Professional Documents
Culture Documents
About
nursingwindra
Just another WordPress.com site
« pneumothorax
ADAPTASI SISTEM ORGAN YANG DAPAT MENIMBULKAN GANGGUAN PADA
IBU HAMIL DAN SOLUSINYA »
&
POST OPERASI
WINDRA BANGUN S
GOMBONG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Dari setiap tubuh manusia menjadi hal yang menarik untuk dipelajari. Salah satunya
mengenai penyakit, patofisiologi, manifestasi klinis hingga bagaimana menangani masalah.
Perkembangan kemajuan teknologi muncul berbagai macam penyakit yang mungkin sudah
ada yang bisa diketahui penyebabnya ataupun dalam penyelidikan ahli termasuk penyakit,
penangananya serta pola gizi melalui diet yang tepat.
Makanan bukanlah hal sepele yang bisa kita singkirkan, justru ini menjadi hal yang penting
baik pada klien sakit biasa ataupun pada pembedahan. Anggapan masyarakat mengenai
sistem diet selama ini masih banyak sekali kekurangan untuk itu kita perlu memberi
kesadaran yang komprehensif dari cara, macam diet, tujuan diet, dll.
1. B. Rumusan Masalah
1. C. Tujuan
Dengan membaca makalah ini, mahasiswa mampu mengenal apa yang dimaksud dalam diet
pre dan post operasi.
1. D. Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun atas BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan dan sistematika Penulisan; BAB II PEMBAHASAN Terdiri dari
pengertian diet pre dan post operasi, tujuan, jenis makanan, contoh kasus; BAB III
PENUTUP terdiri dari Kesimpulan dan daftar Pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi dengan
bentuk, tekstur dan aroma yang normal. Susunan makanan mengacu pada Pola Menu
Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa sehat.
Makanan biasa diberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan
makanan khusus (diet). Walau tidak ada pantangan secara khusus, makanan sebaiknya
diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna dan tidak merangsang pada saluran cerna.
Tujuan diet makanan biasa adalah memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
energi sesuai kebutuhan normal orang dewasa sehat dalam keadaan istirahat;
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet makanan biasa adalah makanan yang
merangsang, seperti makanan yang berlemak tinggi, terlalu manis, terlalu berbumbu, dan
minuman yang mengandung alkohol.
Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah, ditelan, dan
dicerna dibandingkan makanan biasa. Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat
diberikan langsung kepada pasien atau sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan
biasa.
Tujuan diet makanan lunak adalah memberikan makanan dalam bentuk lunak yang mudah
ditelan dan dicerna sesuai kebutuhan gizi dan keadaan penyakit.
makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, sesuai dengan keadaan penyakit dan
kemampuan makan pasien;
makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu tiga kali makan lengkap dan dua kali
selingan;
makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu yang tajam.
Makanan saring adalah makanan semi padat yang mempunyai tekstur lebih halus daripada
makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Menurut keadaan penyakit,
makanan saring dapat diberikan langsung kepada pasien atau merupakan perpindahan dari
makanan cair kental ke makanan lunak.
Tujuan diet untuk makanan saring adalah memberikan makanan dalam bentuk semi padat
sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses
adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih padat.
hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena kurang memenuhi
kebutuhan gizi terutama energi dan tiamin;
diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari.
Makanan saring diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi tertentu, pada infeksi
akut termasuk infeksi saluran cerna, serta kepada pasien dengan kesulitan mengunyah dan
menelan, atau sebagai perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak. Karena makanan ini
kurang serat dan vitamin C, maka sebaiknya diberikan untuk jangka waktu pendek, yaitu
selama 1-3 hari saja.
Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental.
Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan, dan
mencernakan makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual,
muntah, pasca perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah. Makanan dapat diberikan
secara oral atau parental.
Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas tiga jenis, yaitu: makanan cair jernih,
makanan cair penuh, dan makanan cair kental. Makanan cair jernih adalah makanan yang
disajikan dalam bentuk cairan jernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa (residu)
minimal dan tembus pandang bila diletakkan dalam wadah bening. Jenis cairan yang
diberikan tergantung pada keadaan penyakit atau jenis operasi yang dijalani.
memberikan makanan dalam bentuk cair, yang memenuhi kebutuhan cairan tubuh yang
mudah diserap dan hanya sedikit meninggalkan sisa, mencegah dehidrasi yang
menghilangkan rasa haus.
Makanan cair jernih diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu, keadaan
mual, muntah dan sebagai makanan tahap awal pasca pendarahan saluran cerna. Bahan
makanan yang boleh diberikan antara lain teh, sari buah, kaldu, air gula, serta cairan mudah
cerna. Makanan dapat ditambah dengan suplemen energi tinggi dan rendah sisa.
London, Lebih dari 100 tahun protokol medis, pasien biasanya tidak diperbolehkan makan
setidaknya 12 jam sebelum menjalani operasi. Namun ada pendekatan baru yang mengubah
kebiasaan tersebut, makan sebelum operasi justru dapat mempercepat masa pemulihan.
Dilansir dari Dailymail, Sabtu (2/10/2010), pendekatan baru ini dipelopori di akhir tahun
sembilan puluhan oleh ahli bedah Denmark, Profesor Henrik Kehlet.
Menurutnya, protokol medis lama tidak memperbolehkan pasien makan 12 jam sebelum
operasi. Selain itu, bila pasien menjalani operasi perut, maka ia pun tidak boleh makan
sampai seminggu setelah operasi dan hanya boleh bergerak di tempat tidur selama
berminggu-minggu.
Dengan demikian, tidak mengherankan bila pasien sering mengalami penurunan berat badan
yang dramatis, khususnya bagi orang yang lemah dan usia lanjut. Bila dibiarkan seperti ini,
pasca operasi pasien justru lebih lemah dan rentan terhadap infeksi, sehingga akan memakan
waktu laama untuk pemulihan.
Selain itu, setelah operasi pun pasien sebaiknya makan sesegera mungkin. Pasien juga
hendaknya bangun dan banyak bergerak di hari berikutnya, bukan hanya beristirahat di
tempat tidur.
Bergerak juga merupakan hal yang penting. Tidak bergerak dan hanya tidur di tempat tidur
dalam waktu yang lama akan meningkatkan risiko infeksi sehingga dapat memperpanjang
penyakit,” jelas Prof Kehlet.
Prof Kehlet juga mempertanyakan semua prosedur standar dan menyingkirkan semua
prosedur bila tidak mendukung penyembuhan dan pemulihan pasien.
Menurutnya, alasan utama untuk tidak memperbolehkan pasien makan sebelum operasi
adalah risiko kesulitan bernapas karena makanan dari lambung masuk ke paru-paru. Tetapi
risiko ini ternyata sangat minimal.
Pendekatan Prof Kehlet telah diikuti di Inggris sejak tahun 2002, dipelopori oleh seorang ahli
bedah kolorektal di Yeovil District Hospital dan St Mark’s Hospital.
Cara baru yang dinamakan Enhanced Recovery (ER) ini telah diam-diam merevolusi
perawatan pra dan pasca operasi untuk pasien.
ER jelas merupakan kisah sukses, namun baru ada 72 rumah sakit di Inggris menggunakan
teknik ini,” ujar Ian Jenkins, dokter bedah di St Mark’s Hospital, London.
Jika operasi Anda akan berada di bagian dari sistem pencernaan Anda, memiliki makanan
dalam sistem Anda bisa mempersulit operasi dan menyebabkan infeksi atau menyebabkan
operasi dibatalkan.
Jika Anda memiliki makanan atau cairan di perut Anda selama operasi Anda, Anda bisa
muntah sementara di bawah anestesi.
Janganlah makan makanan berat selama 8 – 12 ja, dan makanlah salad atau sup unuk
makanan terakhir sebelum operasi.
Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah
menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau pembedahan dapat diperpendek melalui
pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang juga harus diperhatikan dalam pemberian diet pasca
operasi untuk mencapai hasil yang optimal adalah mengenai karakter individu pasien.
Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat
berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan ekskresi kalsium terjadi
setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi).
Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan perdarahan meningkatkan
kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti.
Tujuan diet pascabedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali
normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien,
dengan cara sebagai berikut:
1. C. Syarat Diet
Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus mulai
bekerja
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, teh manis, atau
cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat
mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai
kebutuhan.
Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai
perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu,
dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan
tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila
diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang.
Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman
yang mengandung karbondioksida.
DPB III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan
dari DPB II. Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biskuit.
Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain dapat diberikan Makanan Parenteral
bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan untuk DPB III adalah makanan dengan
bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.
Berupa nasi Tim dan lauk Tinggi Kalori Tinggi Protein. Makanan tinggi kalori dan tinggi
protein Berupa makanan seimbang.
Misalnya :
Darah tinggi mengurangi konsumsi garam dan kolesterol
Orang yang alergi terhadap makanan tertentu seperti telur, ikan asin, kacang harus
dihindari
Bedah pada kantung empedu yang dikombinasikan dengan Abdomino-Perineal, oral feeding
biasanya diberikan di awal. Berikut adalah sebuah contoh jadwal diet yang sederhana:
Hari pertama (hari saat operasi): dipenuhi kebutuhan transfusi dan formula infus yang cukup.
Hari kedua : ditambah sejumlah kecil cairan (teh, gelatin, dan air jahe) tanpa susu atau jus
buah.
Hari ketiga : cairan, termasuk susu skim dan jus buah boleh diberikan. Pemberian makanan
pembuluh darah melalui infus dilanjutkan, kecuali glukosa dalam air, ditambah vitamin dapat
digantikan dengan bagian dari larutan garam.
Hari keempat : sejumlah kecil campuran cairan yang mengandung tinggi protein boleh
ditambahkan. Pada hari ini 1 liter protein hidrolisat dapat dihilangkan dari pemberian
makanan bagi pembuluh darah.
Hari kelima : jumlah makanan boleh ditingkatkan, setidaknya 70-100 gram. Protein harus
tersedia dalam oral feeding. Pemberian vitamin secara oral sudah bisa diberikan. Pemberian
makan pembuluh darah melalui infus dapat dihentikan.
Hari keenam : Diet makanan biasa sudah bisa diberikan kepada pasien.
Beberapa pasien yang kantung empedunya dioperasi, mungkin lebih merasa nyaman dengan
diet rendah lemak untuk beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan setelah operasi.
Setelah operasi mulut atau esofagus, pemberian makanan secara parenteral yang biasanya
diberikan pada pasien di awal, dengan pemberian makan dengan menggunakan tabung. Sejak
pasien tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu yang cukup lama, yang paling utama adalah
formula diet yang akan diberikan harus memenuhi kebutuhan semua zat gizi. Kebutuhan
cairan dapat dipenuhi secara oral, jenisnya dapat diperoleh dengan mengencerkan makanan
padat, seperti kentang, daging cincang, sayuran dan buah dengan cara diblender atau disaring
dan ditambahkan cairan.
Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien
1. Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
2. Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, ayam, ikan, telor
dan sejenisnya.
3. Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
4. Usahakan cukup istirahat.
5. Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makin cepat makin
bagus.
6. Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
7. Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh.
8. Minum obat sesuai anjuran dokter.
Tube Feeding merupakan metode yang paling sering digunakan dalam diet pasca bedah.
Ketika pasien tidak mampu untuk makan melalui mulut setelah melewati operasi, kecelakaan,
pingsan, kasrinoma pada esofagus, kebutuhan zat gizi harus disuplai.
Tube Feeding biasanya dilakukan melalui saluran hidung. Pipa dimasukkan cairan yang
mengandung zat gizi ke dalam tubuh secara aman menuju dinding perut. Cairan tersebut
mengalir ke dalam lambung melalui rongga. Pasien membutuhkan dukungan yang besar
untuk mengatur kondisi ini.
1. 2. Rectal Feeding
Pemberian makan kepada pasien melalui rektum akan membatasi kualitas dan kuantitas
makanan yang diberikan. Makanan tidak dapat melewati katup ileocecal dengan diserap
melalui usus besar.
Seorang ibu muda menjalani operasi cesar (sectio caesaria) untuk melahirkan bayinya. Ketika
masih di Rumah Sakit, si ibu diberi makan yang enak-enak seperti daging, telor, sup, buah,
snack dan lain-lain. Eh, begitu sampai di rumah, para kerabat melarang makan ikan, daging,
sayur berkuah, dan banyak larangan lainnya. Ngenes deh.
Dalam praktek sehari-hari, kejadian semacam ini masih ada. Ketika ditanya mengapa para
kerabat atau tetangga melarang makan makanan tertentu, jawabannya nyaris seragam, yakni:
takut luka operasi lambat kering, takut gatal dan lain-lain.
Kadang pasien atau pihak keluarga bertanya :
Jawab: Boleh !!! Bahkan sangat dianjurkan makan makanan bergizi agar mempercepat
penyembuhan luka operasi dan kondisi tubuh segera pulih kembali.
Makanan cair dapat berupa susu, tatapi tidak boleh terlalu panas. Makanan dalam suhu dingin
lebih baik karena dapat mempercepat berhentinya perdarahan. Setelah tahap makanan cair,
dapat diberikan makanan dalam bentuk saring bertahap ke makanan lunak dan kembali
seperti semasa sehat, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan.
Contoh Menu
1. PAGI
Bubur Sumsum
Orak-Arik Tahu
1. Siang
Bubur Saring
orak-arik tahu
Sup Makaroni
Jus Pepaya
1. Pukul 16.00
Puding
1. Sore : Bubur saring, ayam giling bumbu, tahu kukus, sup oyong.
BAB III
PENUTUP
1. A. Kessimpulan
Pada diet pre operasi, Jika operasi Anda akan berada di bagian dari sistem pencernaan Anda,
memiliki makanan dalam sistem Anda bisa mempersulit operasi dan menyebabkan infeksi
atau menyebabkan operasi dibatalkan. Jika Anda memiliki makanan atau cairan di perut
Anda selama operasi Anda, Anda bisa muntah sementara di bawah anestesi. Janganlah makan
makanan berat selama 8 – 12 jam, dan makanlah salad atau sup unuk makanan terakhir
sebelum operasi.
Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah
menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau
pembedahan dapat diperpendek melalui pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang juga harus
diperhatikan dalam pemberian diet pasca operasi untuk mencapai hasil yang optimal adalah
mengenai karakter individu pasien.
Tujuan diet pascabedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali
normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien,
dengan cara sebagai berikut:
Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.detikhealth.com/read/2010/10/02/110327/1453718/763/makan-sebelum-operasi-
dapat-mempercepat-masa-pemulihan
http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/617-jenis-makanan-untuk-diet
blog : windra_pasmr@yahoo.co.id
http://nuy2008.blogspot.com/2008/12/diet-pasca-operasi_19.html
http://cakmoki86.wordpress.com/2007/08/11/makan-bergizi-pasca-operasi/
http://tutorialkuliah.onsugar.com/Diet-Pasca-operasi-13748043
http://ritongadina.blogspot.com/