Professional Documents
Culture Documents
i
ii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
1
2
Referensi
[1] D. I. Putra and D. E. Putra, “SISTEM MONITORING RUANGAN
RAMAH BALITA PADA SMARTROOM MELALUI APLIKASI
SOSIAL MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI INTERNET OF THING S (
IOT ),” no. November, pp. 1–2, 2017.
[2] A. Ghofur, A. R. Hakim, and E. Nasution, “Membangun Pengontrol
Peralatan Keamanan Rumah Dengan Menggunakan AT89C51 Dan Borland
Delphi 6,” J. Inform. Mulawarman, vol. 5, no. 2, pp. 29–37, 2016.
[3] E. H. Helmi guntoro, Yoyo Somantri, “Rancang Bangun Magnetic Door
Lock Menggunakan Keypad Dan Solenoid Berbasis Mikrokontroler
Arduino Uno,” Electrans, vol. 12, no. 1, pp. 39–48, 2013.
BAB II
Tinjauan Pustaka
IC 4017
IC 4017 adalah suatu rangkaian terpadu yang berfungsi sebagai decade
counter (Penghitung interval). Maksud dari decade counter yakni dapat
merubah salah satu output menjadi berlogika tinggi secara bergantian dari
output 0 hingga ke output 9 sehingga total output rangkaian ini berjumlah
sepuluh buah dengan total pin/kaki sebanyak 16 dan memiliki fungsinya masing
masing. IC 4017 sendiri dikendalikan dengan clock atau pulsa (gelombang
kotak) yang nantinya akan menentukan kecepatan perpindahan output dari IC
4017 itu sendiri. semakin tinggi frekuensi dari clock yang dimasukan ke kaki
14 pin ic 4017, maka akan semakin cepat pula perpindahan logika dari output
IC tersebut. IC 4017 ini memiliki banyak kegunaaan, diantaranya sebagai
decade counter, counter (penghitung), flip-flop, timer, dan lain-lain.
4
5
Dioda
Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya terdapat
garis yang melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah sebagai perwakilan
dari cara kerja dioda itu sendiri. Pada pangkal anak panah disebut juga sebagai
anoda (kaki positif = P) dan pada ujung anak panah disebut sebagai katoda (kaki
negative = N).
Dioda jenis ini ada dua macam yaitu silikon dan germanium. Dioda silikon
mempunyai tegangan maju 0.6 V sedangkan dioda germanium 0.3 V. Dioda
jenis ini mempunyai beberapa batasan tertentu tergantung spesifikasi. Batasan
batasan itu seperti batasan tegangan reverse, frekuensi, arus, dan suhu.
Tegangan maju dari dioda akan turun 0.025 V setiap kenaikan 1 derajat dari
suhu normal.
Solenoid
Solenoid pada umumnya tersedia dalam dua bentuk yaitu Solenoid Linier atau
sering dikenal dengan nama Linear ElectroMechanical Actuator (LEMA) dan
Solenoid Rotasi (Rotary Solenoid).
8
Solenoid jenis ini disebut dengan Solenoid Linier karena plunger atau aktuatornya
bergerak secara linier. Solenoid Linier ini biasanya tersedia dalam dua bentuk
konfigurasi dasar yaitu Solenoid Linier tipe Tarik (Pull Type) yang dapat menarik
beban kearah dirinya apabila diberi arus listrik dan Solenoida Linear tipe Dorong
(Push Type) yang dapat mendorong beban menjauhi dirinya apabila diberikan arus
listrik secukupnya. Pada umumnya, konstruksi dan struktur dasar Solenoid linier
Tipe Tarik maupun tipe Dorong adalah sama, perbedaannya hanya terletak di desain
Plunger dan arah pegasnya.
Ketika arus listrik diberikan ke Koil, koil tersebut akan menghasilkan medan
magnet, medan magnet tersebut akan menarik Plunger yang berada di dalam koil
masuk ke pusat koil dan merapatkan atau mengkompreskan pegas yang terdapat di
satu ujung Plunger tersebut. Gaya dan kecepatan Plunger tergantung pada kekuatan
Fluks magnetik yang dihasilkan oleh Koil.
Solenoid Linier ini sangat berguna dan banyak digunakan di aplikasi yang
memerlukan gerakan “Tutup” dan “Buka” atau “Keluar” dan “Masuk” seperti pada
kunci pintu yang dioperasikan secara elektronik, kontrol katup pneumatik atau
hidrolik, robotika, mesin otomotif dan pintu irigasi.
9
Solenoid jenis Rotasi ini dapat digunakan untuk mengantikan fungsi motor DC
kecil ataupun motor stepper yang sudut gerakannya sangat kecil. Berdasarkan sudut
gerakannya, Solenoid Rotasi biasanya tersedia dalam sudut gerakan 25⁰, 35⁰, 45⁰,
60⁰ dan 90⁰. Ada juga yang tersedia dalam bentuk gerakan yang dapat menuju ke
sudut tertentu kemudian kembali lagi ke posisi awal (posisi nol), contohnya dari
posisi 0 ke 90⁰ kemudian kembali lagi ke posisi 0.
Solenoid Rotasi dapat menghasilkan gerakan rotasi ketika diberikan energi atau
arus listrik ataupun pada saat berubah polaritas medan elektromagnetik. Solenoid
Rotasi terdiri dari gulungan listrik yang dililitkan di sekitar rangka baja dengan disk
magnetik yang terhubung ke poros output yang berada di atas koil.
Limit Switch
Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang
berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama seperti saklar Push
ON yaitu hanya akan menghubung pada saat katupnya ditekan pada batas
penekanan tertentu yang telah ditentukan dan akan memutus saat saat katup tidak
ditekan. Limit switch termasuk dalam kategori sensor mekanis yaitu sensor yang
akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi perubahan mekanik pada sensor
tersebut. Penerapan dari limit switch adalah sebagai sensor posisi suatu benda
(objek) yang bergerak. Simbol limit switch ditunjukan pada gambar berikut.
10
Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya pada
batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan atau
penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut. Limit switch memiliki 2 kontak
yaitu NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah satu
kontak akan aktif jika tombolnya tertekan. Konstruksi dan simbol limit switch
dapat dilihat seperti gambar di bawah.
Saklar push ON dapat berbentuk berbagai macam, ada yang menggunakan tuas
dan ada yang tanpa tuas. Saklar push ON sering diaplikasikan pada tombol-tombol
perangkat elektronik digital. Saklar push ON juga dikenal sebagai saklar push
button. Salah satu contoh penggunaan saklar push ON adalah pada keyboard
komputer, keypad printer, matrik keypad, tombol kontrol pada DVD player dan lain
sebagainya.
Kapasitor
Q = CV
Dimana :
Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = besar tegangan dalam V (volt)
Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang
disederhanakan
Udara vakum k =1
Aluminium oksida k =8
Gelas k =8
Polyethylene k =3
13
Jika dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan dibatasi oleh isolasi,
kemudian plat tersebut dialiri listrik maka akan terbentuk kondensator
(isolasi yang menjadi batas kedua plat tersebut dinamakan dielektrikum).
Bahan dielektrikum yang digunakan berbeda-beda sehingga penamaan
kapasitor berdasarkan bahan dielektrikum. Luas plat yang berhadapan
bahan dielektrikum dan jarak kedua plat mempengaruhi nilai
kapasitansinya.
Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian
itu disebutkan kapasitansi parasitic. Penyebabnya adalah adanya
komponen-komponen yang berdekatan pada jalur penghantar listrik yang
berdekatan dan gulungan-gulungan kawat yang berdekatan.
Gambar diatas menunjukan bahwa ada dua buah plat yang dibatasi udara. Jarak
kedua plat dinyatakan sebagai d dan tegangan listrik yang masuk.
C=Q/V
Kapasitor seperti juga resistor nilai kapasitansinya ada yang dibuat tetap dan ada
yang variabel. Kapasitor dielektrikum udara, kapasitansinya berubah dari nilai
maksimum ke minimum. Kapasitor variabel sering kita jumpai pada rangkaian
pesawat penerima radio dibagian penala dan osilator. Agar perubahan kapasitansi
di dua bagian tersebut serempak maka digunakan kapasitor variabel ganda.
Kapasitor variabel ganda adalah dua buah kapasitor variabel dengan satu pemutar.
Berdasarkan dielektrikumnya kapasitor dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
kapasitor keramik
kapasitor film
kapasitor elektrolit
kapasitor tantalum
kapasitor kertas
Perdasarkan polaritas kutup pada elektroda kapsitor dapat dibedakan dalam 2 jenis
yaitu :
Kapasitor elektrolit dan kapasitor tantalum adalah kapasitor yang mempunyai kutub
atau polar, sering disebut juga dengan nama kapasitor polar. Kapasitor film terdiri
dari beberapa jenis yaitu polyester film, poly propylene film atau polysterene film.
Resistor
Berikut adalah simbol resistor dalam bentuk gambar ynag sering digunakan dalam
suatu desain rangkaian elektronika.
Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor
disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema elektronika resistor
tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan huruf
“VR” dan untuk resistorjenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf
“VR” dan “POT”.
Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu
dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari
ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalamsatuan Watt untuk resistor
dengan kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini penting
dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi kelebihan daya yang
mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk efisiensi biaya dan tempat
dalam pembuatan rangkaian elektronika.
Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang tercantum
pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam
kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik
resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut. Nilai torleransi resistor ini
ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%),
16
Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan kode
warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5% maka
dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau dengan kode huruf
J pada resistor dengan fisik kemasan besar. Resistor yang banyak dijual dipasaran
pada umumnya resistor 5% dan resistor 1%.
BAB III
Metodologi Penelitian
17
18
Input Output
Switch Proses Buzzer
Push IC 4017 dan
Button Solenoida
Gambar 3.1. Diagram Blok
Mulai
Inisialisasi
Alat
Memasukka
n
Kata Sandi
Jika Salah
Kata
Sandi
Solenoida
Terbuka
Selesa
izzzzz
Pintu Depan
10 Pengujian lanjutan
3.3. Jadwal Kegiatan
2 Reset 7.8
4 Reset 7.8
5 Reset 7.8
7 Reset 7.8
8 Reset 7.8
4.2. Analisa
Pada percobaan kali ini, kami membuat rangkaian pengaman rumah dengan kata
sandi. Dari percobaan yang kami lakukan terdapat banyak kendala karena sistem
yang kami buat ini masih sederhana karena belum menggunakan sistem digital.
Masukan tegangan pada rangkaian ini berasal dari baterai 9v sedangkan untuk
solenoid key membutuhkan tegangan 12v dan arus 2A. Karena itu kami
menggunakan power supply yang berasal dari adaptor pada solenoidnya. Tetapi saat
terjadi penurunan listrik atau kehilangan arus listrik solenoid akan membuka
dengan sendirinya karena itu dibutuhkan sumber cadangan yang memiliki tegangan
12 V stabil agar pada saat terjadi mati listrik maka pintu tidak akan terbuka dengan
sendirinya karena memiliki sumber daya cadangan. Alat ini membuthkan sumber
24
25
tegangan yang stabil karena apabila terjadi penurunan arus/tegangan maka akan
mengakibatkan pulsa berubah dan bisa menggeser atau bahkan tidak sama sekali.
Alat ini juga telah ditambahkan pengaman yang mana apabila ada orang yang
memaksa masuk dalam kondisi pintu masih terkunci sehingga menggerakkan limit
switch maka buzzer akan aktif sebagai peringatan.
Untuk membuka pintu harus menggunakan 5 kombinasi kata sandi yang telah diatur
secara berurutan apabila kita salah menekan kata sandinya maka ia akan otomatis
mereset dengan sendirinya karena itu kita harus mengingat dengan benar kata
sandinya. Karena sistem ini mengalirkan tegangan dengan logika 1 pada saat
tombol tersebut ditekan. Jika tombol yang ditekan sesuai maka ia akan
mengalirkannya ke pulsa pembangkit sinyal sehingga menggeser logika 1 ke
tombol selanjutnya dan hingga tergeser ke transistor yang lalu mengaktifkan relay
yang membuat indikator led menyala dan solenoid membuka. Untuk mengunci
pintu lagi jika kita berada di dalam cukup menekan tombol selain kata sandi lalu
mematikan power alat ini dari dalam. Lalu menutup pintu dan menghidupkannya
kembali. Kekurangan alat ini adalah bahwa kata sandi yang sudah diatur tidak dapat
diganti lagi kecuali dengan memindahkan posisi tombolnya.
BAB 5
Penutup
5.1. Kesimpulan
1. Alat ini membutuhkan sumber tegangan 9v yang stabil untuk sistem dan
12v untuk kunci solenoidnya.
2. Alat ini dapat mengamankan rumah dengan dua sistem yaitu sistem kata
sandi dan sensor posisi dengan limit switch.
3. Alat ini akan lebih aman apabila ditambahkan sumber daya cadangan
yang berfungsi saat terjadi mati listrik.
4. Alat ini hanya dapat dimatikan dari dalam karena tombol on/off berada di
posisi belakang.
26
Lampiran
27
28