You are on page 1of 5

Jakarta, IDN Times - Meningkatnya angka penggunaan media sosial di Indonesia, ternyata

diiringi dengan meningkatnya konten-konten hoax.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Kepolisian RI memaparkan angka


penyebaran konten berita hoax yang sangat tinggi. Bahkan di tahun politik ini, makin meningkat.

1. Konten hoax mencapai 800 ribu konten per tahun

beyondthehorizon.com.pk/
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Kominfo, Niken Widiastuti menyampaikan
penyebaran hoax sangat tinggi, angkanya mencapai 800 ribu konten per tahun.

"Saya belum meneliti secara jumlah berapa tapi dalam setahun, yang kemarin hitungan manual
itu aja mencapai 800 ribu (konten) kalo dibagi perbulan udah berapa ratus juga kan itu
gambarannya. Sekarang sudah pakai alat, tapi kita belum mengkaji detail," ujar Niken saat
ditemui usai diskusi bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), di Kantor Dewan Pers,
Selasa (13/3) malam.

2. Akar masalah penyebab hoax meningkat

Sumber
gambar: boombastis.com
Menurutnya, saat ini yang perlu dilakukan adalah mencari akar masalah yang menyebabkan
angka penyebaran hoax sangat tinggi.

Baca juga: Polri: Hoax Bikin Masyarakat Terkotak-kotak

"Akar masalah itu kurangnya informasi masyarakat tentang informasi yang benar. Karena itu kita
bersama masyarakat dengan MUI, KWI, dan Hindu, serta lebih dari 100 perguruan tinggi dan
media massa juga mendukung karena hoax ini jika dibiarkan bisa menghancurkan negara kita
jadi ini adalah tanggung jawab kita semua di dalam menangkal hoax ini," tuturnya.

3. Angka hoax di Pilkada kian meningkat


LANJUTKAN MEMBACA ARTIKEL DI BAWAH

Editors’ Picks

 Foto Ala Punk Beredar Dan Viral, Ini Tanggapan Santai Jokowi

 Mulai Ormas Hingga Mahasiswa Tolak Deklarasi Ganti Presiden

 Ini Alasan Mengapa Gempa Lombok Belum Dinyatakan Bencana Nasional


IDN Times/Sukma Shakti
Sementara itu, Kepala Biro Multimedia Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto, menyatakan
bahwa di Pilkada serentak ini angka hoax meningkat. Bahkan, tak menutup kemungkinan hoax
makin masif terjadi di Pemilu 2019.

"Jelas ada peningkatan, tapi kami belum bisa sebut angka. Di Pilkada tujuannya saling
mempengaruhi satu sama lain, media sosial digunakan black campaign seperti karakter
Assassination, pembusukan karakter, yang tidak ada diada-adakan," ungkap Rikwanto pada
kesempatan yang sama.

Namun, Rikwanto menyebut tidak semua temuan diangkat menjadi tindakan. Saat ini, Polri
fokus memantau penyebaran konten hoax melalui patroli siber.

"Kita antisipasi betul penyebaran hoax di medsos yang isinya macam-macam provokasi, hate
speech, termasuk bumbu SARA. Nah kalau kita menemukan maka dianalisa dulu kalau
melanggar hukum kita lakukan penegakan hukum. Yang penting semuanya konteksnya untuk
mengamankan pilkada agar berjalan lancar dan terpilih pimpinan yang diinginkan rakyat," kata
dia.

4. Penyebar hoax jangan dikasihani


IDN Times/Irfan Fathurohman
Lebih lanjut, Rikwanto meminta masyarakat tidak membuat polemik baru terkait penangkapan
kelompok penyebar hoax apalagi sampai mengasihani mereka.
"Kalau polisi menangkap, itu berarti sudah sangat-sangat harus, jangan dipolemikkan. Jangan
bicara latar belakangnya siapa, agamanya apa, asal dari mana dan lainnya lalu minta mereka
dikasihani. Kita pastikan profesionalitas kepolisian," tandasnya.

You might also like