You are on page 1of 13

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Disusun Oleh :

Achmad Arief Fa

Sitti Fildzah Rahma : 01021281722088

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara hukum yang mewajibkan warga negaranya memilih satu dari 5
agama resmi di Indonesia.Namun kerukunan antar umat beragama di Indonesia dinilai masih
banyak menyisakan masalah.Kasus-kasus yang muncul terkait masalah kerukunan beragama
pun belum bisa terhapus secara tuntas. Kasus Ambon, Kupang, Poso, forum-forum islam
ekstrimis dan lainnya menyisakan masalah ibarat api dalam sekam yang sewaktu-waktu siap
membara dan memanaskan suasana di sekelilingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
pemahaman masyarakat tentang kerukunan atar umat beragama perlu ditinjau
ulang.Dikarenakan banyaknya ditemukan ketidak adanya kerukunan antar agama, yang
menjadikan adanya saling permusuhan, saling merasa ketidak adilan.
Maka dari itulah pentingnya kerukunan umat beragama, agar semua masyarakat yang
mengalami dan tidak mengalami efek negative dari ketidak rukunan agama bahwa kerukunan
agama itu sangatlah penting.
Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam. Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera,
penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah
agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan
kesejahteraan hidup umat manusia pada khususnya dan seluruh alam pada umumnya. Agama
islam adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia pertama, Nabi pertama, yaitu Nabi
Adam AS. Agama itu kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada para Nabi
dan Rasul-rasul berikutnya.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beragam agama.
Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu mempunyai kecenderungan
kuat terhadap identitas agama masing- masing dan berpotensi konflik.Indonesia merupakan
salah satu contoh masyarakat yang multikultural. Multikultural masyarakat Indonesia tidak
saja kerena keanekaragaman suku, budaya,bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Agama
yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama islam, Katolik, protestan, Hindu,
Budha, Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut terjadilah perbedaan agama yang dianut
masing-masing masyarakat Indonesia.Dengan perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara
dengan baik bisa menimbulkan konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan nilai
dasar agama itu sendiri yang mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling
menghormati, dan saling tolong menolong.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama yang sejati, harus
tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua anggota kelompok sosial yang
berbeda agama guna menghindari ”ledakan konflik antar umat beragama yang terjadi tiba-
tiba”. Makalah ini akan membahas tentang pentingnya menciptakan kerukunan antar umat
beragama.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu definisi dan prinsip kerukuanan menurut islam ?


2. Apa tujuan dan fungsi kerukunan antar umat beragama ?
3. Apa saja faktor-faktor pembentuk dan faktor penghambat kerukunan antar umat
beragama ?
4. Bagaimana toleransi menurut islam ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa definisi dan prinsip kerukunan menurut islam


2. Mengetahui tujuan dan fungsi kerukunana antar umat beragama
3. Mengetahui apa saja faktor-faktor pembentuk dan faktor penghambat kerukunan antar
umat beragama
4. Mengetahui bagaimana toleransi dalam islam
BAB II

PEMBAHASAN

1. 2.1. Definisi dan Prinsip Kerukunan antar Umat Beragama Menurut Islam

Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan “damai”. Intinya, hidup
bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan “bersepakat” untuk tidak menciptakan
perselisihan dan pertengkaran. Bila pemaknaan tersebut dijadikan pegangan, maka “kerukunan”
adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat manusia.Kerukunan [dari ruku,
bahasa Arab, artinya tiang atau tiang-tiang yang menopang rumah; penopang yang memberi
kedamain dan kesejahteraan kepada penghuninya] secara luas bermakna adanya suasana
persaudaraan dan kebersamaan antar semua orang walaupun mereka berbeda secara suku,
agama, ras, dan golongan.

Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua golongan agama bisa
hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban
agamanya.Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena
itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap
tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan
bahwa kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan unsur-unsur
tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan merusak nilai agama itu sendiri.

Menurut Muhammad Maftuh Basyuni dalam seminar kerukunan antar umat beragama tanggal 31
Desember 2008 di Departemen Agama, mengatakan bahwa kerukunan umat beragama
merupakan pilar kerukunan nasional adalah sesuatu yang dinamis, karena itu harus dipelihara
terus dari waktu ke waktu. Kerukunan hidup antar umat beragama sendiri berarti keadaan
hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, menghargai
kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan toleransi antar umat
beragama.Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus bersikap lapang dada dan
menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling menghormati
satu sama lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya
tidak saling mengganggu.

Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas disebutkan dalam Alqur’an
dan Al-hadits. Hal yang tidak diperbolehkan adalah dalam masalah akidah dan ibadah, seperti
pelaksanaan sosial, puasa dan haji, tidak dibenarkan adanya toleransi, sesuai dengan firman-Nya
dalam surat Al Kafirun: 6,

‫ِين‬
ِ ‫يد‬َ ‫لَ ُك ْم دِينُ ُك ْم َو ِل‬
yang artinya: “Bagimu agamamu, bagiku agamaku”

Beberapa prinsip kerukunan antar umat beragama berdasar Hukum Islam :

1. Islam tidak membenarkan adanya paksaan dalam memeluk suatu agama (QS.Al-Baqarah
: 256).

ِ ‫ََل إ ِ كْ َر ا ه َ ف ِ ي الدِ ي ِن ۖ ق َ د ْ ت َب َ ي َّ َن ال ُّر شْ د ُ ِم َن ال ْ غ َي ِ ۚ ف َ َم ْن ي َ كْ ف ُ ْر ب ِ الط َّ ا غ ُ و‬


‫ت َو ي ُ ْؤ ِم ْن ب ِ اَّللَّ ِ ف َ ق َ ِد‬
َ ِ‫ك ب ِ ال ْ ع ُ ْر َو ة ِ ال ْ ُو ث ْ ق َ ٰى ََل ا نْ ف‬
ٌ‫ص امَ ل َ َه ا ۗ َو َّللاَّ ُ س َ ِم ي ٌع عَ ل ِ ي م‬ َ َ‫ا سْ ت َ ْم س‬

Artinya :

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

2. Setiap pemeluk agama mempunyai kebebasan untuk mengamalkan syari'at agamanya


masing-masing (QS.Al-Baqarah :139).

ُ ‫ُم ْخ ِل‬
ََ ‫صون‬ ُ‫َّللا َو ُه َو َربُّنَا َو َربُّ ُك ْم َو َلنَا أ َ ْع َمالُنَا َولَ ُك ْم أ َ ْع َمالُ ُك ْم َون َْح ُن لَه‬
ِ َّ ‫قُ ْل أَت ُ َحا ُّجونَنَا فِي‬
4. Islam mengharuskan berbuat baik dan menghormati hak-hak tetangga,tanpa membedakan
agama tetangga tersebut.Sikap menghormati terhadap tetangga itu dihubungkan dengan iman
kepada Allah SWT dan iman kepada hari akhir (Hadis Nabi riwayat Muttafaq Alaih).

5. Barangsiapa membunuh orang mu'ahid,orang kafir yang mempunyai perjanjian perdamaian


dengan umat Islam, tidak akan mencium bau surga;padahal bau surga itu telah tercium dari jarak
perjalanan empat puluh tahun (Hadis Nabi dari Abdullah bin 'Ash riwayat Bukhari).

Kerukunan antar umat beragama sangat diperlukan dalam kehidupan sehari- hari. Dengan adanya
kerukunan antar umat beragama kehidupan akan damai dan hidup saling berdampingan. Perlu di
ingat satu hal bahwa kerukunan antar umat beragama bukan berarti kita megikuti agama mereka
bahkan menjalankan ajaran agama mereka.

1. 2.2. Tujuan dan Fungsi Kerukunan Antar Umat Beragama

Kerukunan umat beragama bertujuan untuk memotivasi dan mendinamisasikan semua umat
beragama agar dapat ikut serta dalam pembangunan bangsa.

Prinsip kebebasan itu menghindari pemaksaan suatu agama oleh otoritas manusia manapun,
bahkan Rosul pun dilarang melakukannya. QS. Yunus; 99,

“Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu beriman semua orang dimuka bumi seluruhnya. Maka
apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mera menjadi oarng-orang yang beriman
semuanya?”

Dan Allah juga berfirman dalam surat Al-Baqarah; 256,

“Tidak ada paksaan memasuki agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang salah”

Senada dengan makna ayat tersebut, dalam QS. Al-Kahfi; 29


“Dan katakanlah: “Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, maka barang siapa yang ingin beriman
hendaklah ia beriman dan barang siapa yang inin kafir biarlah ia kafir”

Perbedaan agama yang terjadi diantara umat manusia merupakan konsekuensi dari kekbebasan
yang diberikan Allah, maka perbedaan agama ini tidak menjadi penghalang bagi manusia untuk
saling berinteraksi social dan saling membantu, sepanjang masa dalam kawasan kemanusiaan.

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk social yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan
orang lain, maka dari itu setiap individu baik sesama agama maupun agama lain harus
menciptakan suatu kerukunan yang dilandasi dengan terwujudnya suatu kedamaian.
Kebersamaan hidup antara orang Islam dengan Non-muslim telah dicontohkan oleh Rosulullah
ketika beliau dengan para sahabat mengawali hidup di Madinah setelah hijrah. Rosulullah
mengikat perjanjian penduduk madinah yang terdiri dari orang kafir dan muslim untuk saling
membantu dan menjaga keamanan kota Madina dari gangguan musuh. Rosulullah juga perna
menggadaikan baju besinya dengan gandum pada orang yahudi ketika umat Islam kekurangan
pangan.

Adapun manfaat dari kerukunan umat beragama diantaranya adalah :

1. Sebagai pemersatu suatu bangsa.

2. Jika suatu agama dapat bersatu atau dapat mempersatukan individu dengan individu lain
maka ia akan memberikan sumbangan bagi stabilitas negara.

3. Memperkuat suatu bangsa dan negara.

4. Jika setiap umat beragama bersatu dan sadar akan peranannya terhadap negara maka
bangsa dan negara ini akan semakin kuat.

5. Menciptakan suatu perdamaian.

6. Jika setiap individu menanamkan sikap toleransi dan solidaritas terhadap suatu agama
maka akan terwujud suatu kedamain dalam suatu wilayah atau negara. Solidaritas dalam suatu
Hadis : “Saya (Rosulullah SAW) dan pengayom, pelindung anak yatim di surge seperti dua ini,
lalu Rosulullah SAW memberikan isyarat dengan jari telunjuk dan tengah” (HR : At-Tirmidzi).
7. Mendorong masyarakat dan umat beragama untuk ikut serta dalam pembangunan. Hal ini
diharapkan agar setiap ajaran agama bisa turut serta dalam pembangunan bangsa dan negara.

Dalam pembinaan umat beragama, para pemimpin dan tokoh agama mempunyai peran yang
besar, yaitu :

1. Menerjemahkan nilai-nilai dan moral-moral agama dalam kehidupan masyarakat.

2. Menerjemahkan gagasan-gagasan pembangunan kedalam bahasa yang dimengerti oleh


rakyat.

3. Memberi pendapat, saran dan kritik yang sehat terhadap ide-ide dan cara-cara yang
dilakukan untuk suksesnya pembangunan.

4. Mendorong dan membimbing masyarakat dan umat Bergama untuk ikut serta dalam usaha
pembangunan.

2.3. Faktor-Faktor Pembentu dan Penghambat Kerukunan antar Umat Beragama

A. Faktor pembentuk kerukunan antar umat beragama

Indonesia yang multikultural terutama dalam hal agama membuat Indonesia menjadi
sangat rentang terhadap konflik antar umat beragama.Maka dari itu menjaga kerukunan antar
umat beragama sangatlah penting. Dalam kaitannya untuk menjaga kehidupan antar umat
beragama agar terjaga sekaligus tercipta kerukunan hidup antar umat beragama dalam
masyarakat khususnya masyarakat Indonesia misalnya dengan cara sebagai berikut:
1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain yaitu dengan
cara mengubah rasa curiga dan benci menjadi rasa penasaran yang positif dan mau menghargai
keyakinan orang lain.
2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi salahkan
orangnya. Misalnya dalam hal terorisme.
3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan olok-olok mereka karena ini bagian dari
sikap saling menghormati.
4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain karena semua orang berhak mendapat fasilitas yang
sama seperti pendidikan, lapangan pekerjaan dan sebagainya.
Dengan memperhatikan cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama tersebut
hendaknya kita sesama manusia haruslah saling tolong menolong dan kita harus bisa menerima
bahwa perbedaan agama dengan orang lain adalah sebuah realitas dalam masyarakat yang
multikultural agar kehidupan antar umat beragma bisa terwujud.

B. Faktor penghambat kerukunan antar umat beragama


Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu konflik atau menghambat kerukunan umat
beragama antara lain:
1. Pendirian rumah ibadah. Yaitu apabila dalam mendirikannya tidak memperhatikan situasi dan
kondisi umat beragama baik secara sosial maupun budaya masyarakat setempat.
2. Penyiaran agama. Apabila dalam penyiarannya bersifat agitasi dan memaksakan kehendak
bahwa agamanya sendirilah yang paling benar dan tidak mau memahami kebenaran agama lain.
Apalagi kalau penyiaran agama itu ditujukan kepada orang yang sudah beragama.
3. Bantuan luar negeri. Walaupun kelihatannya tidak langsung mempengaruhi, namun bantuan
tersebut dapat juga memicu konflik baik intern maupun antar agama, karena pemberi bantuan
biasanya menitipkan misi tertentu yang harus dilaksanakan.
4. Perkawinan beda agama. Perkawinan beda agama akan mengakibatkan hubungan yang tidak
harmonis, apalagi jika menyangkut hukum perkawinan, warisan, harta benda, dan akidah.
5. Perayaan hari besar keagamaan. Apabila perayaan tersebut dilaksanakan tanpa
mempertimbangkan situasi, kondisi, dan lokasi masyarakat sekitar, ia juga bisa mamancing
ketegangan dengan penganut agama lain.
6. Penodaan agama. Yaitu suatu perbuatan bersifat melecehkan atau menodai doktrin suatu
agama tertentu. Tindakan ini sangat sering terjadi baik dilakukan oleh perorangan maupun
kelompok tanpa disadari apalagi dengan sengaja.
7. Kegiatan aliran sempalan. Adalah suatu kegiatan yang menyimpang dari doktrin agama yang
sudah diyakini kebenarannya ataupun kegiatan tersebut merupakan suatu aliran baru.
Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab konflik, maka masing-masing penganut
agama akan berupaya sekuat tenaga menghindarinya sehingga mencegah sedini mungkin
terjadinya konflik tersebut. Tindakan ini disebut dengan pencegahan konflik. Namun apabila
terlanjur terjadi konflik, harus diakhiri perilaku kekerasan dan anarkis di dalamnya melalui
persetujuan perdamain. Ini disebut penyelesaian konflik. Ada juga yang dinamakan dengan
pengelolaan konflik, yaitu membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perilaku
perubahan yang positif bagi pihak-pihak yang terlibat. Kemudian ada lagi resolusi konflik, yaitu
menangani sebab-sebab konflik diantara kelompok-kelompok yang bertikai dan berusaha
membangun hubungan baru dan bertahan lama. Lalu yang terakhir adalah transformasi konflik,
yaitu mengatasi sumber-sumber konflik yang lebih luas dan berusaha merubahnya ke arah
positif.
Demikian juga dengan mengetahui akar konflik kita tidak mudah terjebak pada rumusan
bahwa pertikaian yang terjadi saat ini dikatakan sebagai konflik agama semata-mata. Tanpa
mengurangi objektivitas bahwa agama memang mudah dijadikan sumber konflik, karena ikatan
emosional yang menyangkut identitas keagamaannya tersebut sesungguhnya yang terjadi di
Indonesia tidaklah murni konflik agama, tetapi konflik laten, yakni manifestasi dari
ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintaham masa lalu yang menindas masyarakat dalam
bidang politik, ekonomi dan budaya yang dijadikan alat pemicu, rekayasa politik dalam level
lokal maupun nasional.
2.4. Toleransi Dalam Islam

Ketika Nabi Muhammad hijrah ke kota Madinah, Nabi melihat kenyataan adanya pluralitas
agama. Pasal 25 Piagam Madinah menyebutkan bahwa orang-orang Yahudi agama mereka dan
bagi orang Islam agama mereka. Pasal 20 Piagam Madinah mengisyaratkan bahwa orang-orang
musyrik atau kafir Madinah tidak dinyatakan sebagai musuh kaum Muslimin. Kebebasan
beragama pada masa Nabi Muhammad s.a.w. juga ditunjukkan dengan adanya kebebasan dalam
melakukan propaganda keagamaaan.

Batas Toleransi Dalam Islam

1. Tingkat akidah
Untukmulah agamamu, dan untuk ku lah agamaku.
2. Orang yang memusuhi Islam, yaitu orang yang menyerangnya dan orang yang membantu
orang islam.
3. Tingkatan ibadah, contohnya memberi salam. Makanya kita tidak bisa memberikan salam
kepada orang yang beragama lain karena salam termasuk ibadah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kerukunan umat beragama sangat dibutuhkan di seluruh negara. Terutama di


negara Indonesia yang masyarakatnya menganut agama yang berbeda. Kerukunan antar umat
beragama juga harus dijaga untuk menjaga kesatuan negara kesatuan republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://alfioktaf.blogspot.co.id/2016/06/kerukunan-dalam-pandangan-islam.html

2. https://www.slideshare.net/shabrina97/kerukunan-antar-umat-beragama-dalam-islam

3. https://tafsirq.com/
Kata Penganatar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palembang, Oktober 2017

Penyusun

You might also like