You are on page 1of 14

PEMBELAJARAN BAHAN MAKANAN

“BAHAN MAKANAN TAMBAHAN”

D
I
S
U
S
U
N
Oleh:

 Amiira Yulisto
 M.Akbar R
 Nur Ayu Nazhifah

X TATA BOGA 5
SMK NEGERI 6 PALEMBANG

BAHAN MAKANAN TAMBAHAN


Pengertian:
Bahan Makanan Tambahan adalah suatu zat makanan yang berbentuk kimia atau
alami yang ditambahkan kedalam makanan dengan jumlah tertentu.

Fungsi:
Secara umum BMT berfungsi tunggal atau ganda yaitu selain untuk
mempertahankan giza dan membantu proses pengolahan, juga mampu
meningkatkan nilai organoleptik seperti rasa, tekstur, emulsifer, penyedap dan anti
oksidan.

Tujuan Penggunaan yang dibolehkan:


1. Mempertahankan nilai gizi makanan
2. Untuk konsumsi segolongan orang tertentu yang memerlukan diet
3. Untuk mempertahankan mutu atau kestabilan makanan atau untuk
memperbaiki sifat-sifat organoleptiknya sehingga tidak menyimpang dari sifat
alaminya
4. Untuk keperluan pembuatan, pengolahan, penyediaan, perlakuan, pewadahan,
pengemasan, pemindahan atau pengangkutan
Tujuan Penggunaan yang tidak dibolehkan:
1. Untuk menyembunyikan cara pembuatan atau pengolahan yang tidak ada
2. Untuk mengelabui konsumen, misalnya memberi kesan baik kepada suatu
makanan yang dibuat dai bahan yang kurang baik mutunya.
3. Jika mengakibatkan penurunan nilai gizi pada makanan

Dampak negatif penggunaan bahan aditif pada makanan:


1. Menimbulkan penyakit jika tidak sesuai dosis atau berlebihan
2. Merusak kandungan gizi pada makanan
3. Menimbulkan alergi pada orang tertentu.

Jenis- jenis:
a) Bahan Makanan Tambahan Alami: BMT ini terbuat dari bahan dasar tanaman
atau lainnya yang baik bagi kesehatan
b) Bahan Makanan Tambahan Sintetis: BMT ini terbuat dari bahan bahan kimia
yang dapat merugikan konsumen jika dipergunakan dalam jumlah berlebihan.

A. Bahan Makanan Tambahan Alami


Macam - macamnya:

i. PEWARNA

Terdapat banyak jenis bahan pewarna, tetapi tidak semua pewarna itu dapat
digunakan pada makanan.

Pewarna alami merupakan bahan pewarna yang diambil dari tumbuhtumbuhan


atau batu-batuan secara langsung. Misalnya,

a. zat warna klorofil dari daun suji dan daun pandan yang menghasilkan warna hijau
untuk mewarnai kue, seperti kue lapis dan kue pisang;

b. zat warna kurkumin yang berasal dari kunyit yang menghasilkan warna kuning
untuk memberi warna pada tahu, minuman ringan, dan nasi kuning;

c. zat warna kapxantin yang dikandung oleh cabai merah untuk memerahkan
rendang dan sayur ikan;

d. zat warna antosianin yang dikandung bit menghasilkan warna abu-abu violet pada
keadaan basa dan warna merah pada keadaan asam;

e. zat warna coklat pada karamel dihasilkan dari reaksi karamelisasi sukrosa pada
pemanasan sekitar 170o C;

f. zat warna kuning pada wortel disebut beta-karoten untuk memberi warna kuning
pada makanan;

g. beberapa zat warna alami lainnya, seperti sari jeruk yang menghasilkan warna
kuning, riboflavin, paprika, dan ekstrak kulit anggur.

Zat Pewarna Alami

1. Anato
2. Beta-Apo-8’Karotenoat
3. Etil Beta-Apo-8’Karotenoat
4. Xantasantin
5. Karamel, Amonia Sulfit Proses
6. Karmin
7. Beta Karoten
8. Klorofil
9. Klorofil Tembaga Komplex
10. Kurkumin
11. Riboflavin
12. Tartrazin

Ukuran penggunaan zat pewarna harus memerhatikan ambang batas


penggunaannya yang menggunakan satuan bpj (bagian per juta). Misalnya,
beta-karoten mempunyai ambang 33 bpj.

ii. PEMANIS
Pemanis alami merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh
dari bahan-bahan nabati maupun hewani. Contoh pemanis alami :
1. Madu
Madu merupakan larutan yang mengandung 80% gula dan
mempunyai kandungan fruktosa, yaitu suatu monosakarida yang
banyak terdapat dalam buah sehingga sering juga disebut sebagai gula
buah. Madu mengandung fruktosa sekitar 41 %, 35% glukosa, dan 1,9 %
sukrosa. Fruktosa adalah gula paling manis, mempunyai tingkat
kemanisan 1,7 kali dibanding gula sukrosa yang banyak terdapat dalam
gula pasir. Meskipun termasuk karbohidrat simpleks (sederhana),
fruktosa mempunyai indeks glisemik rendah -sekitar 20- sehingga tidak
cepat menaikkan kadar gula dalam tubuh. Madu juga diketahui
mengandung 80% karbohidrat, 0,5 % protein, asam amino, vitamin, dan
mineral. Dalam satu sendok makan madu terkandung sekitar 60 – 70
kalori. Kalorinya kecil, tapi kaya nutrisi.
2. Gula aren
Gula aren sama dengan gula pasir, mempunyai kandungan
karbohidrat yang disebut sukrosa yaitu suatu disakarida yang dalam
pencernaan akan diubah atau dipecah menjadi glukosa dan fruktosa.
Dibandingkan dengan gula pasir, gula aren mempunyai kandungan
kalsium, fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi. Gula aren mempunyai
cita-rasa dan aroma khas yang tidak terdapat dalam gula pasir sehingga
lebih disukai untuk membuat minuman dan makanan. Dan indeks
glikemik gula aren sekitar 35.
3. Stevia
Stevia berasal dari tumbuhan perdu, mempunyai rasa manis
yang unik dan khas – tidak meninggalkan rasa pahit setelah dikonsumsi.
Daun stevia mengandung 3 glikosida yaitu steviosida, rebaudisida, dan
dulkosida yang mempunyai ikatan dengan karbohidrat seperti dengan
glukosa, fruktosa, silosa, arabinosa. Stevia juga mengandung mineral,
beberapa vitamin dan sedikit protein. Tubuh Anda tidak dapat
mencerna daun stevia maka tidak terjadi penyerapan karbohidrat.
Sehingga, tidak ada kalori yang dihasilkan dan indeks glisemiknya
rendah.Tingkat kemanisannya bisa 30–300 kali dibanding gula pasir.
Rahasia kemanisannya terletak pada bahan kimia alaminya yang
bernama steviosida. Stevia aman dikonsumsi, juga oleh penderita
diabetes, tekanan darah tinggi, atau kelebihan berat badan. Hebatnya,
stevia juga memiliki sifat antibiotik ringan seperti mampu menghambat
pertumbuhan bakteri yang menyebabkan gangguan gigi dan penyakit
gusi.
4. Gula kelapa
Sama dengan gula pasir, gula kelapa mengandung disakarida
sukrosa atau sakarosa. “Dan serupa dengan gula aren, gula kelapa
mempunyai kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan gula pasir.
5. Gula jagung
Gula jagung adalah gula yang diperoleh dari jagung,
mempunyai kandungan monosakarida berupa glukosa. Daya
kemanisannya lebih rendah daripada gula pasir maupun gula merah.

iii. PENGAWET
Pengawet alami dinilai lebih aman dan baik untuk kesehatan. Simak beberapa
bahan yang bisa dijadikan pengawet alami berikut ini :

 Garam
Garam termasuk pengawet alami yang juga ampuh menangkal microorganisme
penyebab kerusakan makanan. Contoh makanan yang diawetkan menggunakan
garam, misalnya : ikan asin, asinan sayur, dan lain sebagainya.

 Gula pasir

Gula pasir tidak hanya memberikan rasa manis, tapi juga berfungsi mengawetkan
makanan karena microorganisme tidak bisa tahan hidup didalamnya. Bahan yang
bisa diawetkan dnegan gula pasir, antara lain : manisan, selai, dan lain sebagainya.

 Gula merah

Seperti halnya gula tebu, gula merah juga berfungsi sebagai pemanis sekaligus
pengawet. Ini bisa digunakan untuk mengawetkan masakan, serundeng daging,
bacem, dan lain sebagainya.

 Kunyit

Selain memberikan efek warna yang bagus, kunyit juga berfungsi sebagai pengawet.
Bahan yang biasa diawetkan menggunakan kunyit, antara lain : tahu kuning, ikan
bumbu kuning, dan lain sebagainya.

 Cengkih

Tidak hanya berfungsi sebagai penambah aroma makanan, cengkih juga berfungsi
mengawetkan makanan dan mencegah tumbuhnya jamur pada makanan.

 Kayu manis
Selain berfungsi menambah aroma makanan, kayu manis juga mengandung asam
benzoat yang ampuh membantu mengawetkan makanan, misalnya : penggunaan
pada selai dan minuman.

 Lemon
Lemon kaya vitamin C yang membantu melenyapkan microorganisme perusak gizi
makanan sehingga dapat membantu mengawetkan bahan makanan. Caranya :
sebelum disimpan, Anda bisa melumuri daging, ikan, ayam atau sayuran dengan air
lemon.

 Cuka

Cuka mengandung zat yang mampu membunuh microorganisme dan bakteri


pembusuk makanan. Contoh makanan yang diawetkan dnegan cuka, misalnya : acar,
makanan kaleng, dan lainnya. Anda juga bisa melumurkan pada daging, ayam, ikan
mentah sebelum disimpan dalam kulkas.

 Minyak

Minyak berfungsi memperlambat proses oksidasi sehingga microorganisme lebih


cepat mati. Untuk itu, tak heran jika makanan yang digoreng memiliki ketahanan
lebih lama dibandingkan direbus.

 Bawang putih

Bawang putih tidak hanya berfungsi menyedapkan masakan, tapi juga pengawet
karena mengandung zat-zat yang ampuh membunuh bakteri yang bersifat merusak
makanan.
Wah, ternyata banyak sekali bahan-bahan alami yang bisa membantu menjaga
makanan/minuman agar awet dan tahan lebih lama. Semoga informasi tentang
pengawet alami yang aman dan baik untuk kesehatan diatas dapat bermanfaat
untuk kita semua.

iv. PENYEDAP

 Bawang putih merupakan pemberi rasa sedap alami yang paling banyak
digunakan. Cara membuat bawang putih untuk bahan penyedap alami pengganti MSG
yaitu dengan memarkan bawang putih yang telah dikupas, dan tumis dengan sedikit
minyak hingga layu, sebelum Anda memasukkan bahan-bahan lainnya. Bawang putih
juga bisa dihaluskan, kemudian ditumis agar lebih merata dengan bahan lainnya. Cara
lainnya adalah dengan membuat bubuk bawang putih goreng.
 Terasi merupakan zat cita rasa alami yang dihasilkan dari bubuk ikan dan udang
kecil yang dibumbui sedemikian rupa sehingga memberi rasa sedap yang khas. Biasanya
terasi digunakan untuk membuat sambal, tetapi terasi juga bisa digunakan untuk sayuran
seperti tumis kangkung, tumis bayam, tumis brokoli, sayur asam, dan nasi goreng.
 Sosis sapi merupakan penyedap alami pengganti daging, tentu sosis yang dibuat
sendiri tanpa MSG karena sosis sapi sudah mengandung garam, daging, dan kaldu. Cara
mengelolanya yaitu dengan memotong tipis-tipis lalu masukkan pada masakkan Anda.
Tanpa MSG yang banyak, masakan Anda pun sudah nikmat.
 Keju bukannya hanya banyak nutrisi, keju pun bisa dijadikan sebagai bahan
penyedap alami pengganti MSG. Rasa asin yang melekat pada keju itu sendiri yang bisa
dijadikan bahan pengganti dari MSG. Caranya parut keju dengan parutan halus dan
masukkan pada masakkan Anda tanpa harus ditambahkan garam lagi.
 Daun Pandan memang mempunyai aroma yang khas yang dapat menambah
aroma lezat dan cita rasa makanan. Daun pandan dapat dijadikan sebagai penyedap
alami, bukan hanya sekedar penyedap alami saja, daun pandan pun bisa dijadikan
sebagai pewarna makanan yang alami. Biasanya pandan diolah pada pembuatan bubur
kacang hijau, kolak, dan gula merah cair. Caranya hanya dimasukkan kedalam masakkan
yang sedang direbus diatas api. Dalam resep yang berbahasa inggris daun pandan
disebut sebagai "screwpine leaf”.
 Tempe merupakan makanan sehat yang memiliki sumber protein dan kalsium
yang tinggi, karena tempe terbuat dari kacang kedelai yang difermentasikan. Tempe juga
bisa dijadikan sebagai bahan penyedap rasa alami, jika Anda ingin membuatnya
sebaiknya ambil tempe yang belum diolah atau di bumbui, dan cukup potong-potong kecil
tempe segar tersebut. Padukan tempe tersebut dengan tumisan kangkung dan tumisan
sayuran lainnya, maka masakkan Anda akan terasa lebih gurih. Jangan lupa tambahkan
sedikit lada putih.
 Kaldu ayam atau sapi dibuat dari tulang belulang atau daging yang direbus
dalam air selama beberapa waktu. Ternyata kaldu ayam/sapi ini bisa dijadikan bahan
penyedap alami untuk pengganti MSG dan pengganti penggunaan garam. Caranya,
rebus tulang dengan api kecil selama 1-3 jam. Air kaldu bisa dikemas dalam
plastik-plastik kecil lalu dimasukkan dalam freezer agar dapat digunakan saat doperlukan.
Kaldu ini sangat pas untuk semua makanan, bunda juga bisa menambahkan beberapa
sayuran dan rempah agar kaldu semakin lezat, sebagai catatan, sayuran harus dipotong
besar besar karena akan dimasak dalam waktu lama.

v. PEMBERI AROMA
Zat pemberi aroma yang berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami,
misalnya minyak atsiri dan vanili.

vi. BAHAN PENGASAM


Bahan pengasam bertuj uan untuk menghilangkan rasa enek (mual) pada saat
mengonsumsi makanan. Bahan pengasam alami di antaranya adalah jeruk nipis pada
soto dan minuman.
B. Bahan Makanan Tambahan Sintesis / Buatan
Macam-macamnya:

i. PEMANIS
Pewarna berfungsi untuk memberi warna bahan makanan agar tampil menarik,
sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli dan mengonsumsinya.

Walaupun peredaran zat pewarna tersebut sudah diberi ijin oleh pemerintah, kita
harus tetap berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi. Zat
pewarna yang sudah dilarang penggunaannya adalah rhodaminB (pewarna merah) ,
methanil yellow (pewarna kuning), dan amaranth (pewarna merah).

ii. PEMANIS

Pemanis sintetis adalah pemanis pengganti gula pasir atau gula tebu atau sukrosa.
Pemanis sintetis biasanya dipakai pada pembuatan sirup, sari buah, minuman ringan,
dan macam-macam kue. Pemanis sintetis yang sering digunakan di antaranya
sebagai berikut.

 Sakarin, mempunyai tingkat kemanistn 300 kali lebih manis daripada gula.
 Aspartam, mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lebih manis daripada gula.
 Asesulfam, mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lebih manis daripada gula.
 Siklamat (natrium sikiamat atau kalsium sikiamat), mernpunyai tingkat
kemanisan 30 kali lebih manis daripada gula.
 Sorbitol.
 Dulsin.
Melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/1X11988 tentang
Bahan Makanan Tambahan, dulsin kini sudah dilarang penggunaannya karena
pemanis ini dapat menjadi karsmnogen (pemicu kanker).

iii. PENGAWET
Pengawet digunakan agar makanan lebih tahan lama dan tidak cepat busuk bila
disimpan. Bahan pengawet menghambat atau mematikan pertumbuhan mikroba
atau mikroorganisme yang dap at merusak dan membusukkan makanan.

Pengawet sintetis di antaranya sebagai berikut.

 Natrium benzoat dan asam benzoat digunakan sebagai pengawet minuman


ringan, kecap, margarin, saus, manisan, dan buah kalengan.
 Natrium nitrit digunakan sebagai pengawet untuk mempertahankan warna
daging dan ikan.
 Asam propionat digunakan sebagai pengawet roti, keju, margarin, dan
mentega.
 Asam sorbat digunakan dalam bentuk garam natrium atau kalium dan
digunakan untuk menghambat pertumbuhan kapang dan ragi, serta
mengawetkan keju, roti, sari buah, dan acar.

Beberapa zat pengawet yang sudah dilarang penggunaannya tetapi masih sering
dipakai oleh pihak pihak tak bertanggung jawab adalah formalin (sebagai pengawet ),
boraks (sebagai pengawet bakso), dan terusi (sebagai pengawet ayam potong).

iv. PENYEDAP
Makanan yang kita konsumsi sehari-hari tak lepas dari penyedap atau bumbu masak,
karena memang zat tersebut menambah sedap dan menimbulkan selera makan.
Penyedap yang paling kita kenal adalah vetsin atau MSG (monosodium glutamat)
yang dikenal dengan merck dagang seperti Ajinomoto, Miwon, Royco, Sasa, Maggie,
dan lainl ain. Dibalik kelezatannya, MSG pernah diduga menjadi penyebab dan suatu
penyakit yang disebut Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Gejala-gejala penyakit ini
antara lain pusing kepala, wajah berkeringat, sesak dada bagian bawah, kesemutan
pada punggung leher, rahang bawah serta leher bagian bawah yang kemudian terasa
panas. Namun, peranan MSG sebagai penyebab penyakit tersebut tidak dapat
dibuktikan oleh para ahli, sehingga dugaan tersebut masih banyak diperdebatkan.
Akan tetapi, mengonsumsi sesuatu dengan berlebihan adalah tidak baik. Karena
itulah, sebaiknya menghindari konsumsi MSG terlalu banyak.

Penyedap sintetis selain MSG antara lain adalah nukleotida seperti guanosin
monofosfat (GMP) dan
jonosin monofosfat (IMP). Keduanya memberi rasa gurih pada makanan.

v. ANTIOKSIDAN
Antioksidan berfungsi melindungi makanan yang mengandung lemak atau minyak
dan ketengikan. Ketengikan terjadi karena minyak atau lemak yang terkandung
dalam makanan rusak oleh suatu proses oksidasi. Secara sederhana, oksidasi dapat
dikatakan merupakan suatu proses peruraian minyak atau lemak. Antioksidan yang
ditambahkan akan menghambat terjadinya proses oksidasi tersebut.

Termasuk antioksidan adalah:

 Butil hidroksi anisol (BRA) dan butil hidroksi toluena (BHT) ditambahkan pada
makanan yang mengandung lemak dan minyak goreng agar tidak cepat basi
(tengik).
 Asam askorbat (serta garam kaliumnya, garam kalsiumnya, dan garam
natriumnya) ditambahkan ke dalam daging olahan, makanan bayi, dan kaldu.

vi. SEKUESTRAN (Zat Pengikat Logam)

Sekuestran merupakan bahan penstabil yang digunakan dalam berbagai makanan


olahan. Sekuestran mengikat logam dalam . bahan makanan, sehingga menjaga
kestabilan bahan. Sekuestran yang paling sering digunakan adalah asam sitrat dan
turunannya, fosfat, dan garam etilendiamintetraasetat (EDTA).

vii. PENAMBAH AROMA (Essens/Flavor)

Zat aditif mi digunakan untuk memberikan aroma buah-buahan pada makanan.

 Etil butirat : rasa buah nanas


 Amil valerat : rasa buah apel
 Oktil asetat : rasa buah jeruk
 Amil asetat : rasa buah pisang
 Butil asetat : rasa buah murbei
 Isobutil propionat : rasa buah rum
 Benzaldehida : rasa buah lobi-lobi

viii. PENGATUR KEASAMAN

Zat aditif ini berfungsi untuk mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan


derajat keasaman makanan. Contoh pengatur keasaman sintetis antara lain asam
asetat, asam sitrat, asam laktat, asam tartrat, natrium bikarbonat, dan amonium
bikarbonat.
Untuk memilih dan menggunakan bahan tambahan makanan yang tepat apabila
kita sebagai produsen sebaiknya mempertimbangkan hal-hal sebagi berikut :
• Bahan tersebut diijinkan dalam penggunaannya;
• Fungsi sesuai dengan tujuan pengolahan makanan;
• BTM sesuai dan cocok dengan jenis makanan yang diolah;
• Jumlah yang digunakan secukupnya tak melebihi batas maksimum diperbolehkan;
• BTM tersebut terdaftar pada Departemen Kesehatan RI

Bahan yang dilarang

Selain mengatur bahan tambahan pangan yang diizinkan, Permenkes no 033/2012


juga mengatur bahan kimia yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan
pangan. Berikut adalah bahan kimia yang dimaksud dalam Permenkes tersebut:[41]

1. Asam borat dan senyawanya;


2. Asam salisilat dan garamnya;
3. Dietilpirokarbonat;
4. Dulsin;
5. Formalin;
6. Kalium bromat;
7. Kalium klorat;
8. Kloramfenikol;
9. Minyak nabati brominasi;
10. Nitrofurazon;
11. Dulkamara;
12. Kokain;
13. Nitrobenzena;
14. Sinamil antranilat;
15. Dihidrosafrol;
16. Biji tonka;
17. Minyak kalamus;
18. Minyak tansi;
19. Minyak sasafras.

Kehalalan
Daftar Bahan tambahan makanan yang termasuk kelompok diragukan kehalalannya:
Tabel 1 Daftar Bahan tambahan makanan yang diragukan kehalalannya

Bahan makanan Alasan


Dapat dibuat dari limbah hewani atau sayuran. Digunakan
Kalium nitrat (E252)
untuk pengawet, kuring, mempertahankan warna daging.
Contoh pada sosis, ham, keju Belanda.
Kebanyakan sebagai hasil samping industri wine, sebagai
L-asam tartrat (E334) antioksidan pemberi rasa asam produk susu beku, jelly,
roti, minuman, tepung telur, wine, dll.
Turunan asam tartrat
Dapat berasal dari hasil samping industri wine antioksidan,
E335, E336, E337,
buffer, pengemulsi, dll.
E353 (dari E334)
Hasil samping pembuatan sabun, lilin dan asam lemak dari
minyak/lemak (dapat berasal dari lemak hewani). Sebagai
Gliserol/gliserin (E422) pelarut rasa, menjaga kelembaban (humektan), plasticizer
pada pengemas. Bahan coating untuk daging, keju, kue,
camilan, dll.
Asam lemak dan Dapat berasal dari turunan hasil hidrolisis lemak hewani.
turunannya, E430, Pengemulsi, penstabil, E343: antibusa. Terdapat pada
E431, E433, E434, produk roti dan kue, donat, produk susu (es krim), desserts
E435, E436 beku, minuman, dll.

Pengemulsi yang Dapat dibuat dari hasil hidrolisis lemak hewani untuk
dibuat dari gliserol menghasilkan gliserol dan asam lemak sebagai
dan/atau asam lemak pengemulsi, penstabil, pengental, pemodifikasi tekstur,
pelapis, pemlastis, dll. Terdapat pada Snacks, margarin,
(E470 – E495)
pencuci mulut, coklat, cake, puding.
Edible bone phosphate Dibuat dari tulang hewan, anti craking agent, suplemen
(E542) mineral. Terdapat pada makanan suplemen.
Dapat dibuat dari lemak hewani walaupun secara
Asam stearat
komersial dibuat secara sintetik dari anticracking agent.
Dapat dibuat dari bulu hewan/unggas dan di Cina dibuat
dari bulu manusia. Sebagai bahan pengembang adonan,
L-sistein E920
bahan dasar pembuatan perisa daging. Untuk produksi
tepung dan produk roti, bumbu dan perisa.
Wine vinegar dan malt Masing-masing dibuat dari wine dan bir. Sebagai pemberi
vinegar rasa bumbu-bumbu, saus, salad.

Dampak negatif pewarna makanan :


a. Dimakan dalam jumlah kecil namun berulang
b. Dimakan dalam jangka waktu lama
c. Daya tahan tubuh yang berbeda-beda
d. Pemakaian secara berlebihan
e. Penyimpanan yang tidak memenuhi syarat

Tujuan penggunaan pemanis sintetis;


a. Sebagai pangan bagi penderita diabetes melitus, karena tidak
menimbulkan kelebihan gula darah
b. Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan
c. Sebagai penyalut obat
d. Menghindari kerusakan gigi pada industri
e. Menekan biaya produksi

Tujuan penggunaan bahan pengawet:


a. Menghambat mikroba pembusuk pada pangan, baik yang bersifat
patogen maupun yang tidak bersifat patogen
b. Memperpanjang umur simpan pangan
c. Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa dan bau bahan pangan
yang diawetkan
d. Tidak untuk menyembunyikan keadaan pangan yang berkualitas rendah
e. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah
atau yang tidak memenuhi persyaratan
f. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan

Tujuan penggunaan pemberi aroma :


1. Merubah aroma hasil olahan
2. Modifikasi pelengkap atau penguat aroma
3. Menutupi atau menyembunyikan aroma yang tidak disukai
4. Membentuk aroma baru atau menetralisir bahan pangan

You might also like