Professional Documents
Culture Documents
(Skripsi)
Oleh
KHOLILUR RAHMAN
By
KHOLILUR RAHMAN
The research has identified the gold mineralization zone in the Northeast of the
Bayah Dome, Pongkor, West Java. This study aims to determine the zone of gold
mineralization and recommendation of drilling points, as well as the continuity of
the gold mineralized zone in the research area based on the geophysical
measurement data. The research was conducted using CSAMT method supported
by data of induced polarization (IP) and local geology of research area. The
dominant rocks in the study area were tuff, breccia and andesite intrusions. The
zone of gold mineralization is divided into two zones, in high resistivity zones
ranging from 500-1000 Ωm at depths of 0-600 meters allegedly associated with
silicified alteration. In medium-high resistivity zones ranging from 300-700 Ωm at
depths of 0-450 meters, it is thought to be the response of breccia rocks that
surround the andesite intrusion in the formation process. With PFE values ranging
from 2.6 to 3.4% which is suspected in the zone has a high metal content. From
these interpretations, it can be seen the continuity of the gold mineralization zone
and the recommendation point of exploration drilling as consideration of gold
mining activities in the research area. The severity of the gold mineralized zone
from all trajectories of Northwest-Southwest trending measurements that cut
through the measurement path as well as in the direction of the vein outcrop.
There are six recommendations of exploration stage exploration points in the gold
mineralized zone, at resistivity ranging from 500-100 Ωm and 400-700 Ωm, as
well as precisely located in the outcrop of vein and surrounding geological
structures.
Oleh
KHOLILUR RAHMAN
Oleh
KHOLILUR RAHMAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Geofisika
Fakultas Teknik Universitas Lampung
Heriani.
SMP Negeri 5 Bandar Lampung pada tahun 2010, pendidikan Sekolah Menengah
Atas di SMA Negeri 1 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, penulis melanjutkan studi di perguruan tinggi dan terdaftar
Way Petay, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Pada bulan
Februari tahun 2016 penulis melaksanakan Keja Praktik (KP) di PT. Geoservices
Cipaku”. Kemudian pada bulan April tahun 2017 penulis melaksanakan Tugas
Dengan penuh rasa syukur dan atas ridho dari Allah SWT kan ku persembahkan
Ibuku Tercinta
Berkat doa dan kebaikan yang senantiasa selalu ibu berikan kepadaku, atas segala
cinta kasih dan sayang yang selalu ibu tunjukkan kepadaku, semuanya akan selalu
ku ingat sampai kapanpun. Hingga saat waktuku telah habis untuk mengingat
Ayahku Terkasih
Terimakasih atas segala usaha dan kerja kerasmu, sehingga segala kebutuhanku
“Dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan
“Barang siapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam.”
(Soekarno)
(Matalam FT Unila)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan
Tak lupa shalawat serta salam saya ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tugas Akhir yang dilaksanakan penulis di PT. Aneka Tambang, Jakarta Selatan.
Penulis menyadari bahwa penulis memiliki keterbatasan dalam beberapa hal dan
segala sesuatu tidak ada yang sempurna, demikian pula dengan skripsi ini masih
Untuk itu jika ditemukan kesalahan dalam penulisan skripsi ini, kiranya dapat
memberikan kritik dan saran. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
sampaikan, apabila ada salah kata saya mohon maaf dan kepada Allah SWT saya
mohon ampun.
Penulis
Kholilur Rahman
SAN WACANA
Selama menjalani tugas akhir dan penulisan skripsi ini tentu saja tidak terlepas
dari banyak pihak yang sangat membantu, bukan saja dari segi keilmuan tetapi
juga dari segi pengalaman yang tidak mungkin penulis dapatkan hanya di bangku
kuliah saja. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
2. Kedua orang tuaku tercinta, Ansora Hanafi dan Agiya Heriani yang telah
memberikan doa, dukungan dan kasih sayang yang tiada henti, pengorbanan
yang kalian lakukan dengan tulus dan ikhlas tanpa pamrih, keringat yang kalian
3. Bapak Dr. ahmad Zaenudin, S.Si., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik
7. Bapak Karyanto, S.Si., M.T., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
9. Bapak Akbar, Pak Satria dan Pak Agus selaku Pembimbing Lapangan di PT.
10. Reza Syaputra, Syafaruddin, Ahmad Nafis dan Harris Lukman, teman
seperjuangan tugas akhir yang selalu menemani baik susah maupun senang.
12. Secara khusus saya persembahkan tulisan ini kepada Eria Ayu Ningtias, yang
13. Seluruh civitas Jurusan Teknik Geofisika dan semua pihak yang terlibat, yang
Penulis
Kholilur Rahman
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT .................................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ vi
MOTTO .......................................................................................................... x
KATA PENGANTAR.................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian .................................................................................. 2
C. Batasan Masalah ................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
xv
xiv
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Geologi Regional .................................................................................. 4
B. Geologi Lokal Gunung Pongkor ........................................................... 7
C. Alterasi dan Mineralisasi Tambang Emas Gunung Pongkor ................ 9
D. Aplikasi Metode CSAMT dalam Identifikasi Mineralisasi Emas ........ 10
E. Penerapan Metode IP untuk Identifikasi Zona Mineralisasi Emas....... 11
DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Ciri-ciri Sistem Epitermal .................................................................... 21
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Geologi Kubah Bayah............................................................ 5
Gambar 11. Model Buchanan Epithermal dan Respon Tahanan Jenisnya ....... 25
xvii
xvi
Gambar 18. Peta Geologi Lokal Daerah Penelitian........................................... 35
xvii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam
yang melimpah. salah satunya adalah mineral emas yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan menjadi salah satu komoditas utama penghasil devisa
endapan mineral emas diperlukan kajian ilmu yang sangat dalam untuk dapat
mencari sumber daya alam seperti mineral, minyak, gas dan panasbumi.
sumber alaminya.
Effect (PFE) (Akbar, 2004). Diharapkan dari kedua metode ini dapat
B. Tujuan Penelitian
C. Batasan Masalah
data Induced Polarization (IP) pada lintasan L000, L200, L400 dan L600 di
wilayah penelitian.
3
D. Manfaat Penelitian
A. Geologi Regional
Pulau Jawa merupakan bagian dari busur Sunda, yang terdiri dari sabuk
gunung berapi aktif. Formasi ini dibangun di atas batuan vulkanik dan
vulkanik klastik yang lebih tua yang diselingi oleh sedimen Paleogene dan
Neogene dan intrusi oleh massa komposisi plutonik kecil yang serupa dengan
vulkanik. Batuan dasar terdiri dari Melange pada usia Late Cretaceous atau
Paleocene. Tidak ada bukti kerak benua yang lebih tua (Hamilton, 1979).
Subduksi lempeng Samudera Hindia di bawah busur Sunda telah aktif sejak
Magmatisme yang terkait dengan subduksi ini terjadi dalam dua periode yang
berbeda yaitu pada Eosen Akhir sampai Miosen Awal dan Miosen Akhir
sesuatu yang disebut Andesit Tua (Bemmelen, 1949), produk vulkanik yang
Utara (Atmadja, dkk., 1991). Busur ini bertepatan dengan busur vulkanik
Daerah Gunung Pongkor terletak di sisi Timur Laut Kubah Bayah, dapat
Km
Stratigrafi regional untuk area Kubah Bayah Timur Laut dapat dilihat pada
Selatan Paleogene, shales dan batu pasir Formasi Bayah membentuk batuan
dasar daerah tersebut. Ini diliputi oleh vulkanik tengah Oligosen ke Miosen
Awal ‘Andesit Tua’ (sebagian besar vulkanik klastik kasar), dengan batu
gamping dan batu pasir yang menyambung dan batuan vulkanik karbon
Formasi Sarewah dan Formasi Bojongmanik, batu pasir dan batu lumpur.
Awal. Akhir Pliosen dan batuan vulkanik klastik muda yang berasal dari
terbaru dari Gunung Salak tumpang tindih di bagian Timur daerah tersebut.
tektonik utama yang terjadi selama Paleogene, Miosen Tengah dan Pliosen
Akhir.
Endapan Gunung Pongkor terjadi dalam urutan batuan beku Tersier, yang
terdiri dari breksi tuf, tuf lapilli dan intrusi andesit yang membentuk batas
dengan endapan ekstensif dari breksi vulkanik Kuarter, dapat dilihat pada
Berikut ini adalah batuan induk dalam geologi lokal daerah penelitian:
1. Tuff Breksi
Unit ini berwarna abu-abu kehijauan dan terdiri dari fragmen andesit yang
tertanam dalam matriks tufaan. Secara lokal, nilai breksi sampai tuf lapilli
dan tuf. Lapisan volkanik berisi interkalasi batu lumpur hitam, setebal 15
2. Tuff Lapilli
Unit ini terdiri dari tuff lapilli berwarna kecoklatan sampai hijau dengan
interkalasi lokal pada breksi hitam yang tidak disortir dengan baik.
silikat yang umum. Unit ini berkorelasi dengan formasi Cimapag Miosen
Awal.
3. Andesit
4. Breksi
Produk vulkanik milik unit ini ditemukan di bagian Tenggara area peta, di
Pertambangan emas daerah Pongkor dikelola oleh PT. Antam dengan luas
sejak 1979 sampai dengan sekarang dan telah ditemukan 3 vein utama yaitu
Vein Kubangcicau, Vein Ciurug dan Vein Ciguha. Vein kuarsa sebagai
pembawa mineralisasi terperangkap pada Fm. Andesit Tua dan Fm. Cimapag,
Dalam penelitian Pajrin dan Elbur (2012), pada salah satu lintasan
Pada beberapa titik pengukuran di semua lintasan terdapat zona resistif yang
berbatasan dengan zona tahanan jenis konduktif secara vertikal. Zona resistif
sekitar urat (vein), sedangkan zona konduktif yang terdapat di atas zona
Pada daerah yang berbeda dalam penelitian Hidayat (2010), pada lintasan
kedua dengan resistivitas di bawah 600 Ohm.meter diduga batuan breksi yang
mengelilingi batuan andesit, hal ini didukung oleh data geologi pada deposit
Gambar 7.
Ohm.meter, dengan respon polarisasi > 2% di titik -100 sampai -300, 50-550
silisifikasi yang berasosiasi dengan alterasi argilik (nilai resistivitas < 100
sampai -250 dan di titik 250-300. Sesuai dengan yang ditunjukan oleh respon
respon IP, pada titik 19100-19200 terlihat nilai PFE sedang > 2% dan pada
titik 19500-19600 respon IP sedang menuju tinggi > 3%, hal tersebut
oleh respon magnetik dan data geologi lokal, dimana untuk respon magnetik
menunjukan pada titik tersebut terdapat struktur yang diduga kuat terisi
dari metode ini adalah penggunaan sumber buatan pada CSAMT yang
lebih tinggi serta biaya eksplorasi yang lebih ekonomis jika dibandingkan
adanya efek sumber dan batasan-batasan yang dimiliki oleh alat survei
permasalahan ini bukan merupakan masalah serius dan metode ini juga
totalnya, yaitu medan primer yang berasal dari sumber dan medan
sekunder yang berasal dari induksi oleh anomali. Namun untuk kasus
pengukuran medan sekunder inilah yang akan dicatat oleh receiver untuk
1999).
2. Persamaan Maxwell
pada ruang vakum dan berlaku juga pada medium udara (Zonge dan
⃑
⃑ = ⃑+ ........................................................................................(1)
⃑
⃑=− ...........................................................................................(2)
. = .................................................................................................(3)
. = 0 .................................................................................................(4)
Dimana:
waktu menginduksi adanya medan listrik. Begitu pula yang terjadi pada
Hukum Ampere, bahwa medan magnet tidak hanya terjadi karena adanya
sumber berupa arus listrik, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh medan
medan magnet monopol. Besarnya nilai medan listrik dan medan magnet
⃑= ⃑ ...................................................................................................(5)
⃑= ⃑ .................................................................................................(6)
⃑= ⃑ ...................................................................................................(7)
(Vanderlinde, 2004).
depth (δ). Nilai skin depth dipengaruhi oleh resistivitas bahan dan
= 503 ............................................................................................(8)
f : frekuensi dalam Hz
saat dilakukan survei CSAMT. Nilai D ini dapat ditulis sesuai dengan
= 356 ..........................................................................................(9)
4. Persamaan Cagniard
didapat pada pengukuran adalah berupa medan listrik dan medan magnet.
bawah permukaan, oleh sebab itu data yang didapat dari lapangan yang
19
berupa medan listrik dan medan magnet haruslah diubah terlebih dahulu
= ......................................................................................... (10)
5. Inversi Bostick
akurasi tidak menjadi perhatian utama. Karena cara penyajian ini mudah
oleh fakta bahwa datanya hanya dipahami oleh pakar EM. Bentuk
ilmuwan bumi dengan hasil survei MT. Ini mungkin juga berguna dalam
kurang diperhatikan.
( )= ( ) − 1 .......................................................................(11)
/
=( ( )/ ) ............................................................................(12)
permukaan oleh fluida termal yang bergerak naik dan berhubungan dengan
batuan beku. Endapan ini terletak paling jauh dari tubuh intrusi, dengan
21
temperatur pembentukkan antara 50o - 200oC dan dicirikan oleh endapan tipe
pengisian rongga (cavity filling) terutama dalam bentuk fissure vein. Struktur
yang dijumpai pada endapan ini berupa struktur open cavity, pengisian
batuan vulkanik, antara lain batuan piroklastik subaerial dan batuan sedimen
Sistem epitermal dibagi menjadi dua yang dibedakan berdasarkan sifat kimia
fluidanya yaitu sulfida rendah dan sulfida tinggi (White dan Hedenquist,
sehingga kadang-kadang dua tipe ini disebut sebagai tipe acid sulphate untuk
sulfida tinggi dan adularia sericite untuk sulfida rendah. Sistem sulfida
rendah dapat ditunjukkan oleh perbandingan emas dan perak yang tinggi.
Adularia merupakan mineral yang khas hasil alterasi yang hanya dijumpai
pada tipe sulfida rendah. Batuan dinding yang dijumpai pada tipe ini
umumnya berupa batuan kal-alkali atau andesit kal-alkali kalsik, riolit, dasit
Dicirikan dengan
Khas berupa disseminated,
pengisian rongga dan
baik pada mika putih-
ruang kosong, pengisian
pirofilit maupun silika
urat berlapis khas,
massif. Pengisian rongga
Sifat biasanya dengan
dan ruang kosong jarang
mineralisasi breksiasi multi tahap.
dijumpai. Mineralisasi
Dekat permukaan dapat
biasanya berasosiasi dengan
berupa stockwork atau
alterasi argilik lanjut, dan
disseminated, tergantung
pirit sangat melimpah.
sifat permeabilitas.
Crustification banding,
comb, colioform
Silika vuggy (kuarsa
Karakteristik banding, banded kuarsa-
berbutir halus), silika massif
tekstur kalsedoni, drusy cavities,
(kuarsa berbutir halus).
vugs, vein breccias, silika
psedomorph.
Pada penelitian ini, model mineralisasi yang menjadi acuan adalah model
dengan adanya alterasi silisifikasi dengan kandungan kuarsa > 40% pada vein
Kubang Cicau (Choanji, 2006). Dapat kita lihat pada Gambar 10 dan
Gambar 11.
1. Seperangkat Komputer
2. Alat Tulis
4. Software CMT-PRO
5. Software MTSOFT2D
Diagram alir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 12:
Mulai
Studi Literatur
Data CSAMT
App. Resistivuty vs
Frequency
Penampang 2D
Data Induced
Polarization (IP)
Editing Data dengan Metode
Cubic Spline
Selesai
D. Prosedur Penelitian
1. Studi Literatur
a. Editing Data
tahapan ini dilakukan pula spatial filtering (koreksi efek statik). Data
28
Pada tahapan ini dilakukan interpretasi dan analisis data CSAMT dan
di lapangan.
48
A. Kesimpulan
zona dengan nilai resistivitas tinggi, yang diduga sebagai respon dari
alterasi silisifikasi.
2. Zona mineralisasi emas terbagi menjadi dua, yaitu zona resistivitas tinggi
Ωm dan 300-700 Ωm, serta tepat berada di singkapan vein dan sekitar
struktur geologi.
60
B. Saran
2. Diperlukan data geologi berupa jurus (strike) dan kemiringan (dip) dari
pengeboran.
52
DAFTAR PUSTAKA
Atmadja, R.S., Maury, R.C., Bellon, H., Pringgoprawiro, H., Polue, M. dan Priadi,
B. 1991. The Tertiary magmatic belts in Java. In: Utomo, E.P., Santoso,
H. dan Supoheluwaken, J. (Editors), Dynamics of Subduction and its
Products, Research and Development Center for Geotechnology,
Indonesian Institute of Sciences. Barduny. Hlm 99-119.
Basuki, A., Sumanagara, D.A. dan Sinambela, D. 1994. The Gunung Pongkor
gold-silver deposit, West Java, Indonesia. In: Leeuwen, T.M.V.,
Hedenquist, J.W., James, L.W. dan Dow, J.A.S. (Editors). Indonesian
Mineral Deposits-Discoveries of the Past 25 Years. Journal of
Geochemical Exploration. Hlm 371-391.
Corbett, G. 2013. World Gold: Pacific Rim Epithermal Au-Ag. World Gold
Conference, Brisbane 26-27 September 2013. Australasian Institute of
Mining and Metallurgy. No. 9/2013. Hlm 5-13.
63
Hamilton, W. 1979. Tectonics of the Indonesian Region. U.S. Geol. Surv. Prof.
Paper 1078. Hlm 345.
Pajrin, A.P. dan Elbur, E. 2012. Pemetaan Potensi Kemenrusan Struktur dan
Mineralisasi di Daerha Pongkor Bagian Utara Menggunakan Metode
Controlled Source Audio-Frequency Magnetotelluric (CSAMT).
Proceedings PIT HAGI 2012. Palembang.
Rangin, C., Jolivet, L. dan Pubellier, M. 1990. A simple model for the tectonic
evolution of Southeast Asia and the Indonesian region for the past. Bull.
Soc. Geol. France. Hlm 889-905.
White, N.C. dan Hedenquist, J.W. 1995. Epithermal gold deposits: Styles,
characteristics and exploration. SEG Newsletter. Volume 23.