Professional Documents
Culture Documents
Pemeriksaan saraf merupakan salah satu dari rangkaian pemeriksaan neurologis yang terdiri
dari; 1). Status mental, 2). Tingkat kesadaran, 3).Fungsi saraf kranial, 4). Fungsi motorik, 5).
Refleks, 6). Koordinasi dan gaya berjalan dan 7). Fungsi sensorik
Agar pemeriksaan saraf kranial dapat memberikan informasi yang diperlukan, diusahakan
kerjasama yang baik antara pemeriksa dan penderita selama pemeriksaan. Penderita seringkali
diminta kesediaannya untuk melakukan suatu tindakan yang mungkin oleh penderita dianggap
tidak masuk akal atau menggelikan. Sebelum mulai diperiksa, kegelisahan penderita harus
dihilangkan dan penderita harus diberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan untuk dapat
menegakkan diagnosis.
Memberikan penjelasan mengenai lamanya pemeriksaan, cara yang dilakukan dan nyeri
yang mungkin timbul dapat membantu memupuk kepercayaan penderita pada pemeriksa.
Penderita diminta untuk menjawab semua pertanyaan sejelas mungkin dan mengikuti semua
petunjuk sebaik mungkin.
Suatu anamnesis lengkap dan teliti ditambah dengan pemeriksaan fisik akan dapat
mendiagnosis sekitar 80% kasus. Walaupun terdapat beragam prosedur diagnostik modern tetapi
tidak ada yang dapat menggantikan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Saraf-saraf kranial langsung berasal dari otak dan meninggalkan tengkorak melalui lubang-
lubang pada tulang yang dinamakan foramina, terdapat 12 pasang saraf kranial yang dinyatakan
dengan nama atau dengan angka romawi. Saraf-saraf tersebut adalah olfaktorius (I), optikus (II),
Okulomotorius (III), troklearis (IV), trigeminus (V), abdusens (VI), fasialis (VII), vestibula
koklearis (VIII), glossofaringeus (IX), vagus (X), asesorius (XI), hipoglosus (XII). Saraf kranial
I, II, VII merupakan saraf sensorik murni, saraf kranial III, IV, XI dan XII merupakan saraf
motorik, tetapi juga mengandung serabut proprioseptif dari otot-otot yang dipersarafinya. Saraf
kranial V, VII, X merupakan saraf campuran, saraf kranial III, VII dan X juga mengandung
beberapa serabut saraf dari cabang parasimpatis sistem saraf otonom.
A. DEFINISI
Saraf-saraf kranial dalam bahasa latin adalah Nervi Craniales yang berarti kedua belas
pasangan saraf yang berhubungan dengan otak mencakup nervi olfaktorii (I), optikus (II),
okulomotorius (III), troklearis (IV), trigeminus (V), abdusens (VI), fasialis (VII),
vestibulokoklearis (VIII), glosofaringeus (IX), vagus (X), asesorius (XI), hipoglosus (XII).
Gangguan saraf kranialis adalah gangguan yang terjadi pada serabut saraf yang berawal dari
otak atau batang otak, dan mengakibatkan timbulnya keluhan ataupun gejala pada berbagai
organ atau bagian tubuh yang dipersarafinya.
2 1. Nervus Olfaktori (N. I)Fungsi: saraf sensorik, untuk penciuman - Cara Pemeriksaan:
pasien memejamkan mata, disuruh membedakan bau yang dirasakan (kopi, teh,dll)
3 2. Nervus Optikus (N. II)- Fungsi: saraf sensorik, untuk penglihatan - Cara Pemeriksaan:
Dengan snelend card, dan periksa lapang pandang
7 6. Nervus Abdusen (N. VI)- Fungsi: saraf motorik, deviasi mata ke lateral - Cara
pemeriksaan: sama seperti nervus III
11 10. Nervus Vagus (N. X)- Fungsi: saraf sensorik dan motorik, refleks muntah dan
menelan - Cara pemeriksaan: menyentuh faring posterior, pasien menelan saliva, disuruh
mengucap ah…
12 11. Nervus Asesoris (N. XI)- Fungsi: saraf motorik, untuk menggerakan bahu - cara
pemeriksaan: suruh pasien untuk menggerakan bahu dan lakukan tahanan sambil pasien
melawan tahanan tersebut.
13 12. Nervus Hipoglosus- Fugsi: saraf motorik, untuk gerakan lidah - cara pemeriksaan:
pasien disuruh menjulurkan lidah dan menggerakan dari sisi ke sisi.