You are on page 1of 46

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKN) UIN Sunang


Gunung Djati Bandung merupakan kegiatan akademik mahasiswa
yang berlangsung melalui tahapan pembelajaran, penelitian dan
pengabdian masyarakat. Lebih jauh, KKN merupakan bagian dari
pembelajaran dengan masyarakat (learning with community)
sebagai bentuk pengamalan IPTEKS yang telah dipelajari oleh
para mahasiswa selama perkuliahan di kampus. Oleh karena itu,
KKN harus berorientasi pada visi UIN Bandung, yaitu “Menjadi
universitas yang unggul dan kompetitif berbasis wahyu memandu
ilmu dalam bingkai ahklak karimah di Asean tahun 2025”.
Sedangkan misi UIN adalah :

1. Menyelenggarakan dan mengelola pendidikan tinggi yang


profesional, akuntabel, dan berdaya saing tingkat nasional
dan Asean dalam rangka memperkuat pembangunan
nasional.
2. Menyelenggarakan proses perkuliahan, penelitian dan
kajian ilmiah dengan bingkai akhlak karimah berbasis
wahyu memandu ilmu untuk mengembangkan
pengetahuan dan teknologi.

1
2

3. Menyelenggarakan pengabdian untuk mengembangkan


dan memberdayakan masyarakat menuju tatanan
masyrakat madani yang demokratis dan berkeadilan.
4. Menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi yang
berorientasi pada pembentukan jiwa enterpreneurship di
kalangan civitas akademika.

Pada masyarakat RW 04 Desa Mangunjaya Kecamatan


Arjasari Kabupaten Bandung Barat, terdapat beberapa
permasalahan diantaranya masalah sampah yang menumpuk di
wilayah dekat wc umum (MCK). Sampah merupakan masalah
umum yang sering dialami oleh setiap desa, yang mana
kurangnya kesadaran masyarakat membuang sampah pada
tempatnya. Dan disebabkan oleh tidak adanya penampungan
untuk sampah sehingga masyarakat kebingungan untuk
pembuangan akhir sampah.

Permasalahan yang lainnya adalah terhentinya program


Bank sampah yang sempat berjalan di daerah RW 04 kp. Sadah
karena karang taruna yang mulai memiliki kesibukan masing-
masing sehingga terhentinya kegiatan program Bank sampah
tersebut.

Selain itu Kekompakan karang taruna juga bisa dikatakan


kurang untuk bersosialisasi. Karena karang taruna nya hanya
mementikan kegiatan diri sendiri sedangkan mereka ingin di
anggap ada di wilayah tersebut.
3

Selain masalah sampah dan karang taruna, ada pula


masalah lainnya yang menjadi sorotan bagi warga kp. Sadah
tersebut yaitu sulitnya air karena saluran air yang dulunya lancer
banyak yang di korupsi, sehingga air sekarang tidak mengalir
keseluruh rumah warga bahkan kedaerah pesawahan warga.

B. Fokus Program

Saat ini sampah menjadi salah satu masalah yang sangat


penting untuk diperhatikan di lingkungan sekitar. Penyebab
sampah yang kian hari menumpuk disejumlah tempat
dikarenakan tidak adanya objek yang menjadi tempat
pembuangan sampah ataupun pengangkutan sampah. Maka dari
itu, dalam laporan ini penulisakan berfokus kepada program
mendaur ulang sampah plastic dan botol bekas.

Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau


dibuang dari sumber aktivitas manusia maupun proses alam yang
belum memiliki nilai ekonomis. Penumpukan sampah sangat
membuat lingkungan menjadi tidak nyaman untuk dipandang,
selain itu banyaknya penumpukan sampah akan menyebabkan
terganggunya kesehatan masyarakat sekitar karena dengan
banyaknya sampah yang membusuk akan dapat memunculkan
lalat-lalat kotor yang akan berkeliaran di lingkungan masyarakat.

Penyebab menumpuknya sampah di dekat wc umum


(MCK) adalah tidak adanya penampungan sampah akhir,
sehingga semakin hari sampah kian menumpuk. Sampah
4

merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan oleh


masyarakat sekitar karena jika sampah tidak diperhatikan maka
akan mengganggu kenyamanan ligkungan sekitar.

Saat ini sampah sudah menjadi permasalahan yang umum


terjadi di lingkungan sekitar, bukan hanya karena tidak ada
tempat penampungan saja, namun terkadang masyarakat pun juga
belum memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada
tempatnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa


peserta KKN sisdamas 2018 kelompok 17 menjadi fasilitator
untuk masyarakat supaya bisa memecakan masalah tersebut
dengan mengadakan program pemberdayaan kepada masyarakat
dengan adanya kegiatan membuat kerajinan tangan dari plastic
bekas.

C. Sasaran Dan Target

Sasaran dan target dari pemberdayaan berupa membuat


kerajinan tangan tersebut adalah para orang tua yang hanya
menjadi ibu rumah tangga dan juga para remaja yang dalam usia
bekerja namun belum memiliki pekerjaan.

Pelaksanaan pembuatan kerajinan tangan ini bisa di


lakukan setiap hari di rumah masing-masing ataupun bisa di
laksanakan di rumah salah seorang warga yang dapat menampung
beberapa orang. Karena di kp. Sadah ini masyarakatnya sudah
dapat memilah sampahnya masing-masing sehingga dapat
5

mempermudah pengambilan sampah di setiap minggunya, dan


dikumpulkan di salah seorang warga yang bersedia. Adapun
warga yang sudah memiliki ilmu dalam membuat keterampilan
tangan ini bias langsung membuat kerajinannya di rumah masing-
masing.

Peserta KKN 17 memberikan arahan kepada masyarkat


untuk tidak dapat lebih pintar lagi dalam memilah sampah dan
mendaur ulangnya dengan baik. Selain itu peserta KKN 17 juga
mengajarkan beberapa teknik dalam membuat produk kerajinan
tangan dari sampah plastik. Tidak lupa juga peserta KKN 17
memberikan sosialisasi untuk menumbuhkan jiwa berbisnis
kepada ibu-ibu kader karena dari sampah plastik yang telah di
buat menjadi kerajinan tangan ini bias mempunyai nilai jual yang
cukup tinggi.

Target dari kegiatan pemberdayaan masyarakat berupa


kegiatan membuat kerajinan tangan kp. Sadah desa Mangunjaya
antara lain:

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya


lingkungan yang bersih demi kenyamanan bersama.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya
memilah dan mengolah sampah.
3. Meningkatkan jiwa wirausaha masyarakat di kp. Sadah.
4. Meningkatkan hubungan tali silaturrahmi untuk seluruh
masyarakat Kp. Sadah Desa Mangunjaya.
6

D. Jadwal Pelaksanaan Program

Jadwal pelaksanaan kegiatan pemberdayaan terkait


membuat kerajinan tangan ini di laksanakan seminggu sekali
untuk pengangkutan sampah, dan di lakukan setiap hari untuk
pembuatan kerajinan tangannya. Karena pembuatan kerajinan
tangan ini bisa di lakukan di rumah masing-masing bagi mereka
yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan para remaja yang
sudah memasuki usia bekerja namun belum memiliki pekerjaan.

Dalam kegiatan tersebut, kita selaku fasilitator ikut


memberikan partisipasi berupa berbagi wawasan tentang produk-
produk apa saja yang bisa di buat dari plastic-plastik bekas
tersebut. Selain itu juga fasilitator ikut serta dalam melakukan
pengambilan sampah dan memilah serta membuat kerajinan
tangan tersebut ketika peserta KKN melakukan siklus 4 yaitu
pelaksanaan program.

E. Struktur Kelompok dan Job Description


1. Struktur Kelompok 17
8

2. Job Description Kelompok 17

No Jabatan Nama Job Description


1 Dosen Pembimbing Agung Wahana, MT  Menjaga dan membina
Lapangan disiplin mahasiswa
 Membimbing
mahasiswa dalam
setiap langkah
operasional KKN di
lapangan
 Sebagai trainer atau
pelatih
2 Koordinator Desa Ajis Ahmad  Berkoodinasi dengan
pihak desa.
 Mengkoordinir atau
menggerakkan setiap
pelaksanaan kegiatan
sesuai jadwal yang
ditetapkan.
3 Ketua Kelompok Eka Prima Rahayu  Koordinasi antar
kelompok’
 Mengontrol
pelaksanaan siklus
kkn sisdamas
 Mengontrol tugas
9

setiap bidang.
4 Sekretaris Istia Miralita Sari  Mencatat setiap
kegiatan yang
dilaksanakan
 Membuat daily report
kelompok.
5 Bendahara Denny Hilda Eka  Mencatat pemasukan
dan pengeluaran
kelompok
 Membuat RAB
kelompok.
6 Anggota 1. Asawira  Melaksanakan
Dewangga kegiatan yang sudah
2. Devalo Akhmad dijadwalkan dan
3. Hani Rosaidah ditetapkan.
4. Maulana Wedy
5. Sahrul
6. Siti Nur
Efitrianisa
7. Shihabudin
Ahmad
8. Riszkeu Septia
Lestari
9. Yusup Ahmad
BAB II
METODE PELAKSANAAN KKN SISDAMAS
A. Konsep Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang
mendapat awalan ber- yang menjadi kata “berdaya”
artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya
kekuatan,berdaya artinya memiliki kekuatan.
Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya
atau mempunyai daya atau mempunyai kekuatan.
Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan
terjemahan dari empowerment dalam bahasa inggris.
Pemberdayaan sebagai terjemahan dari
empowerment menurut Merrian Webster dalam Oxford
English Dicteonary mengandung dua pengertian :
a. To give ability or enable to, yang diterjemahkan sebagai
memberi kecakapan/kemampuan .
b. Togive power of authority to, yang berarti member
kekuasaan.
Dalam konteks pembangunan istilah
pemberdayaan pada dasarnya bukanlah istilah baru
melainkan sudah sering dilontarkan semenjak adanya
kesadaran bahwa factor manusia memegang peran penting
dalam pembangunan.
11

Carver dan Clatter Back (1995:12) mendefinisikan


pemberdayaan adalah upaya memberi keberanian dan
kesempatan.
pada individu untuk mengambil tanggung jawab
perorangan guna meningkatkan dan memberikan
kontribusi pada tujuan organisasi.
Menurut Shardlow (1998:32) pemberdayaan
membahas bagaimana individu, kelompok ataupun
komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri
dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai
dengan keinginan mereka.
Sementara itu definisi masyarakat sebagaimana
dipaparkan oleh Selo Sumarjan (1974) mendifinisikan
masyarakat sebagai orang-orang yang hidup bersama yang
menghasilkan kebudayaan. Sedangkan
Menurut Koentjaraningrat (1994) masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu
dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
selanjutnya Menurut Ralph Linton (1968) masyarakat
adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja
sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat
keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka
menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
12

Dari paparan diatas maka dapat disimpulkan


bahwa pemberdayaan masyarakat adalah proses
pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk
memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi
dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya
bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi. Suatu
usaha hanya berhasil dinilai sebagai"pemberdayaan
masyarakat" apabila kelompok komunitas atau
masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau
dikenal juga sebagai subjek. Disini subjek merupakan
motor penggerak, dan bukan penerima manfaat atau
obyek saja.
Masyarakat diposisikan sebagai pemeran utama
dalam melakukan pengambilan keputusan, pelaksanaan
program dan kegiatan sekaligus pengawasan dan
pertanggungjawaban secara terbuka dilakukan oleh dari
dan untuk masyarakat.
Pada kenyataan proses pemberdayaan masyarakat
tidak hanya mengembangkan potensi ekonomi rakyat
tetapi juga harkat dan martabat, rasa percaya diri dan
harga dirinya. Terpeliharanya tatanan nilai budaya
setempat dan bahkan pada Negara yang menganut theisme
akan mengembangkan pada nilai-nilai ketuhanan atau
dalam konsep Islam disebut sebagai nilai-nilai Ilahiyah.
13

Konsep pemberdayaan masyarakat ini muncul


karena adanya kegagalan sekaligus harapan. Kegagalan
yang dimaksud adalah gagalnya model-model
pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah
kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan.
Sedangkan harapan,muncul karena adanya alternative
pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi,
persamaan gender,dan pertumbuhan ekonomi yang
memadai. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya
untuk meningkatkan harkatdan martabat lapisan
masyarakatyang dalam kondisi sekarang tidak mampu
untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakanan.Dengan katalain, pemberdayaan adalah
memampukan dan memandirikan masyarakat.
Masyarakat diposisikan sebagai pemeran utama
dalam melakukan pengambilan keputusan, pelaksanaan
program dan kegiatan sekaligus pengawasan dan
pertanggungjawaban secara terbuka dilakukan oleh dari
dan untuk masyarakat.
Pada kenyataan proses pemberdayaan masyarakat
tidak hanya mengembangkan potensi ekonomi rakyat
tetapi juga harkat dan martabat, rasa percaya diri dan
harga dirinya. Terpeliharanya tatanan nilai budaya
setempat dan bahkan pada Negara yang menganut
theisme akan mengembangkan pada nilai-nilai ketuhanan
14

atau dalam konsep Islam disebut sebagai nilai-nilai


Ilahiyah.
Tujuan dari pemberdayaan adalah untuk
membentuk masyarakat yang mandiri. Mandiri disini
maksudnya adalah kemandirian dalam berpikir lalu
bertindak dan mampu mengendalikan apa yang
dilakukan. Masyarakat diberdayakan agar sadar dengan
apayang dialaminya tidak hanya untuk individu dari tiap
masyarakat tapi masyarakat diberdayakan agar terbentuk
masyarakat yang aktif dan tidak apatis lagi dengan
kondisi sekitar. Terbentuknya masyarakat yang
bertransformasi dari pasif menjadi aktif serta kritis akan
menciptakan masyarakat yang mandiri, dengan
kemandirian tersebut masyarakat nantinya tidak perlu
lagi berpangku tangan atau mengandalkan lagi bantuan
pemerintah dalam mengatasi permasalahan
dilingkungannya. Masyarakat akan terbiasa untuk
berinisiatif ketika terjadi permasalahan di lingkungannya
sehingga pemerintah tidak terlalu terbebani lagi oleh
permasalahan yang terjadi dimasyarakat.

B. Isu IPM dan SDG’s


1. Isu IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
Keberhasilan pembangunan, khususnya pembangunan
manusia dapat dinilai secara parsial dengan melihat seberapa
15

besar permasalahan yang paling mendasar di masyarakat dapat


teratasi. Permasalahan-permasalahaan tersebut diantaranya adalah
kemiskinan, pengangguran, buta huruf, ketahanan pangan dan
penegak demokrasi.
Secara khusus Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/
Human Development Index (HDI) adalah untuk mengukur
tingkat pencapaian pembangunan manusia berbasis sejumlah
komponen dasar kualitas hidup. IPM merupakan tanggapan
UNDP terhadap tuntutan perlunya indikator yang mampu
menggambarkan sejauh mana suatu negara telahmenggunakan
sumber daya penduduknya untuk meningkatkan mutu kehidupan
manusia negara atau wilayah tersebut. Setiap pembangunan
diarahkan pada peningkatan kesejahteraan rakyatnya.
Pendekatan konseptual pembangunan manusa mencakup
empat elemen pokok yaitu: produktifitas, pemerataan,
keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat. Produktifitas
berarti manusia harus dapat meningkatkan produktivitasnya
dalam artian ekonomi, yaitu untuk memperoleh pendapatan dan
berpartisipasi dalam pasar kerja. Pemerataan berarti semua
mempunyai kesempatan yang sama berpartisipasi dalam seluruh
kegiatan, termasuk ekonomi, sosial dan politik. Keberlanjutan
adalah bahwa semua kegiatan dalam rangka pembangunan
manusia dilakukan terus menerus, sedangkan pemberdayaan
berarti semua lapisan masyarakat ikut berpartisipasi penuh dalam
proses pembangunan. Sasaran pembangunan manusia
16

diprioritaskan pada tiga tujuan dasar, dan ini adalah implementasi


yang ada di Desa Lebakwangi:
a. Pendidikan
Masyarakat Desa Lebakwangi pada umumnya berpendidikan
PAUD, TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi (S1) dan
beberapa (S2). Jumlahnya relative banyak. Berikut adalah
lembaga pendidikan di Desa Mangunjaya yang sampai saat
ini keberadaannya masih aktif:
Tabel 2.1 Jumlah Lembaga Pendidikan
Desa Mangunjaya
NO. LEMBAGA PENDIDIKAN JUMLAH
1. PAUD 6
2. TK 2
3. SD 5
4. MA 8
5. SLTP 1
6. SLTA 1
JUMLAH 23

b. Kesehatan
Dibidang kesehatan dari waktu ke waktu mengalami
peningkatan yang cukup baik. Hal ini ditandai dengan
meningkatnya masyarakat akan pentingnya kesehatan dalam
menunjang derajad kesehatan mereka sehari-hari. Hal ini
dapat dilihat dari kunjungan masyarakat ke tempat-tempat
17

pelayanan kesehatan seperti puskesmas, Puskesmas pembantu


Polindes dan kehadiran balita di posyandu serta menurunnya
angka kematian bayi dan mulai meningkatnya kondisi gizi
masyarakat.
Tabel 2.2 Jumlah Sarana Kesehatan
Desa Mangunjaya
NO. SARANA KESEHATAN JUMLAH
1. Posyandu 14

2. Puskesmas Pembantu 1
JUMLAH 15

c. Ekonomi
Dalam bidang perekonomian masyarakat di Desa Mangunjaya
sebagian besar berada di atas rata-rata atau menengah ke atas.
Di desa Mangunjaya ada beberapa RW yang di dominasi oleh
pendatang yang wilayahnya perumahan. Adapun industry
yang terdapat di Desa Mangunjaya sebagai berikut:
Tabel 2.3 Nama Industri
Desa Mangunjaya
NO. NAMA INDUSTRI JUMLAH
1. Industri Makanan 9
2. Industri material dan bahan 3
bangunan
3. Alat pertanian 0
18

4. Rumah makan 2
5. Swalayan 1
6. Toko klontong 108
7. Usaha perikanan 2
8. Usaha minuman 0
9. Industry farmasi 2
10. Industry penyamakan kulit 0
11. Penitipan kendaraan 5
bermotor
12. Industry perakitan elektronik 0
JUMLAH 132

Selain itu perekonomian dari segi lainnya adalah terdapat


dari hasil pertanian yang merupakan komodiri unggulan yang ada
di Desa Mangunjaya yaitu jagung, ubi jalar, singkong, kopi dan
cengkeh.
2. SDG’s (Sustainable Development Goals)
SDGs merupakan kepanjangan darri Sustainable
Development Goals yang merupakan kesepakatan
pembangunanbaru yang mendorong perubahan-
perubahan kearah pembangunan berkelanjutan
berdasarkanhakasasi manusia dan kesetaraan untuk
mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan
lingkungan hidup. SDGs diberlakukan dengan prinsip-
prinip universal, integrasi dan inklusif untuk meyakinkan
19

bahwa tidak akan ada seorangpun yang terlewatkan atau


“No-one Left Behind”
SDGs merupakan sebuah program pembangunan
berkelanjutan dimana didalamnya terdapat 17 tujuan
dengan 169 target yang terukur dengan tenggat waktu
yang ditentukan. SDGs adalah agenda pembangunan
dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia dan
planet bumi. SDGs ini diterbitka pada tanggal 21 Oktober
2015 menggantikan program sebelumnya yaitu MDGs
(Millenium Development Goals) sebagai tujuan
pembangunan bersama sampai tahun 2030 yang
disepakati oleh banyak Negara dalam forum resolusi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Jadi kerangka
pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi
dunia yang sebelumnya menggunakankonsep MDGs
sekarang diganti dengan SDGs. SDGs merupakan hasil
dari proses yang bersifat partisipatif, transparan dan
inklusif terhadap semua suara pemangku kepentingan
dan masyarakat selama 3 tahun lamanya. SDGs akan
mewakili sebuah kesepakatan yang belum pernah ada
sebelumnya yang terkait dengan prioritas-prioritas
pembangunan berkelanjutan di antara 193 Negara
Anggota.
Keterkaitan KKN SISDAMAS dengan SDGS
diharapkan terjalin adanya hubungan antara manusia
20

sebagai fasilitator pemberdayaan dengan 17 tujuan


SDGs. 17 SDGs dirangkum dalam 7 tujuan
pembangunan yaitu diantaranya: No Proverty (Tanpa
Kemiskinan), Zero Hunger (Tanpa Kelaparan), Good
Health and Well Being (kesehatan yang baik dan
kesejahteraan), Quality Education (Pendidikan
Berkualitas),Gender Equality (Kesetaraan Gender),
Clean Water and Sanitasi (air bersih dan sanitasi)
danAnfordable and Clean Energy (Energi Bersih dan
Terjangkau).
Sebagaimana penjelasan dari SDG’s tersebut,
kelompok 016 memiliki target yang ingin dicapai dengan
melakukan salah satu tujuan SDGs yang ke-3 yaitu Good
Health and Well Being, yaitu berbicara tentang
membantu masyarakat untuk hidup sehat dan panjang
umur. 1Program utama yaitu memperindah lingkungan
dari segi kebersihan dan pemberian papan himbauan
yang berisi tentang kata-kata sastra yang berkaitan
dengan kebersihan. Target yang ingin di capai yaitu
untuk menjamin dan memperbaharui lingkungan yang
bersih, rapih, sehat dan tentunya nyaman bagi masyarakat
sekitar bahkan tamu yang berkunjung ke Desa
Mangunjaya, diharapkan agar target tersebut tercapai
sebagaimana mestinya.

1
Ramdani Wahyu Sururie.dkk,.Paradigma dan Siklus KKN SISDAMAS,
(Bandung: LP2m UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2016). Hlm 34-38
21

C. Tahapan Siklus Pelaksanaan KKN Sisdamas


1. Sosialisasi Awal, Rembug Warga dan Refleksi Sosial
Sosialisasi awal dan rembug warga merupakan proses
awal dari pelaksanaan KKN, hal ini dikarenakan bahwa
masyarakatlah yang berhak menentukan apakah mereka akan
melakukan penanggulangan masalah atau tidak. Ini merupakan
proses awal dalam siklusRiset Aksi.
Siklusinidilaksanakankarenapraktik RisetAksimerupakan
upayapenanggulanganmasalah-masalahsosialyang di
intervensi olehpihak luar
(pemerintah),sehinggamasyarakat harus
diberikesempatanuntuk mengambilkeputusan
berkehendak untukmenerimaataumenolak praktik
RisetAksi sebagaialternatifpemecahanmasalah.
Refleksi sosial adalah partisifasi, terlibat untuk
menentukan masalah utama yang ada di masyarakat
secara transfaran dan demokratis, nilai nila yang
dipelajari di refleksi sosial adalah keadilan dan
kesetaraan, saling memahami, dan saling perduli
terhadap permasalahan orang lain. Kejujuran untuk
mengakui permasalahan. Penyebab utama masalah sosial
kemasyarakatan, luntrnya nilai nilai kemasyarakatan.
Semua pihak bertanggung jawab dalam pemecahan
masalah sosial kemasyarakatan. Masyarakata mampu
22

melakukan analisa sebab akibat permasalahan sosial


masyarakat
Tahapan refleksi sosial adalah mengetahui lebih
detail tentang berbagai masalah-masalah yang telah
dikemukakan oleh warga sebelumnya secara umum.
Refleksi Sosial dapat dilakukan secara paralel dengan
Sosialisasi untuk menumbuhkan kesadaran kritis
masyarakat terhadap akar penyebab masalah sosial.
Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena selama ini
seringkali dalam berbagai program yang menempatkan
masyarakat sebagai ‟objek‟ seringkali masyarakat diajak
untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah
tanpa mengetahui dan menyadari masalah yang
sebenarnya (masalah dirumuskan oleh ‟Orang Luar‟).
Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan
masalah masyarakat hanya sekedar melaksanakan
kehendak ‟Orang Luar‟ atau karena tergiur dengan
‟iming-iming‟ bantuan uang, bukan melaksanakan
kegiatan karena benar-benar menyadari bahwa kegiatan
tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah
mereka.
2. Pemetaan Sosial
Pemetaan sosial (social mapping) didefinisikan
sebagai proses penggambaran masyarakat yang
sistematik serta melibatkan pengumpulan data dan
23

informasi mengenai masyarakat termasuk di dalamnya


profile dan masalah sosial yang ada pada masyarakat
tersebut. Merujuk pada Netting, Kettner dan McMurtry
(1993), pemetaan sosial dapat disebut juga sebagai social
profiling atau “pembuatan profile suatu masyarakat”.
Pemetaan sosial dapat dipandang sebagai salah
satu pendekatan dalam Pengembangan Masyarakat yang
oleh Twelvetrees (1991:1) didefinisikan sebagai “the
process of assisting ordinary people to improve their own
communities by undertaking collective actions.” Sebagai
sebuah pendekatan, pemetaan sosial sangat dipengaruhi
oleh ilmu penelitian sosial dan geography. Salah satu
bentuk atau hasil akhir pemetaan sosial biasanya berupa
suatu peta wilayah yang sudah diformat sedemikian rupa
sehingga menghasilkan suatu image mengenai pemusatan
karakteristik masyarakat atau masalah sosial, misalnya
jumlah orang miskin, rumah kumuh, anak terlantar, yang
ditandai dengan warna tertentu sesuai dengan tingkatan
pemusatannya.
Perlu dicatat bahwa tidak ada aturan dan bahkan
metoda tunggal yang secara sistematik dianggap paling
unggul dalam melakukan pemetaan sosial. Prinsip utama
bagi para praktisi pekerjaan sosial dalam melakukan
pemetaan sosial adalah bahwa ia dapat mengumpulkan
informasi sebanyak mungkin dalam suatu wilayah
24

tertentu secara spesifik yang dapat digunakan sebagai


bahan membuat suatu keputusan terbaik dalam proses
pertolongannya. Mengacu pada Netting, Kettner dan
McMurtry (1993:68) ada tiga alasan utama mengapa para
praktisi pekerjaan sosial memerlukan sebuah pendekatan
sistematik dalam melakukan pemetaan sosial:
a. Pandangan mengenai “manusia dalam lingkungannya”
(the person-in-environment) merupakan faktor penting
dalam praktek pekerjaan sosial, khususnya dalam praktek
tingkat makro atau praktek pengembangan masyarakat.
Masyarakat dimana seseorang tinggal sangat penting
dalam menggambarkan siapa gerangan dia, masalah apa
yang dihadapinya, serta sumber-sumber apa yang tersedia
untuk menangani masalah tersebut. Pengembangan
masyarakat tidak akan berjalan baik tanpa pemahaman
mengenai pengaruh-pengaruh masyarakat tersebut.
b. Pengembangan masyarakat memerlukan pemahaman
mengenai sejarah dan perkembangan suatu masyarakat
serta analisis mengenai status masyarakat saat ini. Tanpa
pengetahuan ini, para praktisi akan mengalami hambatan
dalam menerapkan nilai-nilai, sikap-sikap dan tradisi-
tradisi pekerjaan sosial maupun dalam memelihara
kemapanan dan mengupayakan perubahan.
c. Masyarakat secara konstan berubah. Individu-individu
dan kelompok-kelompok begerak kedalam perubahan
25

kekuasaan, struktur ekonomi, sumber pendanaan dan


peranan penduduk. Pemetaan sosial dapat membantu
dalam memahami dan menginterpretasikan perubahan-
perubahan tersebut.
Pemetaan Sosial juga merupakan satu metode
visual yang menunjukkan lokasi relatif suatu komunitas
atau kelompok yang dilakukan untuk menemukenali dan
mendalami kondisi sosial komunitas tersebut.
Social Mapping adalah teknik untuk membuat
gambar kondisi sosial ekonomi masyarakat, misalnya
gambar posisi pemukiman, sumber-sumber mata
pencaharian, jalan, pelayanan kesehatan dan sarana-sarana
umum.Secara khusus pemetaan sosial bertujuan agar:
a. Tersusunnya indikator bobot masalah dan jangkauan
fasilitas pelayanan sosial dalam kegiatan penguatan.
b. Diperolehnya peta digitasi sebagai dasar pengembangan
informasi untuk penguatan kelompok-kelompok sosial.
c. Diperolehnya peta-peta fematik dengan sistem informasi
geografis (GIS), sehingga diketahui berbagai pengaruh
budaya-budaya luar.
d. Tersusunnya prioritas rencana program penguatan
berdasarkan jenis masalah dan satuan wilayah komunitas
yang ada pengaruhnya dari budaya-budaya luar.
e. Dapat ditentukan alokasi program prioritas untuk kegiatan
penguatan.
26

f. Sebagai langkah awal pengenalan lokasi dan pemahaman


terhadap kondisi masyarakat
g. Untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat.
h. Sebagai dasar pendekatan dan metoda pelaksanaan
melalui sosialisasi dan pelatihan.
i. Sebagai dasar penyusunan rencana kerja yang bersifat
taktis terhadap permasalahan yang dihadapi
j. Sebagai acuan dasar untuk mengetahui terjadinya proses
perubahan sikap dan perilaku pada masyarakat.
3. Pengorganisasian Masyarakat
Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana
masyarakat dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya
dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan
mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi
berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri
maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara gotong-
royong. Tiga aspek dalam pengorganisasian masyarakat meliputi
proses, masyarakat serta berfungsinya masyarakat.
Pengertian Proses dalam Pengorganisasian masyarakat
merupakan proses yang dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin
pula merupakan proses yang tidak disadari oleh masyarakat.
Sedangkan pengertian Masyarakat, dapat diartikan
sebagai suatu kelompok besar yang mempunyai batas-batas
geografis, bisa pula diartikan sebagai suatu kelompok dari
27

mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dan berada dalam


kelompok yang besar tadi.
Berfungsinya masyarakat (functional community) ditandai
dengan keberhasilan mengajak orang-orang yang mempunyai
inisiatif dan dapat bekerja, membuat rencana kerja yang dapat
diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, serta
melakukan usaha-usaha/kampanye untuk menggolkan rencana
tersebut
Siklus ini merupakanjawabandarikebutuhanmasyarakat
terhadapadanya organisasi masyarakat warga yang mampu
menerapkan nilai-nilai luhur yang dimotori oleh pemimpin
yangmempunyaikriteriayangsudah ditetapkanoleh
masyarakatsebagaijawabandarihasilanalisakelembagaan
danrefleksikepemimpinanyang sudahdilaksanakandalam siklus
Pemetaan Sosial.
Perencanaan dalam pengorganisasian masyarakat,
berdasarkan aspek perencanaannya, terdapat 2 (dua) bentuk,
langsung (direct) dan tidak langsung (inderect). Perencanaa yang
bersifat langsung mengandung langkah-langkah Identifikasi
masalah/kebutuhan, Perumusan masalah, serta menggunakan
nilai-nilai sosial yang sama dalam mengekspresikan hal-hal
tersebut di atas.
Sedangkan bentuk yang tidak langsung (indirect),
mempersyaratkan adanya orang-orang yang benar-benar yakin
akan adanya kebutuhan/masalah dalam masyarakat yang jika
28

diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya maka akan timbu


manfaat bagi masyarakat. Hal ini dapat berupa badan
perencanaan yang mempunyai dua fungsi, yaitu untuk
menampung apa yang direncanakan secara tidak formal oleh para
petugas, serta mempunyai efek samping terhadap mereka yang
belum termotivasi dalam kegiatan ini.
Organisasi masyarakat warga yang dibangun bisa bersifat
organik berbentuk paguyuban atau perhimpunan atau
memanfaatkan organisasi atau lembaga yang sudah ada di
masyarakat seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
(LPMD), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Kemakmuran
Masjid (DKM), Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK),
Karang Taruna dll. Organisasi ini diharapkan menjadi motor
penggerak bagi masyarakat yang kemudian membentuk
kelompok-kelompok kerja (Pokja) ditingkat basis/ RT/
Komunitas sebagai pelaksana kegiatan pemberdayaan
masyarakat Pokja sebagai representasi kelompok swadaya
masyarakat adalah kelompok sosial pada tingkat akar rumput,
yang mempunyai kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan,
ekonomi dan pemeliharaan lingkungan. Dalam praktek ini
diharapkan warga dapat terlibat dan menerima manfaat dari
kelompok ini, dengan cara menjadi anggotanya dan
diperlakukan adil seperti anggota masyarakat yang lainnya.
4. Perencanaan Partisipatif
29

Menurut Tjokroamidjojo (1995) dalam Ovalhanif


(2009) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu cara
bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maksimum
output) dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih
efisien dan efektif. Selanjutnya dikatakan bahwa,
perencanaan merupakan penentuan tujuan yang akan
dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana, bilamana
dan oleh siapa.
Menurut Terry (1960) dalam Mardikanto (2010),
perencanaan diartikan sebagai suatu proses pemilihan dan
menghubung-hubungkan fakta, serta menggunakannya
untuk menyusun asumsi-asumsi yang diduga bakal terjadi
di masa datang, untuk kemudian merumuskan kegiatan-
kegiatan yang diusulkan demi tercapainya tujuan-tujuan
yang diharapkan.
Perencanaan juga diartikan sebagai suatu proses
pengambilan keputusan yang berdasarkan fakta, mengenai
kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan demi
tercapainya tujuan yang diharapkan atau yang
dikehendaki.
Menurut Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (1996)
adalah proses perencanaan yang diwujudkan dalam
musyawarah ini, dimana sebuah rancangan rencana
dibahas dan dikembangkan bersama semua pelaku
pembangunan (stakeholders). Pelaku pembangunan
30

berasal dari semua aparat penyelenggara negara


(eksekutif,legislatif, dan yudikatif), masyarakat,
rohaniwan, dunia usaha, kelompok profesional,
organisasi-organisasi non-pemerintah.
Menurut Sumarsono (2010), perencanaan
partisipatif adalah metode perencanaan pembangunan
dengan cara melibatkan warga masyarakat yang
diposisikan sebagai subyek pembangunan.
Menurut penjelasan UU. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional:
“perencanaan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan
semua pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan.
Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan
menciptakan rasa memiliki”. Dalam UU No. 25 Tahun
2004, dijelaskan pula “partisipasi masyarakat” adalah
keikutsertaan untuk mengakomodasi kepentingan mereka
dalam proses penyusunan rencana pembangunan.
Dokumen perencanaan partisipatif (dorantif)
merupakan perencaan partisipatifwargauntuk
mengembangkanprogram penanggulangan Sosial, baik
jangkapendek selama satutahun maupun
jangkamenengah selam 3 tahun. Programyang
dikembangkan berdasarkan hasilkajian masalah
(kebutuhan) dan analisa potensi dalam Pemetaan Sosial
secara swadaya.
31

Walaupun siklus ini merupakan siklus lanjutan


dari pemetaan sosial akan tetapi pelaksanaannya setelah
pengorganisasian masyarakat dan pengembangan pokja.
Kegiatan ini dilakukan belakangan, dengan dasar
pemikiran bahwa pengurus organisasilah yang akan
mengambil keputusan untuk pengembangan program-
program mana dari kebutuhan masyrakat yang menjadi
prioritas untuk dikembangkan. Di sisi lain penerima
manfaat dari program ini diprioritaskan pada kantung
masalah yang sudah diidentifikasikan dalam pemetaan
swadaya, dan tergabung dalam pokja, sehingga Pokja
dibentuk bukan karena adanya Praktik Riset Aksi tetapi
justru sebaliknya penerima manfaat program didasarkan
kepada Pokja yang sudah ada.
5. Sinergi Program
Hasil peerencanaan partisipatif ditentukan prioritas
program kegiatan yang disepakati bersama oleh seluruh
stakeholder di desa lokasi praktik melalui semacam forum
rapat paripurna. Rapat forum itu hadir seyogyanya di
fasilitasi oleh organisasi masyarakat yang disepakati
melalui pendampingan praktikan dan dosen. Pada forum
ini hadir aparatur desa,(Kades, LPMD, BPD dll) tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda.
Kemudian forum tersebut membahas sinergi program
yang memungkinkan kegiatan tersebut dapat masuk pada
32

agenda mesyawarah perencanaan pembanggunan desa


(musrenbangdes) pada setiap bulan januari dan atau
memungkinkan dapat melakukan channeling dengan
pihak-pihak swasta atau pengusaha yang ada disekitar
desa tersebut. Selain itu, forum tersebut menetapkan
angka partisipasi swadaya masyarakat baik dalam bentuk
tenaga, bahan material atau uang tunai yang dikapitalisasi.
Program kerja yang telah diselesaikan akan lebih
efektif lagi jika dilakukan tindak lanjut terhadap program
tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan
lagi suatu program kea rah yang lebih baik.
Pengembangan minat dan bakat khususnya
yang berhubungan dengan keterampilan masyarakat
bisa dilakukan dengan mengadakan pelatihan
ketermapilan dan jika diperlukan dilaksanakan
penyuluhan keterampilan khusus (sesuai kebutuhan
daerah) serta diadakan berbagai pelatihan penunjang
dalam bidang keterampilan yang berhubungan dengan
minatdan bakat masyarakat setempat.
Hasil Perencanaan partisipatif ditentukan prioritas
program kegiatan yang disepakati berrsama. Rapat
tersebut difasilitasi oleh masyarakat yang disepakati oleh
pendampingan peserta dan DPL. Adapun yang
menghadiri rapat tersebut adalah pemerintah setempat dan
tokoh masyarakat. Diharapkan forum tersebut dapat
33

masuk pada agenda musywarah perencanaan


pembangunan desa Lebakwangi.
6. Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program merupakan tahap lanjutan
dari tahapan sebelumnya. Pada tahap ini semua pihak
terlibat dalam kegiatan pelaksanaan program sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing panitia.
Relawan diarahkan oleh pokja untuk mengisi pos-pos
seksi yang sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Nilai-nilai luhur kemanusiaan dalam bentuk sikap gotong
royong, jujur, peduli, tanggungjawab, dan sebagainnya di
implementasikan bersama pada tahap ini.
Kegiatan dimulai dengan sosialisasi baik secara
lisan dan tulisan. Secara lisan dapat dilakukan secara face
to face atau melalui pengumuman pengeras suara milik
masyarakat seperti dari masjid atau mushala dengan oleh
tokoh masyarakat dan atas persetujuan bersama. Secara
tulisandapat berbentuk surat, leaflet, atu spanduk, papan
proyek dll.
Tahap berikutnya pelaksanaan program perlu
diatur ritme keterlibatan partisipan apabila waktu yang
dibutuhkan lebih dari satu hari. Pojka dapat membuat
jadwal relawan yang akan turut mengikuti kegiatan.
Selain itu setiap sumbangan tambahan secara spontan dari
34

warga dalam berbagai bentuk harus tercatat pada


pembukuan pokja untuk dikapitalisasi dan bahan laporan.
Sebagai manifestasi thidarma perguruan tinggi,
praktikan seyogyanya terlibat sebagai relawan dan
bukan sebagai pelaku utama pada pelaksanaan program
sertaberusaha mendokumentaikan perilaku masyarakat
pada proses dan hasil pelaksanaan program berlangsung.
Tahap ini melibatkan seluruh pihak, baik
pemerintah, mahasiswa dan masyarakat. Semua pihak
saling bekerjasama untuk melaksanakan suatu program
kerja.
7. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah aktifitas yang ditujukan untuk
memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari suatu
kebijakan yang sedang dilaksanakan. Monitoring
dilakukan ketika sebuah kebijakan sedang
diimplementasikan. Monitoring diperlukan agar kesalahan
awal dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan
perbaikan, sehingga mengurangi risiko yang lebih besar.
Sedangkan evaluasi merupakan kegiatan untuk
menilai tingkat kinerja suatu kebijakan. Evaluasi baru
dapat dilakukan kalau suatu kebijakan sudah berjalan
cukup waktu.
Pada tahapan ini, organisasi masyarakat
memfasilitasi pertemuan warga bersama pemerintah desa
35

untuk membentuk tim monev. Kemudian tim melakukan


tugas monitoring dan evaluasi dengan mengecek kembali
hasil pelaksanaan program disesuaikan dengan rencana
yang terdapat dalam proposal. Hasil temuan monev
direkomendasikan kepada organisasi masyarakat untuk
behan tindak lanjut pada program tahun berikutnya.
BAB III
PROFIL DESA
A. Sejarah Singkat Desa
Desa Mangun jaya termasuk wilayah Kecamatan Arjasari
Kabupaten Bandung dengan luas wilayah ± 367,24 Ha Dataran
dengan ketinggian rerata 800~1200 m di atas permukaan laut.
Secara administrative wilayah Desa Mangun jaya dibatasi oleh:
 Sebelah Utara : Desa Batu karut
 Sebelah Selatan : Tanah Kehutanan
 Sebelah Barat : Desa Banjaran Wetan
 SebelahTimur : Desa Baros Dan Desa Mekarjaya
Jumlah penduduk Desa Mangunjaya Pada Tahun ini
sebanyak 7.517 orang, dengan 99,9 % penduduk beragama
islam dan sisanya beragama Kristen. Mata pencaharian Penduduk
Desa Mangunjaya sebagian besar adalah petani dan buruh tani,
sebagian lagi buruh pabrik dan buruh bangunan. Jarak Dari desa
ke Kecamatan ±13 Km dan Dari Desa Ke kabupaten ± 35 Km.
Desa Mangunjaya pada awalnya merupakan bagian dari
wilayah Desa Batukarut Kecamatan Pameungpeuk , Kabupaten
Bandung, dan terjadi Pemekaran Desa pada Tahun 1983, yang
bergabung dengan Kantor Perwakilan Camat Arjasari, yang
sekarang telah resmi menjadi Kantor Kecamatan Arjasari.
Sampai Dengan saat ini Desa Mangunjaya mempunyai
wilayah yang terdiri dari Empat wilayah dusun, 14 wilayah RW,
dan 42 Wilayah RT.
37

Adapun Pejabat Kepala Desa Mangunjaya semenjak


berdirinya Desa Mangunjaya adalah sebagai berikut:
MASA
No NAMA KETERANGAN
JABATAN

1 U. ANWAR 1984 ~ 1985 Pejabat Sementara

2 NONO DACHRO S. 1985 ~ 1986 Pejabat Sementara

3 A. SAEPUDIN 1986 ~ 1988 Definitif

4 NONO DACHRO S. 1988 ~ 1989 Pejabat Sementara

5 A. KAMAWIJAYA 1989 ~ 2007 Definitive

6 ASEP TURYANA 2007 ~ 2012 Definitive

TATANG
7 2013 ~ 2018 Definitive
WAHYUDIN

Desa Mangunjaya sendiri memiliki slogan yaitu


“Mangunjaya Sehat, Sejahtera, dan Religius” yang memiliki arti
desa Mangunjaya yang hidup sehat, lingkungan yang rapih dan
bersih sehingga penduduk merasa nyaman dan tentram. Penduduk
desa Mangunjaya memiliki jiwa sosial yang tinggi memiliki
kepedulian yang tinggi kesesama warga terlebih mimiliki jiwa
Someah (baik hati). Juga memiliki jiwa Islami yang menuntut
tinggi Pancasila.
38

B. Visi, Misi dan Program Desa


VISI
“Terwujudnya masyarakat Desa Mangunjaya yang Bersih,
Relegius, Sejahtera, Rapi dan Indah melalui Akselerasi
Pembangunan yang berbasis Keagamaan, Budaya Hukum
dan Berwawasan Lingkungan dengan berorentasi pada
peningkatan Kinerja Aparatur dan Pemberdayaan
Masyarakat”

MISI
Untuk melaksanakan Visi Desa Mangunjaya dilaksanakan misi
dan program sebagai berikut:
1. Pembangunan Jangka Panjang
 Melanjutkan pembangunan desa yang belum
terlaksana
 Meningkatkan kerja sama antara pemerintah desa
dengan lembaga desa yang ada
 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
dengan meningkatkan sarana dan prasarana
ekonomi warga
2. Pembangunan Jangka Pendek
 Mengembangkan dan Menjaga serta melestarikan
adat istiadat desa terutama yang telah mengakar
di desa Mangunjaya
39

 Meningkatkan pelayanan dalam bidang


pemerintahan kepada warga masyarakat
 Meningkatkan sarana dan prasarana ekonomi
warga desa dengan perbaikan prasarana dan
sarana ekonomi
 Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan
guna peningkatan sumber daya manusia Desa
Mangunjaya.

C. Monografi Desa
KEADAAN UMUM
1. Geografi
a. Luas Wilayah
Desa Mangunjaya termasuk wilayah Kecamatan Arjasari
Kabupaten Bandung dengan luas wilayah ± 367,24 Ha,
Dataran dengan ketinggian rerata 800 ~ 1200 m di atas
permukaan laut, sedang suhu udara rata-rata 18-20oC,
dengan curah hujan 2000-2500mm/tahun.
b. Batas Desa
40

Batas Desa / Kelurahan Kecamatan

Utara Batu karut Arjasari


Timur Baros dan Mekarjaya Arjasari

Selatan Tanah Kehutanan Arjasari

Barat BanjaranWetan Banjaran

c. Pemanfaatan Lahan Tanah dan Status


Kepemilikannya
 Sawah : 154,040 Ha
 Ladang : 150,075 Ha
 Pemukiman danPekarangan : 44,090 Ha
 Pemakaman : 2,535 Ha
 Lapang Olahraga : 1,000 Ha
 Lain-lain : 15,500 Ha
Status Kepemilikan
 Tanah Milik Desa
 Tanah Hak Milik
d. Potensi Air
Desa Mangunjaya memiliki sungai yang dimanfaatkan
guna kebutuhan mengairi sawah dan kebutuhan
masyarakat lainnya yaitu:
 Sungai Cikadu
 Sungai Cicengan
Yang sebagai fungsi lain dari sungai tersebut diatas yaitu
menjadi batas alam yang menjadi pembatas antara Desa
41

Mangunjaya dengan Mekarjaya dan Desa Mangunjaya


denganDesa Baros.
e. Jarak Ke Kantor Pemeritahan
 Ke Kantor Kecamatan : 13 Km
 Ke Kantor Kabupaten : 15 Km
 Ke Kantor Provinsi : 23 Km
 Ke Kantor Ibu Kota Negara : 215 Km
2. Demografi
a. Jumlah penduduk
Jumlah Laki-laki 5.151 Orang
Jumlah Perempuan 5.023 Orang
Jumlah Kader PKK Aktif 64 Orang
Jumlah Kepala Keluarga 3195 Orang
Hak Pilih 8.124 Orang
b. Jumlah Kelompok Masyarakat
 Kelompok Adat :-
 Kelompok Kepemudaan : 14 Kelompok
 Kelompok Pengajian : 7 Kelompok
 Kelompok Jimpitan : 11 Kelompok
 Kelompok Tani : 8 Kelompok
 Kelompok Kemasyarakatan lainnya: 14 Kelompok
gotongroyong /kerjabakti
 Kelompok lainnya :-
c. Mata Pencaharian
 Petani : 439 Orang
42

 Buruh Tani : 1595 Orang


 Pegawai Negeri : 21 Orang
 Pegawai Swasta : 1787 Orang
 Jasa : 119 Orang
 Wiraswasta : 968 Orang
 Lain-lain : 643 Orang
d. Tingkat Pendidikan
 SD : 2441 Orang
 SLTP : 3696 Orang
 SLTA : 2117 Orang
 Perguruan Tinggi : 43 Orang
 Lulusan Pendidikan Khusus : 28 Orang
 Pesantren : 139 Orang
 Keterampilan :189 Orang
e. Sosial Budaya
i. Pendidikan
 PAUD : 6 Buah
 TK : 2 Buah
 SD : 5 Buah
 MA : 8 Buah
 SLTP : 1 Buah
 SLTA : 1 Buah
 Pendidikan Khusus :-
 Pesantren :-
43

ii. Kesehatan
 Poskesdes : 1 Unit
 Posyandu : 14 Unit
iii. Keluarga Berencana
a) Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS): 926 Orang
b) Jumlah KB Aktif
 PIL : 54 Orang
 IUD : 57 Orang
 MOP : 36 Orang
 MOW : 22 Orang
 Suntik : 364 Orang
 Inflan : 4 Orang
 Kondom : 57 Orang

BIDANG PEMERINTAHAN
SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA
Pemerintah Desa adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkatnya
a. Tugas Pemerintah Desa
1. Membantu Kehidupan Masyarakat
2. Membina Perekonomian Desa
3. Memelihara Ketertiban Masyarakat
4. Mengajukan Peraturan Desa kepada BPD untuk
ditetapkan
44

b. Organisasi
Organisasi Pemerintahan Desa Mangunjaya terdiri dari
seorang Kepala Desa dibantu satu orang Sekretaris, dua
orang Kepala Urusan, empat kepala seksi, satu orang
Bendahara, empat orang kepala dusun, dan 2 orang staf Desa
yang keseluruhannya berjumlah 15 orang sehingga terdiri
dari 3 unsur yaitu:
1. Unsur Pimpinan (Kepala Desa)
2. Unsur Pelayanan, terdiri dari
 Sekretaris Desa
 Kepala Urusan dan Kepala Seksi dalam hal ini
memberikan pelayanan meliputi:
 Kegiatan Pemerintahan
 Kegiatan Ekonomi dan Pembangunan
 Kegiatan Keuangan
 Kegiatan Umum
 Kegiatan Kesejahteraan Rakyat
3. Unsur Pelaksana di Wilayah Desa (Kepala Dusun)
Dengan struktur kelembagaan sebagai berikut:
45

BPD KEPALA DESA

SEKRETARIS DESA

KAUR UMUM KAUR KEUANGAN

BENDAHARA

KASIE KASIE KASIE KASIE


PEMERINTAHAN EKBANG KESRA TRANTRIB

KADUS I KADUS II KADUS III KADUS IV

STAF DESA

a. Pembagian wilayah kerja Kepala Dusun


NO
NAMA DUSUN WILAYAH KERJA
.
1 Wilayah Dusun I 1. RW 01 Kp.
Cijengkol
2. RW 02 Kp.
Cijengkol
3. RW 10 Perum BAP
46

4. RW 13 Kp.
Mekarsari
1. RW 11 Kp.
Bangsoreang
2 Wilayah Dusun II 2. RW 03 Kp.
Sukamanaah
3. RW 04 Kp. Sadah
1. RW 05 Kp. Waregu
2. RW 06 Kp. Janggol
3 Wilayah Dusun III 3. RW 09 Kp.
Pasirpogor
4. RW 12 Kp. Janggol
1. RW 07 Kp.
Sirnajaya
4 Wilayah Dusun IV 2. RW 08 Kp. Cimanis
3. RW 14 Kp.
Sukagalih

b. Kegiatan Pemerintah
1. Menata kembali tentang penyesuaian tugas dan fungsi
Pemerintah Desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 dan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung
Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum
Organisasi Pemerintah Desa serta menyesuaikan dan
menata kembali Perangkat Desa, disesuaikan dengan
47

kebutuhan termasuk Administrasi Kependudukan di Desa


dan kelengkapan Administrasi Umum.
2. Melaksanakan Administrasi Kependudukan di Desa
Mangunjaya sampai saat ini adalah sebagai berikut:
 Jumlah Laki-laki : 5.151 Orang
 Jumlah Perempuan : 5.023 Orang
 Jumlah Laki-laki + Perempuan : 10.174 Orang
 Jumlah KK : 3.195 KK
 Jumlah RW : 14 RW
 Jumlah RT : 42 RT
 Jumlah Dusun : 4 Dusun

You might also like