Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
Sebagian besar perdarahan saluran cerna bagian atas terjadi sebagai akibat penyakit
ulkus peptikum (PUD, peptic ulcer disease) (yang disebabkan oleh H. Pylori atau
umum penyebab SCBA yang sering ditemukan yaitu ulkus peptikum, gastritis
erosif, varises esofagus, dan ruptur mukosa esofagogastrika. Semua keadaan ini
akibat perdarahan saluran cerna atas berkisar 26%. Insiden perdarahan SCBA dua
kali lebih sering pada pria dari pada wanita dalam seluruh tingkatan usia; tetapi
jumlah angka kematian tetap sama pada kedua jenis kelamin. Angka kematian
meningkat pada .usia yang lebih tua (>60 tahun) pada pria dan wanita.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang
atas.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
dalam lumen saluran cerna dimana saja, mulai dari esofagus sampai dengan
bagian atas dapat terjadi sebagai akibat penyakit ulkus peptikum (PUD, peptic ulcer
kegawatan daruratan yang banyak ditemukan di rumah sakit seluruh dunia dan
merupakan salah satu indikasi perawatan di rumah sakit dan banyak menimbulkan
2.2 Epidemiologi
sampai ligamentum of Treitz. Insidens perdarahan SCBA bervariasi mulai dari 48-
160 kasus per 100.000 populasi, insidens tertinggi pada laki-laki dan lanjut usia
Lebih dari 60% perdarahan SCBA disebabkan oleh perdarahan ulkus peptikum,
perdarahan varises esofagus hanya sekitar 6%. Etiologi lain adalah malformasi
70% penyebab SCBA adalah ruptur varises esofagus. Namun, dengan perbaikan
manajemen penyakit hepar kronik dan peningkatan populasi lanjut usia, proporsi
Penyebab perdarahan SCBA antara lain: 380 pasien (33,4%) ruptur varises
esofagus, 225 pasien (26,9%) perdarahan ulkus peptikum, dan 219 pasien (26,2%)
gastritis erosif.
2.3 Etiologi
Indonesia adalah perdarahan varises karena sirosis hati (65%), sedangkan di negara
Eropa dan Amerika adalah perdarahan non variceal karena ulkus peptikum (60%).8
Penyebab lain yang jarang meliputi, Malory Weiss tears, duodenitis erosive, ulkus
2.4 Patofisiogi
sel-sel foveola gastrica membentuk suatu lapisan tipis yang mencegah partikel
makanan besar menempel secara langsung pada lapisan epitel. Lapisan mukosa juga
melindungi mukosa dari paparan langsung asam lambung, selain itu memiliki pH
netral sebagai hasil sekresi ion bikarbonat sel-sel epitel permukaan. Suplai vaskular
berfungsi untuk melunturkan asam yang berdifusi ke lamina propia. Gastritis akut
protektif tersebut.
Pada orang yang sudah lanjut usia pembentukan musin berkurang sehingga
rentan terkena gastritis dan perdarahan saluran cerna. OAINS dan obat antiplatelet
sekresi gastrin yang merangsang sel parietal untuk meningkatkan sekresi lambung.
Perlukaan sel secara langsung juga dapat disebabkan konsumsi alkohol yang
berlebih. Alkohol merangsang sekresi asam dan isi minuman berakohol selain
saluran cerna. Penggunaan zat-zat penghambat mitosis pada terapi radiasi dan
darah segar dan atau disertai hematin/ hitam) yang kemudian dilanjutkan dengan
timbulnya melena. Hal ini terutama pada kasus dengan sumber perdarahan di
bermanifestasi dalam bentuk melena atau tidak jarang dalam bentuk hematochezia.
Hal ini banyak dipengaruhi oleh jumlah darah yang keluar persatuan waktu dan
fungsi pilorus. Terkumpulnya darah dalam volume banyak dalam waktu singkat
dengan asam lambung (sehingga muntah darah segar). Hal ini berbeda dengan
perdarahan yang memberi kesempatan darah yang keluar terpapar lengklap dengan
terutama yang berasal dari duodenum, kadang tidak terpapar asam lambung dan
keluar peranum dalam bentuk darah segar (hematochezia) atau merah hati (maroon
stool)
2.7 Diagnosis
2.8 Tatalaksana
Tatalaksana Awal
koagulopati, dan transfuse darah bila dibutuhkan. Batas transfusi darah adalah jika
Hb ≤7,0 g/dL, lebih tinggi apabila perdarahan masih berlanjut atau perdarahan
masif atau adanya komorbid seperti penyakit jantung koroner, hemodinamik tidak
stabil, dan lanjut usia. Hemoglobin minimal untuk endoskopi adalah 8 g/dL, namun
untuk menilai perdarahan yang sedang berlangsung pada hemodinamik tidak stabil;
dan stabilitas bekuan. Lingkungan asam dapat menghambat agregasi trombosit dan
pembedahan, dan kematian.3 Jika endoskopi ditunda dan tidak dapat dilakukan,
Penilaian risiko untuk stratifikasi pasien, juga dilakukan untuk membantu membuat
keputusan awal seperti saat endoskopi, saat pemulangan, dan tingkat perawatan.3
Tatalaksana Endoskopi
Endoskopi direkomendasikan dalam ≤24 jam; pada pasien risiko tinggi seperti
atau muntah darah segar, aspirat darah segar pada selang nasogastrik, endoskopi
dilakukan very early dalam ≤12 jam. Di lain pihak, endoskopi early meningkatkan
risiko desaturasi terutama bila dilakukan sebelum resusitasi dan stabilisasi. Pada
pasien dengan status hemodinamik stabil dan tanpa komorbid serius, endoskopi
merembes atau pembuluh darah visible tanpa perdarahan. Pada bekuan yang
KESIMPULAN
dalam lumen saluran cerna dimana saja, mulai dari esofagus sampai dengan
380 pasien (33,4%) ruptur varises esofagus, 225 pasien (26,9%) perdarahan ulkus
peptikum, dan 219 pasien (26,2%) gastritis erosif. Manifestasi klinik yang sering
terjadi adalah adanya hematemesis (muntah darah segar dan atau disertai hematin/
hitam) yang kemudian dilanjutkan dengan timbulnya melena. Hal ini terutama pada
endoskopi.
4. Efendi, J., Waleley, B., & Sugeng, C. (2016). Profil pasien perdarahan
saluran cerna bagian atas yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou
1-4.