You are on page 1of 11

1.

Pembagi dan Kelipatan


Kelipatan dari suatu bilangan bulat adalah hasil perkalian bilangan bulat tersebut dengan
sebarang bilangan bulat. Untuk sebarang bilangan bulat 𝑚 dan 𝑛, hasil perkalian kedua
bilangan bulat tersebut, yaitu 𝑚𝑛, sekaligus merupakan kelipatan 𝑚 dan kelipatan 𝑛.

Kita katakan bahwa suatu bilangan bulat 𝑚 habis dibagi oleh suatu bilangan bulat 𝑛,
𝑚 𝑚
dengan 𝑛 ≠ 0, jika hasil bagi juga merupakan bilangan bulat. Jika hasil bagi bukan
𝑛 𝑛

merupakan bilangan bulat maka kita katakan bahwa 𝑚 tidak habis dibagi 𝑛.
𝑚
Secara umum jika 𝑚 habis dibagi 𝑛, dengan 𝑛 ≠ 0, maka kita mempunyai persamaan =
𝑛

𝑘 dengan 𝑘 adalah suatu bilangan bulat dan 𝑛 ≠ 0. Jika kita kalikan kedua ruas persamaan
tersebut dengan 𝑛 maka akan kita dapatkan 𝑚 = 𝑛𝑘, yang jelas menunjukkan bahwa 𝑚
adalah kelipatan dari 𝑛.

Jika 𝑛 ≠ 0, maka pernyataan “𝑚 habis dibagi 𝑛” artinya akan tepat sama dengan
pernyataan “𝑚 adalah kelipatan 𝑛”.

Jika suatu bilangan bulat 𝑛 habis dibagi oleh bilangan bulat yang lain 𝑑, maka kita katakan
bahwa 𝑑 adalah pembagi 𝑛. Istilah pembagi sama artinya dengan istilah faktor.
𝑛
Jika hasil bagi 𝑑 juga merupakan bilangan bulat dan 𝑑 ≠ 0, maka pernyataan-pernyataan

berikut mempunyai arti yang sama:

 𝑛 adalah kelipatan 𝑑

 𝑛 habis dibagi 𝑑

 𝑑 adalah pembagi 𝑛

 𝑑 membagi habis 𝑛
Pernyataan-pernyataan tersebut sering dilambangkan dalam simbol atau notasi
matematika 𝑑|𝑛 . Jika 𝑑 tidak membagi habis 𝑛 maka dilambangkan 𝑑 ∤𝑛.

Untuk suatu bilangan bulat 𝑛 kita tahu bahwa 𝑛 = 𝑛 ∙ 1 . Hal ini berarti bahwa sebarang
bilangan bulat yang tidak sama dengan 0 adalah pembagi dari dirinya sendiri.

Pembagi sejati dari suatu bilangan bulat 𝑛 adalah pembagi positif dari 𝑛 yang bukan 𝑛 itu
sendiri.

Pernyataan-pernyataan berikut mempunyai arti yang sama:


 Jika 𝑎 adalah pembagi 𝑏 dan 𝑏 adalah pembagi 𝑐, maka 𝑎 adalah pembagi 𝑐.

 Jika 𝑏 habis dibagi 𝑎 dan 𝑐 habis dibagi 𝑏, maka 𝑐 habis dibagi 𝑎.

 Jika 𝑏 adalah kelipatan 𝑎 dan 𝑐 adalah kelipatan 𝑏, maka 𝑐 adalah kelipatan 𝑎.

2. Bilangan Prima dan Komposit


Setiap bilangan asli yang lebih besar dari 1 mempunyai paling sedikit dua buah pembagi
atau faktor, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.

Bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1 dan hanya tepat mempunyai
dua buah pembagi atau faktor, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.

Bilangan komposit adalah bilangan asli lebih besar dari 1 yang bukan bilangan prima.

Bilangan 1 hanya mempunyai sebuah pembagi atau faktor, yaitu 1 itu sendiri, sehingga 1
bukan bilangan prima dan bukan bilangan komposit. Ini adalah alasan mengapa 1
merupakan bilangan khusus.

Tidak ada bilangan asli yang sekaligus merupakan bilangan prima dan bilangan komposit.

Satu-satunya bilangan prima yang genap adalah 2.

Jika 𝑛 adalah bilangan asli lebih dari 1 yang tidak mempunyai pembagi yang bukan
merupakan bilangan prima yang kurang dari atau sama dengan √𝑛 , maka 𝑛 merupakan
bilangan prima.

3. FPB dan KPK


Pembagi setiap bilangan bulat dalam suatu kelompok adalah pembagi persekutuan dari
bilangan-bilangan bulat tersebut.

Dari pembagi persekutuan-pembagi persekutuan pada suatu kelompok bilangan bulat,


pembagi persekutuan yang paling besar disebut Pembagi Persekutuan Terbesar atau
Faktor Persekutuan Terbesar dan disingkat FPB.

Notasi untuk FPB dari bilangan bulat 𝑚 dan 𝑛 adalah FPB(𝑚, 𝑛).

Jika satu-satunya pembagi persekutuan dari dua bilangan bulat adalah 1, maka kita
katakan bahwa dua bilangan bulat tersebut saling prima relatif. Dengan kata lain, dua
bilangan bulat m dan n saling prima relatif jika FPB(𝑚, 𝑛) = 1. Pasangan bilangan bulat
yang saling prima relatif sering disebut koprima.

Kelipatan setiap bilangan bulat dalam suatu kelompok adalah kelipatan persekutuan dari
bilangan-bilangan bulat tersebut.

Dari kelipatan persekutuan-kelipatan persekutuan pada suatu kelompok bilangan bulat,


kelipatan persekutuan yang paling kecil disebut Kelipatan Persekutuan Terkecil dan
disingkat KPK.

Notasi untuk KPK dari bilangan bulat 𝑚 dan 𝑛 adalah KPK[𝑚, 𝑛].

Algoritma Pembagian menyebutkan bahwa untuk sebarang bilangan bulat 𝑎 dan


sebarang bilangan asli 𝑏, terdapat tepat satu pasang bilangan bulat 𝑞 dan 𝑟 sedemikian
hingga

𝑎 = 𝑞𝑏 + 𝑟

dengan 0 ≤ 𝑟 < 𝑏 .

Pada Algoritma Pembagian, 𝑎 disebut yang dibagi, 𝑏 disebut pembagi, 𝑞 disebut hasil bagi
dan 𝑟 disebut sisa bagi.

Pernyataan-pernyataan berikut mempunyai arti yang sama:

 Jumlah dan selisih dari sebarang dua kelipatan 𝑛 juga merupakan kelipatan 𝑛.

 Jika 𝑛|𝑎 dan 𝑛|𝑏 maka 𝑛|(𝑎 + 𝑏) dan 𝑛|(𝑎 − 𝑏) .

 Jika 𝑛 adalah pembagi persekutuan dari dua bilangan bulat, maka 𝑛 sekaligus juga
pembagi dari jumlah dan selisih dari dua bilangan bulat tersebut.

Untuk sebarang bilangan asli 𝑚 dan 𝑛, dengan 𝑚 > 𝑛, maka

FPB(𝑚, 𝑛) = FPB(𝑚 – 𝑛, 𝑛).

Algoritma Euclid mengaplikasikan fakta tersebut berulang kali, menghasilkan FPB dari
satu pasang bilangan asli. Algoritma Euclid yang Diperluas mempercepat proses
pencarian FPB dengan menggunakan sisa bagi 𝑟 ketika 𝑚 dibagi 𝑛.

FPB(𝑚, 𝑛) = FPB(𝑚 − 𝑛, 𝑛) = FPB(𝑚 − 2𝑛, 𝑛) = ⋯ = FPB(𝑟, 𝑛)


4. Sifat Keterbagian Bilangan Bulat
Apabila kita membagi 42 dengan 6, maka tidak akan menghasilkan sisa bagi karena 42 ÷
6 = 7. Kita katakan bahwa 42 habis dibagi 6 atau 6 adalah faktor atau pembagi dari 42.
Karena 42 juga habis dibagi 7, kita dapat mengatakan bahwa 7 juga merupakan faktor
dari 42. Secara umum, jika 𝑎 habis dibagi 𝑏, maka 𝑏 adalah faktor dari 𝑎, atau dengan kata
lain, faktor-faktor dari suatu bilangan membagi habis bilangan tersebut tanpa bersisa.

Karena 14 habis dibagi 2, yaitu 14 ÷ 2 = 7, maka dikatakan bahwa 14 merupakan


kelipatan 2. Secara umum, jika 𝑎 habis dibagi 𝑏, maka 𝑎 adalah kelipatan dari 𝑏.

Beberapa sifat keterbagian suatu bilangan:

 Suatu bilangan asli habis dibagi 2 jika angka satuan dari bilangan tersebut adalah
0, 2, 4, 6, dan 8.

 Suatu bilangan asli habis dibagi 3 jika jumlah angka-angka pada bilangan tersebut
habis dibagi 3.

 Suatu bilangan asli habis dibagi 4 jika dua angka terakhirnya adalah 0 atau habis
dibagi 4.

 Suatu bilangan asli habis dibagi 5 jika angka terakhirnya adalah 0 atau 5.

 Suatu bilangan asli habis dibagi 6 jika bilangan tersebut habis dibagi 2 dan 3.

 Suatu bilangan asli habis dibagi 8 jika tiga angka terakhirnya habis dibagi 8.

 Suatu bilangan asli habis dibagi 9 jika jumlah angka-angka pada bilangan tersebut
habis dibagi 9.

 Suatu bilangan asli habis dibagi 10 jika angka terakhirnya adalah 0.

 Suatu bilangan asli habis dibagi 11 jika selisih jumlah angka pada posisi genap dengan
jumlah angka pada posisi ganjil adalah 0 atau kelipatan 11.

Berikut ini akan ditunjukkan pembuktian sifat keterbagian oleh 3 untuk kasus khusus
bilangan tiga angka (ini sebagai jembatan sebelum pembuktian yang lebih umum untuk
bilangan 𝑛 angka).

Bilangan tiga angka dengan angka-angka 𝑎, 𝑏, dan 𝑐 dapat dinyatakan dalam bentuk
100𝑎 + 10𝑏 + 𝑐. Karena 100𝑎 + 10𝑏 + 𝑐 = 99𝑎 + 9𝑏 + 𝑎 + 𝑏 + 𝑐, maka berakibat
100𝑎 + 10𝑏 + 𝑐 habis dibagi 3 jika dan hanya jika 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 habis dibagi 3. Terbukti
bahwa suatu bilangan tiga angka habis dibagi 3 jika jumlah angka-angka pada bilangan
tersebut habis dibagi 3.

Berikutnya akan dibuktikan hal yang lebih umum sifat keterbagian oleh 3 untuk bilangan
𝑛 angka.

Suatu bilangan 𝑛 angka dengan angka-angka 𝑎𝑛 , 𝑎𝑛−1 , … , 𝑎1 , 𝑎0 dapat dinyatakan dalam


bentuk 𝑁 = 10𝑛 𝑎𝑛 + 10𝑛−1 𝑎𝑛−1 + ⋯ + 10𝑎1 + 𝑎0 . Karena bentuk 10𝑛 − 1 habis dibagi 3
untuk setiap nilai 𝑛 (Perhatikan bentuk 9, 99, 999, 9999, 99999 dan seterusnya), kita
dapat menuliskan dalam bentuk 𝑁 = (10𝑛 − 1)𝑎𝑛 + (10𝑛−1 − 1)𝑎𝑛−1 + ⋯ + (10 −
1)𝑎1 + 𝑎0 + 𝑎𝑛 + 𝑎𝑛−1 + ⋯ + 𝑎1. Sehingga 𝑁 habis dibagi 3 jika dan hanya jika bentuk
𝑎𝑛 + 𝑎𝑛−1 + ⋯ + 𝑎1 + 𝑎0 habis dibagi 3. Dengan demikian terbukti bahwa suatu bilangan
habis dibagi 3 jika jumlah angka-angka pada bilangan tersebut habis dibagi 3.

Faktorisasi prima dari suatu bilangan asli adalah perkalian bilangan-bilangan prima yang
hasil kalinya sama dengan bilangan asli tersebut.

Teorema Fundamental Aritmetika:

Setiap bilangan asli mempunyai tepat satu bentuk faktorisasi prima.

Teorema di atas dapat dituliskan dalam bentuk


𝑒 𝑒 𝑒 𝑒
𝑁 = 𝑝11 ∙ 𝑝22 ∙ 𝑝33 ∙ ⋯ ∙ 𝑝𝑘𝑘

dengan 𝑁 adalah bilangan asli, 𝑝1 , 𝑝2 , 𝑝3 , … , 𝑝𝑘 adalah faktor-faktor prima dari 𝑁


sedangkan 𝑒1 , 𝑒2 , 𝑒3 , … , 𝑒𝑘 adalah bilangan asli.

Misalkan a dan b adalah dua bilangan asli. Misalkan pula k adalah banyaknya faktor-
faktor prima dari a atau b. Misalkan 𝑝1 , 𝑝2 , 𝑝3 , … , 𝑝𝑘 adalah faktor-faktor prima tersebut.
Kita dapat menuliskan a dan b dalam bentuk faktorisasi prima sebagai berikut
𝑒 𝑒 𝑒 𝑒
𝑎 = 𝑝11 ∙ 𝑝22 ∙ 𝑝33 ∙ ⋯ ∙ 𝑝𝑘𝑘

𝑓 𝑓 𝑓 𝑓
𝑏 = 𝑝11 ∙ 𝑝22 ∙ 𝑝33 ∙ ⋯ ∙ 𝑝𝑘 𝑘

Dari bentuk di atas maka

min{𝑒1 ,𝑓1 } min{𝑒2 ,𝑓2 } min{𝑒3 ,𝑓3 } min{𝑒𝑘 ,𝑓𝑘 }


FPB (𝑎, 𝑏) = 𝑝1 ∙ 𝑝2 ∙ 𝑝3 ∙ ⋯ ∙ 𝑝𝑘

maks{𝑒1 ,𝑓1 } maks{𝑒2 ,𝑓2 } maks{𝑒3 ,𝑓3 } maks{𝑒𝑘 ,𝑓𝑘 }


KPK [𝑎, 𝑏] = 𝑝1 ∙ 𝑝2 ∙ 𝑝3 ∙ ⋯ ∙ 𝑝𝑘
Hubungan antara FPB (𝑎, 𝑏) dan KPK [𝑎, 𝑏] adalah sebagai berikut

𝑎 ∙ 𝑏 = FPB (𝑎, 𝑏) ∙ KPK [𝑎, 𝑏]

Untuk setiap bilangan asli a, b dan c berlaku

FPB (𝑎𝑐, 𝑏𝑐) = 𝑐 ∙ FPB (𝑎, 𝑏)

KPK [𝑎𝑐, 𝑏𝑐] = 𝑐 ∙ KPK [𝑎, 𝑏]

5. Banyak Faktor Bilangan Bulat Positif


Langkah Awal Menentukan Banyak Faktor Bilangan Bulat Positif

Sebagai langkah awal akan ditentukan banyak faktor dari dua bilangan yang masih
sederhana, yaitu 12 dan 24. Dalam hal ini pengertian faktor dibatasi hanya faktor positif
saja. Dengan cara mendaftar akan diperoleh sebagai berikut:

 Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan 12. Terdapat enam faktor dari 12.
 Faktor dari 24 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24. Terdapat delapan faktor dari 24.

Untuk menentukan banyak faktor dari 12 dan 24 masih sangat mudah karena dapat
diperoleh dengan cara mendaftar. Akan menjadi tantangan seandainya soal diubah
menjadi menentukan banyak faktor genap dari 36000. Pada soal ini terdapat dua
permasalahan yang harus dicari solusinya. Pertama adalah menentukan total banyak
faktor dari 36000. Kedua adalah menentukan banyak faktor genap dari 36000 setelah
diketahui total banyak faktornya. Jelas untuk permasalahan ini tidak mungkin untuk
dapat menentukan banyak faktor dengan cara mendaftar.

Dengan menggunakan strategi menyelesaikan masalah yang lebih sederhana (solve the
simpler problem), akan ditentukan cara lain untuk mencari banyak faktor dari 12 dan 24.
Apabila menggunakan bentuk faktorisasi prima, 12 dapat dinyatakan sebagai 22 ∙ 3
sedangkan 24 dapat dinyatakan sebagai 23 ∙ 3. Teorema Fundamental Aritmetika
menyatakan bahwa setiap bilangan bulat positif mempunyai tepat satu bentuk faktorisasi
prima. Sehingga menurut Teorema Fundamental Aritmetika, tidak ada bentuk faktorisasi
prima lain untuk 12 selain 22 ∙ 3 dan tidak ada bentuk faktorisasi prima lain untuk 24
selain 23 ∙ 3.
Langkah berikutnya adalah mengaitkan antara bentuk faktorisasi prima dari 12 dan 24
dengan daftar faktor-faktor dari 12 dan 24 sebagai berikut.

12 = 22 ∙ 3.

Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12.

Dari daftar faktor 12 dan bentuk faktorisasi prima 12 ternyata dapat dituliskan bahwa:

1 = 20 1 = 30 6 = 21 ∙ 31

2 = 21 3 = 31 12 = 22 ∙ 31

4 = 22

Apabila mengamati perpangkatan dari 2, pangkat terkecil dari 2 adalah 0, pangkat


terbesarnya adalah 2. Secara analog untuk perpangkatan dari 3, pangkat terkecil dari 3
adalah 0, pangkat terbesarnya adalah 1. Selanjutnya dibuat tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Komponen Faktorisasi Prima dari 12

30 31

20

21

22

Dengan mengisi sel-sel pada tabel tersebut dengan bentuk faktorisasi prima yang
bersesuaian, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Faktor dari 12

30 31

20 20 ∙ 30 = 1 20 ∙ 31 = 3

21 21 ∙ 30 = 2 21 ∙ 31 = 6

22 22 ∙ 30 = 4 22 ∙ 31 = 12

Bilangan-bilangan yang terdapat pada ruas kanan adalah faktor-faktor dari 12 yang
diperoleh dengan menggunakan bentuk faktorisasi prima.
Secara analog untuk faktor dari 24.

24 = 23 ∙ 3

Faktor dari 24 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24.

Dari daftar faktor 24 dan bentuk faktorisasi prima 24 ternyata dapat dituliskan bahwa:

1 = 20 1 = 30 6 = 21 ∙ 31

2 = 21 3 = 31 12 = 22 ∙ 31

4 = 22 24 = 23 ∙ 31

8 = 23

Apabila mengamati perpangkatan dari 2, pangkat terkecil dari 2 adalah 0, pangkat


terbesarnya adalah 3. Secara analog untuk perpangkatan dari 3, pangkat terkecil dari 3
adalah 0, pangkat terbesarnya adalah 1. Selanjutnya dibuat tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Komponen Faktorisasi Prima dari 24

30 31

20

21

22

23

Dengan mengisi sel-sel pada tabel tersebut dengan bentuk faktorisasi prima yang
bersesuaian, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4. Faktor dari 24

30 31

20 20 ∙ 30 = 1 20 ∙ 31 = 3

21 21 ∙ 30 = 2 21 ∙ 31 = 6

22 22 ∙ 30 = 4 22 ∙ 31 = 12

23 23 ∙ 30 = 8 23 ∙ 31 = 24
Bilangan-bilangan yang terdapat pada ruas kanan adalah faktor-faktor dari 24 yang
diperoleh dengan menggunakan bentuk faktorisasi prima.

Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap tabel 2 dan 4 yang masing-masing


merupakan tabel faktor dari 12 dan tabel faktor dari 24. Tabel faktor dari 12 mempunyai
3 baris dan 2 kolom. Darimana 3 baris dan 2 kolom ini berasal? Ternyata dari bilangan-
bilangan yang menjadi perpangkatan dari 2 dan 3. Menurut daftar pada langkah awal, 12
mempunyai 6 buah faktor. Apabila diamati, jika banyak baris dan banyak kolom pada
tabel faktor dari 12 dikalikan, yaitu 2 × 3, juga akan menghasilkan 6. Secara analog untuk
24 yang mempunyai 8 faktor. Jika banyak baris dan banyak kolom pada tabel faktor dari
24 dikalikan, yaitu 4 × 2, juga akan menghasilkan 8.

Berikutnya akan diambil simpulan untuk menentukan banyak faktor dari 12 dan 24. Dari
tabel 2 untuk faktor dari 12 diperoleh sebagai berikut:

Faktorisasi prima 12 = 22 ∙ 3.

Banyak baris 3.

Banyak kolom 2.

Pada tabel 2, baris merepresentasikan perpangkatan dari 2 sedangkan kolom


merepresentasikan perpangkatan dari 3. Dengan mengamati hubungan antara banyak
baris (yaitu 3) dengan pangkat dari 2 (yaitu 2) dan banyak kolom (yaitu 2) dengan
pangkat dari 3 (yaitu 1), dapat diketahui bahwa banyak baris diperoleh dari pangkat dari
2 ditambah 1 (3 = 2 + 1) dan banyak kolom diperoleh dari pangkat dari 3 ditambah 1
(2 = 1 + 1).

Analog untuk tabel 4, faktor dari 24, diperoleh:

Faktorisasi prima 24 = 23 ∙ 3.

Banyak baris 4.

Banyak kolom 2.

Banyak baris diperoleh dari pangkat dari 2 ditambah 1 (4 = 3 + 1) dan banyak kolom
diperoleh dari pangkat dari 3 ditambah 1 (2 = 1 + 1).
Merumuskan Bentuk Umum Menentukan Banyak Faktor Bilangan Bulat Positif

Setelah masalah yang lebih sederhana dapat ditentukan solusinya, berikutnya adalah
menyelesaikan masalah utama yaitu menentukan banyak faktor genap dari 36000.
Pertama kali harus dicari total banyak faktor dari 36000 terlebih dahulu. Bentuk
faktorisasi prima dari 36000 adalah 36000 = 25 ∙ 32 ∙ 53 . Berdasarkan kesimpulan yang
telah diperoleh untuk banyak faktor dari 12 dan 24, dari bentuk faktorisasi prima 36000
maka banyak faktor dari 36000 adalah (5 + 1) ∙ (2 + 1) ∙ (3 + 1) = 72 faktor.

Berikutnya akan diturunkan bentuk umum untuk menentukan banyak faktor dari
sebarang bilangan bulat positif 𝑁 yang mempunyai bentuk faktorisasi prima
𝑒 𝑒 𝑒 𝑒
𝑁 = 𝑝11 ∙ 𝑝22 ∙ 𝑝33 ∙ ⋯ ∙ 𝑝𝑘𝑘

dengan 𝑝𝑖 merupakan bilangan prima dan 𝑒𝑗 merupakan bilangan bulat positif. Bentuk
umum faktorisasi prima dari bilangan bulat positif 𝑁 tersebut dikenal dengan nama
Teorema Fundamental Aritmetika.

Dari langkah-langkah induktif dalam menentukan banyak faktor dari 12 dan 24, dapat
disimpulkan bahwa banyak faktor dari 𝑁 adalah

(𝑒1 + 1) ∙ (𝑒2 + 1) ∙ (𝑒3 + 1) ∙ ⋯ ∙ (𝑒𝑘 + 1)

Bukti formal untuk rumusan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan


kombinatorika sebagai berikut.
𝑒 𝑒 𝑒 𝑒
Dari bentuk faktorisasi prima 𝑁 = 𝑝11 ∙ 𝑝22 ∙ 𝑝33 ∙ ⋯ ∙ 𝑝𝑘𝑘 akan dikonstruksikan masing-
masing faktor positif dari 𝑁. Faktorisasi prima dari 𝑁 mencakup semua pangkat 𝑝1 dari
0 sampai dengan 𝑒1 . Sehingga terdapat 𝑒1 + 1 pilihan untuk pangkat dari 𝑝1. Secara
analog, terdapat 𝑒2 + 1 pilihan untuk pangkat dari 𝑝2 , terdapat 𝑒3 + 1 pilihan untuk
pangkat dari 𝑝3 . Demikian seterusnya sampai terdapat 𝑒𝑘 + 1 pilihan untuk pangkat dari
𝑒𝑘 . Semua pilihan tersebut berkorespondensi dengan himpunan pangkat-pangkat yang
mungkin pada faktorisasi prima dari faktor 𝑁. Dari banyak cara memilih tersebut dapat
dibuktikan bahwa banyak faktor positif dari 𝑁 adalah (𝑒1 + 1) ∙ (𝑒2 + 1) ∙ (𝑒3 + 1) ∙ ⋯ ∙
(𝑒𝑘 + 1). ∎

Langkah terakhir adalah menentukan solusi dari permasalahan utama, yaitu banyak
faktor genap dari 36000. Untuk menentukan banyak faktor genap dari 36000, sekali lagi
dilakukan pengamatan terhadap tabel 1 dan tabel 2. Kedua tabel tersebut selalu dijadikan
acuan dalam berpikir. Dari pengamatan terhadap kedua tabel faktor tersebut, pertanyaan
pancingan yang dapat dimunculkan adalah lebih banyak mana antara banyaknya faktor
genap dari 12 dan banyaknya faktor ganjil dari 12. Secara analog, juga untuk banyaknya
faktor genap dari 24 dan banyaknya faktor ganjil dari 24. Dengan mengamati kedua tabel
faktor tersebut jelas bahwa faktor genap dari 12 dan 24 lebih banyak daripada faktor
ganjilnya. Pengamatan berikutnya adalah terkait dengan faktor-faktor ganjil dari 12 dan
24. Pada kedua tabel tersebut, faktor-faktor ganjil terdapat pada baris pertama dan
disebabkan oleh perpangkatan 20 . Apabila 20 dikalikan dengan unsur-unsur bilangan
prima lain dari bentuk faktorisasi prima 12 dan 24 pasti akan menghasilkan faktor ganjil.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, untuk faktor ganjil dari 36000 dapat dibentuk dari
faktorisasi prima 36000 = 25 ∙ 32 ∙ 53 . Penyebab faktor ganjil adalah bentuk 20 ∙ 3𝑎 ∙ 5𝑏 ,
dengan 0 ≤ 𝑎 ≤ 2 dan 0 ≤ 𝑏 ≤ 3. Apabila menggunakan kombinatorika akan segera
terlihat bahwa terdapat 3 cara untuk memilih nilai 𝑎 dan terdapat 4 cara untuk memilih
nilai 𝑏. Dengan demikian terdapat 3 × 4 = 12 faktor ganjil dari 36000.

Alternatif cara menentukan banyak faktor ganjil selain dengan menggunakan


kombinatorika adalah membuat daftar sistematis faktor-faktor ganjil dari 36000 sebagai
berikut:

20 ∙ 30 ∙ 50 20 ∙ 31 ∙ 50 20 ∙ 32 ∙ 50

20 ∙ 30 ∙ 51 20 ∙ 31 ∙ 51 20 ∙ 32 ∙ 51

20 ∙ 30 ∙ 52 20 ∙ 31 ∙ 52 20 ∙ 32 ∙ 52

20 ∙ 30 ∙ 53 20 ∙ 31 ∙ 53 20 ∙ 32 ∙ 53

Dengan membuat daftar sistematis juga akan diperoleh 12 faktor ganjil dari 36000.

Untuk menentukan banyak faktor genap dari 36000 digunakan rumusan bahwa

banyak faktor genap = total banyak faktor − banyak faktor ganjil


= 72 − 12
= 60

Dengan demikian terdapat 60 faktor genap dari 36000.

You might also like