Professional Documents
Culture Documents
NPM : 1506684546
Pada bab selanjutnya, penulis menceritakan bahwa beliau telah dua kali
datang ke wilayah itu. Kedatangan pertama pada tahun 1992 dan yang kedua pada
tahun 2007. Pada kedatangannya yang kedua, penulis melihat ketidaklaziman
yang terjadi di wilayah bekas kesultanan Wolio ini. Hal tersebut didasari oleh
peran kelompok sosial yang sudah berbeda dari masa kesultanan. Kelaziman
budaya terjadi saat mayoritas kelompok sosial walaka menjadi calon ketua
pemerintahan dan kelompok sosial kaomu menjadi calon wakil ketua
pemerintahan. Padahal posisi ini jika dilihat berdasarkan budaya dan sejarahnya
posisi kaomu lebih tinggi jika dibandingkan posisi walaka. Setelah melakukan
wawancara, penulis menuturkan bahwa banyak yang menyebutkan bahwa
kelompok sosial kaomu dan walaka tidak terdapat perbedaan, malah lebih parah
lagi ada yang mengatakan bahwa posisi walaka lebih tinggi posisinya daripada
kaomu. Dari sini terlihat bahwa kelompok-kelompok sosial yang ada dalam
kebudayaan masyarakat Buton, Sulawesi Tenggara penuh dengan kontradiksi dan
ambiguitas