You are on page 1of 15

https://nurlizaaini.wordpress.

com/2012/12/27/daftar-kandungan-bahan-makanan/

LAPORAN PRAKTIKUM IKAN DAN HASIL PERAIRAN LAINNYA

( UDANG DAN CUMI-CUMI )

OLEH

NURLIZA AINI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MATARAM

JURUSAN GIZI

2012/2013

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Ikan pada hakekatnya adalah semua bahan makanan yang berasal dari hewan yang hidup dalam
air. Ikan ada yang di ambil dari laut, empang, rawa, kali atau segala macam perairan yang
terdapat di daratan.

Ikan laut umumnya punya daging padat , enak rasanya, tidak berduri diantara daging. Sedangan
ikan darat, dagingnya tidak terlalu pada, lebih banyak mengandung air dalam keadaan masak,
mudah hancur kalau di masak. Daging ikan merupakan sumber protein, lemak , tetapi
komposisinya sangat bervariasi tergantung pada musim, umur dan faktor lainnya. Kandungan
lemak 0,2-20 %, protein 18-20%, dan abu 1-1,8%. Protein ikan mudah dicerna dan bermutu
tinggi karena kandungan asam aminonya.

Dalam rangka pemanfaatan seekor ikan dapat dipisahkan bagian daging yang dapat dimakan dan
bagian yang tidak dapat dimakan. Jaringan ikan lebih cepat membusuk, oleh karena itu perlu
adanya perlindungan terhadap ikan untuk menghambat pembusukan. Pembusukan ikan dapat
disebabkan karena pengaruh mikrobiologi , fisiologi, dan kimiawi.

1. TUJUAN UMUM

Mahasiswa mampu mengenal berbagai jenis ikan dan kualitas ikan serta hasil olahannya

TUJUAN KHUSUS

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi warna, tekstur, bau, rasa pada masing masing bahan
2. Mahasisiwa mampu mengidentifikasi berbagai jenis ikan
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tingkat kesegaran daging ikan berdasarkan warna,
keempukan, tekstur, flavour,aroma dan cita rasa berbagai jenis ikan
4. Mahasiswa mampu menghitung Berat yang Dapat Dimakan ( BDD ) dari berbagai jenis
ikan.

1. ALAT DAN BAHAN

ALAT

 Pisau
 Kompor gas
 Sendok
 Piring
 cempal

BAHAN

ikan dan cumi

CARA KERJA


1. Pengamatan struktur fisik hasil perikanan

 Amati bentuk masing masing hasil perikanan dan gambarlah bentuknya


 Lepaskan bagian sisik, kulit lakukan pengamatan terhadap warna dagingnya.
 Potong ikan (cumi-cumi ,udang) secara melintang dan membujur, amati struktur fisiknya
dan gambar serta berikan keterangan tentang bagian bagian tersebut.

1. Menghitung bagian yang dapat di makan ( BDD )

 Cuci ikan (cumi-cumi, udang) dengan air bersih kemudian tiriskan. Timbang berat utuh,
pisahkan bagian bagian yang tidak dapat di makan seperti sisik, ekor,sirip,insang,
cangkang dan isi perutnya.
 Kemudian pisahkan dagingnya dari tulang lalu timbang berat dagingnya
 Hitung BDD % dengan menggunakan rumus :

BDD = X 100%

1. Pengamatan hasil olahan ikan dan hasil perairan lainnya

 Lakukan pengujian secara panel terhadap sifat organoleptik bahan ( warna, tekstur, bau,
dan rasa ), ukuran kemasan, komposisi yang tertera dalam label.

1. Tentukan mutu bahan berdasarkan keadaan organoleptik secara subyek Penetapan uji H2S

 Potong daging yang akan diperiksa sebesar biji kacang tanah dan letakkan dalam cawan
petri
 Tutup dengan kertas saring dan tetesi larutan Pb-asetat di atas kertas saring pada tempat
di mana potongan daging di letakkan.
 Tutup cawan petri dan biarkan sedikit terbuka
 Tunggu kira kira 3-5 menit dan perhatikan terbentuknya warna coklat pada kertas saring
bekas tetesan Pb-asetat.
 Terbentuk nya warna coklat menandakan adanya H2S dari hasil pembusukan daging.

1. Penetapan uji EBER

 Masukkan 3-5 ml reagen eber ke dalam tabung reaksi


 Daging di potong kira kira sebesar biji kedelai, masukkan pada ujung kawat dan ujung
lainnya tusukkan pada penyumbat gabus.
 Masukkan ke dalam tabung reakasi tersebut di atas dengan hati hati jangan sampai
menyentuh dinding tabung dan gabusnya disumbatkan pada tabung reaksi.
 Secepatnya perhatikan terbentuknya warna asap putih di atas reagen eber yang bergerak
ke atas.
 adanya asap putih tersebut menandakan adanya gas NH3 yang
 dilepas dari hasil pembusukan daging.

BAB II
PEMBAHASAN

1. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengamatan struktur fisik hasil perikanan

1. Gambar bentuk fisik cumi-cumi dan udang

Dari hasil pengamatan cumi-cumi memiliki bentuk silinder dan berwarna putih keunguan. Pada
bagian kepala terdapat tangan-tangan penangkap mangsa.memiliki tinta yang berwarna ungu
gelap,bagian badannya licin, tidak bersisik dan tidak bertulang, praktis seluruh tubuhnya dapat
dimakan.

Sedangkan pada udang memiliki bentuk bengkok, terdiri atas bagian kepala, perut, dan ekor.
Udang memiliki lapisan kulit yang transparan.

1. Dari hasil pengamatan warna daging cumi-cumi putih, sedangkan pada udang setelah di
lepaskan kulit, kepala, dan ekor daging udang berwarna putih.
2. Gambar melintang dan membujur cumi-cumi dan udang

 Cumi-cumi

STRUKTUR ANATOMI CUMI CUMI

 Faring : bagian depan kerongkongan berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut
dan membasahinya dengan lendir.
 Mulut : tempat masuknya makanan.
 Mata : sebaga alat penglihatan
 Tentakel : berfungsi sebagai alat gerak ,merasa, memeriksa dan alat penagkap mangsa.
 Anus : mengeluarkan sisa metabolisme.
 Hati : mengambil sari-sari makanan dalam darah dan sebagai tempat penghasil empedu.
 Esofagus : saluran di belakang rongga mulut berfungsi menghubungkan rongga mulut
dan lambung.
 Insang : sebagai organ pernapasan.
 Lambung : sebagai bagian dari organ pencernaan.
 Cangkang dalam : sebagai pelindung organ tubuh bagian dalam.
 Ovarium : penghasil sel telur.
 Rektum : sebagai bagian usus belakang yang membuka ke anus.
 Kantung tinta : kantung selaput yang terdapat pada cumi,yang mengandung tinta.
 Tinta akan di semprotkan bila cumi merasa terganggu akan kedatangan / beretemu
pemangsa/predator.

 Udang

Morfologi Udang
Tubuh udang sebelah luar terdapat kutikula di mana kutikula di susun oleh pectin dan garam-
garam mineral. Maka bila udang direbus warna berubah karena sifat dari basa menjadi asam.
Struktur buku terdiri atas plat (lembaran) dorsal yang kompleks disebut tergum. Plat ventral
transversal disebut sternum plat yang menggantung sebelah-menyebelah yang disebut pleura,
plat antara pleura dan kaki di sebut epineura. Cephalothorax terdiri atas 13 ruas yang menjadi
satu. Bagian ini disebut Carapace. Disebelah dorsal dari carapace terdapat satu lekukan yang
melintang. Dibawahnya terdapat sepasang mata majemuk yang bertangkai, sedangkan mulut
terletak disebelah ventral anpir dekat akhir posterior dari bagian kepala. Pada abdomen
umumnya terdiri atas 6 buku yang diakhiri dengan bagian terminal yang disebut telson. Segmen
pertama (buku ke 14) lebih kecil dari pada segmen yang lain (buku 15-19) yang merupakan buku
yang sama.

1. Hasil penetapan secara subyektif dan objektif


1. Mata

 Cumi-cumi memiliki bentuk mata cekung sedangkan


 Udang memiliki bentuk mata yang cembung.

1. Daging

 Cumi-cumi memiliki tekstur daging yang lembek.


 Udang juga memiliki tekstur daging yang sama seperti cumi-cumi(lembek)

1. Sisik dan kulit

 Cumi-cumi tidak memiliki sisik dan kulit sedangkan


 Udang tidak memiliki sisik tetapi memiliki kulit yang transparan.

1. Uji H2S

 Cumi-cumi, terdapat pencoklatan.


 Udang , tidak ada pencoklatan.

1. Uji EBER

 Cumi-cumi, tidak ada asap


 Udang, tidak ada asap

1. Bagian yang Dapat Dimakan (BDD)

 Cumi-cumi

Berat utuh = 56 gram

Berat bersih = 50 gram


BDD = X 100%

= 89,28 %

 Udang

Berat utuh = 12 gram

Berat bersih = 7 gram

BDD = X 100%

= 58,33 %

1. Bau

 Cumi-cumi, amis menyengat


 Udang, amis

1. Warna daging

 Cumi-cumi, putih
 Udang, putih

PEMBAHASAAN

1. Mata

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap mata cumi-cumi dan udang dapat diperoleh bahwa
bentuk mata cum-cumi cekung yang menandakan cumi-cumi sudah mengalami pembusukan
sedangkan udang memiliki bentuk mata yang cembung normal.

1. Daging

Dari hasil pengamatan daging cumi-cumi dan udang. Cumi-cumi memiliki tekstur daging yang
lembek begitu juga dengan udang hal tersebut disebabkan karena mulai mengalami proses
pembusukan.

1. Kulit

Cumi-cumi tidak memiliki sisik atau kulit serta tidak bertulang praktis sluruh tubuhnya dapat
dimakan. Sedangkan pada udang tidak memiliki sisik tetapi seluruh bagian tubuhnya terbungkus
oleh lapisan kulit yang transparan, bagian yang biasa dimakan adalah bagian perutnya.

1. Uji H2S
Untuk mengetahui kualitas atau kesegaran cumi-cumi dan udang dapat di uji dengan larutan pb-
asetat yaitu dengan meletakkan daging cumi-cumi dan udang sebesar biji kacang tanah diatas
cawan petri kemudian ditutup dengan kertas saring lalu ditetesi dengan larutan pb-asetat 5% dan
ditutup tetapi dibiarkan sedikit terbuka, tunggu hingga 3-5 menit. Setelah 3-5 menit kertas saring
yang menutupi daging cumi-cumi tersebut terdapat warna coklat atau terjadi pencoklatan,
sedangkan pada kertas saring yang menutupi udang tidak terjadi pencoklatan. Adanya
pencoklatan pada kertas saring menandakan adanya H2S dari hasil pembusukan daging.
Sedangkan tidak adanya pencoklatan menandakan tidak adanya H2S.

1. Uji EBER

Untuk mengetahui kesegaran daging cumi-cumi dan udang dapat diuji dengan larutan reagent
eber yaitu dengan. Memasukan 3-5 ml reagen eber kedalam tabung reaksi, daging dipotong kira-
kira sebesar biji kedelai, masukan pada ujung kawat dan ujung lainnya, tusukan pada penyumbat
gabus, kemudian masukan daging ke dalam tabung reaksi dengan hati-hati jangan sampai
menyentuh dinding tabung, dan gabusnya disumbatkan pada tabung reaksi, secepatnya
perhatikan terbentuknya warna asap putih di atas reagen eber yang bergerak ke atas terbentuknya
asap putih menandakan adanya gas NH3 yang dilepas dari pembusukan daging.

Setelah melakukan uji eber untuk menentukan kesegaran daging, dengan melihat terbentuknya
asap putih sebagai reaksi eber pada bau busuk dari daging. Ternyata pada hasil percobaan kami
tidaklah terbentuk asap putih, yang menandakan belum terjadinya proses pembusukan pada
daging, atau dengan kata lain daging cumi-cumi dan udang tersebut masih dalam keadaan baik,
walaupun tidak terlalu segar dan masih layak konsumsi.

Sedangkan untuk jenis ikan laut yang lain seperti kepiting, ikan pencaran dan ikan tongkol dalam
pengujian eber terdapat asap putih.

1. Bagian yang dapat dimakan BDD

Untuk perhitungan BDD pada cumi-cumi dan udang terlebih dahulu dihitung berat utuh dari
masing-masing ikan (cumi-cumi dan udang). Cumi-cumi memiliki berat utuh sebesar 56 grm.
Setelah daging cumi-cumi dipisahkan dari kotoran atau isi perut yang tidak dapat dimakan
diperoleh berat bersih sebesar 50 grm. Sehingga dapat dihitung dengan rumus berat utuh cumi-
cumi (56 grm) dibagi dengan berat bersih cumi-cumi (50 grm) dan dikalikan 100% sehingga
memperoleh hasil sebesar 89,28%. Sedangkan untuk BDD udang diperoleh berat utuh sebesar
12 grm dan berat bersihnya 7 grm. Sehingga dengan rumus yang sama diperoleh hasil 58,33%.

Tetapi untuk jenis ikan laut yang lain seperti ikan pencaran, ikan tenggir,i dan ikan cakalang
memiliki BDD sebesar 86 %, 90 %, dan ikan cakalang 98,87%.

1. Bau

Berdasarkan hasil pengamatan pada cumi-cumi dan udang keduanya berbau amis.

1. Warna daging
Daging cumi-cumi dan udang memiliki warna yang sama yaitu putih, hal tersebut karena warna
jaringan otot diantaranya urat daging yang berwarna putih. Untuk pigmen yang terdapat dalam
daging ikan (cumi-cumi dan udang) senyawa yang larut lemak yaitu sedikit kadar pigmen
karotenoid.

Sedangkan pada ikan laut seperti ikan tongkol warna dagingnya merah gelap, ikan kembung
coklat pucat, ikan selah bening kecoklatan, ikan pencaran merah, ikan tenggiri merah kecoklatan,
ikan cakalang merah pucat serta ikan languan dan ikan bandeng putih pucat. Warna merah
kecoklatan disebabkan oleh pigmen mioglobin.

1. Lembar penilaian ikan segar

Dalam penilaian ikan segar (cumi-cumi dan udang) dapat di peroleh penilaian terhadap mata
cumi-cumi dengan rata-rata 2 yaitu tenggelam, biji mataputih susu, kornea keruh.
Sedangkanpada udang 5 yaitu sangat segar, biji matacembung hitam, kornea jernih. Dinding peru
cumi-umi dan udangt rata rata 5 perut utuh tuidak ada perubahan warna pada dinding perut.
Daging cumi-cumi 0 dimana daging sangat lembek, jika ditekan dengan jari bekasnya tidak
hilang, sedangkan pada udang rata-rata 3 yaitu daging sedikit lunak. i. Bau dan rasa dengan rata
rata sebesar 4 cumi-cumi memiliki rasa netral,rasa khas hilang, pada udang rata-rata 3 yaitu
daging udang terasa hambar. Sedangkan untuk bau dan rasa sesudah di rebus cumi-cumi dan
udang memiliki nilai rata rata yang sama 6 dengan keadaan bau segar hilang, netral. Tekstur
cumi-cumi dan udang sesudah di masak mempunyai rata rata sebesar 5 dengan keadaan kenyal
dan alami. Sehingga dapat di simpulkan bahwa ikan karper dalam keadaan masih segar.

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa:

 Cumi-cumi dan udang merupakan jenis ikan laut.


 Warna daging cumi-cumi dan udang putih, tekstur lembek, bau amis.
 Cumi-cumi terdapat sedikit warna coklat ( Uji H2S), sedangkan pada udang tidak ada
pencoklatan.
 Cumi-cumi dan udang tidak terdapat asap (uji EBER)
 BDD cumi-cumi dan udang sebesar 89,28% dan 58,33%.
 Dalam tabel hasil penilaian ikan segar, cumi-dan udang termasuk ikan yang tergolong
segar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Muchtadi, Tien R.1992. ilmu pengetahuan bahan pangan.Departemen Pendidikan Dan


Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan Dan
Gizi Institut Pertanian Bogor.Bogor.
2. Mitanhamy.2012.Contoh Laporan Artropoda. Tersedia
di:http://mitanhamy.blogspot.com/2011/07/contoh-laporan-artropoda.html. Diakses pada
Rabu, 31 Oktober 2012 pukul 20:04 wita.
3. Isharmanto.2010.CHEPALOPODA-MOLLUSCA. Tersedia
di:http://biologigonz.blogspot.com/2010/01/chepalopoda-mollusca.html. Diakses pada
Rabu, 31 Oktober 2012 pukul 20:04 wita.

http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Ciri-Klasifikasi-Struktur-Tubuh-Sistem-Organ-Pisces-Ikan-

Adalah.html

A. PENGERTIAN PISCES (IKAN)

Pisces (ikan) adalah hewan yang hidup didalam air, mereka dapat bernafas didalam air karena insang

yang mereka miliki. Pisces dapat ditemukan di air tawar (danau dan sungai) maupun air asin (laut dan

samudra). Pisces merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm), artinya suhu tubuhnya berubah-ubah

sesuai dengan suhu air ditempat dia hidup.

Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam, dengan jumlah spesies lebih dari

27.000 spesies di seluruh dunia. Struktur tubuh ikan sebagian besar dibentuk oleh rangkanya, tulang

penyusun tubuhnya ada tulang rawan, dan adapula tulang sejati. Insang dan ekor yang mereka miliki

membantu mereka untuk bergerak dengan cepat didalam air.

B. CIRI CIRI PISCES (IKAN)

 Tubuh terdiri atas kepala, badan. Tubuh ditutupi kulit yang umumnya berlendir dan bersisik.
Sisik juga berfungsi sebagai rangka luar (eksoskeleton)
 Pisces hidup di air, ada yang hidup di air tawar, ada juga yang hidup di air asin, yang mana
pengaturan pertukaran air dan garam didalam tubuh ikan di atur oleh insang.
 Pisces bernafas dengan insang. Pada beberapa spesies, insang memiliki penutupnya yang
disebut dengan operkulum
 Pisces bersifat poikiloterm (berdarah dingin). Jadi suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan.
 Alat kelamin hemafrodit (terpisah). Fertilisasi terjadi didalam atau diluar tubuh, ada yang ovipar
(bertelur).
 Pisces memiliki sirip yang memudahkannya untuk berenang. Sirip terdapat dikiri dan kanan
tubuhnya, juga di bagian ekornya.
 Pisces ada yang bertulang rawan, ada pula yang bertulang sejati.
 Tidak semua ikan termasuk dalam golongan pisces (paus dan lumba-lumba), akan tetapi semua
pisces merupakan ikan.
 Pisces memiliki vertebra (tulang belakang) yang membentuk rangka tubuhnya, dan juga sebagai
tempat lewatnya saraf-saraf yang mempersarafi organ didalam tubuhnya.

C. KLASIFIKASI PISCES (IKAN)

Pisces termasuk kedalam kelompok vertebrata atau bertulang belakang. Pisces terbagi menjadi 3

golongan, yaitu :

1. Agnatha

Agnatha merupakan ikan yang tidak berahang, memiliki mulut berbentuk bulat yang berada di ujung

depan. Tanpa sirip, namun beberapa jenis Agnatha memiliki sirip ekor dan sirip punggung. Terdapat

notokorda (serabut saraf) dibagian dorsal (belakang) tulang belakang, dan diselubungi kartilago atau

tulang rawan. Jenis kelamin terpisah (hemaprodit) dan mendapatkan makanan dengan mengisap tubuh

ikan lain dengan mulutnya. Contoh ikan pada golongan ini adalah : Myxine sp (ikan hantu), Petromyzon

sp (belut laut).

2. Chondrichthyes (ikan bertulang rawan)

Chondrichthyes adalah ikan bertulang rawan yang memiliki rahang mulut pada bagian depannya. Kulit

tertutup sisik. Sirip berpasangan, serta sirip ekor yang tidak seimbang. Sebagian notokorda nya diganti

oleh vertebrae yang lengkap. Ginjalnya berupa mesonefros.

Jantung beruang dua, rangkanya bertulang rawan, sehingga notokorda yang ada pada ikan muda pun

lambat laun tergantikan oleh tulang rawan. Mereka tidak memiliki tulang rusuk, maka jika keluar dari air,

berat tubuh spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka. Ikan ini tidak memiliki sumsum
tulang, sehingga sel darah mereah di produksi di limpa dan jaringan khusus di kelaminnya, yaitu organ

leydig (penghasil sel darah merah). Organ unik lainnya adalah epigonal yang berperan sebagai sistem

kekebalan. Subkelas dari ikan ini adalah Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) dan Holochepali (kimera

atau hiu hantu).

3. Osteichthyes (ikan bertulang sejati)

Osteochthyes merupakan ikan bertulang keras. Mulutnya memiliki rahang. Sisiknya bertipe ganoid,

sikloid, atau stenoid yang semuanya berasal dari mesodermal. Bernafas dengan insang yang ditutupi

oleh operkulum (penutup insang). Notokorda-nya ditempati vertebrae (tulang belakang) yang padat,

memiliki gelembung renang yang terletak dekat dengan faring.

Celah-celah faringnya tertutup (tidak tampak dari luar). Jantung beruang dua. Ventrikel dan atrium.

Darah berwarna pucat, mengandung eritrosit yang berinti dan leukosit. Ikan ini juga memilik sistem

limpa dan porta renalis. Mempunyai hati yang berkantong empedu. Lambung dipisahkan dari usus oleh

dua katup. Memiliki tiga canalis semi-sircularis (organ keseimbangan) yang mengatur keseimbangan ikan

melalui gerakan kepalanya. Contoh ikan pada golongan ini adalah Ameiurus melas (ikan lele), Anquilla sp

(belut), Scomber scombrus (ikan tuna), Sardinops coerulea (ikan sarden).

D. STRUKTUR TUBUH PISCES (IKAN)

Struktur tubuh ikan terdiri atas kepala,badan dan ekor. Kepalanya terbentuk dari struktur tulang

tengkoraknya, pada beberapa ikan juga terdapat rahang yang cukup kuat dan besar yang membentuk

kepalanya. Otak pada ikan terlindungi di dalam tengkorak dan juga tulang rawan yang berada

didalamnya, otak tersebut merupakan sistem saraf pada ikan yang pada gilirannya akan mengalir
melalui tulang belakang (vertebrae) ikan. Ketika kita melihat langsung pada tulang ikan, akan tampak

bagian teratasnya tulangnya seperti sumbu berwarna gelap.

Ikan mempunyai sisik yang sesuai dengan gaya dan adaptasi hidupnya. Macam-macam bentuk sisik pada

ikan yaitu sisik sikloid, yang merupakan sisik berbentuk tipis dan bulat serta bergaris menjari-jari dan

juga melingkar, sisik ini terdapat pada ikan bertulang sejati. Kemudian ada sisik stenoid, yang berbentuk

hampir sama dengan sikloid, akan tetapi pada bagian belakangnya terdapat duri-duri halus, sisik ini juga

terdapat pada ikan bertulang sejati. Selanjutnya ada sisik plakoid yang merupakan kerangka luar yang

masih sederhana, contohnya pada ikan bertulang rawn seperti ikan cucut, sisik ini menyerupai gigi dan

berbentuk belah ketupat. Yang terakhir adalah sisik ganoid yang terdapat pada tulang rawan, sisik ini

terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan dentin dan ganoin.

Ikan mempunyai sirip disamping sisi tubuhnya dan juga pada bagian belakang yang berupa ekor, sirip ini

membantu ikan untuk berenang. Pada beberapa jenis ikan tertentu terdapat gelembung renang (vesica

natatoria) atau yang biasa disebut dengan pneumatocyst. Gelembung renang ini berfungsi sebagai alat

hidrostatik yang menentukan tekanan air sehubungan dengan kedalaman perairan yang di diami oleh

ikan tersebut. Pneumatocyst terletak di bagian belakang (dorsal) tubuh ikan. Gelembung renang

dihubungkan dengan esofagus oleh ductus pneumaticus yang berfungsi sebagai jalan keluar masuknya

udara kedalam pneumatocyst.

Ikan memiliki insang yang digunakannya untuk bernafas didalam air, insang ini juga membantu ikan

untuk mengekskresikan atau mengeluarkan sisa metabolisme seperti nitrogen dan amonia.

E. SISTEM ORGAN PISCES (IKAN)


Organ-organ ikan terdiri atas kandung kemih, jantung, insang, kelenjar kelamin, lambung, usus, hati,

kantong empedu, limpa serta ginjal. Organ yang berperan penting dalam sistem pernafasan ikan adalah

insang. Sistem pernafasan ikan bertujuan untuk terjadinya pertukaran oksigen. Pertukaran ini lebih sulit

dilakukan di dalam air karena air 800 kali lebih pada daripada udara. Pertukaran oksigen pada ikan juga

lebih sulit untuk dilakukan, karena ukuran insang yang relatif kecil, bahkan jauh lebih kecil dibandingkan

dengan paru-paru pada mamalia. Pernafasan pada ikan juga dibantu dengan aliran air yang mengalir

terus menerus melalui insang, agar tetap menjaga respirasi efektif.

Selain sebagai organ pernafasan, insang juga merupakan organ sekretori (pengeluaran). Insang

mengeluarkan sisa sisa limbah yang terdapat pada ikan, seperti mayoritas amonia, yang sisanya

dikeluarkan melalui ginjal. Insang juga mengeluarkan nitrogen sisa metabolisme, dan mengatur

pertukaran air dan garam didalam tubuh ikan.

Jantung ikan terdiri dari dua bagian, yaitu atrium dan ventrikel, jantung. Jantung terdiri dari 4 bilik, yaitu

sinus venosus, atrium, ventrikel, dan elastic bulbus arteriosus. Sirkulasi darah pada ikan mengalir dari

jantung ke bagian depan aorta, kemudian mengarah ke insang untuk oksigenasi jaringan kemudian

kembali lagi melalui bagian belakang aorta.

Jaringan hematopoetic (pembentuk sel darah) pada ikan yang utama terdiri dari ginjal, akan tetapi juga

mencakup limpa dan hati. Akan tetapi sifat dari darah ikan memiliki kemiripan dengan darah reptil.

Leukosit pada ikan normalnya hanya 10%, ikan juga mengandung Hb (hemoglobin) yang rendah

sehingga darahnya tampak pucat.


http://sikpas.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-morfologi-dan-klasifikasi.html

SIKPAS-- Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam kepadatan tinggi.
Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot tubuh yang baik.

Ikan Lele merupakan jenis ikan yang habitatnya di air tawar. Lele dikenal sebagai ikan yang
memiliki tubuh yang licin, sedikit pipih memanjang dan mempunyai kumis panjang yang
terdapat di sekitar area mulutnya.

Di Negara kita ini Ikan Lele memiliki beragam nama, tergantung daerahnya hidup. Ikan Lele
biasa di sebut dengan ikan kalang di Padang, ikan maut di Gayo Acehm ikan cepi di Bugis, ikan
lele atau lindi di Jawa Tengah. Ikan lele hidup di air tawar dan tidak pernah di temukan pada air
asin atau laut.

Di Indonesia terdapat 6 Jenis Ikan Lele yang bisa di budidayakan, antara lain :

1. Clarias batrachus, dikenal dengan nama ikan lele di Jawa , ikan kalang di Sumatera Barat
, ikan maut di Sumatera Utara , serta ikan pintet di Kalimantan Selatan .
2. Clarias teysmani, dikenal dengan nama lele Kembang di Jawa Barat , Kalang putih di
Padang .
3. Clarias melanoderma, yang mana dikenal dengan nama ikan duri di Sumatera Selatan ,
wais di Jawa Sedang , wiru di Jawa Barat .
4. Clarias nieuhofi, yang mana dikenal dengan nama ikan lindi di Jawa , limbat di Sumatera
Barat , kaleh di Kalimantan Selatan .
5. Clarias loiacanthus, yang mana dikenal dengan nama ikan keli di Sumatera Barat , ikan
penang di Kalimantan Timur .
6. Clarias gariepinus, yang dikenal dengan nama lele Dumbo di Lele Domba , King cat fish,
didatangkan dari Afrika.

Morfologi Ikan Lele

1. Secara umum, ikan lele mempunyai bentuk tubuh yang bulat dan memanjang.
2. Kulitnya licin, berlendir, namun tidak bersisik.
3. Tubuhnya memiliki warna yang berbeda untuk setiap jenis lele. Tiap-tiap lele mempunyai
warna khas yang membalut tubuhnya.
4. Ikan lele memiliki ukuran mulut yang relatif lebar dan hampir membelah setengah dari
lebar kepalanya.
5. Memiliki kumis yang terletak di area sekitar mulutnya. Kumis ini pula yang
menyebabkan ikan lele sering disebut catfish. Kumis ini memiliki fungsi sebagai alat
untuk meraba pada saat mencari makan atau bergerak biasa.
6. Sebagai alat bantu untuk berenang, ikan lele juga mempunyai 3 buah sirip tunggal, yaitu
sirip dubur, sirip ekor, dan sirip punggung.
7. Ikan lele juga mempuyai dua buah sirip yang berpasangan, yaitu sirip perut dan sirip
dada. Disamping digunakan sebagai alat bantu berenang, sirip juga memiliki fungsi untuk
menjaga keseimbangan tubuh ikan lele saat diam atau tidak bergerak.
8. Pada bagian sirip dada terdapat sirip yang runcing dan keras yang disebut patil yang
digunakan sebagai senjata.
9. Disamping itu, patil juga bermanfaat sebagai alat untuk berjalan di darat tanpa air dalam
rentang waktu yang lama dan dengan jarak tempuh yang cukup jauh.

You might also like