dengan ukuran sekitar 10 Å sampai 2000
Å dikatakan berada dalam keadaan koloid. Dalam suatu sistem koloid, partikel-partikel
koloid terdispersi (tersebar) dalam medium pendispersinya. Zat terdispersi maupun medium
pendispersi koloid dapat berupa zat padat, cair, atau gas.
Terdapat 8 tipe sistem koloid, yaitu busa (gas dalam cair), busa padat (gas dalam
padat), aerosol padat (cair dalam gas), emulsi (cair dalam cair), emulsi padat (cair dalam
padat), aerosol padat (padat dalam gas), sol (padat dalam cair), dan sol padat (padat dalam
padat).
Cara penggolongan koloid secara umum :
1. Dispersi koloid, sistem ini terjadi secara termodinamik tidak stabil karena nisbah
permukaan volume yang sangat besar.
2. Larutan koloid sejati, sistem ini terjadi dari larutan dengan zat terlarut yang berat
molekulnya tinggi (makromolekul seperti protein, karbohidrat, dan sebagainya), sistem ini
secara termodinamik stabil.
3. Koloid asosiasi (Association colloid) (kadang-kadang dinamakan koloid elektrolit (colloid
electrolyte). Sistem ini terdiri dari molekul – molekul yang berat molekulnya rendah yang
beragreasi membentuk partikel berukuran koloid. Sistem ini juga stabil secara
termodinamik.
Sifat-sifat koloid antara lain :
1. Sifatnya heterogen namun terihat homogen dari luar
2. Ukurannya antara 1 nm (10-9 m) sampai 100 nm (10-7 m)
3. Terdapat fasa padat, cair, atau gas
4. Dapat disaring dengan penyaring ultra
5. Kurang stabil
Sifat Sistem Koloid :
1. Efek Tyndall adalah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel
koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar.
2. Gerak Brown adalah gerak zig-zag partikel-partikel koloid (diamati dengan mikroskop
ultra) akibat dari tumbukan antar partikel koloid. Adanya gerak Brown ini menyebabkan
partikel koloid bersifat stabil. Semakin tinggi suhu, semakin cepat gerak Brown yang
berlangsung.
3. Koagulasi adalah penggumpalan partikel-partikel koloid yang disebabkan beberapa
faktor, yaitu adanya penambahan zat kimia, pengadukan atau muatan yang berlawanan.
4. Adsorpsi adalah penyerapan ion pada permukaan koloid sehingga koloid menjadi
bermuatan. Partikel koloid dapat mengadsorpsi bukan hanya ion atau muatan listrik, tetapi
juga zat lain yang bermuatan netral. Karena mempunyai permukaan yang luas, maka
koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.
Ada dua gaya pada sistem koloid yang menentukan kestabilan koloid tersebut. Gaya
yang pertama adalah gaya tarik-menarik yang dikenaldengan nama gaya London-van der
waals. Gaya ini cenderung menyebabkan partikel-partikel koloid berkumpul membentuk
agregat dan kemudian mengendap. Gaya yang kedua adalah gaya tolak menolak yang
disebabkan oleh pertumpang tindihan lapisan ganda elektrik yang bermuatan sama. Gaya ini
menstabilkan dispersi koloid.
Koloid
Nur’aini Nafisah (140310150081)
Referensi :
Sundarti, Linda Windia. 2013. Koloid. Bandung : Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi.
Romdhoni. 2015. Koloid. Depok : Universitas Gunadarma.
Rusdan, Ilzamha Hadijah. 2017. Kimia Koloid. Malang : Universitas Brawijaya.
Sulistyani. 2001. Sistem Koloid. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Pertanyaan :
Kestabilan koloid itu seperti apa? Mengapa gaya tolak menolak pada koloid dapat
menstabilkan dispersi koloid?

You might also like