You are on page 1of 11

Kualitas Perairan Situ Lebakwangi, Bogor

Abstract

Water pollution that occurs due to various human activities in Situ Lebakwangi cause of water
quality decrease based on Government Regulation Number 82 of 2001 about Water Quality
Criteria. The purpose of this researchis to know the water quality of Situ Lebakwangi based on
physical, chemical, and biological (coliform bacteria) factors. This research was conducted in Situ
Lebakwangi, Bogor on January 2015. Physical factor parameter are temperature, dissolved oxygen
(DO), pH, total dissolved solid (TDS), electrical conductivity (EC), five days of biological oxygen
demand, brightness and light intensity. Research results show that physical condition of Situ
Lebakwangi is conform with environmental quality standard class II.Temperature of Situ
Lebakwangi range is 29,2-30,2 ˚C, DO 4,8-6,2 ppm, TDS 53,7-58,7 ppm, BOD5 1,6-3,1 ppm, EC
112-118 mS/cm, and pH 6,6-8,8. Measurement result shows that total bacteria exceed the
environmental quality standard 1,0 x 103CFU/ml, except in 6th station. Fungi is not found in 4th& 6th
station, while pollutant bacteria E. coli was not found in 6th station. All of stations can not found
pathogenic bacteria Salmonella sp. Coliform bacteria in 5th and 6th station exceeds the
environmental quality standard, that is 5,0 x 10 3.All observed physical factor parameters were in
conformable with PP 82 of 2001 about Water Quality Criteria, but for biological parameters (total
bacteria and total coliform) were not. Based on this results, aquatic of Situ Lebakwangi can not be
used for water recreation facilities, freshwater fish cultivation, livestock, water to irrigate crops, and
other uses that require same water quality.
Key Words : Coliform bacteria, Water Quality, Situ Lebakwangi.

Abstrak
Pencemaran yang terjadi akibat berbagai aktifitas manusia di Situ Lebakwangi menyebabkan
danau buatan tersebut mengalami penurunan kualitas peraian berdasarkan Kriteria Mutu Air PP 82
tahun 2001. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perairan Situ Lebakwangi meliputi
faktor fisik-kimia dan biologi (bakteri koliform). Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 di Situ
Lebakwangi, Kabupaten Bogor. Parameter faktor fisik yang digunakan yaitu suhu,dissolved
oxygen (DO), pH, total dissolved solid (TDS), electrical conductivity (EC), biological oxygen
demand 5 hari (BOD5), kecerahan, dan intensitas cahaya. Hasil penelitian menunjukkan kondisi
fisik Situ Lebakwangi sesuai dengan standar baku mutu lingkungan kelas II. Suhu di Situ
Lebakwangi berkisar antara 29,2-30,2 ˚C, DO 4,8-6,2 ppm, TDS 53,7-58,7 ppm, BOD 5 1,6-3,1 ppm,
EC 112-118 ms/cm, dan pH 6,6-8,8.Hasil pengukuran menunjukkan total bakteri melebihi standar
baku mutu lingkungan, yaitu 1,0 x 103CFU/ml. Titik 6 tidak ditemukan bakteri pencemar E. coli,
semua stasiun tidak ditemukan bakteri patogen Salmonella sp. Stasiun 5 dan 6 ditemukan bakteri
koliform yang melebihi standar baku mutu lingkungan, yaitu 5,0 x 103. Parameter faktor fisik yang
diamati semuanya sesuai dengan Kriteria Mutu Air PP 82 tahun 2001, tetapi parameter biologi (total
bakteri dan total koliform) tidak sesuai, sehingga perairan Situ Lebakwangi termasuk perairan yang
peruntukannya tidak dapat digunakan untuk sarana prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air
tawar, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kata Kunci : Bakteri koliform, kualitas perairan, Situ Lebakwangi

Pendahuluan
semakin meningkat, akan tetapi
Komponen penting yang ketersediaannya semakin berkurang.
digunakan manusia sebagai sumber Hal tersebutkarena telah terjadi banyak
energi salah satunya yaitu air. Air pencemaran pada beberapa sumber air
berperan penting dalam proses fisiologis sehingga ketersediaan dan kualitas air
dan non-fisiologis makhluk hidup. menurun. Perubahan kondisi kualitas air
Kebutuhan akan air bersih saat ini pada suatu perairan merupakan dampak
dari buangan dan penggunaan lahan biologi yang digunakan sebagai indikator
yang ada. Berbagai aktivitas manusia kualitas perairan adalah gastropoda
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Rijaluddin dkk., 2017), fitoplankton
yang berasal dari kegiatan industri, (Ramadhan dkk.,2016) dan bakteri
rumah tangga, dan pertanian telah koliform (Bahri dkk.,2015). Penelitian
menyebabkan terjadinya penurunan sebelumnya yang telah dilakukan oleh
kualitas air dibeberapa perairan (Bahri Wardhana dkk (2017) di perairan Situ
dkk., 2015; Agustiningsih dkk., 2012). Gintung menunjukkan bahwa,
Situ Lebakwangi adalah salah pertumbuhan bakteri total koliform
satu danau di Parung, Kabupaten Bogor, meningkat seiring dengan adanya
Jawa Barat. Luas areal Situ Lebakwangi peningkatan aktivitas masyarakat seperti
sejak tahun 2004 hingga tahun 2016 pola konsumsi makanan, aktivitas
mengalami penurunan akibat adanya perekonomian dan aktivitas sosial
pembangunan pemukiman penduduk. masyarakat pada saat bulan Ramadhan
Situ Lebakwangi berfungsi sebagai sehingga menyebabkan terjadinya
sumber air dan dimanfaatkan untuk penurunan kualitas perairan tersebut.
irigasi (kondisi baik) (Dinas Bina Marga Bakteri koliform merupakan
dan Pengairan, 2008). Situ Lebakwangi indikator utama adanya pencemaran air
memiliki sedimentasi yang perlu diatasi pada suatu perairan karena jumlah
(Nugrahadkk., 2014) dan tertimbunnya koloninya pasti berkorelasi positif
limbah sampah yang dihasilkan oleh dengan keberadaan bakteri patogen
aktivitas di sekitarperairan. (Bahri dkk., 2015; Wardhana dkk.,
Perubahan aktivitas dan 2017).Kehadiran bakteri koliform dan
perilaku sosial seperti pendidikan bakteri patogen lain seperti Salmonella
(Oosterbeek & Van der Klaauw, 2013), sp., serta berubahnya sifat fisik (suhu
aktivitas fisik (Geok dkk., 2013), dan TDS), dan kimia (pH, DO, BOD5 dan
ekonomi (Campante & Yanagizawa- logam berat) menjadi indikator telah
Drott, 2015) dan konsumsi (Ra, 2016) terjadinya penurunan kualias perairan
masyarakat sekitar situ dapat (Bahri dkk., 2015). Berdasarkan
menyebabkan terjadinya penurunan masalah tersebut perlu dilakukan
kualitas perairan disekitar situ. pengujian untuk mengetahui kualitas
Penurunan kualitas perairan perairan Situ Lebakwangi meliputi faktor
dapat diketahui dengan berubahnya fisik-kimiadan biologi (bakteri koliform).
faktor fisik-kimia dan biologi. Parameter

Metode
Penelitian dilakukan pada bulan air dilakukan pada kedalaman 0-50 cm
Januari 2015 di Situ Lebakwangi, (surface water) di enam stasiun
Kabupaten Bogor. Pengambilan sampel (Gambar 1.). Pengambilan sampel air
menggunakan water bottle sampler. menggunakan metode permukaan
Pengujian fisik-kimia air dilakukan di (surface plate) (Waluyo, 2008) yang
Laboratorium Lingkungan, pengujian dimodifikasi. Sampel air diencerkan dan
total bakteri, total Coliform, total E. Coli, dihomogenkan dengan NaCl 0,9%
-5
dan Salmonella sp. dilakukan di sampai tingkat pengenceran 10 . Tiga
Laboratorium Mikrobiologi Pusat tingkat pengenceran terakhir (10 -3,10-4,
Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif 10-5) diinokulasikan pada media Nutrient
Hidayatullah Jakarta. Agar (NA), Cawan petri dibagi menjadi
Penelitian kualitas perairan Situ tiga bagian yang telah ditandai tingkat
Lebakwangi diamati berdasarkan pengencerannya. Sampel pengenceran
parameter fisik-kimia yaitu suhu, (10-3, 10-4, 10-5) diinokulasikan sebanyak
dissolved oxygen (DO), pH, total 0,01 ml dengan mikropipet pada NA
dissolved solid (TDS), biologycal oxygen tanpa disebar (drop test), setiap tingkat
demand (BOD5), dan electrical pengenceran menempati satu bagian
conductivity (EC) dengan menggunakan cawan. Inkubasi dilakukan dengan suhu
water quality checker (WQC) (Horiba). 37°C selama 24 sampai 48 jam. Bakteri
Pengukuran kebutuhan oksigen biologi diidentifikasi berdasarkan warna koloni
lima hari (BOD5) berdasarkan yang tumbuh. Jumlah koloni yang dapat
Jouanneau dkk. (2014). dihitung dibatasi 30-300 koloni dan
Pengujian total koliform dihitung dengan rumus perthitungan
dianalisis dan dihitung dengan koloni bakteri (Waluyo, 2008).
Gambar 1. Peta Lokasi Situ Lebakwangi
Hasil
Parameter Fisik – Kimia
Berdasarkan hasil pengukuran berkisar antara 53,7-58,7ppm. Nilai
parameter fisik – kimia perairan Situ BOD5 perairan Situ Lebakwangi berkisar
Lebakwangi (Tabel 1), diketahui bahwa antara 1,6-3,1 ppm. Hasil pengukuran
kondisi suhu masih berada di sekitar EC sesuai dengan standar baku mutu
baku mutu lingkungan sesuai PP No. 82 lingkungan, yaitu berkisar antara 20-
tahun 2001, yaitu berkisar antara 29,2- 1500 mS/cm. Kondisi perairan Situ
30,2˚C. Parameter DO menunjukkan Lebakwangi memiliki pH sesuai dengan
hasil pengukuran berkisar antara 4,8-6,2 standar baku mutu lingkungan, yaitu
ppm. Hasil pengukuran TDS dengan berkisar antara 6-9.
standar baku mutu lingkungan yaitu

Tabel 1. Hasil pengukuran fisik dan kimia pada setiap stasiun pada perairan Situ
Lebakwangi

Stasiun NAB I*
Parameter
1 2 3 4 5 6
Suhu (oC) 29,2 29,5 29,8 29,6 29,6 30,2 25-30 0C

TDS (ppm) 58,3 58,7 56,7 56,3 53,7 57,0 1000

Kecerahan (cm) 80,8 74,3 77,3 67,2 74,2 73,0 -

pH 7,2 6,6 7,5 8,3 8,5 8,8 6-9

DO (ppm) 6,2 5,6 4,8 5,1 4,8 5,2 4

BOD5(ppm) 3,1 3 1,9 2,4 1,6 2,2 3

EC (mS/cm) 117 118 115 112,7 112 113 -

Catatan:*NAB I : Nilai Standar baku mutu kualitas air berdasarkan PP No. 82 tahun 2001
tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air kelas II.

Kualitas Mikrobiologi Air Situ Lebakwangi


Hasil pengukuran total bakteri tidak ditemukan bakteri pencemar E.
menunjukan bahwa total bakteri coli, semua stasiun tidak ditemukan
melebihi standar baku mutu lingkungan, bakteri patogen Salmonella sp. Stasiun
3
yaitu 1,0 x 10 CFU/ml, kecuali pada 5 dan 6 ditemukan bakteri koliform yang
stasiun 6, sedangkan pada stasiun 4 melebihi standar baku mutu lingkungan,
dan 6 tidak ditemukan total jamur. Titik 6 yaitu 5,0 x 103 (Tabel 2.).

Tabel 2. Hasil Uji Kualitas Mikrobiologi Air Situ Lebakwangi


Total Total Total Total Salmonella Total
Stasiu
Bakteri Jamur E.coli sp. Koliform
n
CFU/mL CFU/mL CFU/mL CFU/mL CFU/mL

1 1,0x 106 1,0x105 3,3x103 ttd 1,0x102

2 1,0x106 1,0x1010 8,8x105 ttd 1,0x103

3 1,0x104 1,0x104 1,04x106 ttd 1,0x103

4 1,0x104 0 1,5x104 ttd ttd

5 2,0x1012 1,0x102 4,9x105 ttd 1,4x105


6 1,0x103 ttd Ttd ttd 1,2x105

KM 1,0x103 ttd ttd ttd 5,0x103


Catatan: KM : Kriteria Mutu Air Berdasarkan PP 82 tahun 2001 Kelas II
ttd : Tidak terdeteksi

Pembahasan
Parameter Fisik-Kimia
Parameter fisik-kimia perairan di Situ Lebakwangi tergolong tinggi
Situ Lebakwangi yang telah diukur (29,2-30,2˚C. Kelarutan oksigen dalam
menunjukkan bahwa, kualitas perairan air dipengaruhi oleh berbagai faktor
Situ Lebakwangi peruntukannya tidak salah satunya suhu. Nilai oksigen
dapat digunakan untuk prasarana atau terlarut Situ Lebakwangi memiliki nilai
sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan rata-rata 5,28 ppm. Kandungan oksigen
air tawar, peternakan, air untuk mengairi terlarut sebesar 5 ppm dengan suhu air
pertanaman, dan atau peruntukan lain berkisar antara 20-30˚C relatif masih
yang mempersyaratkan mutu air yang baik untuk kehidupan ikan-ikan (Patty,
sama dengan kegunaan tersebut 2013). Sehingga dapat dikatakan bahwa
berdasarkan PP RI No. 82 Tahun 2001 perairan Situ Lebakwangi tingkat
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan pencemarannya tergolong rendah.
Pengendalian Pencemaran Air kelas II. Nilai konsentrasi TDS perairan
Parameter suhu berpengaruh Situ Lebakwangi berkisar antara 53,7-
terhadap keberadaan makhluk hidup 58,7 ppm. Hasil tersebut masih sesuai
seperti bakteri dan fitoplankton di dengan PP No. 82 Tahun 2001 (<1000
perairan, karena mempengaruhi laju ppm). Nilai TDS yang relatif rendah
metabolisme enzim dan fisiologis.Suhu terjadi karena beban masukan ion-ion
di Situ Lebakwangi berkisar antara 29,2- anorganik lebih rendah (Bahri dkk.,
30,2˚C. Berdasarkan penelitian Cho dkk. 2015). Air tawar memiliki nilai TDS
(2016), bakteri total koliform berkorelasi antara 0-1.000 mg/L dan air payau
positif dengan suhu, dan dapat tumbuh memiliki nilai TDS antara 1.001-3.000
optimum pada suhu 25-30˚C. mg/L (Effendi, 2003). Nilai TDS
Pengukuran nilai DO berkorelasi positif dengan nilai EC dan
menunjukkan hasil sesuai dengan dipengaruhi oleh pelapukan batuan,
standar NAB dan pencemaran di Situ limpasan dari tanah, dan pengaruh dari
Lebakwangi tergolong rendah. Suatu antropogenik (berupa limbah domestik
perairan yang tingkat pencemarannya dan industri) (Effendi, 2003).
rendah dan dapat dikategorikan sebagai Parameter BOD5 merupakan
perairan yang baik adalah perairan yang banyaknya oksigen yang dibutuhkan
memiliki nilai DO >5 ppm (Salmin, oleh organisme untuk memecah
2005). Hal tersebut diduga karena suhu senyawa organik dalam waktu 5 hari.
Penentuan waktu inkubasi 5 hari terdapat pada perairan tersebut sedikit,
bertujuan untuk mengurangi sehingga asam organik yang dihasilkan
kemungkinan hasil oksidasi ammonia dari degradasi senyawa organik oleh
(NH3) yang cukup tinggi, karena mikroorganisme aerobik hanya sedikit
ammonia sebagai hasil sampingan dan tidak menyebabkan penurunan pH
dapat mempengaruhi hasil penentuan perairan. (Bahridkk.,2015).
BOD karena dapat dioksidasi menjadi NilaiEC merupakan kemampuan
nitrit dan nitrat (Salmin, 2005). Nilai suatu cairan untuk menghantarkan arus
BOD5 merupakan parameter penting listrik. Besarnya nilai konduktivitas ini
suatu perairan, karena tingginya nilai berkaitan erat dengan TDS yang berisi
BOD5 dapat mengindikasikan bahwa ion anorganik, semakinbesar nilai TDS
perairan tersebut telah tercemar maka daya hantar listrik juga akan
senyawa organik. semakin besar. Nilai EC yang tinggi
Nilai BOD5 Situ Lebakwangi berkaitan dengan kandungan garam
yang tergolong rendah diduga karena terlarut dan mineral (Kazi dkk., 2009)
kandungan bahan organik di perairan serta kandungan nutrien pada perairan.
tersebut rendah, sehingga kebutuhan Kondisi pH perairan Situ
oksigen yang digunakan oleh Lebakwangi rata-rata tergolong pH alkali
mikroorganisme untuk menguraikan (>7). Hal tersebut berdampak pada
senyawa organik yang ada di perairan tingkat kelangsungan hidup total
juga rendah. Lain halnya dengan koliform yang lebih besar, yaitu sekitar
penelitian yang dilakukan oleh Rijaluddin 66,11% dibandingkan kondisi pH asam
dkk (2017) di perairan Situ Gintung dan (<7) (Wahyuni, 2015).Kondisi pH yang
Situ Bungur didapatkan nilai BOD5 yang tergolong tinggi terjadi karena adanya
tinggi. Tingginya nilai BOD5 pengendapan senyawa organik hasil
menunjukkan bahwa kandungan bahan degradasi oleh mikroorganisme pada
organik di perairan tersebut tinggi. Nilai dasar perairan (Bahri dkk., 2015).
BOD5 yang rendah pada Situ Kondisi pH yang tergolong tinggi dapat
Lebakwangi juga dapatdilihatdarinilai pH meningkatkan konsentrasi amoniak
perairan yang netralcenderungbasa, dalam air dan berkaitan dengan
yaitu 6-9.Nilai pH yang netral cenderung keberadaan karbondioksida, suhu,
basa pada perairan Situ Lebakwangi kandungan oksigen, konsentrasi ion-ion,
diduga karena senyawa organik yang dan alkalinitas (Effendi, 2003).

Total Bakteri dan Total Koliform


Berdasarkan hasil pengukuran, yaitu 1,0 x 103CFU/ml, kecuali pada
menunjukkan bahwa total bakteri stasiun 6. E. Colitidak ditemukan hanya
melebihi standar baku mutu lingkungan, pada stasiun 6, sedangkan bakteri
patogen Salmonella sp tidak ditemukan Manusia yang terpapar oleh air yang
di semua stasiun. Stasiun 5 dan 6 terkontaminasi koliform mengakibatkan
ditemukan bakteri koliform yang gejala demam, diare dan kram
melebihi standar baku mutu lingkungan, abdominal, nyeri dada, atau
3
yaitu bernilai 5,0 x 10 CFU/ml. menyebabkan penyakit hepatitis. Selain
Keberadaan mikroba patogen E. coli, patogen fekal lain yang menjadi
diduga disebabkan oleh kondisi ancaman bagi kesehatan adalah
pembuangan.Kondisi inlet merupakan Salmonella, Shigella, dan Psuedomonas
salah satu tempat masuknya limbah dari aeruginosa (Sengupta dan Saha, 2013).
aktivitas rumah tangga dan industri.
Kondisi inlet yang berdekatan dengan Kesimpulan
akses jalan raya dan rumah makan Kondisi perairan Situ
berpotensi menjadi pencemar akibat Lebakwangi berdasarkan kriteria Kriteria
limbah buangan. Selain itu, stasiun Mutu Air yang tercantum dalam PP No.
dengan total jamur tertinggi berada 82 Tahun 2001 tergolong ke dalam kelas
dekat lokasi perumahan, sehingga II. Perairan ini tidak dapat digunakan
limbah aktivitas rumah tangga secara untuk sarana prasarana rekreasiair,
langsung mencemari badan air. pembudidayaan ikan air tawar,
Tingginya keberadaan total bakteri dan peternakan, mengairi tanaman, dan atau
total koliform juga disebabkan oleh peruntukan lain yang mensyaratkan
kondisi faktor fisik yang mendukung mutu air yang sama dengan kegunaan
pertumbuhan bakteri tersebut, seperti tersebut, karena memiliki kandungan
suhu dan pH. Pertumbuhan bakteri total total bakteri dan total koliform melebihi
koliform dapat tumbuh pada suhu batas normal..
optimum 25-30˚C (Cho dkk., 2016).Total
koliform memilki tingkat kelangsungan UCAPAN TERIMA KASIH
hidup yang tinggi pada kondisi pH alkali Yayasan Wahana Indonesia
(>7) sekitar 66,11% dibandingkan Prestasi (WIP), Tim Eksplorasi Situ
kondisi pH asam (<7) (Wahyuni, Lebakwangi 2015 danPusat
2015).Keberadaan E. coli di dalam Laboratoriun Terpadu UIN Syarif
perairan danau menjadiindikator Hidayatullah Jakarta yang telah
pencemaran dikarenakan jumlah membantu penelitian ini.
koloninya pasti berkorelasi positif
dengan keberadaan bakteri patogen DAFTAR PUSTAKA
(Bahri dkk., 2015).
Keberadaan bakteri patogen di Agustiningsih, D. & Sasongko, S.B., 2006. Analisis

perairan dapat menyebabkan gangguan Kualitas Air Dan Strategi Pengendalian


Pencemaran Air Sungai Blukar Kabupaten
kesehatan apabila air di perairan
Kendal. Presipitasi, 9(2), pp.64–71.
tersebut dikonsumsi oleh manusia.
Bahri, S., Ramadhan, F. & Reihannisa, I., 2015. Kazi Tg, Arain Mb, Jamali Mk, Jalbani N, Afridi Hi,
Kualitas Perairan Situ Gintung , Tangerang Sarfraz Ra, Baig Ja, S.A., 2009. Assesment
Selatan.Biogenesis , 3(1), pp.16–22. Of Water Quality Of Polluted Lake Using
Multivariate Statistical Techniques.
Campante, F., Yanagizawa-Drott, D., 2013. Does Ecotoxicology Andenvironmental Safety, 72,
Religion Affect Economic Growth And pp.301–309.
Happiness Evidence From Ramadan
Faculty Research Working Paper Series Nugraha, A. R., Megga R. P., I.S., 2014. Produksi
Does Religion Affect Economic Growth And Biogas Dari Sedimen Danau Situ
Happiness ? Evidence From Ramadan. The Lebakwangi Dalam Skala Laboratorium.
Quarterly Journal Of Economics, (2), Seminar Nasional Dan Rapat Tahunan
pp.615–658. Bidang Mipa 2014, pp.70–77.

Cho, K.H., Pachepsky,Y. A., Kim, M., Pyo, J., Park, Oosterbeek, H. & Klaauw, B. Van Der, 2013.
M.H., Kim, Y.M., & Kim, J.H., 2016. Economics Of Education Review
Modeling Seasonal Variability Of Fecal Ramadan , Fasting And Educational
Coliform In Natural Surface Waters Using Outcomes §. Economics Of Education
The Modified SWAT. Journal Of Hidrology, Review, 34, pp.219–226.
535, pp.377–385.
Patty, S.I., 2013. Jurnal Ilmiah Platax Distribusi
Dinas Bina Marga dan Pengairan. 2008. Suhu , Salinitas Dan Oksigen Terlarut Di
Inventarisasi Situ-Situ. UPTD Teknik Perairan Kema, Sulawesi Utara 1
Pengairan Wilayah Parung, Kabupaten Distribution Temperature , Salinity And
Bogor, Provinsi Jawa Barat. Dissolved Oxygen In Waters Kema , North
Sulawesi. Ilmiah Platax, 1(3), pp.148–157.
Effendi, H., 2003 Telaah Kualitas Air Bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82.
Perairan. Yogyakarta: Kanisius. 2001. Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Geok, S.K., Yusof, A., Abdullah, N.S.M., Lam, S.
K., Leong, O.S, 2013. Social Sciences & Ra, H.R., 2016. The Ramadan Effects On The
Humanities Comparing Physical Activity Of Economy : Focused On The Volatility Of
Malaysian Malay Men And Women Before , Economic Variables Of. Korea And The
During , And After Ramadan. Social World Economy, 17(1), pp.61–98.
Sciences & Humanities, 21(2), pp.569–578.
Ramadhan, F., Rijaluddin, A.F., Assuyuti, M., 2016.
Jouanneau S, Recoules L, Durand Mj, Studi Indeks Saprobik Dan Komposisi
Boukabache A, Picot V, Primault Y, Lakel A, Fitoplankton Pada Musim Hujan Di SItu
Sengelin M, Barillon B, T.G., 2014. Methods Gintung. Al-Kauniyah, 9(2), pp.95–102.
For Assessing Biochemical Oxygen
Demand (Bod): A Review. Water Research, Rijaluddin, A.F., Wijayanti, F. & Joni, D.A.N., 2017.
49, pp.62–82. Struktur Komunitas Makrozoobentos Di Situ
Gintung, Situ Bungur Dan Situ Kuru, Ciputat
Timur, Scripta Biologica, 18(2), pp.139–147.

Salmin, 2005. Oksigen Terlarut ( DO ) Dan


Kebutuhan Oksigen Biologi ( BOD )
Sebagai Salah Satu Indikator Untuk
Menentukan. Oseana, (3), pp.21–26. Waluyo, L. 2008. Mikrobiologi Umum. Penerbit
Universitas Muhammadiyah. Malang.
Sengupta, C. & Saha, R., 2013. Understanding
Coliforms - A Short Review.International Wardhana, H.I., Nadila, A., Assuyuti, M.,
JournalOf Advanced Research, 1, pp.16– Ramadhan, F., Rijaluddin, A.F., 2017.
25. Kualitas Perairan Pada Bulan Ramadan Di
Situ Gintung ,. Biodjati, 2(1), pp.9–20.
Wahyuni, E.A., 2015. The Influence Of pH
Characteristics On The Occurance Of
Coliform Bacteria In Madura Strait.
Procedia Environmental Sciences, 23,
pp.130–135.

You might also like