You are on page 1of 7

(FORMAT PENULISAN PROPOSAL DAPAT MENGACU KEPADA BAGIAN

SUSUNAN KERANGKA PROPOSAL INI, TETAP TIDAK DIWAJIBKAN UNTUK


PERSIS SAMA)
PROPOSAL
KOMPETISI MILLENNIALS BERKARYA

TINJU TINJA KAMPUNG PULORAYA

Diusulkan oleh:

Ketua:
Nur Kholis Hanifah IPB 2014

Anggota Komunitas:
Ester Cahaya UI 2014
Marsudi Wijaya IPB 2014
Faris M Hanif UI 2015
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku buang air besar sembarangan (BABS) yang tidak menggunakan toilet di Indonesia
telah mencapai lebih dari 31 juta orang -- terbanyak kedua di dunia, dan tersebar di seluruh
pelosok Indonesia.

Kebiasaan ini sudah tertanam sejak kecil. Susahnya menghapus kebiasaan ini juga dipengaruhi
oleh pengetahuan/pemahaman bahaya BABS, masalah kemiskinan (tidak mampu membuat
toilet), tidak memiliki lahan, tinggal di rumah yang tak memiliki toilet (walau di daerah
perkotaan) serta tidak adanya kesadaran, sehingga menganggap praktek BABS adalah hal yang
biasa.

Dampak dari praktek BABS ini memengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup anak-
anak yang sudah rentan dan termarginalisasi. Setiap jam, ada 15 sampai 22 anak di Indonesia
yang meninggal akibat diare dan pneumonia yang sangat bisa dihindari dengan perilaku bersih
dan sanitasi yang baik (sumber: Levels & Trends in Child Mortality – Laporan 2014. Perkiraan
dikembangkan oleh Inter-agency Group for Child Mortality Estimation PBB).

Kampung Puloraya adalah salah satunya, dikampung ini masyarakat terbiasa BABS di sungai.
Parahnya, air sungai ini juga digunakan untuk kebutuhan sehari – hari seperti mandi, mencuci,
bahkan memasak. Kami mendata dari 10 rumah hanya 3 rumah yang memiliki toilet. Dampaj
secara langsung yang terlihat adalah anak – anak sering terkena diare dan banyak dari mereka
yang terkena stunting atau anak tumbuh pendek.

Melihat permasalahan ini, kami ingin membuat sebuah aksi nyata bernama gerakan Tinju Tinja
Kampung Pulo Raya, yaitu sebuah inisitif untuk mengedukasi orang tua dan anak – anak di
kampong pulo raya bahaya dari BABS sembarangan. Kami juga berinisiatif membangun
“Toilet Bersama” adalah suatu sarana yang berfungsi untuk mefasilitasi MCK masayarakat
Kampung Puloraya Agar masyarakat yang tidak memiliki toilet sendiri tidak perlu lagi ke
sungai atau ke tempat yang tidak semestinya. Dengan adanya “Toilet Bersama” ini diharapkan
masryarakat memiliki kesadaran akan pentingnya hidup bersih dan sehat tanpa harus
memikirkan sulitnya biaya untuk pembangunan toilet tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Belum adanya toilet umum di lingkungan masyarakat sekitar
2. Masih banyak masyarakat yang melakukan MCK di sungai
3. Banyak masyarakat yang terkena penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan
dalam hal sanitasi
4. Kebutuhan akan adanya toilet umum
1.3 Tujuan
Tujuan dari proyek ini adalah untuk menurunkan angka masyarakat yang terkena penyakit
yang disebabkan lingkungan kurang sehat di Kampung Puloraya dengan memberikan sarana
berupa toilet umum agar masyarakat memahami urgensi sanitasi yang baik untuk
menunjunjang kesehatan masyarakat.
1. Membuat bangunan toilet umum yang di beri nama “Toilet Bersama” yang bersih,
ramah lingkungan, dan dapat dijangkau oleh masyrakat sekitar
2. Meningkatkan kesehatan masyarakat di Kampung Puloraya
3. Mendorong masyarakat untuk memiliki kepedulian dan kesadaran untuk merubah pola
hidup sehat

1.4 Luaran yang Diharapkan


Proyek ini diharapkan dapat menghasilkan luaran sesuai dengan yang di harapkan yaitu:
1. Masyarakat di Kampung Puloraya mampu merubah pola hidup yang lebih sehat, yaitu
merubah dari yang melakukan MCK di sungai berubah menjadi di “Toilet Bersama”
2. “Toilet Bersama“ menjadi suatu sarana yang memiliki manfaat untuk masyarakat yang
belum memiliki toilet pribadi, sehingga tidak perlu merasa risau.
3. Masyarakat tidak terkena penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kurang baik
4. Lingkungan sekitar menjadia lebih bersih, sehat dan tidak banyak lagi nyamuk demam
berdarah

1.5 Manfaat Kegiatan

“Toilet Bersama” dapat menjadi fasilitas umum yang memiliki manfaat untuk masyarakat yang
belum memiliki MCK sehingga masyarakat tidak perlu risau dengan permasalahan penyakit
yang sering mengganggu.
BAB 2. RENCANA PELAKSANAAN
1.1 Tahap Persiapan
Pada tahap ini, kami melakukan diskusi tim terlebih dahulu terkait dengan ide yang akan
kami buat, kemudian setelah menemukan ide kami berkonsultasi dengan dosen yang
menurut kami sesuai dengan ide yang akan kami buat. Selanjutnya kami melakukan survey
kembali ke lokasi yang ingin kami implementasikan. Lokasi yang kami ambil merupakan
satu kampung lokasi KKN kami. Secara terperinci tahapan persiapan meliputi:
1. Persiapan izin kepada stakeholders
Dalam tahap persiapan ini, kami meminta berdiskusi terlebih dahulu dengan
stakeholder yang ada di desa, seperti RT, RW, kepala desa, dan masyrakat yang
bersangkutan. Kemudian setelah berdiskusi dan menemukan masalah yang dihadapi
oleh masyarakat, kami kembali lagi untuk meminta izin untuk membuat proposal
proyek.
2. Pembagian tugas
Pembagian tugas perlu dilakukan sebelum menjalankan proyek. Tugas yang dimaksud
meliputi tugas yang akan dilakukan pada saat implementasi proyek seperti penentuan
lahan yang akan digunakan untuk membaut bangunan.
3. Perencanaan Keuangan
Persiapan pengaturan anggaran keuangan dilakukan sebelum proyek dimulai. Tahap
ini meliputi mendata kebutuhan uang baik untuk bahan utama, bahan habis pakai,
perjalanan, dan lain-lain. Persiapan ini bertujuan untuk memastikan manajemen
keuangan program dapat teratur dan lancer.

1.2 Tahap Pelaksanaan


Tahap pelaksanaan meliputi tahap persiapan konstruksi, tahap pekerjaan konstruksi yang
secara rinci sebagai berikut
1. Tahap Persiapan Konstruksi
Persiapan konstruksi meliputi beberapa hal yaitu rapat dengan tim konstruksi (tukang)
untuk menjelaskan proyek lima toilet untuk masyarakat yang akan dibuat dengan
konsep dua toilet untuk laki-laki dan tiga toilet untuk perempuan. Setelah rapat dengan
tim konstruksi, selanjutnya dilakukan mobilisasi bahan dan alat yang digunakan untuk
proses pengerjaan.
2. Tahap Pekerjaan Konstruksi
Tahap pelaksanaan konstruksi merupakan tahap inti dalam suatu proyek, karena pada
tahap ini mulai dilakukan pembangunan untuk membuat toilet. Seluruh bahan yang
sudah di persiapkan mulai dikerjakan di tempat yang sudah mendapatkan izin untuk
mendirikan bangunan toilet tersebut. Pengerjaan konstruksi meliputi pekerjaan
pondasi, pemasangan bowplank, pekerjaan beton dan dinding, sampai dengan
pemasangan pintu dan pengecekan tembok.
BAB 3. RENCANA PENGGUNAAN BIAYA
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Bahan utama 31,850,000
2. Bahan habis pakai 400,000
3. Transportasi dan akomodasi 2,000,000
4. Lain-lain 11,000,000
Total 45,250,00

1. Bahan Utama

No. Material Kuantitas Harga Satuan Jumlah


1. Semen 20 sak 60,000 1,200,000
2. Pasir 1 truk 1,500,000 1,500,000
3. Cat 6 ember 150,000 900,000
4. Kloset 5 buah 2,000,000 10,000,000
5. Pintu 5 buah 300,000 1,500,000
6. Keramik Lantai 20 m2 100,000 2,000,000
7. Keramik Dinding 50 m2 125,000 6,250,000
8. Bak Air 5 buah 500,000 2,500,000
9. Jendela Kaca 5 buah 200,000 1,000,000
10. Batu Bata 1,000 buah 1,000 1,000,000
11. Saptic Tank 1 buah 2,000,000 2,000,000
12. Pipa saluran 5 m2 300,000 1,500,000
Total 31,850,000

2. Bahan Habis Pakai


No. Material Kuantitas Harga Satuan Jumlah
1. Konsumsi 20 orang 20,000 400,000
Total 400,000

3. Transportasi
No. Material Kuantitas Harga Satuan Jumlah
1. Transportasi ke lokasi - - 2,000,000
Total 2,000,000

4. Lain-lain
No. Material Kuantitas Harga Satuan Jumlah
1. Biaya Tukang 5 tukang 110,000 11,000,000
Total 11,000,000
BAB 4. JADWAL KEGIATAN
Untuk merealisasikan proyek ini, rencana kegiatan akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan.
Berikut disajikan jadwal kegiatan program dalam tabel di bawah ini:

Bulan
No. Kegiatan
September Oktober November
1. Pembuatan Proposal
2. Coaching Clinic
3. Pengerjaan Projek

4. Projek Visit

5. Festival Millennials
Berkarya
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Data Akses Sanitasi di Indonesia.

You might also like