Professional Documents
Culture Documents
1 (2018)
widai65wy@gmail.com
ABSTRACT
This research aims to determine the effect of invention-based learning models on mathematical critical
thinking skill and self concept by controlling the initial ability of class VII Junior High School students on
the subject of flat building in the academic year 2016/2017. The research method used in this research is
quasi experimental method with Posttest Only Control Group Design. The sample in this study amounted
to 96 students selected by using cluster random sampling technique with three classes of samples. Methods
of data collection in this study were obtained through the provision of initial ability tests, tests of critical
thinking skills mathematically, and self concept questionnaires that have been validated and tested its
reliability. The data were processed using covariance analysis (ANCOVA) and continued with corrected t-
test. The result of the research shows that 1) There is difference of influence of invention-based learning
model on mathematical critical thinking skill and self concept by controlling the initial ability of class VII
Junior High School students, 2) Mathematical critical thinking skill of learners using guided discovery
learning model better than the ability of learners to learn using guided inquiry learning models and
conventional learning models, (3) Self Concept mathematical learners who learn by using guided discovery
learning model better than learners' ability to learn using guided inquiry model and conventional learning
model.
Keywords: Invention-Based Learning Model, Mathematical Critical Thinking Skill, Self Concept, Initial
Ability
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis penemuan terhadap
kemampuan berpikir kritis matematis dan self concept dengan mengontrol kemampuan awal peserta didik
kelas VII SMP pada materi bangun datar pada tahun pelajaran 2016/2017. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan rancangan Posttest Only Control
Group Design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 orang peserta didik yang dipilih dengan
menggunakan teknik cluster random sampling dengan tiga kelas sampel. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini diperoleh melalui pemberian tes kemampuan awal, tes kemampuan berpikir kritis matematis,
dan angket self concept yang telah divalidasi dan diuji reliabilitasnya. Data diolah menggunakan analisis
kovarians (ANKOVA) dan dilanjutkan dengan Uji-t terkoreksi. Hasil penelitian yang diperoleh
menunjukkan bahwa 1) Ada perbedaan pengaruh model pembelajaran berbasis penemuan terhadap
kemampuan berpikir kritis matematis dan self concept dengan mengontrol kemampuan awal peserta didik
Sekolah Menengah Pertama kelas VII, 2) Kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik yang belajar
dengan menggunakan model pembelajaran discovery terbimbing lebih baik daripada kemampuan peserta
didik yang belajar menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing dan model pembelajaran
konvensional, (3) Self Concept matematis peserta didik yang belajar dengan menggunakan model
pembelajaran discovery terbimbing lebih baik daripada kemampuan peserta didik yang belajar
menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing dan model pembelajaran konvensional.
Kata kunci: Model Pembelajaran berbasis Penemuan, Kemampuan Berpikir kritis, Self concept,
Kemampuan Awal
94
Widayati, Suyono dan Wardani Rahayu
A. PENDAHULUAN
Pembelajaran matematika di kelas kemampuan berpikir kritis dan aspek afektif
saat ini pada umumnya berpusat pada guru berupa self concept melalui model
dan kurang melibatkan peserta didik secara pembelajaran berbasis penemuan yang pada
aktif. Hal ini dapat dilihat dari cara guru saat ini kurang dapat dilakukan secara
memberikan informasi dengan cara maksimal dalam pembelajaran matematika.
penulisan rumus, pemberian contoh soal Ennis (2011) mengemukakan bahwa
yang dikerjakan bersama peserta didik berpikir kritis adalah proses berpikir refleksi
kemudian diakhiri dengan pemberian soal yang difokuskan pada apa yang diyakini dan
latihan. apa yang dilakukan. Aizikovitsh dan Cheng
Pembelajaran ini masih banyak yang (2015) mengungkapkan bahwa
menekankan pemahaman peserta didik dan permasalahan matematika tingkat tinggi
kurang melibatkan kemampuan berpikir melibatkan proses berpikir analisa dan
tingkat tinggi seperti kemampuan berpikir sintesa yang dapat membangkitkan peserta
kritis dan berpikir kreatif. Guru kurang didik untuk berpikir kritis. Peranan guru
memberikan kebebasan kepada peserta didik sangat diperlukan dalam proses
untuk mengkonstruk pendapat atau pembelajaran di kelas, khususnya
pemahamannya. Seyogyanya matematika matematika sehingga kemampuan berpikir
perlu diberikan kepada semua peserta didik kritis peserta didik dapat dikembangkan
mulai dari sekolah dasar untuk membekali melalui penerapan berpikir kritis ke dalam
peserta didik dengan kemampuan berpikir kurikulum sekolah.
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, Pembelajaran di sekolah saat ini
serta kemampuan bekerjasama. dihimbau agar dapat mengembangkan
Untuk mengatasi hal ini, maka kemampuan berpikir tingkat tinggi, salah
pembelajaran matematika di sekolah perlu satunya kemampuan berpikir kritis yang
mengembangkan pendekatan dan model sangat diperlukan dalam menghadapi
pembelajaran yang mendukung permasalahan yang berkaitan dengan
perkembangan kemampuan berpikir tingkat kehidupan sehari-hari seiring dengan
tinggi. Model–model pembelajaran yang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
muncul dari aktivitas matematis peserta serta masalah-masalah praktis yang sering
didik kurang dapat mendorong terjadinya dihadapi peserta didik. Santrock (2010)
interaksi di kelas, sehingga pembelajaran mengemukakan bahwa sejumlah
yang mengarah kepada level berpikir karakteristik penting perkembangan self
matematis yang lebih tinggi tidak tercapai concept pada masa remaja (SMP-SMA)
dan pembelajaran matematika menjadi yaitu Abstract dan Idealistic, Gambaran
kurang bermakna. tentang self concept yang abstrak, misalnya
Menurut TIMSS 2015, (Nizam;2016) dapat dilihat dari pernyataan remaja usia 14
peserta didik indonesia masih lemah dalam tahun mengenai dirinya. Persepsi dan
kecakapan kognitif tingkat tinggi seperti perasaan diri peserta didik menentukan hasil
menalar, menganalisa, mengevaluasi belajar, pengetahuan dan penilaian terhadap
sehingga kemampuan berpikir kritis peserta diri mempengaruhi cara peserta didik
didik masih tergolong rendah; kemampuan memahami suatu materi pelajaran yang
awal dan kesiapan peserta didik indonesia disajikan.
untuk belajar sudah cukup baik namun Dalam pembelajaran matematika,
masih berada di level rendah; persepsi peserta didik yang berpikir positif mengenai
peserta didik indonesia terhadap matematika kemampuan matematis yang dimilikinya
besar, namun pada saat diminta menjawab akan menyenangi pemecahan masalah
soal-soal, kepercayaan diri terhadap matematika, cepat dalam pembelajaran
kemampuan matematika yang dimilikinya matematika, dan mendapatkan hasil yang
masih tergolong rendah. baik (Ayodele, 2011). Guru berperanan
Beberapa permasalahan yang terkait penting dalam hal mengembangkan self
dengan proses pembelajaran matematika concept yang positif terhadap matematika
tersebut, penulis memberikan alternatif dan memberikan pengalaman pembelajaran
model pembelajaran yang mempengaruhi yang menyenangkan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu
95
Model Pembelajaran Berbasis Penemuan
self concept yang lebih tinggi dan hasil konvensional. Penelitian mengenai
pembelajaran menjadi lebih baik. peningkatan kemampuan berpikir kritis dan
Persepsi yang baik akan berdampak self concept telah dilakukan oleh Susilawati
positif terhadap kemajuan belajar peserta dan Hidayat (2016) dengan menggunakan
didik, akan tetapi persepsi yang kurang baik model pembelajaran saintifik, alternatif
dapat menghambat proses pembelajaran model pembelajaran yang akan dilakukan
yang dilakukan, dalam hal ini peserta didik dalam penelitian ini adalah model
diharapkan dapat membentuk persepsi dan pembelajaran berbasis penemuan.
perasaan yang positif dengan cara Penelitian yang akan dilakukan tidak
mengevaluasi segala kekurangannya dan hanya pada perbedaan hasil belajar peserta
berusaha untuk mengurangi persepsi- didik tetapi melihat pengaruhnya terhadap
persepsi dan perasaan negatif terhadap diri kemampuan kognitif yaitu kemampuan
sendiri. Berdasarkan hal yang dikemukakan berpikir kritis matematis dan kemampuan
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa self afektif yaitu self concept peserta didik.
concept adalah persepsi seseorang terhadap Penerapan model pembelajaran tidak
dirinya, lingkungan, dan kemampuan- terlepas dari kesiapan peserta didik untuk
kemampuan yang dimilikinya. menerima pembelajaran, salah satu
Model pembelajaran inovatif mulai diantaranya adalah kemampuan awal peserta
berkembang seiring kemajuan ilmu dan didik sebelum menerima konsep yang akan
teknologi, salah satu diantaranya adalah diajarkan. Kemampuan awal ini dapat
model pembelajaran berbasis penemuan. berupa penguasaan materi prasyarat yang
Inquiry terbimbing dan discovery dibutuhkan sebelum mempelajari materi
terbimbing merupakan model-model selanjutnya, sehingga memudahkan peserta
pembelajaran yang diterapkan pada didik untuk memahami materi yang akan
pelaksanaan kurikulum 2013 edisi 2016 diberikan. Pengaruh model pembelajaran
khususnya kelas VII SMP. Keduanya dapat yang diterapkan terhadap hasil belajar
diterapkan kepada peserta didik SMP, hal ini peserta didik akan terlihat setelah
dikarenakan peserta didik SMP masih mengurangi pengaruh linear (mengontrol)
memerlukan bantuan guru dalam proses kemampuan awal peserta didik.
pembelajaran. Dari fenomena yang terjadi di kelas,
Inquiry terbimbing merupakan proses hasil TIMSS 2015, dan beberapa penelitian
menemukan jawaban pertanyaan dan yang telah dikemukakan di atas, terkait
menyelesaikan masalah berdasarkan fakta dengan pembelajaran pada kurikulum 2013
dan pengamatan, pembelajaran dengan yang pada hakekatnya menuntut peserta
metode inkuiri diharapkan membuat siswa didik untuk aktif, sehingga guru berusaha
dapat membangun sendiri ilmu untuk mencari alternatif model
pengetahuannya yang diharapkan ingatan pembelajaran yang tepat untuk digunakan
dan pemahaman terhadap konsep yang dalam proses pembelajaran.
dipelajarinya tersebut dapat melekat secara Model pembelajaran berbasis
permanen pada diri siswa (Vara,2016). penemuan merupakan salah satu model
Pembelajaran discovery terbimbing adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta
proses menemukan konsep melalui didik, maka akan dilakukan penelitian
serangkaian data atau informasi yang mengenai alternatif proses pembelajaran
diperoleh melalui pengamatan atau matematika untuk memperoleh gambaran
percobaan. Hal ini didukung oleh penelitian yang obyektif tentang pengaruh model
yang dilakukan oleh Yama dkk (2015), pembelajaran berbasis penemuan yaitu
Sondang dan Hermawan (2013), Meta dkk model pembelajaran inquiry terbimbing dan
(2014), dan Putrie,dkk ( 2014). discovery terbimbing terhadap kemampuan
Penelitian yang dilakukan oleh berpikir kritis matematis (aspek kognitif)
Hermawan dan Sondang (2013) serta Yama dan self concept (aspek afektif) dengan
dkk (2015). Keduanya hanya terbatas mengontrol kemampuan awal peserta didik
mendeskripsikan perbedaan hasil belajar SMP kelas VII pada materi bangun datar.
peserta didik setelah diberikan perlakuan
model-model pembelajaran berbasis
penemuan dan model pembelajaran
96
Widayati, Suyono dan Wardani Rahayu
Perbedaan yang cukup mendasar dari kedua (1980) mengemukakan bahwa model
model pembelajaran tersebut adalah terletak pembelajaran konvensional lazim
pada hasil akhirnya, inquiry terbimbing dipergunakan dalam pembelajaran
tidak dapat diprediksi hasil akhirnya karena tradisional, biasanya lebih bersifat
semuanya bergantung kepada hasil komunikasi satu arah dan pengajar lebih
penemuan peserta didik, peran guru dalam besar peranannya.
proses pembelajaran mengarahkan kepada Dari pendapat-pendapat tersebut,
tujuan yang akan dicapai sedangkan maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
discovery terbimbing, hasil yang akan awal adalah kemampuan yang diharapkan
diperoleh peserta didik sudah jelas karena dapat dikuasai oleh peserta didik sebelum
petunjuknya ada dan tujuan diadakan mempelajari konsep baru yang berkaitan
penemuan ini guru yang menentukan, dengan konsep sebelumnya. Kemampuan
sehingga seolah-olah masalah yang awal yang dimiliki peserta didik sesuai
disajikan merupakan rekayasa dari guru. dengan pengetahuan yang akan diberikan
Melalui pendekatan inquiry dan dikuasai dengan baik dan mendalam
discovery ini siswa diberi kesempatan untuk sehingga peserta didik tidak mengalami
memecahkan masalah yang memenuhi kesulitan ketika mempelajari materi
proses mental untuk memenuhi konsep atau pelajaran selanjutnya.
prinsip. (Arsad dkk,2011) Dari paparan di atas, maka penulis
Model konvensional merupakan salah mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh
satu dari model–model pembelajaran yang Model Pembelajaran Berbasis Penemuan
dimana cara penyampaiannya secara lisan terhadap kemampuan Berpikir Matematis
atau penjelasan langsung kepada dan Self Concept dengan mengontrol
sekelompok peserta didik. Gerlach dan Ely Kemampuan Awal Peserta Didik”.
B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam pembelajaran discovery terbimbing dan
penelitian ini adalah metode quasi model pembelajaran inquiry terbimbing
eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di sebagai variabel bebas, kemampuan berpikir
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) kritis matematis dan self concept matematis
89 Jakarta dan dilaksanakan pada semester sebagai variabel terikat, serta kemampuan
genap tahun pembelajaran 2016 – 2017. awal sebagai variabel kovariat.
Desain penelitian ini menggunakan desain Pengumpulan data menggunakan tes
penelitian berbentuk Nonequivalent tertulis dalam bentuk tes uraian sebanyak 6
Posttest-Only Control Group Design. butir soal sebagai instrumen kemampuan
Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh berpikir kritis matematis, angket skala sikap
Sekolah yang berada di kecamatan Grogol self concept dengan skala Likert sebanyak
Petamburan Jakarta Barat, dari populasi 11 item sebagai instrumen self concept dan
tersebut maka diambil secara random soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal
sebanyak satu sekolah yang terdiri dari 25 sebagai instrumen kemampuan awal.
rombongan belajar, dari 25 rombongan Dalam penelitian ini digunakan
belajar tersebut dipilih 5 paralel kelas VII analisis deskriptif, analisis uji persyaratan
yang diajar oleh guru yang sama, dari 5 kelas yaitu normalitas, homogenitas dan uji
tersebut diambil sampel sebanyak 3 kelas. kesejajaran , analisis kovarians (ANKOVA)
Variabel dalam penelitian ini adalah satu jalur dengan design eksperimen
Model Pembelajaran Berbasis Penemuan factorial 3 x 1 treatment by level.
yang terdiri dari variabel aktif yaitu model
C. HASIL PENELITIAN
Pengujian hipotesis menggunakan pembelajaran inquiry terbimbing, discovery
ANKOVA diperoleh taraf signifikans A = terbimbing, dan konvensional dengan
0,009 < 0,05 dan Fo (A) = 7,159 > Ftab = mengontrol kemampuan awal. Pada
3,06, maka hal ini berarti terdapat perbedaan Corrected Model, diperoleh taraf signifikans
kemampuan berpikir kritis matematis antara M = 0,029 < 0,05 Fo = 5,920 > Ftab = 3,09.
peserta didik yang belajar dengan model Maka hal ini berarti bahwa kovariat
97
Model Pembelajaran Berbasis Penemuan
kemampuan Awal (A) dan model kritis matematis. Hal ini dapat dilihat pada
pembelajaran (M) secara simultan tabel berikut .
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir
Tabel 1. Statistik Uji-F untuk Faktor Model Pembelajaran, Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis dan Kemampuan Awal Peserta Didik.
Sumber
JK Df RJK F Sig. Ftabel
Varians
Corrected
972,718a 3 324,239 5,920 0,001
Model
Intercept 4047,281 1 4047,281 73,892 0,000
M 404,831 2 202,416 3,696 0,029
A 392,135 1 392,135 7,159 0,009 3,09
Error 5039,115 92 54,773
Total 118900,000 96
Corrected
6011,833 95
Total
98
Widayati, Suyono dan Wardani Rahayu
99
Model Pembelajaran Berbasis Penemuan
Tabel 6. Statistik Uji-F Untuk Faktor Model Pembelajaran Terhadap Self Concept
Matematis Peserta Didik Dengan Mengontrol Kemampuan Awal Peserta Didik.
Sumber
JK Df RJK F Sig. Ftabel
Varians
Corrected
658,790a 3 219,597 45,446 0,000
Model
Intercept 3005,417 1 3005,417 621,983 0,000
S 33,775 2 16,888 3,495 0,034 3,94
A 556,207 1 556,207 115,109 0,000
Error 444,543 92 4,832
Total 100434,000 96
Corrected
1103,333 95
Total
100
Widayati, Suyono dan Wardani Rahayu
Tabel 10. Kesimpulan Uji Hipotesis Lanjut Self Concept Matematis Dengan Statistik Uji-
T-Ankova Terkoreksi
Nilai
(Se) thitung ttabel Kesimpulan
Kontras
1,199 0,562 2,135 1,69 Rata-rata terkoreksi Self Concept matematis peserta
didik yang belajar menggunakan model
pembelajaran discovery terbimbing lebih tinggi
daripada peserta didik yang belajar menggunakan
model pembelajaran inquiry terbimbing dengan
mengontrol kemampuan awal peserta didik.
1,339 0,551 2,423 1,69 Rata-rata terkoreksi Self Concept matematis peserta
didik yang belajar menggunakan model
pembelajaran discovery terbimbing lebih tinggi
daripada peserta didik yang belajar menggunakan
model pembelajaran inquiry terbimbing dengan
mengontrol kemampuan awal peserta didik.
0,137 0,554 0,247 1,69 Rata-rata terkoreksi Self Concept matematis peserta
didik yang belajar menggunakan model
pembelajaran inquiry terbimbing lebih rendah
daripada peserta didik yang belajar menggunakan
model pembelajaran discovery terbimbing dengan
mengontrol kemampuan awal peserta didik.
101
Model Pembelajaran Berbasis Penemuan
102
Widayati, Suyono dan Wardani Rahayu
Hal yang paling sulit adalah ketika sebelumnya yang menunjang keberhasilan
mengonstruksi pengetahuan yang baru pembelajaran.
dengan menggunakan pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
103
Model Pembelajaran Berbasis Penemuan
104