You are on page 1of 7

BUKU 1 ISBN 978-602-96473-2-7

PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN BANGSA
BERBASIS IPTEK (PB3I-ITM)

Medan, 18 Oktober 2014


Aula Kampus Institut Teknologi Medan

Penerbit:
BIRO PUBLIKASI DAN DOKUMENTASI – ITM
Jln.Gedung Arca No.52 Medan - 20217
Telp. 061 7363771, Fax. 061 7347913
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014

PENGARUH PEREKAT TERHADAP KERAPATAN PAPAN


KOMPOSIT BERBAHAN BAKU AMPAS TEBU
Hendri Nurdin, Purwantono, Nasrul Rivai

Dosen Prodi Teknik Mesin FT-UNP


E-mail : hens2tm@yahoo.com

Abstrak

Bahan rekayasa berupa komposit merupakan perpaduan antara berbagai bahan yang dapat dibuat
menjadi suatu produk. Papan komposit partikel sebagai bahan rekayasa dibuat dari bahan baku
ampas tebu setelah proses ekstraksi dilakukan. Inovasi pemanfaatan limbah ampas tebu berpotensi
dijadikan papan komposit partikel untuk perabotan interior dan furniture. Peningkatan kualitas
kerapatan papan komposit dilakukan dengan melihat pengaruh perekat. Metode pembuatan papan
komposit dilakukan dengan proses penekanan dan dipanaskan pada tempertur 1200C. Model
papan komposit yang diproduksi dengan variasi perbandingan fraksi volum partikel ampas tebu
40%, 50%, dan 60%. Bahan pengikat yang digunakan yaitu pengikat Resin dan Lem/glue tapioka.
Partikel ampas tebu sebagai pengisi papan komposit dibuat butiran (mesh) berukuran rata-rata
1,2 mm. Pembuatan papan komposit dilakukan dengan tekanan pencetakan yang sama yaitu
sebesar 100 kgf/cm2. Metode uji kerapatan papan komposit sesuai JIS A 5908 (2003) dan SNI03-
2015-2006. Dari hasil penelitian ini diperoleh model papan komposit dengan kerapatan sebesar
0,9 gr/cm3 pada komposisi 40% : 60% dengan perekat resin. Papan komposit yang menggunakan
perekat lem/glue tapioka diperoleh nilai kerapatan sebesar 0,48 gr/cm3 pada pada komposisi 40 :
60. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan perekat lem/glue tapioka menghasilkan papan
komposit dengan kerapatan yang lebih baik sesuai standar JIS A 5908 (2003). Pengaruh perekat
berdampak pada kerapatan papan komposit.

Kata kunci : Papan Komposit, Ampas Tebu, Limbah, kualitas standar

PENDAHULUAN teknologi komposit banyak digunakan


Perkembangan bahan rekayasa sebagai aplikasi pada proses manufaktur
menyebabkan penggunaannya semakin sebagai material baru. Menurut SNI
meningkat. Bahan rekayasa yang disebut (2006), papan partikel (papan komposit)
dengan komposit merupakan perpaduan merupakan hasil pengempaan panas
antara berbagai bahan yang dapat dibuat campuran partikel kayu atau bahan
menjadi suatu produk. Diantara jenis berlignoselulosa lainnya dengan perekat

produk komposit adalah papan partikel organik serta bahan lain.

(particle board) dari bahan-bahan Serat alam yang memiliki

berlignoselulosa yang diperoleh dari keunggulan, antara lain : non-abrasive,

tanaman dan diberi perekat kemudian densitas rendah, harga lebih murah, ramah

dipres sehingga memiliki sifat seperti lingkungan, dan tidak beracun serta

kayu (Maloney 1997). Penerapan mendapatkan perhatian luas untuk terus


dikembangkan. Konsep kembali ke alam

8
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014

yang mulai dicanangkan untuk mengatasi membuktikan pengaruh penggunaan


kerusakan alam yang semakin tidak perekat pada pembuatan papan komposit.
terkendali. Salah satu cara mengatasinya
METODE
yaitu dengan memanfaatkannya untuk
Dalam penelitian difokuskan pada
sesuatu yang berguna. Sebagai contoh
kajian eksperimen karakteristik papan
diantaranya pemanfaatan serat alam
komposit yang meliputi uji kualitas mutu
sebagai bahan penguat komposit.
papan komposit yang dihasilkan.
Ketermanfaatan ampas tebu tersebut
Penggunaan variasi perbandingan fraksi
dilakukan pengembangan proses teknologi
volume serat ampas tebu mulai dari 40%,
sehingga terjadi diversifikasi pemanfaatan
50%, dan 60%. Serat ampas tebu sebagai
limbah pertanian menjadi bahan rekayasa
bahan papan komposit terlebih dahulu
papan komposit (papan partikel). Melalui
dicacah sampai menjadi partikel butiran
perbaikan teknologi proses pada
sesuai kebutuhan yaitu ukuran mesh 1,2
pembuatan produk papan komposit
mm. Selanjutnya Performa papan
menggunakan alat kempa (kompaksi),
komposit yang dihasilkan sesuai metoda
optimalisasi kandungan komposisi fraksi
pembuatan dan optimasi variasi campuran
berat ampas tebu yang dicacah menjadi
bahan papan komposit. Pembuatan papan
partikel adalah upaya dalam
komposit dilakukan dengan menggunakan
meningkatkan perbaikan kualitas yang
penekanan (pengempaan) sebesar 100
dihasilkan. Sebelum papan komposit
kgf/cm2 sehingga dihasilkan kualitas
berbasis partikel limbah ampas tebu
papan komposit sesuai dengan standar
diproduksi lanjut diperlukan adanya
mutu JIS A 5908 (2003) yaitu
sustainable penelitian kepada tahapan
kerapatannya. Pengujian yang dilakukan
yang lebih spesifik berupa karakteristik
dalam penelitian ini adalah berupa
mutu papan komposit partikel yang sesuai
pengukuran kualitas papan komposit
standar JIS A 5908 (2003) dan SNI03-
partikel yang dihasilkan sehingga
2015-2006 sebagai model pengembangan
diharapkan dapat mendekati nilai standar
bahan furniture, Kualitas papan komposit
papan partikel. Gambar 1 memperlihatkan
menurut satndar yaitu nilai kerapatan
skema pemotongan bahan pengujian
papan yang dihasilkan. Tentu saja hal ini
menurut SNI03-2015-2006.
berkaitan dengan penggunaan perekat
dalm proses pembuatannya. Berdasarkan
kondisi tersebut penelitian ini akan

9
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014

sama. Pembuatan papan komposit


dilakukan dengan tekanan pencetakan

20 cm x 5 cm
yang sama yaitu sebesar 100 kgf/cm2.

E
Dalam hal ini terdapat 3 (tiga) alternatif
5

5
cm

cm
B 5c

B 5c

30 cm
x

x
m

perlakuan yang dilaksanakan untuk


pembuatan papan komposit berdasarkan
komposisi perbandingan amaps tebu
dengan perekat, yaitu Tipe IA (60 : 40),
IIA (50 : 50) dan Tipe IIIA (40 : 60)
dengan jenis perekat yang digunakan
Gambar 1. Skema pemotongan bahan uji berupa Resin. Sedangkan tipe papan
Keterangan Gambar:
komposit yang dihasilkan dengan
A :Pengujian Kerapatan
penggunaan perekat lem/glue tapioka
B :Pengujian Internal Bonding
yaitu Tipe I B (60 : 40), II B (50 : 50)
C :Pengujian penyerapan air setelah
dan Tipe III B (40 : 60). Pembuatan
direndam 24 jam
prototype berbagai tipe papan komposit
D :Pengujian modulus elastisitas
menggunakan ampas tebu dengan butiran
(MOE)
(mesh) sebesar 1,2 mm selanjutnya diberi
E :Pengujia modulus patah (MOR)
perlakuan dengan pemanasan pada
temperatur 120o C pada waktu penahanan
Pembuatan papan komposit ini
(holding time) selama 1 jam. Untuk
menggunakan perekat yang bervariasi
pemberian panas tersebut, papan komposit
yaitu perekat resin dan lem tapioka.
hasil pencetakan setelah 30 menit
Penentuan kebutuhan bahan baku ampas
selanjutnya dimasukkan ke dalam Oven
tebu dan perekat dilakukan dengan
Microwave. Setelah selesai diberi panas,
perbandingan fraksi berat. Papan
selanjutnya papan komposit yang
komposit yang dikembangkan dalam
dihasilkan dijemur di bawah sinar
penelitian ini di produksi dengan berbagai
matahari ± selama 7 hari, dan kemudian
tipe sehingga dalam proses pembuatannya
dilakukan penimbangan guna
diberi perlakuan (treatment) dengan
mendapatkan massa kering papan
menetapkan komposisi perbandingan
komposit, sehingga kadar penguapannya
bahan baku utama yaitu ampas tebu dan
dapat ditentukan. Untuk papan komposit
perekat yang digunakan yaitu resin atau
yang menggunakan perekat resin tidak
lem/glue dengan kuat tekanan pencetakan
dijemur tetapi hanya dibiarkan saja

10
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014

mengering (tanpa dijemur). Dengan tebal sesuai tebal papan partikel yang
demikian akan diperoleh suatu model terbentuk. Kerapatan papan dapat dihitung
papan komposit sebagai bahan pembuatan dengan rumus sebagai berikut:
perabotan interior dan furniture yang mk
Kr 
dimungkinkan sebagai pengganti mebel vk
berbahan baku kayu dan lainnya. Pada dengan:
Gambar 2 memperlihatkan tipe hasil r = Kerapatan (gr/cm3)
produksi papan komposit. mk = Berat kering udara contoh uji
Pengujian kerapatan dilakukan vk = Volume contoh uji kering
terhadap contoh uji 10 cm x 10 cm dengan udara

Tipe A Tipe B
Gambar 2. Papan Komposit yang dihasilkan

Gambar 3. Grafik Uji kerapatan papan komposit Tipe A dan Tipe B

11
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN lem/glue tapioka. Menurut mutu standar


Pada penelitian ini proses JIS A 5908 (2003), prototipe papan
pembuatan dan pencetakan papan komposit yang dihasilkan termasuk dalam
komposit sebanyak mungkin dipersiapkan kategori sesuai standar yaitu 0,4 sampai
bahan baku. Kebutuhan bahan baku 0,9 gr/cm3. Menurut Maloney (1997),
berupa ampas tebu dikalkulasi dengan berdasarkan nilai kerapatan papan partikel
memprediksi terhadap banyaknya jumlah bahwa papan komposit dengan perekat
variasi campuran antara ampas tebu dan glue/lem tapioka termasuk berkerapatan
perekat resin atau glue/lem tapioka. Hal rendah (low density particleboard), yaitu
ini dimaksudkan untuk mendapatkan papan mempunyai kerapatan kurang dari
variasi optimum yang dihasilkan sebagai 0,4 gr/cm3. Sedangkan papan komposit
model prototype yang nantinya dapat dengan perekat resin termasuk
dikembangkan sebagai bahan pengganti berkerapatan sedang (medium density
interior dan furniture. Dari pembuatan particleboard), yaitu papan yang
dan pencetakan papan komposit diperoleh mempunyai kerapatan antara 0,4 sampai
beberapa protototype fisis sebagai produk 0,8 g/cm3. Dari kondisi ini dapat
pengembangan. Hasil pembuatan dan dinyatakan bahwa penggunaan jenis
perlakuan papan komposit berupa perekat dalam proses pembuatan papan
kerapatan seperti diperlihatkan secara komposit sangat mempengaruhi nilai
grafik pada Gambar 3. kerapatan papan komposit yang
Dari hasil penelitian yang dihasilkan. Hal ini juga akan
dijabarkan pada Gambar 3 menunjukkan mempengaruhi ketahanan papan komposit
bahwa prototipe papan komposit yang terhadap pengaruh kelembaban. berkaitan
dihasilkan memiliki karakteristik dengan kriteria yang digunakan untuk
kerapatan sebesar 0,6 gr/cm3 pada membedakan ketahanan papan partikel
komposisi 40 : 60 dengan menggunakan adalah penggunaannya secara interior dan
perekat resin. Sedangkan papan komposit eksterior.
yang menggunakan perekat lem/glue
tapioka diperoleh nilai kerapatan sebesar KESIMPULAN
0,44 gr/cm3 pada pada komposisi 50 : 50. Dari penelitian ini dapat
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan disimpulkan sebagai berikut:
perekat resin akan menghasilkan papan 1. Penelitian ini berhasil memanfaatkan
komposit dengan kerapatan yang lebih limbah ampas tebu menjadi material
tinggi dibandingkan menggunakan perekat yang dapat dikembangkan berupa

12
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014

papan komposit berbahan baku Penggunaan perekat resin (polimer)


Ampas Tebu. Teknis pengerjaan dan akan memperbesar nilai kerapatan
pengembangan produk ini secara papan komposit sehingga berdampak
bervariatif telah menemukan suatu pula pada ketahanan dan
prototipe fisis papan komposit yang kelembabannya. Hal ini juga
dapat direkomendasikan kepada berpengaruh pad penggunaannya
pengguna sebagai bahan perabotan secara interior dan eksterior.
interior dan furniture. 2. Besaran butir (mesh) ampas tebu yang
1. Prototipe papan komposit yang didefinisikan sebagai partikel,
dihasilkan memiliki karakteristik perbandingan bahan pengikat/perekat
3
kerapatan tertinggi sebesar 0,6 gr/cm terhadap karakteristik papan partikel
pada komposisi 40 : 60 dengan yang dihasilkan.
perekat resin. Sedangkan papan
komposit yang menggunakan perekat DAFTAR PUSTAKA
lem/glue tapioka diperoleh nilai ASTM. 2002. Annual Book of ASTM
Standard. West Conshohocken.
kerapatan sebesar 0,4 gr/cm3 pada
Anonim. 1996. Mutu Papan Partikel.
pada komposisi 50 : 50. Hal ini SNI03-2015-2006. Dewan
Standardisasi Nasional, Jakarta
menunjukkan bahwa penggunaan Darsono, Sugiarto D., dan Anik Sunarni.
perekat resin akan menghasilkan 2010. Pembuatan Dan Pelapisan
Berwarna Papan Partikel Serbuk Kayu
papan komposit dengan kerapatan Dengan Polyester Menggunakan Iradiasi
Ultra Violet. Jurnal Sains Material
yang sesuai standar JIS A 5908
Indonesia Vol. 11 No. 3 pp. 183-187
(2003). Pembuatan papan komposit Iskandar M. 2009. Proses Pembuatan Papan
Partikel, Pusat Penelitian dan
dilakukan dengan tekanan pencetakan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.
yang sama yaitu sebesar 100 kgf/cm2. JIS A 5908. 2003. Particles Boards, Japanese
Standard Association, Japan.
Dari hasil ini dapatdinyatakan bahwa Maloney, TM. 1997. Modern Particleboard
and Dry-Process Fiberboard
pengaruh penggunaan perekat pada Manufacturing. San Fransisco: Miller
pembuatan papan komposit dapat Freeman, Inc
SNI. 2006. Papan Partikel. Dewan
merubah mutu kerapatan papan Standardisasi Nasional, Jakarta
komposit yang dihasilkan.

13

You might also like