You are on page 1of 2

c.

Hipotesis Hubungan dan Hipotesis Perbedaan

Hipotesis dapat juga dibedakan berdasarkan hubungan atau


perbedaan dua variabel atau lebih. Hipotesis hubungan berisi tentang
dugaan adanya hubungan dua variabel. Misalnya, ada hubungan antara
tingkat pendidikan dan praktik pemeriksaan hamil. Hipotesis dapat
diperjelas menjadi: Makin tinggi tingkat pendidikan ibu, makin sering
(teratur) pemeriksaan kehamilannya. Sedangkan hipotesis perbedaan
menyatakan adanya ketidaksamaan atau perbedaan diantara dua
variabel; misalnya, praktik pemberian ASI ibu-ibu di kelurahan X berbeda
dengan praktik pemberian ASI ibu-ibu di kelurahan Y. Hipotesis ini lebih
dielaborasi menjadi: Praktik pemberian ASI ibu-ibu dikelurahan X lebih
tinggi bila dibandingkan dengan praktik pemberian ASI ibu-ibu dikelurahan
Y.

D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Agar variabel dapat diukur dengan menggunakan instrumen atau


alat ukur, maka variabel harus diberi batasan atau definisi yang
operasional atau “definisi operasional variabel”. Definisi operasional ini
penting dan diperlukan agar pengukuran variabel atau pengumpulan data
(variabel) itu konsisten antara sumber data (reponden) yang satu dengan
responden yang lain. Di samping variabel harus di definisi operasionalkan
juga perlu dijelaskan cara atau metode pengukuran, hasil ukur atau
kategorinya, serta skala pengukuran yang digunakan. Untuk
memudahkan, biasanya definisi operasional itu disajikan dalam bentuk
“matriks” yang terdiri dari kolom-kolom:

a. Definisi operasional:
Adalah uraian batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa
yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. Misalnya:
- Definisi operasional tentang variabel “status gizi” anak balita,
adalah hasil penimbangan atau pengukuran berat dan tinggi
badan anak balita berdasarkan umur.
- Definisi operasional variabel “pendidikan” adalah lamanya
sekolah atau tingkat sekolah yang telah diikuti oleh responden.
- Definisi operasional variabel “kinerja” perawat ruangan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh perawat dalam pasien di ruangan,
atau kegiatan asuhan perawatan oleh perawat ruangan.
b. Cara pengukuran:
Adalah metode atau cara apa yang digunakan peneliti untuk
mengukur atau memperoleh informasi (data) untuk variabel yang
bersangkutan. Misalnya, mengacu kepada contoh definisi
operasional diatas:
- Untuk variabel status gizi cara mengukurannya dengan
menimbang berat badan atau mengukur tinggi badan.
- Untuk variabel pendidikan cara pengukurannya dengan
wawancara.
- Untuk variabel kinerja, cara pengukurannya dengan melihat,
mengecek, atau observasi hasil atau cacatan atau dokumen
proses asuhan perawatan.
c. Hasil ukur atau kategori:
Adalah pengelompokan hasil pengukuran variabel yang
bersangkutan. Misalnya, mengacu kepada contoh definisi
operasional di atas:
- Untuk variabel status gizi, hasil ukurnya: gizi buruk, gizi kurang,
gizi baik (normal).
- Untuk variabel pendidikan, hasil pengukurannya: SD, SMP,
SMA, dst, atau: rendah (tidak sekolah dan SD), menengah
(SMP dan SMA), dan tinggi (di atas SMA).
d. Skala pengukuran variabel:
Pengukuran variabel dikelompokan menjadi empat skala
pengukuran, yakni: a) skala nominal, b) skala ordinal c) skala
interval, dan d) skala ratio.

You might also like