Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
𝑑𝑇
𝑞𝑘 = −𝑘𝐴 ...(2.1)
𝑑𝑥
Keterangan : 1) q = Laju Perpindahan Panas (kj / det,W)
2) k = Konduktifitas Termal (W/m.°C)
3) A = Luas Penampang (m²)
4) dT = Perbedaan Temperatur ( °C, °F )
5) dx = Perbedaan Jarak (m / det) ΔT = Perubahan Suhu ( °C, °F )
6) dT/dx = gradien temperatur kearah perpindahan kalor
Konstanta “k” disebut konduktifitas atau kehantaran termal benda,
sedangkan tanda minus disisipkan agar memenuhi hukum kedua termodinamika,
yaitu bahwa kalor mengalir ketempat yang lebih rendah dalam skala temperatur.
Sementara q merupakan laju perpindahan panas dari material panas kematerial yang
memiliki temperatur lebih rendah (Holman, 2008).
Hubungan dasar aliran panas melalui konduksi adalah perbandingan antara
laju aliran panas yang melintas permukaan isotermal dan gradien yang terdapat
pada permukaan tersebut berlaku pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap
titik dalam suatu benda pada setiap waktu yang dikenal dengan hukum fourier.
Dalam penerapan hukum Fourier (persamaan 2.1) pada suatu dinding datar, jika
persamaan tersebut diintegrasikan maka akan didapatkan :
𝑘𝐴
𝑞𝑘 = − (𝑇2 − 𝑇1 ) ...(2.2)
∆𝑥
2.1.2. Konveksi
Proses perpindahan kalor secara aliran/konveksi merupakan satu
fenomena permukaan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan aliran ialah
pengangkutan kalor oleh gerak dari zat yang dipanaskan. Perpindahan panas pada
suatu medium, tidak mungkin hanya terjadi dengan cara konduksi, tetapi juga
terjadi secara konveksi. Hal ini terjadi karena sifat molekul, atom ataupun elektron
bebas yang selalu bergerak. Jadi apabila suatu bahan dipanasi maka akan terjadi
perpindahan panas secara konduksi dan konveksi dari ujung yang dipanasi keujung
yang lebih kecil temperaturnya. Konveksi adalah perpindahan panas dari satu
tempat ke tempat lain karena adanya perpindahan fluida, proses perpindahan panas
melalui perpindahan massa. Gerak serempak fluida menambah perpindahan panas
pada banyak kondisi, seperti misalnya antara permukaan solid dan permukaan
fluida. Konveksi yang umum terjadi pada cairan dan gas.
Partikel makroskopik fluida melintas suatu permukaan tertentu seperti
umpamanya, bidangan batas atau volume kendali, arus itu akan ikut membawa serta
sejumlah entalpi tertentu. Aliran entalpi ini disebut aliran konveksi kalor atau
singkatnya konveksi. Oleh karena konveksi itu merupakan suatu fenomena
makroskopik, ia hanya berlangsung bila ada gaya yang bekerja pada partikel atau
ada arus fluida yang dapat membuat gerakan melawan gaya gesekan.
Konveksi sangat erat hubungannya dengan mekanika fluida. Bahkan
secara termodinamika, konveksi ini dianggap bukan sebagai aliran kalor, tetapi
sebagai fluks entalpi. Contoh dari konveksi adalah perpindahan entalpi oleh
pusaran-pusaran aliran turbulen dan oleh arus udara panas yang mengalir melintas
dan menjauhi pemanas biasa (Anita, 2010).
2.1.3. Radiasi
Radiasi merupakan perpindahan kalor melalui gelombang dari suatu zat
ke zat yang lain. Semua benda memancarkan kalor. Keadaan ini baru terbukti
setelah suhu meningkat. Pada hakekatnya proses perpindahan kalor radiasi terjadi
dengan perantaraan foton dan juga gelombang elektromagnet. Radiasi merupakan
sebuah istilah yang digunakan untuk.perpindahan energi melalui ruang oleh
gelombang-gelombang elektromagnetik. Jika radiasi berlangsung melalui ruang
kosong, ia tidak ditransformasikan menjadi kalor atau bentuk-bentuk energi lain
dan ia tidak akan terbelok dari lintasannya. Tetapi, sebaliknya bila terdapat zat pada
lintasannya, radiasi itu akan mengalami transmisi (diteruskan), refleksi
(dipantulkan), dan absorpsi (diserap). Hanya energi diserap saja yang muncul
sebagai kalor, dan transformasi ini bersifat kuantitatif.
Perpindahan panas pada suatu medium, tidak mungkin hanya terjadi
dengan cara konduksi, tetapi juga terjadi secara konveksi. Hal ini terjadi karena
sifat molekul, atom ataupun elektron bebas yang selalu bergerak. Jadi apabila suatu
bahan dipanasi maka akan terjadi perpindahan panas secara.konduksi dan konveksi
dari ujung yang dipanasi keujung yang lebih kecil temperaturnya. Profil
perpindahan panas pada medium itu akan mengakibatkan adanya fluks panas.
𝐴𝑟 = 2𝜋𝑟𝐿 ...(2.8)
Sehingga,
𝑑𝑇
𝑞𝑟 = −2𝜋𝑟𝐿 ...(2.9)
𝑑𝑥
Bentuk umum persamaan konduksi panas silinder:
1 𝑑 𝑑𝑇 1 𝑑 𝑑𝑇 𝑑 𝑑𝑇 𝑑𝑇
𝑟 𝑑𝑟
(𝑘𝑟 𝑑𝑟
)+ 𝑟2 𝑑∅
(𝑘𝑟 𝑑∅) + 𝑑𝑧
(𝑘 𝑑𝑧
) + 𝑞 = 𝜌. 𝑐𝑝 . 𝑑𝑡 ...(2.10)