You are on page 1of 2

SREENING

A. Pendahuluan

Salah satu hal terpenting dalam public health adalah pencegahan (prevention), baik
pencegahan primer (primary prevention), pencegahan skunder (secondary prevention) dan
pencegahan tersier (tertiery prevention). Upaya untuk menemukan kasus baru atau penyakit
sedini mungkin sangat penting agar dapat dilakukan upaya lebih lanjut baik diagnosis maupun
treatment. Hal demikian seringdikenal sebagai "skrining" (screening). Skrining merupakan suatu
upaya yang dilakukan sebagai bagian dari aktivitas pencegahan skunder. Skrining penting
dilakukan dengan berbagai pertimbangan salah satunya adalah menemukan penyakit atau
masalah kesehatan lainnya secepat mungkin agar dapat ditekan atau diturunkan angka kematian
akibat penyakit yang bersifat kronis, yang diakibatkan karena terlambat dalam mendiagnosis
sehingga terlambat pula penanganannya.

B. Definisi Skrining

Banyak ahli memberikan definisi tentang skrining diantaranya:

1. Skrining adalah sebuah proses untuk mengidentifikasi orang-orang yang tampak sehat,
tetapi ada kemungkinan terjadi peningkatan risiko penyakit atau kondisi
tertentu(Somerville et al., 2014)
2. Skrining adalah proses mengevaluasi sekelompok orang yang tidak menunjukkan tanda
atau gejala penyakit atau faktor resiko yang dapat berkembang menjadi penyakit atau injuri
(Katz et al., 2014)
3. Skrining didefinisikan sebagai penggunaan tes prosedur secara cepat dan sederhana untuk
mengidentifikasi dan memisahkan orang-orang yang kelihatan sehat, tetapi mungkin
memiliki risiko terkena penyakit, dan orang-orang yang mungkin tidak punya penyakit
(Timmreck, 2002).
4. Skrining adalah identifikasi dugaan penyakit atau cacat yang belum diakui, melalui
penerapan tes, pemeriksaan, atau prosedur lainnya yang dapat diterapkan dengan cepat
(Friis and Sellers,2004)

C. Tujuan Skrining

Skrining bertujuan untuk mencegah penyakit atau konsekuensinya dengan mengidentifikasi


individu-individu pada waktu tertentu dalam perjalanan alamiah penyakit ketika proses penyakit
tersebut dapat diubah melalui intevensi. Skrining bukan proses untuk mendiagnosis sebuah
penyakit. Ada tiga level pencegahan yang menjadi target dari skrining, yaitu: 1) primary
prevention targets (orang-orang yang tidak memiliki tanda/gejala diidentifikasi faktor resiko
secara dini guna menahan proses patologis sebelum tanda dan gejala penyakit berkembang); 2)
secondary prevention target (orang-orang dengan penyakit awal diidentifikasi sehingga
prognosisnya meningkat); 3) tertiary prevention targets (orang-orang yang sedang mengalami
komplikasi diidentifikasi untuk mencegah munculnya gejala sisa pada kasus-kasus komplikasi).

D. Pertimbangan Skrining

Kegiatan skrining tidak dapat dilakukan begitu saja tanpa ada alasan atau pertimbangan
yang matang. Skrining merupakan upaya penting untuk mendeteksi penyakit atau faktor resiko
lebih awal. Namun demikian banyak pertimbangan yang harus dipikirkan sebelum skrining
dilakukan di masyarakat. Beberapa pertimbangan tersebut misalnya 1) penyakit yang diskrining
masih ada dan terjadi di masyarakat; 2) penyakit tersebut merupakan penyakit yang utama dan
menjadi perhatian banyak pihak termasuk masyarakat; 3) penyakit tersebut dimungkinkan untuk
dilakukan tindak lanjut berupa tes diagnostik dan tersedia alatnya; 4) tersedia tindakan untuk
menanggulangi penyakit tersebut baik dirumah sakit, klinik maupun puskesmas; 5) biaya relatif
murah; 6) tidak melanggar etika dan aturan hukum yang ada; 7) skrining yang akan dilakukan
tidak berbahaya dan tidak merugikan masyarakat.

Sementara itu Timmreck, (2002) menyebtkan ada 10 faktor yang perlu dipertimbangkan
ketika merencanakan program skrining untuk kelompok populasi yang luas di antaranya:

1. Penyakit atau kondisi yang akan diskrining sebaiknya sebuah masalah medis yang dominan
terjadi di masyarakat.

You might also like