Professional Documents
Culture Documents
A. PENGERTIAN
Mendapatkan persetujuan tindakan untuk terapi medis dan bedah spesifik adalah
tanggung jawab dokter. Meskipun tanggung jawab ini didelegasikan kepada
perawat di beberapa institusi dan tidak terdapat hukum yang melarang perawat
untuk menjadi bagian dalam proses pemberian informasi tersebut.
B. TUJUAN
Keberadaan informed consent sangat penting, karena mengandung ide
moral, seperti tanggung jawab (autonomi tidak terlepas dari tanggung jawab).
Jika individu memilih untuk melakukan sesuatu, ia hanya bertanggung jawab
terhadap pilihannya dan tidak bisa menyalahkan konsekuensi yang akan terjadi.
Ide moral lain adalah pembaruan. Tanpa autonomi, tidak ada pembaruan dan jika
tidak ada pembaruan, masyarakat tidak akan maju.
1. Implied consent
Yaitu persetujuan yang dinyatakan tidak langsung. Contohnya: saat akan
mengukur tekanan darah ibu, ia hanya mendekati si ibu dengan membawa
sfingmomanometer tanpa mengatakan apapun dan si ibu langsung
menggulung lengan bajunya (meskipun tidak mengatakan apapun, sikap ibu
menunjukkan bahwa ia tidak keberatan terhadap tindakan yang akan
dilakukan bidan).
2. Express Consent
Express consent yaitu persetujuan yang dinyatakan dalam bentuk tulisan
atau secara verbal. Sekalipun persetujuan secara tersirat dapat diberikan,
namun sangat bijaksana bila persetujuan pasien dinyatakan dalam bentuk
tertulis karena hal ini dapat menjadi bukti yang lebih kuat dimasa
mendatang. Contoh, persetujuan untuk pelaksanaan sesar.
Syarat syah informed consent menurut The Medical Denfence Union dalam
bukunya Medicolegal Issues in Clinical Practice yaitu
Permenkes RI NO 585/MenKesh/Per/IX/1989
1. Penjelasan langsung dari dokter yang melakukan tindakan medis dan dengan
bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien
2. Tidak ada unsur dipengaruhi/ mengarahkan pasien pada tindakan tertentu,
semua putusan diserahkan pasien dan dokter hanya menyarankan dan
menjelaskannya
3. Menyakan ulang kembali apakah sudah mengerti
4. Lembar informed consent diisi oleh pasien/keluarga/ wali
1. Sanksi pidana
Apabila seorang tenaga kesehatan menorehkan benda tajam tanpa
persetujuan pasien dipersamakan dengan adanya penganiayaan yang dapat
dijerat Pasal 351 KUHP
2. Sanksi perdata
Tenaga kesehatan atau sarana kesehatan yang mengakibatkan kerugian
dapat digugat dengan 1365, 1367, 1370, 1371 KUHP
3. Sanksi administratif
Pasal 13 Pertindik mengatur bahwa :
Terhadap dokter yang melakukan tindakan medis tanpa persetujuan pasien
atau keluarganya dapat dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan
izin praktik.