Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar atau Bimbingan dan Konseling untuk
perkembangan pada anak usia sekolah dasar, yakni anak usia antara enam hingga
Tujuan dari pelayanan Bimbingan dan Konseling ialah agar konseli dapat:
9
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli
10
2.3 Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
di Sekolah
adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana dan terorganisasi dan
bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan pelayanan bantuan kepada peserta
didik atau siswa di sekolah oleh guru BK atau konselor secara terencana,
11
2.4.2 Jenis Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
program ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan
1) Rasional
Rumusan dasar pemikiran tentang urgensi Bimbingan dan Konseling
dalam keseluruhan program Sekolah/Madrasah ke dalam rumusan ini
dapat menyangkut konsep dasar yang digunakan, kaitan Bimbingan dan
Konseling dengan pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak
perkembangan iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat
(termasuk para peserta didik) dan hal-hal lain yang dianggap relevan.
2) Visi dan Misi
Secara mendasar visi dan misi Bimbingan dan Konseling perlu
dirumuskan ulang ke dalam fokus isi:
12
Visi : Membangun iklim Sekolah/Madrasah bagi kesuksesan seluruh
peserta didik
Misi : Memfasilitasi seluruh peserta didik memperoleh dan menguasai
kompetensi di bidang akademik, pribadi-sosial, karier berlandaskan pada
tata kehidupan etis normatif dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3) Deskripsi Kebutuhan
Rumusan hasil needs assessment (penilaian kebutuhan) peserta didik dan
lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan
dikuasai peserta didik. Rumusan ini tiada lain adalah rumusan tugas-tugas
perkembangan, yakni Standar Kompetensi Kemandirian yang disepakati
bersama.
4) Tujuan
Rumuskan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus
dikuasai peserta didik setelah memperoleh pelayanan bimbingan dan
konseling. Tujuan hendaknya dirumuskan ke dalam tataran tujuan:
a) Penyadaran, untuk membangun pengetahuan dan pemahaman peserta
didik terhadap perilaku atau standar kompetensi yang harus dipelajari
dan dikuasai
b) Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi dan
menjadikan perilaku atau kompetensi baru sebagai bagian dari
kemampuan dirinya, dan
c) Tindakan, yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku
dan kompetensi baru itu dalam tindakan nyata sehari-hari
5) Komponen Program.
Komponen program meliputi: (a) Komponen Pelayanan Dasar, (b)
Komponen Pelayanan Responsif, (c) Komponen Perencanaan Individual
dan d) Komponen Dukungan Sistem (manajemen)
6) Rencana Operasional (Action Plan)
Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin peluncuran
program Bimbingan dan Konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan
efesien. Rencana kegiatan adalah uraian detil dari program yang
menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan di Sekolah/Madrasah
maupun luar Sekolah/Madrasah, untuk memfasilitasi peserta didik
mencapai tugas perkembangan atau kompetensi tertentu.
Atas dasar komponen program di atas lakukan:
a. Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu
dilakukan. Kegiatan ini diturunkan dari perilaku/tugas
perkembangan/kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
b. Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap
kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau
terus menerus. Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
pelayanan bimbingan dan konseling dalam setiap komponen program perlu
dirancang dengan cermat. Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi
program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan oleh konselor.
13
TABEL 2.4.3.1
JENJANG
KOMPONEN PELAYANAN PENDIDIKAN
SD/MI
1. Pelayanan Dasar 45-55 %
2. Pelayanan Responsif 20-30 %
3. Pelayanan Perencanaan Individual dan keluarga 5-10 %
4. Dukungan Sistem 10-15 %
14
10) Anggaran
Rencana anggaran untuk mendukung implementasi program dinyatakan
secara cermat, rasional, dan realistik
15
Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah menggunakan
pola 17 plus yang terdiri dari: enam bidang bimbingan, sembilan kegiatan layanan
rumah, konferensi kasus dan alih tangan kasus (Ditjen PMPTK, 2007). Namun
16
3) Bimbingan belajar yaitu pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk
mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan
nara sumber lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas
(PR), mengembangkan keterampilan belajar dan menjalani program
penilaian, pengembangan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri
maupun kelompok, pemantapan dan pengembangan penguasaan materi
pelajaran di SD dan orientasi belajar di sekolah lanjutan tingkat pertama.
4) Bimbingan karier yaitu pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha
memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup, pengenalan,
orientasi dan informasi karier pada umumnya secara sederhana, pengenalan
dan pemahaman diri secara awal berkenaan dengan kecenderungan karier
yang hendak dikembangkan dan orientasi dan informasi sederhana terhadap
pendidikan yang lebih tinggi, khususnya dalam kaitannya dengan karier yang
hendak dikembangkan.
17
pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/atau untuk perkembangan
dirinya.
7. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk
pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui
dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah
pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
8. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
9. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka
18
kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di
sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan
sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik
individu, kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor
timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian
utama pelayanan Bimbingan dan Konseling.
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan yaitu Bimbingan dan
Konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan
pengembangan individu, oleh karena itu program Bimbingan dan
Konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan
serta pengembangan peserta didik, program Bimbingan dan Konseling
harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan
kondisi lembaga, program bimbingan dan konseling disusun seacara
berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai tertinggi dan
terhadap isi dan pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling perlu
diadakan penilaian yang teratur dan terarah.
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan yaitu
Bimbingan dan Konseling diarahkan untuk pengembangan individu yang
akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi
permasalahannya, dalam proses Bimbingan dan Konseling, keputusan
yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan
individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing
atau pihak lain, permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli
dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, kerja
sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua amat
menentukan hasil pelayanan Bimbingan dan Konseling, pengembangan
program pelayanan Bimbingan dan Konseling ditempuh melalui
pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap
individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program Bimbingan
dan Konseling itu sendiri.
19
4. Asas kegiatan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki
agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif
di dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan.
5. Asas kemandirian, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menunjuk
pada tujuan umum Bimbingan dan Konseling, yaitu peserta didik sebagai
sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-
individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri
dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta
mewujudkan diri sendiri sebagaimana telah diutarakan terdahulu.
6. Asas kekinian, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki
agar objek sasaran layanan Bimbingan dan Konseling ialah permasalahan
peserta didik dalam kondisinya sekarang.
7. Asas kedinamisan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang
menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan yang sama
kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton dan terus berkembang
serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya
dari waktu ke waktu.
8. Asas keterpaduan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki
agar berbaggai layanan dan kegiatan Bimbingan dan Konseling, baik yang
dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang,
harmonis dan terpadukan.
9. Asas kenormatifan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang
menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan Bimbingan dan
Konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan
norma-norma yang ada, yaitu norma-norma agama, hukum dan peraturan,
adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang berlaku.
10. Asas keahlian, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki
agar layanan dan kegiatan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan atas
dasar kaidah-kaidah profesional.
11. Asas alih tangan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki
agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan
Bimbingan dan Konseling secara tepat dan tuntas atau suatu permasalahan
peserta didik mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang
lebih ahli.
12. Asas tut wuri handayani, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang
menghendaki agar pelayanan Bimbingan dan Konseling secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan
rasa aman), mengembangkan rasa keteladanan, memberikan rangsangan
dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik
untuk maju.
20
2.4.5 Keterpaduan Program Bimbingan Dalam KBM
bimbingan masih menjadi tugas terpadu dari guru kelas. Namun demikian
1) Aspek Program
Program bimbingan perlu dikembangkan bertolak dari kebutuhan dan
masalah nyata yang ada di sekolah. Program bimbingan di sekolah dasar
bisa menyangkut bimbingan belajar, pribadi dan sosial serta bimbingan
karir. Sementara itu isi bimbingan dari jenis bimbingan tersebut perlu
dikembangkan secara relevan dengan konsep dan kebutuhan nyata yang
dihadapi para peserta didik sekolah dasar di dalam perkembangannya.
Perangkat tugas yang harus diselesaikan peserta didik dapat menjadi
panduan umum bagi pengembangan program bimbingan di sekolah dasar
2) Aspek ketenagaan
Dengan mempertimbangkan kondisi dan sistem yang berlaku selama ini di
sekolah dasar, guru kelas dipandang sebagai personel yang paling mungkin
melaksanakan layanan bimbingan. Jika demikian halnya maka seorang guru
sekolah dasar perlu memiliki pemahaman yang tepat dan keterampilan yang
memadai untuk melaksanakan layanan bimbingan.
3) Aspek Prosedur / Teknik
Seperti diungkapkan di atas bahwa bimbingan di sekolah dasar lebih
berorientasi kepada pengembangan. Oleh karena itu sistem peluncuran
bimbingan di sekolah dasar menghendaki keterpaduan anatara pendekatan
dan teknik onstruksional dengan transaksional. Pengembangan iklim
pembelajaran yang kondusif bagi pengemabangan perilaku efektif baik yang
menyangkut pengembangan perilaku belajar, pribadi dan sosial, serta
pengembangan karir sebagai strategi yang efektif untuk digunakan di
sekolah dasar.
4) Daya dukung lingkungan
Bimbingan adalah sub sistem yang terpadu dalam sistem pendidikan
sekolah. Proses bimbingan hanya akan berjalan dengan baik jika mendapat
tempat yang layak dalam sistem ini, sehingga layanan bimbingan akan
dirasakan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
Para guru bukanlah petugas yang dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dan
dukungan manajerial, sosial, maupun sarana fisik merupakan salah satu
faktor penting dari upaya meningkatkan mutu pelaksanaan bimbingan di
sekolah dasar.
21
TABEL 2.4.6
TATARAN/
No. INTERNALISASI SD
TUJUAN
1. Pengenalan Mengenal bentuk-bentuk dan tata cara ibadah sehari-
hari.
2. Akomodasi Tertarik pada kegiatan ibadah sehari-hari.
3. Tindakan Melakukan bentuk-bentuk ibadah sehari-hari.
TATARAN/
No. INTERNALISASI SD
TUJUAN
1. Pengenalan Mengenal patokan baik-buruk atau benar-salah
dalam berperilaku.
2. Akomodasi Menghargai aturan-aturan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Tindakan Mengikuti aturan-aturan yang berlaku dalam
lingkungannya.
22
Aspek Perkembangan : Kematangan Emosi
No. TATARAN/
INTERNALISASI SD
TUJUAN
1. Pengenalan Mengenal perasaan diri sendiri dan orang lain.
TATARAN/
No. INTERNALISASI SD
TUJUAN
1. Pengenalan Mengenal konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan
dan perilaku belajar.
2. Akomodasi Menyenangi berbagai aktifitas perilaku belajar.
3. Tindakan Melibatkan diri dalam berbagai aktifitas perilaku
belajar.
23
Aspek Perkembangan : Kesadaran Tanggung Jawab Sosial
No. TATARAN/
INTERNALISASI SD
TUJUAN
1. Pengenalan Mengenal hak dan kewajiban diri sendiri dalam
lingkungan kehidupan sehari-hari.
2. Akomodasi Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain
dalam lingkungan kehidupan sehari-hari.
3. Tindakan Berinteraksi dengan orang lain dalam suasana
persahabatan.
TATARAN/ SD
No. INTERNALISASI
TUJUAN
1. Pengenalan Mengenal diri sebagai laki-laki atau perempuan.
2. Akomodasi Menerima atau menghargai diri sebagai laki-laki atau
perempuan.
3. Tindakan Berperilaku sesuai dengan peran sebagai laki-laki
atau perempuan.
24
Aspek Perkembangan : Pengembangan Pribadi
No. TATARAN/
INTERNALISASI SD
TUJUAN
1. Pengenalan Mengenal keberadaan diri dalam lingkungan dekatnya.
2. Akomodasi Menerima keadaan diri sebagai bagian dari
lingkungan.
3. Tindakan Menampilkan perilaku sesuai dengan keberadaan diri
dalam lingkungannya.
Ekonomis)
TATARAN/
No. INTERNALISASI SD
TUJUAN
1. Pengenalan Mengenal perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh dan
kompetitif dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
dekatnya.
2. Akomodasi Memahami perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh
dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan dekatnya.
3. Tindakan Menampilkan perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh,
dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungannya
25
Aspek Perkembangan : Wawasan dan Kesiapan Karir
TATARAN/
No. INTERNALISASI SD
TUJUAN
1. Pengenalan Mengenal ragam pekerjaan dan aktivitas orang dalam
lingkungan kehidupan .
2. Akomodasi Menghargai ragam pekerjaan dan aktivitas orang
sebagai hal yang saling bergantung.
3. Tindakan Mengekspresikan ragam pekerjaan dan aktivitas orang
dalam lingkungan kehidupan.
TATARAN/
No. INTERNALISASI SD
TUJUAN
1. Pengenalan Mengenal norma-norma dalam berinteraksi dengan
teman sebaya.
2. Akomodasi Menghargai norma-norma yang dijunjung tinggi dalam
menjalin persahabatan dengan teman sebaya.
3. Tindakan Menjalin persahabatan dengan teman sebaya atas dasar
norma yang dijunjung tinggi bersama.
26
2.5 Kerangka Pemikiran