You are on page 1of 80

FREE

EDISI 25/2009

EDISI XXV / 2009 1


www.thelightmagz.com
THEEDITORIAL THEEDITORIAL

MENTERI BARU, KEBIJAKAN, SIKAP OTENTIK DAN HIPOKRISI


Seminggu yang lalu menteri-menteri baru yang sebagian adalah wajah lama telah dipilih dan dilantik oleh yang punya hak, yaitu
Presiden Republik Indonesia. Kita bisa berdebat lima tahun lamanya jika mau untuk mempertanyakan atau mengamini pilihan
presiden, mulai dari pertanyaan apakah pilihan itu adalah pilihan yang otentik atau masih ”dagang cabe” atas balas jasa dukun-
gan partai-partai yang lain sampai dengan ”pertanyaan naif” kita sepanjang masa, ”Fotografi sebenarnya masuk dalam ”keluarga”
departemen apa di kementrian?” Budpar? Harusnya iya jika hasil dari fotografi yang berupa fotograf dengan jumlah yang tak
terhitung itu dianggap sebagai kebudayaan. Departemen Perdagangan? Mustinya iya jika dikaitkan dengan soal-soal ekonomi
kreatif (istilah aneh yang tak lagi aneh karena ada ekonomi yang tak berasal dari kreatifitas, mana bisa!). Kominfo? Foto dari dulu
berurusan dengan informasi bukan? Atau departemen yang lain, misalnya Kehakiman yang belum beres mengurusi lingkaran
COVER BY: JESH DE ROX setan bajak-membajak software, misalnya, yang dalam edisi ini kami tampilkan sebagai usaha refleksi akan sikap hipokrit dari se-
bagian pelaku fotografi. Seperti presiden, itu sikap otentik ataukah istilah populernya adalah ikut-ikutan alias mental kerumunan.
Mungkin kita memang tak pernah bisa berharap akan keberpihakan pemerintah. Jika BudPar yang tak mampu membereskan
toilet pesing di setiap tempat wisata bagaimana bisa men-supportnya dunia fotografi. Jika Depkominfo masih puyeng dengan
PT Imajinasia Indonesia, urusan undang-undang pornografi, bagaimana bisa menunjang fotografi Indonesia pada level yang lebih tinggi. Departemen
www.thelightmagz.com Pendidikan? Macam apa sih sebenarnya pendidikan fotografi di negeri ini? Rasanya pejabat-pejabat di departemen belum
PEMIMPIN PERUSAHAAN: mampu menjawabnya.
Ignatius Untung,
PEMIMPIN REDAKSI: Dua narasumber di edisi ini, Jesh de Rox dan Karen D’Silva menggunakan kata ’otentik’ sebagai penegasan sikap mereka dalam
Siddhartha Sutrisno, menciptakan fotograf. Otentisitas adalah persoalan eksistensial bagi manusia, mewujud dari ucapan sekaligus tindakannya.
KONTRIBUTOR: Otentik berarti juga tidak palsu, tidak hipokrit. Hipokrisi yang sesungguhnya merugikan seringkali tak lagi dirasakan karena telah
Thomas Herbrich, Marc Schultz, kehilangan kepekaan. Kepekaan adalah salah satu elemen terpenting dalam proses penciptaan fotograf, seperti diingatkan Dita
Charlie Fish, Karen D’Silva, Jesh De Alangkara, narasumber di edisi ini juga.
Rox, Dita Alangkara, Rio Helmi,
Ignatius Untung Yang tak kalah penting adalah kompetisi foto kerjasama The Light dengan Ayo Foto yang semoga saja (foto-foto peserta) lahir
WEBMASTER: dari ”gua garba” sikap otentik, bukan mental instan apalagi hipokrisi murahan, lahir dari kepekaan sebagai manusia, manusia
Gatot Suryanto yang saling memanusiakan.
LAYOUT & GRAPHIC:
Imagine Asia Indonesia Selamat membaca.

“Hak cipta semua foto dalam majalah ini milik fotografer yang bersangkutan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatannya, serta dilindungi oleh Undang-undang. Penggunaan foto-foto dalam
majalah ini sudah seijin fotografernya. Dilarang menggunakan foto dalam majalah ini dalam bentuk / keperluan apapun tanpa ijin tertulis pemiliknya.”

2 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 3


INTERIORPHOTOGRAPHY INTERIORPHOTOGRAPHY

Marc Schultz,
Fotografer
Interior
Otodidak
Interior photography adalah salah satu bidang dalam fotografi di mana sangat
banyak dibutuhkan namun tidak terlalu banyak pemainnya. Dibandingkan den-
gan fashion, interior photography tidak kalah banyak dibutuhkan sementara jum-
lah fotografer yang berkecimpung di dalamnya tidak sebanyak fashion photogra-
phy. Di Indonesia sendiri nterior photography masih banyak dijadikan pekerjaan
sampingan. Padahal jumlah property yang membutuhkan foto-foto interior yang
baik terus bertumbuh. Untuk itu, pada kesempatan kali ini kami menghadirkan
Marc Schultz, seorang fotografer interior Thailand untuk berbagi pengalaman dan
pemikirannya mengenai interior photography.

How did you know photography? Tell us from the beginning.


I discovered photography almost by mistake. I have had many small cameras over
the last 25 years, but about 10 years ago I was playing with a friend’s digital cam-
era and got addicted to the amazing colors it produced. Ever since then I haven’t
been able to stop shooting.

What interest you on photography?


I enjoy shooting people as well as the creative process on commercial shoots

4 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 5


INTERIORPHOTOGRAPHY INTERIORPHOTOGRAPHY

6 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 7


INTERIORPHOTOGRAPHY INTERIORPHOTOGRAPHY

8 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 9


INTERIORPHOTOGRAPHY INTERIORPHOTOGRAPHY

when I am working with a team of


people.

We like your interior shots very


much. Tell us how you learn
about that.
I learned how to shoot interiors on my
own. It took a lot of practice to under-
stand the technical aspects of interior
photography with regards to light and
composition.
you are working with a mixture of
Tell us any important factors on
shooting interior. What should ambient light, fill in light, and some-
we pay attention more on doing times daylight whereas with landscape
it. photography you normally have just
Interiors is all about converging one light source.
diagonal lines, good DOF, an interest-
ing foreground subject, and the right So many photography try shoot-
ing interior but fail creating the
lighting. In many ways the principles
good one. In your opinion, what
are similar to landscape photography, have they missed that caused
but more complex because of the fact them fail creating the good
ones.
Mainly lighting is a problem in some of
the interior shots I have seen. As well
as capturing angles that lead you into
the picture and create interest. You
need to know what kind of mood you
want to create with the shot and then
know how to light it properly. Also, I
have seen many interior shots where
the angles are too wide and there is no
main point of interest. There are also
others where the photographer shot

10 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 11


INTERIORPHOTOGRAPHY INTERIORPHOTOGRAPHY

12 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 13


INTERIORPHOTOGRAPHY INTERIORPHOTOGRAPHY

14 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 15


INTERIORPHOTOGRAPHY INTERIORPHOTOGRAPHY

“Interiors
too close to the subject and you have
barrel distortion instead of straight

is all about lines.

conver- Do you think to be an interior


photographer we should learn

ging about interior? How deep? How?

diagonal
Learning would be good, but unfor-
tunately I don’t think there are pho-

lines, good tography schools that teach interior


photography.

DOF, an in- Mention one word that describe

teresting your interior photos.

fore-
Level.

ground
What kind of picture deserve
labeled as the great ones.

subject, Once that have visual impact by giving


one clear point of interest.

and the Fashion photography are one of


right the specialization on photogra-
phy that change so fast. What
lighting.” do you think about the interior
photography? Is there any trend
change also on interior photog-
raphy? Please share some case.
And how to get still updated?
I don’t think trends in interior photog-
raphy change much although trends
in interior design are changing all the
time. It depends more on what type
of interior you are shooting. Some
interiors require something dark and

16 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 17


INTERIORPHOTOGRAPHY INTERIORPHOTOGRAPHY

18 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 19


INTERIORPHOTOGRAPHY INTERIORPHOTOGRAPHY

20 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 21


INTERIORPHOTOGRAPHY INTERIORPHOTOGRAPHY

moody and others require something


clean and bright. The only thing that
may change with interior photography
is the lighting style when the style of
interior design or the subject you are
shooting changes.

You work in Thailand where the


film and video industry are suc-
ceed to be the best in south east
asia. Contrary, photography in

“You need
thailand are not as succesfull as
the film and video. What do you
think about this?
Yes, there is not a big market for still to know
photography in Thailand outside of
what kind
of mood
fashion photography. It kind of limits
what a photographer can do and find

you want
in terms of commercial work. But oth-
erwise, it is a beautiful country to take
travel photos and do studio work if that
is what you enjoy. to cre-
ate with
the shot
and then
know how
to light it
properly.”
22 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 23
INTERIORPHOTOGRAPHY INTERIORPHOTOGRAPHY

24 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 25


INTERIORPHOTOGRAPHY HUMANINTEREST

26 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 27


PHOTOCONTEST PHOTOCONTEST

Lomba Foto Bulanan The Light Magazine - Ayofoto

Minus Juara I dan II


Tema: “kosong”
Sempat kami memutuskan untuk tidak yang tak terpangkas rapi meski dihadir-
Tak pernah menjadi hal yang mudah memberikan penilaian dalam penjurian
memunculkan pemenang dengan kan dalam out of focus. Lihatlah topi
kompetisi, meskipun kesesuaian dengan tema yang diusung menjadi perhatian
anggapan belum ada foto dari peserta baja yang berkesan menunduk, sedih,
utama Tim Juri. Elemen teknis tentu saja menjadi faktor yang fundamental, karena
yang memenuhi kriteria dari berbagai dan merana. Simaklah warna-warna
seperti kita tahu bersama bahwa fotografi adalah anak kandung teknologi yang
elemen tersebut di atas. Tetapi setelah cenderung kusam yang mendominasi
tanpanya ide-gagasan-konsep tak akan dapat mewujud seperti yang diinginkan.
Tim Juri berkontemplasi beberapa foto, dan tengoklah simbol agama
Perdebatan antar juri tak pelak menjadi hal yang niscaya, mulai dari persoalan
waktu dengan berulang-ulang melihat yang seolah kesepian, ditinggalkan,
nilai seni yang berarti estetika. Kemudian foto yang bernilai berita sehingga
foto-foto yang masuk, akhirnya kami kosong. Ya, dengan kelemahannya
seolah bukan seni atau informasi sebagai acuannya, kode dalam foto yang harus
memutuskan untuk memilih dua buah setidaknya foto ini mampu mengingat-
kami perhatikan betul ciri-ciri dan hakikatnya, sintaks dalam bahasa foto, bahasa
foto sebagai Juara Ketiga Bersama. kan kita yang melupakan pahlawan.
gambar, manipulasi, pemilihan obyek dan masih banyak faktor yang menyebab-
Dengan pertimbangan-pertimbangan Setelah kita menguburnya, ramai-ramai
kan kami sebagi Tim Juri merasa seperti sedang mempersiapkan tesis di bangku
tambahan sebagai berikut: kita tinggalkan para pahlawan dalam
sekolah.
makna kosong yang kita ciptakan.
Foto 1, ( taman makam pahlawan): Foto ini meninggalkan bekas terluka,
Hal yang menarik adalah ketika perdebatan tentang foto bagus yang mengacu
Sebenarnya foto ini memiliki komposisi pengalaman yang berkaitan dengan
pada tema. Tak disadari bahwa diskusi kami sampai pada wilayah ”filosofis” yang
yang agak berantakan, tetapi disitu bentuk atau eksistensi, ”field of unex-
sesungguhnya bukanlah sebuah kesengajaan. ”Kubu modern” yang menomor
pula kekuatannya mengingat pemili- pected flash which sometimes crosses
satukan makna mendapat tandingan dari ”kubu pos modern” yang menomor
han obyek pada sebuah taman makam this field”. Demikian kata Barthes. Foto
satukan tampilan (permainan visual), walaupun pada akhirnya karena kompetisi
pahlawan. Foto semacam ini segera ini kuat dalam kepekaannya.
ini dibatasi oleh tema yang berarti ada esensi makna maka seolah ”kubu modern”
mendedahkan (setidaknya di mata juri)
yang menang. Padahal, kami sadar bahwa tak ada makna yang tetap selama itu
pada hal-hal yang dapat menimbulkan
berurusan dengan penafsiran sebagai variabel manusia. Sehingga, jalan tengah
desire atau mourning yang mendalam.
yang kami ambil. Semua itu semata-mata menciptakan keputusan dan pilihan
Perhatikan rerumputan di latar depan
yang ”terbaik”.

28 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 29


PHOTOCONTEST PHOTOCONTEST

JUARA III ....HyperSILENT.... by Perdana Rulliano Luthan

30 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 31


PHOTOCONTEST PHOTOCONTEST

Foto 2, (kursi nagah):


Jika budaya adalah komunikasi, dan
komunikasi adalah praktik signifikasi
untuk menghasilkan makna, tak ada
trauma yang lebih besar kecuali saat
kita gagal menghasilkan signifikasi
lewat obyek yang kita harapkan untuk
itu.

Sesungguhnya Tim juri mengalami hal


demikian ketika memandang foto ini.
Apa hubungan antara ukiran/gambar oleh dunia (meskipun yang dalam foto
naga terbang di antara awan dengan ini cenderung oriental, pun demikian
kursi dari besi di balut dengan kulit dengan warna-warnanya elemen lain-
yang mungkin imitasi, bahkan kursi nya) digabungkan dengan kursi dari
itu kosong, juga lantai dari bahan kayu jaman modern dengan besi silvernya
warna muda yang beralur namun menjadi semacam pertemuan antara
bersih. Warna kayu, merah, merah hati. tradisi dan modernitas. Enigmatic,
Apa arti semua itu? Apakah foto ini itulah kekuatan foto ini yang jika dicari
berbicara tentang nekrokultura, bu- jawabnya bisa bermacam-macam, bisa
daya kematian? Yang bisa saja berarti pula kosong, seperti tema dari kompe-
kekosongan, kematian makna? Apakah tisi kali ini. Kekosongan dalam foto ini
foto ini hendak mengingatkan akan tak lagi menjadi harafiah.
permainan pada tataran permukaan?
Mitos lama tentang naga yang dimiliki Selamat!

Lomba ini terbuka untuk umum. Anda bisa mengikuti lomba ini dengan men-
gakses halaman tantangan foto The Light Magazine di Ayofoto.com

Lomba ini terselenggara atas kerjasama dengan:

32 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 33


JUARA III: Bangku kosong by Nicolas Manalu
LOMBA
PHOTOGRAPHYBUSINESS ATURAN MAIN: PHOTOGRAPHYBUSINESS
1. Lomba ini terbuka untuk umum dengan kamera apa saja (kecuali handphone)

FOTO
2. Dengan mengikuti kompetisi ini peserta memberikan ijin kepada The Light Magazine
dan Ayofoto untuk mempublish foto-foto tersebut dalam rubrik pembahasan kompe-
tisi foto bulanan ini di majalah The Light dan Ayofoto. Dan dengan itu The Light
magazine & Ayofoto tidak bertanggung jawab atas sengketa yang mungkin timbul di
kemudian hari sehubungan dengan proses pembuatan dan penggunaan foto tersebut
dari pihak ketiga.

BULANAN
3. The Light Magazine akan mencantumkan nama fotografer pada setiap pemuatan
foto tersebut.
4. Hak cipta terhadap setiap foto yang masuk masih menjadi pembuatnya, The Light
Magazine dan Ayofoto hanya diperbolehkan menggunakannya untuk keperluan
seperti telah dijelaskan di atas.
5. Foto-foto terbaik dan foto-foto favorit akan diumumkan di The Light Magazine
lengkap beserta pembahasannya.

The Light Magazine bekerjasama dengan Ayofoto mengadakan kompetisi foto bulanan dengan tema yang
akan ditetapkan tiap bulannya. Kompetisi ini adalah kompetisi tidak berhadiah karena bertujuan untuk
memberi kesempatan bagi para peminat fotografi untuk melakukan pembelajaran konsepting dalam PENILAIAN:
Kompetisi ini terbuka bagi siapa saja. Pemenang ditentukan berdasarkan berbagai
fotografi. Foto-foto yang masuk akan dipilih oleh dewan juri yang merupakan fotorgafer professional dan
pertimbangan berikut:
juga pekerja kreatif. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat. 1. Kemampuan mencerna tema yang ditetapkan panitia. Pihak The Light Magazine &
Ayo foto sengaja tidak memberi keterangan detail mengenai konsep tersebut agar
Perlu diingat, porsi utama dalam kompetisi ini adalah kemampuan mencerna dan menterjemahkan
setiap peserta bisa berpikir lebih kreatif dan terbuka tanpa arahan yang membatasi
menjadi konsep visual. Jadi jangan tergoda untuk menomorsatukan teknis dan artistic. dari penyelenggara. Sebisa mungkin cerna dan terjemahkanlah tema yang ditetapkan
secara unik dan sesuatu yang “beyond” tanpa membuat visual menjadi out of theme.
Tema:
Hindari terjemahan konsep yang terlalu dangkal, gamblang dan apa adanya. Untuk itu
“REBORN” Deadline 1 Oktober 2009 kami telah menyiapkan tema berupa sebuah kata /frase yang multitafsir, tujuannya
“BALANCE” Deadline 1 November 2009 agar anda bisa bermain sebebas-bebasnya untuk menginterpretasikan tema tersebut.
“GENUINE” Deadline 1 Desember 2009 2. Kemampuan menterjemahkan tema ke dalam sebuah konsep visual yang unik dan
memiliki “shocking power”.

Terselenggara atas kerjasama: 3. Kepekaan dalam menangkap sebuah scenery/potret hidup dalam kehidupan dan
menghubungkannya dengan tema. Tema memang harus diterjemahkan secara unik
dan kuat namun tidak berarti harus super extraordinary. Terkadang sesuatu yang
sederhana bisa begitu mengena dengan konsep walaupun tidak semuanya bisa.
4. Kemampuan artistik dan teknis fotografi. Pada akhirnya kemampuan artistic dan
teknis fotografi dalam mengeksekusi terjemahan konsep menjadi hal yang penting
juga.
34 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 35
THELEPASAN THELEPASAN

Stock Photography
With 15 years of experience in stock photography, Karen D’Silva knows what it How does the Industry view
takes to get a great stock photo, as well as what it takes to sell the image. Hav- stock?
ing also been a consultant, Karen is willing to share her stock knowledge. Charlie On the other side (the client side), stock
Fish, editor-in-chief of WINk magazine (an online photography magazine geared photography originally used to be a
towards stock photographers) recently chatted with Karen D’Silva for The Light. background shot: clouds, fireworks, or

Right now,
Karen was only too eager to share her insider knowledge on what trends abound a New York skyline picture. It eliminat-
in stock today, why authenticity is important, and how to stand out amidst the ed all the risk of hiring somebody to do

a trend in
ever-growing pool of stock photographers. a job and not know if that picture was
going to come out successfully. Eventu-
First, is stock photography even popular?
I think stock in general is a very popular concept to a lot of photographers. In
ally, photographers started making
photogra-
phy is
more of their work (the outtakes that
the last couple of years, digital cameras have gotten so much cheaper—and the came out of their jobs, the vacation

authenti-
quality has gotten so much better—that what it used to take to be a professional shots, the test shots for their portfolio)
photographer is now opening up to an amateur group. The idea of stock has available to stock. Clients started to
turned into something for the masses; anybody can be a shutterbug. realize that they could get real con-
tent out of stock and that’s how stock city; some-
Can you tell me about the state of stock today? became creative.
thing that
looks like
In the old days, stock companies were predominantly set up so that they required
portfolios to weed out the person who (purely out of luck) could take two-to- What responsibility, if any, does

the pho-
three good pictures. (A portfolio really needed a minimum of 30-50 pictures to the photographer have when
prove that consistency is part of being a professional photographer.) taking stock images?

But now you’ve got a situation where there are microstock agencies. These are
There used to be the idea that you
shouldn’t be artistic in the shot so that tographer
agencies that are set up to take as many (or as little) pictures as you want to put the client could be artistic and crop
is an
insider.
onto the website. You do all the upfront work, from uploading the pictures to key- it or change the color, the perspec-
wording them, to making sure they’re presentable on the site in their archive. tive, and the exposure. Once the first
agency decided that they were going

36 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 37


THELEPASAN THELEPASAN

Ultimately, So if you
to take creative license, and then it authentic relationship, an authentic
again changed the idea of stock. The moment that pulls in the concept and

styles can end result that you want is either for


stock photography to be an editorial
reflect a contemporary style that will
give you a better formula for creating a can un-
change or a cover for a book, or an ad where stock image.
derstand
and agen- what
it brings in several thousand dollars.
In order to do that, the image has to There’s also the element of fantasy

cies can reflect what’s going on in the world of


photography.
that’s been around for a long time
and is growing, that trend of escap- message
decide ing. And it might be more of a mental
they’re
they want trying to
It then becomes really important that thing where someone is in thought/
the images are contemporary, timely in daydreaming, or something where

certain portray in
their concepts, and in line with whatev- they’re on vacation somewhere. I don’t
er the top brands in advertising are do- think it’s really figured out yet, not so

genres of ing. Now it’s not just about the perfect


picture of a rose, or fireworks; it has to
mainstream yet. But you can see it in
the color shift, making pictures look their cam-
photogra- be a bit deeper because you’re selling a surreal.
paign to
phy, but a their cli-
concept. Ultimately, styles can change
and agencies can decide they want cer- With your 15 years in the biz,

stock pic- ent, you’re


tain genres of photography, but a stock what lessons have you learned?
picture is a concept picture: something What I’ve found out is that though my

ture is a that communicates a message. background is in stock, in order to un-


derstand stock (and in order to be able ahead of
concept What are some trends in stock
today?
to give people the right guidance in
the game.
picture:
stock), you have to actually understand
Right now, a trend in photography is the marketplace.

something
authenticity; something that looks like
the photographer is an insider. You So if you can understand what mes-

that com- might talk to a stock agency and ask


them what they need and they’ll say
sage they’re trying to portray in their

municates
campaign to their client, you’re ahead
they need a picture of a group of guys of the game. When you start to study

a message.
playing soccer, or of a mom taking a the marketplace, you realize that what
kid to school or of a family on vacation. a company is trying to do in the market
Ultimately, you can probably tie in an is they’re trying to connect with a

38 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 39


THELEPASAN THELEPASAN

the ability to be an image partner, plus. Because it’s more creative, it taps
which allows them to create something into the fantasy trend, which is popular
specific, something that might be right now. I think the bigger agencies
unique; that’s what WIN has done. see the value in that. WIN might be a
fraction of the size of other agencies,
A lot of people that own stock agencies but as far as quality and the standard
now are smart businessmen who have that has been set by the agency, WIN
a creative background, or they simply has been placed at the very top. And
like being around creative people. But they are certainly creative, which
they study the numbers too much. makes it unique.
They understand what sells a little too
well. The result is, we look around and Any predictions for stock pho-
even the boutique agencies tend to tography?
be a part of the lifestyle of the library. In the last five-to-ten years there has
There was definitely a shift, and what been a golden age in stock because
we found in stock photography was so many clients have turned to stock
group of people, a targeted audience that there was such a spike in lifestyle as an option. Those days are definitely they don’t feel they fit in as much. Once
that is their customer. In order to do images. If you look around, the major- gone. In those times, photographers that happens, it might even out a little.
that, they have to portray their life in a ity of stock collections are based on were actually considering stock as be-
way that seems believable. lifestyle photography. ing their main source of income. Now Aesthetically in photography, especial-
that it’s open to everybody, I think that ly in stock, with the quality getting bet-
Stock photography is about that pic- I think what WIN did, as a credit to it takes more of a commitment to put ter and the files getting bigger, there is
ture that will appeal to the client. If it Hans [Neleman, WIN-founder], he things into stock and unfortunately a lot of amateur looking photography
reflects things going on in society, it’s a wasn’t privy to those sales reports but, there’s no test you have to take to be a that is now being mimicked by the
little more complicated than just taking being a photographer himself, he was photographer. professional photographer. I think
a nice picture. And the people that un- interested in what photography is and that’s going to get old. As the pendu-
derstand that are the ones that will be what’s creative. So his formula wasn’t Right now there are so many people lum swings (and it’s always swinging
making the most amount of money. so worked out in advance but he just submitting to stock that the options from one extreme to the other), and it
knew what he likes and what he react- are endless. So in order to be making becomes a bit more seamless in qual-
Where does WIN (founding com- the money you were making you have ity and production value, that’s going
ed to and built a collection around that
pany of WINk magazine) fit into to weed out some people. I just think
organically. Because he’s done that, he’s to have so many more pictures. I think,
the stock photography industry? there have been too many amateur-
now got an agency that looks different because of this, it might weed out the
They’re a small agency so they’re more looking shots lately. It’s bound to swing
from everyone else, which is a huge people that aren’t taking it as seriously,
in the boutique area. That gives them the other way.
or just can’t commit to it more because

40 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 41


MASTERTOM MASTERTOM

Software – or curd?
FOCUS magazine from Italy was working on
an article about synthetics and how they
have taken a firm hold on our everyday lives.
“Thomas, could you do a nice photo for us?”
“Yes, sure! Do you have any money?” “Erm, no,
actually ...”

Editorial requests are becoming more and


more spectacular, but the budgets seem to
be decreasing at the same rate. Nevertheless,
I still like doing editorial work because I can
do the pictures exactly as I like, and there’s no
Art Director looking over my shoulder telling
me what to do all the time.

FOCUS wanted a picture of the moment in


which plastic disappears. I came up with an
everyday scene which everyone can identify
with (at least in the beginning). A woman is
returning from the shops (ok so far ...) when
her plastic bag and the packaging of all its
contents begin to disintegrate. Her shoes and
clothes also start to melt, as does the plastic
furniture nearby.

42 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 43


MASTERTOM MASTERTOM

The budget for this was minuscule, so I


had to improvise all the more. To begin
with, we couldn’t do the shooting in
Italy, but that wasn’t really a problem
as I had a few suitable photos of Naples
in my archive. But there wasn’t any
money for a model or stylist either, so
Kathrin, my (paid!) trainee had to stand
in.

44 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 45


MASTERTOM MASTERTOM

What’s really interesting is the


way that plastic disintegrates.
In my picture it melts, drips,
evaporates or bursts. Could
we create those effects with
CGI or would we need some
special software? Neither nor
– what’s far more effective is
Quark!

“Quark XPress?” I hear you


cry in amazement. No, no ...
Quark is the German name for
a soft curd cheese. And all the
melting and dripping objects
you can see in the photo were
actually made with quark –
the melting shoes, the clothes
and the plastic furniture.
Some, like the chair, were
smeared with curds during
the shooting, others were
done with the aid of image
processing.

Obviously, I had to make sure I wasn’t always add a touch of tongue-in-cheek humour to my pictures. This photo is pure
going to end up with a scene of catas- fiction – and fiction in editorials, has to be portrayed differently to in advertis-
trophe. I could, of course, have envel- ing. Editorial photos have to be “true”, which (unfortunately?) is not the case in
oped the lady in red smoke, but that advertising.
would have been unnecessarily cruel. I

46 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 47


MASTERTOM MASTERTOM

We really enjoyed shooting the “flying


objects” ... Was it also drummed into
you as a child not to play with food?
Well, here we had to – and what fun it
was!

So – what would the average Italian


woman have in her grocery bag? You
might expect to find coffee, tomatoes,
pasta, ketchup, vegetables, milk, etc.
We took all these things and threw
them at a green wall (so that I could
mask and isolate each product prop-
erly), and ended up shooting around
500 photos.

Making the groceries “fly” in the picture


was quite a bit of work. I needed to
group hundreds of small objects
together so that they were neither too
neat nor too chaotic. Complex pictures
have to be viewable from a greater
distance, and ideally they should also
have an effect as a very small image.
In these times of tight budgets, it’s nec-
essary to improvise all the more whilst
making sure that the result doesn’t
reflect this in any way.

Let there be light!


Yours sincerely,
MasterTOM
(Thomas Herbrich)

48 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 49


MASTERTOM MASTERTOM

50 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 51


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Bagaimana Pelaku Fotografi


Menghargai Hak Cipta
Beberapa hari terakhir ini banyak orang yang menulis status di facebook mer- Sebulan yang lalu ketika The Light
eka dengan cacian atau makian terhadap tampilnya tari pendet di sebuah iklan mengadakan seminar di Surabaya,
pariwisata Malaysia. Kejadian ini seakan-akan menjadi pembenaran untuk makin di tengah sesi tanya jawab muncul
melekatkan predikat “maling” bagi bangsa yang menjadi tetangga kita yang ter- pertanyaan yang menggelikan dari
dekat itu karena sebelumnya kejadian serupa pernah terjadi ketika batik, dan lagu seorang peserta. Peserta yang duduk di
rasa sayange juga diklaim sebagai budaya Negara tetangga itu. barisan depan sebelah kiri itu bertanya
kira-kira seperti ini, “pak untuk men-
Beberapa waktu yang lalu di sebuah photo blogger, seorang fotografer mencak- dukung pekerjaan saya, saya sering
mencak karena ia mendapati foto-foto yang ia buat digunakan oleh orang lain. menggunakan foto. Permasalahan-
Setelah mengirimkan email permintaan klarifikasi yang tidak digubris oleh sang nya adalah kok kalau saya pakai foto
tertuduh, sang korban segera membuat surat terbuka kepada seluruh anggota dari website-website luar negeri kok
komunitas tersebut yang menyatakan “pencurian” yang dilakukan oleh orang hasilnya udah langsung jadi tanpa
tersebut. dikoreksi lagi dibandingkan kalau saya
pakai foto dari website-website dalam
Dua minggu yang lalu ketika team kami sedang berjalan-jalan ke sebuah pusat negeri?” Hal yang menggelikan bagi
perbelanjaan di kawasan Jakarta utara, kami menyempatkan diri untuk mampir kami adalah bukan karena kualitas
ke sebuah toko yang menjual software-software bajakan. Selama beberapa menit foto yang berbeda, namun bahkan
kami menelusuri satu persatu sudut toko itu hingga pada akhirnya kami berhenti orang ini juga tidak menyadari bahwa
di depan sebuah rak karena mata yang menangkap sebuah foto yang terasa ia baru saja mengakui bahwa ia sudah
akrab di mata. Kami pun memperhatikannya, dan ternya di antara tumpukan menjadi “maling” dengan mengambil
CD yang dijual terdapat sebuah CD yang menggunakan cover The Light sebagai seenak-enaknya foto yang ditampilkan
covernya, dan setelah dicermati lebih seksama lagi memang majalah inilah yang di website umum untuk keperluan
dijual di situ. pribadinya.

52 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 53


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

“Sebenarnya Potret ini memang menjadi potret


Indonesia dan sebagian Negara-
musik original.

saya tergerak negara asia. Potret yang menceritakan Tono (bukan nama sebenarnya), 32
untuk beli soft- bagaimana galak dan bengisnya kita tahun, karyawan swasta yang sudah

ware original. mencaci maki orang lain yang mencuri lebih dari 7 tahun menekuni foto-

Tapi terlalu me-


dan tidak menghargai sama sekali hak grafi mengatakan bahwa perbedaan
cipta kita dengan menggunakan tanpa kualitas yang hampir tidak ada antara
nyakitkan hati ijin berbagai macam ciptaan kita baik bajakan dan asli menjadi alasan men-

ketika saya beli itu foto, tulisan dan lain sebagainya. gapa ia setia sebagai pembeli bajakan.

software origi- Kita bisa dengan mudah menjadi “pra- Sementara harga software, film dan CD
“Ini bukan ma-
nal yang ber-
jurit Tuhan” yang seolah-olah berhak
mengutuk, memaki ataupun mengadili
musik original bisa mencapai puluhan
atau bahkan ratusan kali lipat dari salah mampu
harga puluhan orang lain yang menggunakan tanpa bajakannya. atau tidak mam-
juta rupiah se- ijin ciptaan kita karena seolah-olah kita Wisnu (bukan nama sebenarnya), 22
pu. Ini masalah
mentara teman
tanpa dosa. tahun, mahasiswa juga mengungkap-
mau atau tidak
mau. Lagipula
kan hal yang sama. “software bajakan
saya punya soft- Permasalahannya menjadi mengge- dan original nggak ada bedanya kecu-

ware yang sama likan ketika sebagian besar dari kita ali di kemasan. Isinya sama, jadi kalau kalau tidak
dengan harga masih rajin berburu film bajakan, CD bisa beli dengan 25 ribu rupiah, kenapa
mampu kena-
hanya puluhan
bajakan, software bajakan di pusat-pu-
sat perbelanjaan yang sangat terbuka.
harus beli yang harganya puluhan juta
rupiah?” ungkapnya. pa malah pilih
ribu rupiah. Dari qualitative study yang kami laku- Heri (bukan nama sebenarnya), foto- bajakan. Kalau
kan, dari 100 orang pelaku fotografi, grafer professional mengaku perilaku
tidak mampu
100% mengaku pernah menggunakan tidak terpuji ini sebagai kebiasaan yang
ya sudah tidak
usah pakai sama
software bajakan. Dan hanya 2 di dimulai dari kecil. “Sebenarnya saya
antaranya memiliki beberapa software tergerak untuk beli software original.
original walaupun masih menggu- Tapi terlalu menyakitkan hati ketika sekali. Ini kan
nakan software lain yang bajakan. Dan saya beli software original yang ber-
sama saja bilang
dari 100 orang tersebut semuanya
mengaku pernah dan masih sering
harga puluhan juta rupiah sementara
teman saya punya software yang sama bahwa orang
membeli film dan CD musik bajakan, dengan harga hanya puluhan ribu ru- tidak mampu
walaupun ada sekitar 32 orang yang
mengaku sesekali membeli film dan CD
piah. Karena itu sampai sekarang saya
masih pakai bajakan. Tapi saya men-
boleh maling.”

54 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 55


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

gakui bahwa tindakan ini tidak bisa pembajakan, Indra mengaku masih software yang bersangkutan. Menden-
dijadikan contoh yang baik. Terutama banyak celah yang dapat digunakan gar jawaban itu, perwakilan vendor
karena saya sudah make money dari untuk menjerat pelaku-pelaku pemba- tersebut segera menelepon kantor
software itu.” Ungkapnya. jakan dan pengguna barang bajakan. pusatnya yang ada di Singapore untuk
“beberapa vendor software sudah menanyakan apakah benar lembaga
Indra (bukan nama sebenarnya), mulai gerah dan tidak percaya dengan pendidikan tersebut sudah mengaju-
bekerja di sebuah LSM yang bergerak aparat. Akhirnya mereka memutuskan kan permohonan pembelian. Dan
dibidang pemberantasan pembajakan untuk jalan sendiri.” Tegasnya. Be- karena tidak terbukti, maka perwakilan
yang didanai oleh banyak perusahaan berapa bulan yang lalu sebuah vendor vendor itu meminta lembaga pendidi-
rekaman dan vendor software men- software mendatangi langsung sebuah kan tersebut segera membeli dengan
gatakan bahwa memang terlalu sulit lembaga pendidikan dan menan- jumlah banyak dengan harga yang 3X
untuk bisa merubah Indonesia menjadi yakan apakah lembaga pendidikan lipat lebih mahal, dan jika tidak akan
Negara yang menghormati hak cipta tersebut sudah memiliki software asli. dilaporkan ke pihak berwajib atas
dengan tidak membeli bajakan. “Coba Sang manajer yang bertugas saat itu tuduhan penggunaan barang bajakan.
saja lihat di pusat-pusat perbelanjaan menjawab bahwa mereka sedang
banyak pedagang bisa dengan leluasa mengajukan permintaan untuk bisa “Beberapa vendor software sudah
memperdagangkan barang-barang ba- nesia sudah mengakar dan mendapat mendapatkan harga khusus ke vendor mulai lelah berurusan dengan pihak
jakan tanpa perlu sembunyi-sembunyi. dukungan dari berbagai pihak yang berwajib yang lebih berpihak pada
Bahkan mereka menyediakan fasilitas harusnya ikut memberantasnya. “Dulu pembajak. Untuk itu mereka sedang
pembayaran dengan kartu kredit atau- setiap kita berangkat ke sebuah pusat bersiap-siap untuk melakukan razia
pun kartu debit. Artinya secara tidak perbelanjaan untuk melakukan razia dadakan langsung ke pengguna.”
langsung bank yang bekerja sama terhadap toko-toko yang menjual ba- Ungkap Indra. “Dua bulan lalu ada 7
dengan mereka juga ikut mendukung rang bajakan bisa tiba-tiba toko yang orang fotografer di beberapa kota di
pembajakan.” Ungkapnya. “Harusnya menjual barang bajakan tersebut tutup Jawa yang tertangkap oleh sebuah
kan sebelum sebuah bank mengabul- sebelum kami tiba di lokasi, seolah- vendor software grafis karena kedapa-
kan permohonan penyediaan layanan olah ada yang membocorkan rencana tan menggunakan software bajakan.
pembayaran dengan kartu kredit atau razia tersebut. Padahal beberapa jam Saat ini mereka sudah mengantongi
debit bank tersebut pada sebuah sebelum kami datang toko tersebut nama-nama yang sering muncul di
toko, bank tersebut melakukan survey masih beroperasi seperti biasa.” Jelas- internet baik melalui mailing list, forum
terlebih dahulu apakah toko tersebut nya. maupun website untuk didatangi
menjual sesuatu yang melanggar hu- satu persatu dan dipaksa beli dengan
kum atau tidak.” Lanjutnya. Namun di tengah keputus-asaan harga sangat mahal dengan ancaman
Indra mengaku pembajakan di Indo- pihak-pihak yang ingin memberantas dipidanakan jika menolak.” Lanjutnya.

56 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 57


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

“Bulan depan mereka akan mulai melakukan razia bertahap hingga tahun depan. teman yang menghadapi tuntutan
Dan ini akan mereka lakukan terus menerus.” Sambungnya lagi. hukum dari seorang fotografer karena
menggunakan foto milik fotografer
Memiliki software original, film original, music original memang membutuhkan tersebut tanpa ijin. Yang pertama ia
biaya yang tidak sedikit. Namun kondisi ini kontradiktif dengan perilaku pelaku
fotografi yang selalu bertindak galak ketika fotonya dihargai murah atau bahkan
lakukan adalah mengancam akan mel-
aporkannya ke pihak berwajib karena
“Intinya, Jika anda
dipakai tanpa ijin padahal mereka sendiri masih menggunakan barang-barang telah menggunakan software bajakan tertarik untuk men-
bajakan. yang bisa diketahui dalam string di be- egakkan hukum.
lakang setiap foto yang sudah pernah Pastikan anda su-
Darma (bukan nama sebenarnya), seorang fotografer senior mengatakan, “saya diedit dengan software tertentu. Akh- dah tidak bercela
kasihan dengan yang muda-muda, baru mau mulai bisnis fotografi sudah harus irnya sang fotografer pun melepaskan juga. Setidaknya ti-
dibebani dengan investasi yang besar karena harus beli software original. Kalau tuntutannya kepada orang itu sebagai
dak bercela di mata
saya yang sudah tua ini lebih baik berhenti motret saja karena nggak mampu
beli.” Agus, seorang fotografer amatir mengatakan bahwa alasah utamanya men-
barter dari pelepasan tuntutan orang
itu padanya.” Lanjutnya. “Intinya, Jika
hukum. Kalau anda
gapa ia tidak menggunakan software original adalah karena ketidakmampuannya anda tertarik untuk menegakkan hu- mau hasil karya
untuk membeli software original tersebut. Hal ini dibantah dengan keras oleh kum. Pastikan anda sudah tidak bercela anda dihormati,
Indra, “Kalau kita bicara tentang pehobi fotografi yang kameranya masih pinjam, juga. Setidaknya tidak bercela di mata sebaiknya lebih
rumahnya masih kontrak, makannya di warteg mungkin kita bisa menggunakan hukum. Kalau anda mau hasil karya dulu hormati karya
kata tidak mampu membeli software original. Tapi kalau kita bicara tentang
pehobi fotografi yang rumahnya di kompleks real estate, kameranya DSLR terbaru
anda dihormati, sebaiknya lebih dulu
hormati karya orang lain.” Tutupnya.
orang lain.”
lengkap dengan berbagai lensa unggulan yang total harganya puluhan juta, dan
gaya hidupnya hedon, makan di restoran mahal, minum kopi yang harganya 30 Ketika kondisi realitasnya seperti ini,
haragaan akan hak cipta sebuah foto
ribu rupiah per cangkir, apa nggak malu kalau mereka bilang nggak mampu beli di mana banyak fotografer baik amatir
bisa dihargai di Negara ini? Jika ada
original?” Lebih lanjut lagi Indra menegaskan bahwa yang penting adalah niatnya. maupun professional menganggap
nasihat bijak menganjurkan kita untuk
“Ini bukan masalah mampu atau tidak mampu. Ini masalah mau atau tidak mau. remeh hak cipta software yang mereka
memperlakukan orang lain seperti kita
Lagipula kalau tidak mampu kenapa malah pilih bajakan. Kalau tidak mampu ya gunakan sehari-hari, apakah peng-
ingin diperlakukan orang tersebut,
sudah tidak usah pakai sama sekali. Ini kan sama saja bilang bahwa orang tidak
maka bukankah seharusnya kita lebih
mampu boleh maling.” Sambungnya.
dulu menghargai hak cipta orang lain
dengan tidak menggunakan barang-
Ditanya mengenai solusi dari permasalahan ini, Indra menjawab bahwa solusinya
barang bajakan sebelum kita menun-
ada pada kesadaran diri sendiri. “Vendor software bisa saja melakukan razia, dan
tut orang untuk menghargai foto kita
memang itu tetap akan dilakukan. Tapi itu tidak akan menyelesaikan masalah.
selayaknya.
Hanya meredam yang muncul di permukaan.” Ungkapnya. “pernah ada satu orang

58 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 59


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

Jesh De Rox,
Capturing
Love &
Emotion
Diadopsinya teknologi digital oleh fotografi membuat fotografi seolah-olah jadi
lebih mudah dilakukan. Setiap orang bisa dengan mudah memotret dan segera
mengevaluasinya dalam hitungan detik. Hal ini mendorong banyak orang yang
memiliki kamera memberanikan diri untuk menawarkan diri sebagai fotorgafer
wedding. Sayangnya walaupun jumlahnya kelewat banyak, secara kualitas cukup
sulit menemukan fotografer wedding yang memiliki keunikan. Banyak fotografer
wedding yang lupa bahwa emosi adalah bagian penting dari sebuah foto per-
nikahan. Tidak heran banyak foto wedding yang terlihat apik secara visual tapi
gagal menceritakan momen penting dan emosi yang menjadi bumbu utama
dari sebuah foto pernikahan. Untuk itu, kami menghadirkan Jesh de Rox, seorang
fotografer wedding yang bisa menjadi referensi sekaligus bahan evaluasi menge-
nai wajah fotografi wedding Indonesia.

How did you know photography. Tell us from the beginning.


As long as i can remember, i have been fascinated with expression and communi-
cation in many of its forms. i enjoyed sketching, especially as a child, and would fill
up notebook after notebook with my imaginative drawings and scribbling. later,
i found music and spent hours and hours exploring how to express my thoughts

60 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 61


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

62 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 63


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

64 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 65


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

“Photog-
and feelings with a guitar.

It was through a scholarship i won with


my music that i was able to take a one raphy is an
year introductory arts program at a
incredible
excuse to
small community college near where
i lived at the time in northern British
Columbia, Canada. a small part of the
course was a b/w film course in which be invited
we used pentax k1’s to shoot & and
behind the
veils most
then develop our own rolls of film.

of us form
It was the first time in my life i’d ever
used a camera, and i quickly fell in love
with the immediacy of the medium.
i also very much loved the door it between
opened for me into the lives of such a
ourselves
and the
wide variety of people who i’d never
have otherwise had the opportunity
to view and interact with on such an
intimate level. world.”
The desire i had to communicate and
explore the mysteries of the human
spirit had an exciting new channel. my
early ventures with the art form were
well received and over the next several
years my interest began to grow from a
hobby into a thriving business.

What interest you about photog-


raphy.
What is most important about
life? this is a question i always try to

66 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 67


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

68 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 69


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

70 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 71


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

a myriad of possibilities opens. see-


ing people on a base level and seeing
to the core of them is the difference
between seeing a lightbulb turned
off and one brightly lit and glowing.
and the light they give back changes
things...

Photography has been and continues


to be an incredible vehicle for me to ex-
plore this part of people, and the roads
that exist between us.

You succeed mastered on cap-


ture people expression. How did
have as close to my awareness as pos- you learn to do it? Is it more to
sible. for me, it is the people in our lives the photography or it’s more to
that are our greatest resource, gift and learn human interaction? Please
trust. explain how?
Thank you for your kindness : ) since
Photography is an incredible excuse to i had little formal training in photog-
be invited behind the veils most of us raphy beyond loading and unloading
form between ourselves and the world. film, i approached the medium in my
no matter how jaded or guarded a per- own way.
son may become, it is the most basic
and fundamental human desire to be Above all else, the definition of a truly
seen. because of the layers and layers great portrait was an authentic one.
of social and cultural ‘red tape’, most of because this was paramount to me, my
the seeing we have of one another ex- chief desire in my work was discover-
ists only on the most shallow levels.

Every time there is a true, genuine see-


ing of human being, however, a door
to an unequalled richness opens, and

72 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 73


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

74 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 75


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

76 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 77


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

“Every
ing how this could happen. it was more
important to me than light, composi-

time there tion, exposure or any of the technical


aspects of photography. i have become

is a true, better at these as time has passed, but

genuine
it was that first desire for authenticity
which has been and still is the defining

seeing of direction of my work.

human I learned that the best way to invite

being,
your portrait subject to be genuine
with you, was to be genuine with

however,
them. to ask them to let their walls
down, i first had to be brave enough

a door to let mine down. so the real question


is: how does one be genuine with a

to an un- stranger? it is, afterall, exactly what we

equalled
ask of our subjects. since that’s the core
of what we do as portrait artists, isn’t

richness it something we should know about?


answering that question has led me on

opens, a journey i never would have imagined

and a myr-
- places that have thrilled me, intrigued
me and absolutely changed me.

iad of pos- So, in more direct answer of your ques-

sibilities tion, it is not so much that i believe


the secret lies in human interaction

opens.” over photography, rather, i believe that


photography at its essence is human
interaction. a subtle but vital difference
in the way i perceive my work, which
strongly affects how i approach it all

78 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 79


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

80 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 81


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

82 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 83


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

“I learned
levels.
It is a simple thing to say ‘be yourself’,

that the which is not an uncommon piece of


advice from those who have achieved

best way success of some kind. it is a more dif-

to invite
ficult thing often to remember how to
do this. i say ‘remember’ because each

your por- of us were born ‘ourselves’ and were


quite masterful at it as children. as

trait sub- we grow however, and become more

ject to be
shaped by the vast world of ideas,
concepts and forms that surround us,

genuine
most of us become increasingly discon-
nected from the unique magic of our

with you, birthright - the one thing only we in


the entire universe have: ourselves.

was to
be genu-
I teach a 3 day workshop all around the
world called life (as an artform) <http://

ine with enlighten.jeshderox.com/#workshops>


which is chiefly focused on helping

them.” people rediscover this invaluable piece


of themselves, the root of their power
to affect change. to date, close to 300
people have taken the course and
we’ve received a humbling amount of
success with it.

You positioned yourself as a


persons in love photographer.
What satisfied you doing it?
Please explain how the difficulty
doing it?
What is the root of true love? authentic,

84 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 85


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

86 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 87


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

88 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 89


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

“if howev- “everyone


genuine communication between two lies the difficulty. as i mentioned, i
people. looking for that authentic spark found that the key to opening that
in my work as i was, i began to notice
er, you are door was in becoming aware of and
has a ge-
i found it easier while working with
genuinely releasing my own guards first.

nuine side
able to see
couples in love. the more i explored
Many people succeed mastered
to them,
that, the more i realized it’s because

them for the


there are incredible similarities be- photography, but fail being
sensitive on human expression,
tween great art and love relationships.
as we all know, true love is in itself an miracle they that’s why so many photos with
excellent technical but zero on so even if
art form of its own - i believe, the great-
are, and be-
come brave
bringing the soul and communi-
they’re not
showing it,
est there is. cating. What have they missed?

enough to
When photographing a human being,

you know
In my work i am very sensitive to the we have an incredible opportunity
flow of communication between my-
let down before us. the most rare creation in the
self and the people i’m working with,
as well as between the two of them, your own
universe - of which there is only one -
it’s in there
some-
comes to us, and asks who am i?
when working with a couple. i am look-
guard
enough to where, if
ing to know - what are they saying to The fascinating thing is, how we an-
each other on a non-verbal level? what swer that question actually says more
are they saying to me, the viewer?
tell them so about who we are than who they are.
you can
Working with people who already have in a way they nevertheless, it remains our choice:

only find
can hear...
will we tell them, as Pablo Casals so

how to see
an open channel between them has beautifully said ‘you are a marvel, you
been absolutely instrumental in me
then, my are unique. in all the years that have

friends, you it.”


being able to bring more awareness passed, there has never been another
around the entire process of connec- like you.’ or we can tell them they are a
tion, and the potential we have to influ-
have an customer, the same as six billion others

image of a
ence that. i could speak for days about out there, take a number.
this, lol ; )

Because these connections are so miracle.” It is how we choose to see who we are
photographing that ends up in the
precious and rare, they are very well- image. in the same way, how you see
guarded, and not easily given. therein someone when you meet them for the

90 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 91


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

92 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 93


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

94 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 95


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

then, my friends, you have an image of


a miracle.

Shooting wedding especially


moments is difficult, but you
succeed to bring the originality
of the expression the feel and
the pose. Share us some tips
how to do that kind of job when
the talent are not a professional
model (like in wedding case).
How to direct them?
this often can be an easier task with
people who aren’t models. remember,
the kind of seeing i’m talking about
is genuine, beneath-the-veil, kind of
seeing, and models often work hard to
project a persona. and a persona, even
first time will strongly affect how and if it’s an aesthetically pleasing one,
what you say about them to someone isn’t what i’m looking for. there is an
else. accurate or not, how we see some- important difference between looking
thing absolutely affects how we react beautiful and being beautiful. every-
to it. and how we react to something, one is capable of the latter, regardless
in turn greatly affects how it reacts of how their features match up to the
back to us. current fashion trends.

In other words, if you are looking at a So how do you get them to trust you
human being and seeing only an expo- with that inner beauty, the part they
sure reading, you can’t expect anything usually only show to those they love?
but an exposure setting to be in the the simple answer is, you have to be
final image. if however, you are genu- someone they can trust and love, even
inely able to see them for the miracle if only during those minutes you’re
they are, and become brave enough there with them. how exactly to do
to let down your own guard enough this, of course, is an incredible process,
to tell them so in a way they can hear,,, and as i’ve said has led me on a life-

96 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 97


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

98 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 99


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

100 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 101


WEDDINGPHOTOGRAPHY WEDDINGPHOTOGRAPHY

“no
could be said about the intricacies of moments and people photog- free space. you will know it because
this, but more important than anything rapher missed often on doing you will feel alive and excited about

formula else is your own sincerity in the asking


- no formula you memorize will ever be
their job?
Mistakes are wonderful things, perhaps
what you’re doing - the place where
the best work always comes from.

you as valuable to you as sincerity. the very best teaching tool their is. in

memorize
fact, i’d recommend making as many as
What kind of picture deserve possible : ) the key to discovering your What kind of picture you’re

will ever
labeled as the great one? voice in your work is to constantly be always trying to achieved every-
To me, a great image is one that com- throwing out any notions of conform- time you shoot? Please explain.

be as municates powerfully and memorably


a message that’s important to receive.
ing for conforming’s sake - even to your As i’ve mentioned, it is always my
chief aspiration to create work that is

valuable
own old ideas. look at how life grows...
it’s a wonderful model for personal meaningful and true. specifically i am
Mention one word that describe
to you as
creative movement. there is a constant interested in telling the story of the
your photos? taking in, and equally important, a mostly unexplored invisible worlds that

sincerity.”
Sincere. constant letting go. a gathering of the exist around and in between us all. love
elements around you and and imple- is the name that most people have for
What kind of mistakes that pho- menting of them into yourself, without these worlds i speak of, and it is truly a
tographer (especially wedding), lovely place to start ; )
feeling a sense of ownership. find that
altering exploration of myself and my

“...specifically i am interested in telling


own walls.

Greatly to our advantage are these two


facts: a) everyone has a genuine side the story of the mostly unexplored in-
to them, so even if they’re not showing
visible worlds that exist around and in
between us all. love is the name that
it, you know it’s in there somewhere,
if you can only find how to see it. b)
everyone at some level wants to share.
the desire to communicate, to speak most people have for these worlds i
and be heard, to show and be seen, is
speak of, and it is truly a lovely place to
start ; ) “
among the most basic human needs.
all of this to say, if you can learn how to
ask the question the right way, every-
one will answer. there is so much that

102 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 103


THEINSPIRATION THEINSPIRATION

Foto bisa Instan. Fotografer?


Inovasi dan teknologi memang sudah Mental dan tuntutan orang untuk pan manusia post modern saat ini?
menjadi abdi dari ketidakpuasan mempelajari sesuatu juga tidak mau
manusia. Segala hal baru ditemukan kalah cepatnya. Banyak kita temui Hari ini dan sejak saya dilahirkan, saya
dan diciptakan berdasar atas ketida- buku-buku dengan judul 24 jam men- bukan orang yang suka meminum
kpuasan manusia akan banyak hal. guasai bla.. bla…, atau tips praktis satu susu, teh, apalagi syrup kecuali di
Penemuan-penemuan baru diupay- menit mahir bla.. bla…. Aneka ragam restoran. Saya mungkin juga termasuk
akan untuk menghadirkan nilai-nilai kursus kilat pun ditawarkan yang orang yang menganut pada prinsip
lebih dari hal-hal yang lebih dulu. Lebih seakan-akan mengalahkan cepatnya instan. Bagi saya minum teh, susu atau-
murah, lebih baik, lebih ringan, lebih pos kilat. pun syrup di rumah adalah sesuatu
kompak, lebih cepat, dan berbagai hal yang melelahkan. Saya perlu satu
macam lebih lainnya. Dalam fotografi, banyak oknum-oknum hingga dua menit untuk berjalan men-
yang dalam hitungan bulan memiliki gambil gelas, menuangkan teh, susu
Dan berbicara mengenai segala kamera DSLR merasa bosan dengan atau syrup, menambahkan gula dan
sesuatu yang lebih, munculah “lebih tantangan yang itu-itu saja. Mereka menuangkan air lalu mengaduknya.
cepat” atau “lebih instan” sebagai pun mulai mencetak kartu nama, me- Sementara saya hanya membutuhkan
pemimpin perolehan suara terban- nambahkan kata-kata “photography” waktu tidak lebih dari 10 detik untuk
yak. Berbagai macam produk temuan atau “photoworks” di belakang nama menghabiskannya.
manusia diciptakan dengan hanya mereka sebagai tanda bahwa mereka
menambahkan keunggulan lebih cepat siap untuk tantangan dan petualangan Hal yang senada juga saya temui pada
dan lebih instan sebagai nilai tambah baru. mie yang dilabeli dengan embel-
utamanya. Teh celup instan, mie instan, embel “instan”. Bahkan dengan strategi
minuman instan ready to drink, foto Di sebuah tempat kursus fotografi yang memasak 3 bungkus sekalipun, saya
instan, dan berbagai macam hal yang baru saja teman saya buka, banyak masih lebih banyak menghabiskan
bisa menghapus waktu yang diperlu- sekali orang-orang yang mengajukan waktu untuk memasaknya daripada
kan untuk memproses dan menunggu diri untuk masuk ke kelas-kelas yang menghabiskannya.
mulai diciptakan. “bonafide” title dan levelnya. Saya pun bertanya, apa cuma segini ke-
Sebegitu harus cepatnya kah kehidu- mampuan manusia untuk menciptakan

104 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 105


THEINSPIRATION FASHION&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

produk “instan”? dahsyatnya.

Beberapa tahun yang lalu, saya dan Kalau begitu apakah masih mungkin
beberapa orang teman yang berasal bagi siapa saja untuk menjadi foto-
dari satu sekolah dasar yang sama grafer instan? Menjadi fotografer yang
berkumpul dan mulai mewujudkan ide hanya belajar semalam sebelum sesi
untuk membuat reuni SD kami. Waktu pemotretan berlangsung? Apakah
itu diputuskan bahwa reuni akan mungkin kita menuntut keinstanan
diadakan pada bulan Januari 2005. Dan dari sebuah proses pembelajaran foto-
hebatnya, bahkan kami sudah mulai grafi yang bisa lebih abadi dibanding-
bekerja dari bulan Mei 2004 atau 7 bu- kan dengan hasil dan reputasinya?
lan sebelumnya. Usaha dan kerja keras Atau jangan-jangan kita masih ber-
yang dijalani selama 7 bulan itu pun mimpi untuk memiliki sesuatu yang
berujung pada sebuah malam reuni instan, karena bahkan produk-produk
yang dimulai dari jam 7 malam dan yang sudah mengkalim diri seb-
berakhir jam 10 malam. Kerja selama 7 agai produk instan sekalipun masih
bulan untuk sebuah acara yang hanya membutuhkan proses pembuatan
3 jam. yang lebih lama dalam membuatnya
dibandingkan menghabiskannya?
Banyak proses yang kita lalui dalam Jangan-jangan fotografer paling instan
hidup dengan terburu-buru. Maunya sekalipun membutuhkan waktu lebih
secepat dan seinstan mungkin. Tapi lama untuk belajarnya daripada ber-
mulai terpikir oleh saya bahwa ternyata profesi sebagai fotografernya?
hal-hal yang tidak begitu instan saja
berakhir pada sesuatu yang jauh lebih
instan dari prosesnya.
Banyak mahasiswa yang merasa belajar
instan adalah cara terbaik. Yaitu den-
gan hanya meluangkan waktu belajar
untuk ujian di malam sebelum ujian
dilaksanakan. Dan kalaupun hasilnya
memuaskan, pastilah di malam itu
effort yang dilakukan juga luar biasa

106 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 107


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

Dita Alangkara, Menemukan


Cara Pandang Baru
dengan Merubah Kebiasaan.
menggunakan 4 buah fotonya. Dan
Yogyakarta sebagai kota yang penduduknya memiliki jiwa social yang tinggi
sejak saat itu ia diminta untuk terus
memang menjadi satu kota yang paling produktif menghasilkan banyak fotor-
memotret peristiwa-peristiwa penting
gafer-fotografer jurnalis. Beberapa nama fotorgafer jurnalis yang pernah masuk
di Yogya.
majalah inipun juga pernah tinggal di Yogyakartal. Begitu pula dengan fotografer
jurnalis yang satu ini. Dita Alangkara, lelaki yang kini bekerja sebagai fotografer
Pada tahun 1998, Dita resmi menjadi
di Associated Press Jakarta ini dibentuk menjadi seorang fotorgafer jurnalis yang
stringer AP di kota Yogya. Dan pada
cukup baik di kota pelajar tersebut. Seperti kebanyakan fotografer otodidak
tahun 1999, ketika semua fotografer AP
yang mengawali hobby fotografinya dari SMA, Dita mendalami fotografi dengan
dikirim ke Timor Timur untuk meli-
lebih serius lagi ketika kuliah di jurusan Komunikasi Universitas Gadjah Mada.
put referendum, Dita ditawari untuk
Bergabung dengan komunitas fotografi kampus waktu itu membuatnya semakin
menjadi pewarta foto dengan status
memahami dunia fotografi baik teori teknis maupun prakteknya.
kontrak 4 bulan. “Saya pamit sama ibu
saya mau kerja di Jakarta 4 bulan, tapi
Demo mahasiswa di tahun 1997 yang marak di kota Yogya menjadi ajang lati-
sampai sekarang nggak pernah kem-
han berfotografinya. “Saya senang lihat foto-foto demo di Koran, terus jadi ikut
bali menetap di Yogya lagi.” Kenangnya.
kepingin bikin foto kayak gitu.” Ujarnya. Beberapa fotografer ternama seperti Eddy
Senior-seniornya menyukai foto-
Hasby, Beawiharta dan Julian Sihombing sudah menjadi inspirasinya saat itu.
fotonya dan ia pun diangkat menjadi
Pertemanannya dengan seorang teman yang sudah menjadi wartawan freelance
pegawai tetap di AP.
di Associated Press membuka jalannya menjadi wartawan sungguhan. “Waktu itu
saya dikasih tahu sama teman saya itu bahwa di AP (Associated Press) juga terima
Ditanya mengenai pengalaman me-
foto-foto berita. Karena kebetulan teman saya itu wartawan audio visual.” Ke-
liput kejadian yang paling berkesan
nangnya. Setelah mencoba mengirimkan beberapa foto, AP menyanggupi untuk
selama menjadi pewarta foto, Dita

108 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 109


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

110 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 111


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

112 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 113


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

“Di tempat-
mengaku terlalu banyak peristiwa
yang berkesan, namun ia menyebut
satu peristiwa yang paling berkesan
buatnya. “Pasca referendum Timor tempat
Timur saya dikirim ke sana untuk
konflik itu
pewarta
meliput datangnya pasukan Interfed
untuk mengambil komando sambil
menunggu pemerintahan yang baru
terbentuk. Kenapa peristiwa ini ber- foto sep-
kesan buat saya adalah karena di situ
erti koki
yang mau
saya benar-benar menjadi saksi sejarah
dari bangsa ini, di mana bagian dari

masak di
Indonesia terlepas. Saya melihat sendiri
bendera merah putih yang terakhir
diturunkan dari tiang di sana. Dan
seolah-olah tentara kita seperti kalah dapur yang
perang.” Kenangnya.
semua ba-
Peristiwa lain yang juga berkesan bagi
hannya su-
Dita adalah ketika meliput Tsunami.
“sebenarnya sebagai pewarta foto, dah ada.
melihat mayat itu adalah hal yang
Sisanya
terserah
biasa. Tapi di Aceh saat itu saya melihat
banyak sekali mayat dan bergeletakan

kita mau
di jalan. Ada yang di trotoar, ada yang
di tengah jalan, ada yang di makan an-
jing, dan bukan cuma mayat manusia
tapi ada sapi ada ternak, semuanya jadi meramun-
satu.” Ungkapnya. “Dan di Aceh saat itu,
di mana kita berdiri dan kita melihat ya jadi apa.”
360 derajat sekeliling kita semuanya
rata. Tidak ada yang tersisa. Di situ saya
merasa bahwa saya benar-benar kecil

114 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 115


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

116 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 117


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

118 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 119


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

“Mata kita
di dunia ini.” Sambungnya.

jadi bi- Pada umumnya Dita menyukai tugas li-


putan di tempat-tempat konflik karena

asa, baal seru dan dapat banyak momen. “Di

dan ng-
tempat-tempat konflik itu pewarta foto
seperti koki yang mau masak di dapur

gak peka yang semua bahannya sudah ada.


Sisanya terserah kita mau meramunya

lagi kalau jadi apa.” Jelasnya. Namun diakuinya

setiap hari
bahwa berada terlalu lama di suatu
daerah bisa membuat kepekaan kita

kita me-
jadi menumpul. “Mata kita jadi biasa,
baal dan nggak peka lagi kalau setiap

lihat hal hari kita melihat hal yang sama dengan


cara yang sama.” Tegasnya. Untuk itu

yang sama Dita menyarankan siapapun yang

dengan
tertarik dengan fotografi, tidak hanya
jurnalistik untuk memperbanyak wa-

cara yang wasan dengan mengunjungi tempat-


tempat yang tidak pernah dikunjungi.

sama.” “atau kalau harus mengunjungi tempat


yang sama, setidaknya kunjungilah
dengan cara yang berbeda.” Tegasnya.
“Seperti saya, setiap harinya naik mobil
dari rumah di kawasan mampang
ke kantor di daerah menteng. Tapi
kalau ada kesempatan di hari libur,
saya sesekali bersepeda dengan rute
yang sama seperti setiap hari saya ke
kantor. Dan ternyata saya menemui
pengalaman baru. Banyak hal menarik
yang tidak saya lihat setiap harinya

120 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 121


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

122 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 123


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

124 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 125


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

“belajar
ketika saya naik mobil.” Lanjutnya. Dan
Dita mengakui bahwa itu salah satu

fotografi jalan keluar jika kita harus melakukan


rutinitas.

berawal
dari bela-
Berbicara mengenai fotografer jurnalis
junior, Dita mengakui bahwa mereka

jar meli- jauh lebih bagus. “mungkin karena itu


tadi, mereka masih fresh, masih punya

hat. Dan semangat yang besar, masih rajin

juga lati-
coba-coba.” Tegasnya. “Maka dari itu
kalau sudah sadar kondisinya seperti

han vi-
itu, kalau sudah senior, sudah tua ya
jangan cepat puas, mentalnya harus

sualisasi tetap dijaga, kedisiplinannya juga.”


Lanjutnya. “Fotografi itu ilmu, dan ilmu

sebelum kalau tidak dipakai ya karatan juga.

memotret.”
Jadi harus terus dipakai dan dikem-
bangkan.” Lanjutnya lagi. Selain itu,
Dita juga menyarankan bagi siapa saja,
baik yang senior maupun junior untuk
terus berlatih melihat. “belajar fotografi
berawal dari belajar melihat. Dan juga
latihan visualisasi sebelum memotret.”
Ujarnya.

Menyikapi kenyataan bahwa pewarta


foto masih jadi “warga Negara kelas
dua” di media massa terutama dalam
hal bayaran dan juga porsi kontribusi
di media, Dita juga berpesan agar
pewarta foto untuk selalu ingat akan
konsekuensi yang seharusnya sudah

126 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 127


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

128 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 129


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

130 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 131


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

diketahui ketika memutuskan menjadi


wartawan. “Semua wartawan sudah
seharusnya tahu bahwa wartawan

“Sekolah foto-
bayarannya tidak besar. Sampai-sampai
orang bilang kalau mau kaya jangan

grafi itu hanya jadi wartawan.” Ungkapnya. “Tapi harus


diingat bahwa banyak tempat yang

berfungsi un- bisa dikunjungi wartawan tapi tidak

tuk menunjuk-
bisa dikunjungi orang lain, terutama
beberapa saat setelah peristiwa terjadi.

kan jalan tapi di


Dan itu salah satu bayarannya.” Lanjut-
nya. Namun Dita juga tetap berharap

ujung jalan kita agar apresiasi terhadap pewarta foto


terutama dari pemilik media menjadi

bisa bawa apa itu lebih baik lagi. “Sebenarnya pewarta


Di akhir pembicaraan kami, Dita berpe-

tergantung kita.
foto sini dan di luar negeri sama bagus-
san agar siapapun yang ingin menjadi
nya. Hanya saja memang bayarannya
fotografer jurnalistik yang baik mau

Sekolah hanya beda.” Ungkapnya sambil tertawa.


mengasah kemampuannya dengan

melatih cara ber-


rajin berlatih. “Fotografi harus banyak
belajar sendiri. Teknik kan sama, yang

pikir, sisanya kem- perlu diasah adalah kepekaan, kejelian


terhadap news value dan mental ma u

bali ke diri kita terus menggali lebih dalam lagi. Hal-

sendiri bagaima-
hal seperti itu yang tidak diajarkan di
sekolah manapun.” Tegasnya. “Sekolah

na mengembang-
fotografi itu hanya berfungsi untuk
menunjukkan jalan tapi di ujung jalan

kannya.” kita bisa bawa apa itu tergantung kita.


Sekolah hanya melatih cara berpikir,
sisanya kembali ke diri kita sendiri
bagaimana mengembangkannya.”
Tutupnya.

132 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 133


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

134 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 135


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

136 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 137


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

138 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 139


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

140 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 141


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

142 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 143


THEEVENT THEEVENT

The Future of
Imagemaker
Bali Photo Festival Pre Event
Bali Photo Festival yang akan digelar Bali Photo Festival sendiri adalah sebuah event besar yang akan menyajikan
pada bulan oktober 2010 tahun depan rangkaian event berupa seminar, workshop, pameran yang berhubungan dengan
sudah memulai rangkaian pre event- fotografi di Bali. Acara ini akan diselenggarakan di berbagai tempat di Bali seperti
nya berupa pameran foto 10 orang Denpasar, Kuta, Nusa Dua dan Ubud. Dalam event ini berbagai pembicara dan
fotografer yang diberi title “the future nama-nama besar di dengan latar belakang fotografi, seni, editor, kurator, buday-
of imagemaker”. Pameran yang digelar awan, serta dari pihak industri pengguna jasa fotografi sebagai pembicara.
di Alila Ubud ini menampilkan 10
fotografer berusia akhir 20an atau awal Rio Helmi, fotografer kenamaan Bali yang menggagas acara ini mengatakan
30an yang dianggap memiliki potensi bahwa event ini dibuat untuk memberikan kesempatan sekaligus menyemangati
untuk menjelma menjadi nama-nama bakat-bakat muda footgrafi Indonesia yang jelas-jelas memiliki potensi yang
yang disegani di berbagai bidang foto- sangat besar dan bisa disejajarkan dengan bakat-bakat fotografi dari Negara
grafi di masa yang akan datang. Semua manapun untuk terus berkarya dan menjadi lebih baik lagi. Rio Helmi menyadari
fotografer ini berasal dari bidang yang pentingnya event ini untuk menjaga dan memupuk rasa percaya diri dan seman-
berbeda, fashion, commercial, portrai- gat bakat-bakat muda fotografi Indonesia dan menjadi tuan rumah di negaranya
ture, journalism & dokumenter dan sendiri.
lain-lain.

144 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 145


THEEVENT THEEVENT

146 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 147


THEEVENT THEEVENT

Andi Ari Setiadi - Blipfest

Eric Chang - Blipfest

Andika Wahyu - Blipfest Gus De - Blipfest


Muradi - Blipfest

148 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 149


THEEVENT THEEVENT

Diana Putri - Blipfest Made Nagi - Blipfest

Nicoline Patricia Malina - Blipfest

Eka Nickmatulhuda - Blipfest

150 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 151


THEADVERTORIAL THEADVERTORIAL

Fotopreneur,
Wirausaha Jualan Foto Online
Jakarta - Fotografer di Indonesia seka- tepat dan aman untuk mengkonversi (Information & Communication Tech- “Digital Creative for Nation Building“.
rang terfasilitasi untuk menjual hasil hobi yang dulunya menimbulkan biaya nology) yang prestisius dan bergengsi Sedangkan untuk ajang Bubu Awards
karyanya secara online, dengan dilun- menjadi hobi yang dapat memberikan secara berturut-turut, yaitu Indonesia v.06 dengan tema “The Rise of Digital
curkannya fitur Jual Beli Foto Online pendapatan berupa uang. Keinginan ICT Awards (INAICTA) 2009 (29/7) dan Era”, AYOFOTO.COM
di AYOFOTO.COM pada tanggal 1 juli tersebut menjadi latar belakang pelun- Bubu Awards v.06 (31/7). memenangkan kategori Indone-
2009. Semua proses mulai dari upload curan fitur Jual Beli Foto Online” kata Di ajang INAICTA 2009, kategori eBusi- sia Social Media Web (http://www.
foto, pembelian foto, mengunduh foto Dibya Pradana, founder dan CEO dari ness SME bertujuan untuk mencip- bubuawards.com/).
yang terbeli dan proses cash out bagi AYOFOTO.COM. Selain peningkatan ke- takan karya inovasi IT yang dapat
fotografer dilakukan sejahteraan anggota, fitur Jual Beli Foto membantu meningkatkan Produkti- Kemenangan di kategori Corporate
secara online. Istilah fotopreneur mulai Online ditujukan untuk mendukung fitas, Efisiensi dan Kemudahan kerja un- Indonesia Social Media ini membuk-
ramai digunakan beberapa tahun UU no.19 tahun 2002 tentang Hak Cip- tuk membantu Kelompok Usaha Kecil tikan bahwa fitur interkoneksi antar
belakangan ini semenjak kemajuan ta dimana foto adalah suatu karya yang Menengah. AYOFOTO.COM menjadi sosial media di AYOFOTO.COM dapat
teknologi memudahkan para foto- dilindungi hak ciptanya. Masyarakat pemenang tunggal dengan judul karya membantu fotoprenuer untuk meman-
grafer untuk menjual karya fotonya diajak untuk mulai menghargai bahwa “AYOFOTO.COM, Online faatkan secara maksimal jaringan sosial
dalam bentuk foto stok secara online. setiap foto tidak bisa diambil/dipakai Stock Photo Provider” (http://inaicta. yang dimilikinya. Setiap orang yang
Banyak fotografer mulai menikmati ha- untuk kebutuhan pribadi perorangan web.id/pemenang-inaicta-2009/). bergabung baik fotografer maupun
sil dari kegiatan berjualan foto stok ini, maupun perusahaan, terutama untuk “Karya-karya yang masuk nominasi non-fotografer dapat
bahkan beberapa diantaranya menjadi- kepentingan bisnis/komersial tanpa ijin mempunyai kualitas yang tinggi. Tahun saling bersinergi untuk meningkatkan
kannya menjadi mata pencaharian uta- dari pemilik hak cipta. ini, kami melengkapi dengan Business pemasaran foto dengan memanfaat-
ma. Di Indonesia hal ini masih belum Matching Program yang akan men- kan fitur jejaring sosial AYOFOTO.COM
populer karena sebelumnya tidak ada Sebagai salah satu program AYO- gawal mereka menjadi entrepreneur. yang sudah terkoneksi dengan jejaring
media yang dapat memfasilitasi jual FOTO.COM untuk memperkenalkan Sudah saatnya kita menghargai karya sosial eksternal lainnya di dunia sep-
beli foto online. “Kami ingin mening- jenis wirausaha fotopreneur tersebut Digital Creative anak bangsa,” kata Hari erti Facebook, Multiply, Flickr, Yahoo,
katkan kesejahteraan anggota dengan ke masyarakat luas adalah dengan Sungkari, Ketua Panitia INAICTA 2009 Google dan sebagainya. “Fotografer
cara memberikan sarana yang cepat, memenangkan dua ajang lomba ICT yang pada tahun ini mengangkat tema dapat menjual hasil karyanya sebagai

152 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 153


THEADVERTORIAL WHERETOFIND

foto stok dengan sistem bagi hasil. JAKARTA JakSel 12930; XL Photograph Jl. Mega
Pembeli seperti media, bisnis kreatif Telefikom Fotografi Universitas Prof. Kuningan Kav. E4-7 No. 1 JakSel; Free-
dan perusahaan yang membutuhkan Dr. Moestopo (B) Jalan Hang Lekir Phot (Freeport Jakarta Photography
foto berkualitas dapat membelinya I, JakSel; Indonesia Photographer Community) PT Freeport Indonesia
dengan harga terjangkau dan ekono- Organization (IPO) Studio 35, Rumah Plaza 89, 1st Floor Jl. Rasuna Said Kav
mis secara cepat, mudah dan aman. Samsara, Jl.Bunga Mawar, no. 27, X-7 No. 6 PSFN Nothofagus (Perhim-
Sedangkan anggota yang bukan Jakarta punan Seni Fotografi PT Freeport
fotografer dapat menjadi Agen foto Selatan 12410; Unit Seni Fotografi Indonesia) PT Freeport Indonesia
dan mendapatkan komisi dari setiap IPEBI (USFIPEBI) Komplek Perkantoran Plaza 89, 1st Floor Jl Rasuna Said Kav
penjualan online foto milik fotografer. BankIndonesia, Menara Sjafruddin- X-7 No. 6; CybiLens PT Cyberindo
Dengan demikian semua pihak yang Prawiranegara lantai 4, Jl.MH.Thamrin Aditama, Manggala Wanabakti IV, 6th
terlibat, mulai Dari Fotografer, Agen No.2, Jakarta; UKM mahasiswa IBII, floor. Jl.Gatot Subroto, jakarta 10270; \
dan Pembeli mendapatkan manfaat Fotografi Institut Bisnis Indonesia FSRD Trisakti, Kampus A. Jl. Kyai Tapa,
nyata” lanjut Dibya Pradana. (FOBI) Kampus STIE-IBII, Jl Yos Su- Grogol. Surat menyurat: jl.Dr. Susilo 2B/
darsoKav 87, Sunter, Jakarta Utara; 30, Grogol, Jakbar; SKRAF (Seputar
Perhimpunan Penggemar Fotografi Kamera Fikom) Universitas SAHID
Dengan fasilitas Jual Beli Foto Online,
Garuda Indonesia(PPFGA) PPFGA, Jl. Jl. Prof. Dr.Soepomo, SH No. 84, Jak-
AYOFOTO.COM diharapkan dapat Tentang AYOFOTO.COM
Medan Merdeka SelatanNo.13, Gedung Sel 12870 One Shoot Photography
memberikan kontribusi dari bisnis Media fotografi yang online dari tang-
Garuda Indonesia Lt.18 ; Komunitas FIKOM UPI YAI jl. Diponegoro no.74,
ekonomi kreatif untuk mendorong, gal 9 September 2005 dan memperluas
Fotografi Psikologi Atma Jaya, JKT Jl. JakPus Lasalle College Sahid Office
mempercepat dan memperluas GDP layanannya menjadi agensi foto
Jendral Sudirman 51, Jakarta.Sekre- Boutique Unit D-E-F\ (komp. Hotel
Indonesia dan sekaligus menjadi lahan stok online di tahun 2009. Saat ini telah
tariat Bersama Fakultas Psikologi Atma Sahid Jaya). Jl. Jend Sudirman Kav. 86,
penghasilan bagi Fotopreneur. “Selama memiliki lebih dari 27.000 anggota.
Jaya Ruang G. 100; Studio 51 Unver- Jakarta 1220 Jurusan Ilmu Komuni-
foto dibutuhkan untuk dipakai di pre- Keterangan lebih lanjut dapat
sitas Atma Jaya, Jl. Jendral Sudirman kasi Universitas Al-Azhar Indonesia
sentasi, katalog/brosur produk, iklan, ditemukan di http://www.ayofoto.
51, Jakarta; Perhimpunan Fotografi Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran baru,
kalender, desain website, banner dan com/blog/25/101/snap-sell-and-make-
Tarumanegara Kampus I UNTAR Blok Jak-Sel, 12110; LSPR Photography
bahan kreatif lainnya, maka foto stok money/
M Lt. 7 Ruang PFT. Jl. Letjen S. Parman Club London School of Public Rela-
akan selalu dibutuhkan” tutur Dibya
I JakBar; Pt. Komatsu Indonesia Jl. tion Campus B (Sudirman Park Office
Pradana sebagai penutup. atau hubungi:
Raya Cakung Cilincing Km. 4 Jakarta Complex) Jl. KH Mas Mansyur Kav 35
Dian R. Pertiwi, Buss. Dev. Manager
Utara 14140; LFCN (Lembaga Foto- Jakarta Pusat 10220 FOCUS NUS-
Ged. Graha Kencana Lt.10/G , Jl.Raya
grafi Candra Naya) Komplek Green ANTARA Jl. KH Hasyim Ashari No. 18,
Pejuangan No.88, Jakarta 11530
Ville -AW / 58-59, Jakarta Barat 11510; Jakarta; e-Studio Wisma Starpage,
T 02153668160 F 02153690474 E dian@
HSBC Photo Club Menara Mulia Lt. 22, Salemba Tengah No. 5, JKT 10440; Roxy
ayofoto.com
Jl. Jendral Gatoto Subroto Kav. 9-11,

154 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 155


WHERETOFIND WHERETOFIND

Square Lt. 1 Blok B2 28-29, Jkt; Neep’s VIII No.2, Semarang 50243 SURABAYA
Art Institute Jl. Cideng Barat 12BB, Himpunan Mahasiswa Penggemar BALI
Jakarta ; POIsongraphy ConocoPhil- SOLO Fotografi (HIMMARFI) Jl. Rungkut Magic Wave Kubu Arcade at Kuta
lips d/a Ratu Prabu 2 Jl.TB.Simatupang HSB (Himpunan Seni Bengawan) Harapan K / 4, Surabaya; AR TU PIC; Bungalows Bloc A3/A5/A6 Jl. Benesari,
kav 18 Jakarta 12560; NV Akademie Jl. Jl. Tejomoyo No. 33 Rt. 03/ 011, Solo UNIVERSITAS CIPUTRA Waterpark Legian-kuta
Janur Elok VIII Blok QG4 No.15 Kelapa 57156; Lembaga pendidikan seni dan Boulevard, Citra Raya. Surabaya 60219;
Gading permai Jakarta 14240 design visimedia college Jl. Bhay- FISIP UNAIR JL. Airlangga 4-6, Suraba- MEDAN
angkara 72 Solo, FISIP Fotografi Club ya; Perkumpulan Senifoto Surabaya Medan Photo Club Jl. Dolok Sanggul
BANDUNG (FFC) UKM FFC (PSS), Jl. Sidoyoso Wetan II-8 Surabaya Ujung No. 4 Samping Kolam Paradiso
PAF Bandung Kompleks Banceuy Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 60143 Medan, Sumatra Utara
Permai Kav A-17,Bandung 40111; Je- Universitas Sebelas Maret Jl Ir Sutami 20213 UKM FOTOGRAFI USU Jl. Per-
pret Sekretariat Jepret Lt. Basement 36A 57126 Solo, Jawa Tengah MALANG pustakaan no.2 Kampus USU Medan
Labtek IXB Arsitektur ITB, Jl Ganesha MPC (Malang Photo Club) Jl. Pahla- 20155
10, Bandung Spektrum (Perkumpulan YOGYAKARTA wan Trip No. 25 Malang JUFOC (Jur-
Unit Fotografi Unpad) jl. Raya Jati- Atmajaya Photography club Gedung nalistik Fotografi BATAM
nangor Km 21 Sumedang, Satyabodhi PUSGIWA kampus 3 UAJY, jl. babarsari Club) student Centre Lt. 2 Universi- Batam Photo Club Perumahan Muka
Kampus Universitas Pasundan Jl. Se- no. 007 yogyakarta; “UKM MATA” Aka- tas Muhammadiyah Malang. Jl. Raya kuning indah Blok C-3, Batam 29435
tiabudi No 190, Bandung Air Photog- demi Seni Rupa dan Desain MSD Ja- Tlogomas No. 246 malang, 65144; UKM
lan Taman Siswa 164 Yogyakarta 55151; KOMPENI (Komunitas Mahasiswa PADANG
raphy Communications Jalan Taman
Unif Fotografi UGM (UFO)Gelang- Pecinta Seni) kampus STIKI (Sekolah KOMUNITAS FOTOGRAFI SINKRO
Pramuka 181 Bandung 40114
gang mahasiswa UGM,Bulaksumur, Tinggi Informatika Indonesia) Malang, Jl. Komplek Monang B/16 Lubuk Buaya
PURWOKERTO Yogya; Fotografi Jurnalistik Club Jl. Raya Tidar 100 Padang - Sumatra Barat
ECOLENS Sekretariat Bersama FE Kampus 4 FISIP UAJY Jl Babarsari
Yogyakarta; FOTKOM 401 gedung JEMBER PEKANBARU
UNSOED, Jl HR Bunyamin No.708 Pur-
Ahmad Yani Lt.1 Kampus FISIPOL UPN UFO (United Fotografer Club) Perum CCC (Caltex Camera Club) PT. Chevron
wokerto 53122
“Veteran” Jl Babasari No.1, Tambak- taman kampus A1/16 Jember 68126, Pasific Indonesia, SCMPlanning, Main
SEMARANG bayan, Yogyakarta, 55281; Jurusan Jawa Timur;Univeritas Jember (UKPKM Office 229, Rumbai, Pekanbaru 28271
PRISMA (UNDIP) PKM (Pusat Ke- Fotografi Fakultas Seni Media Rekam Tegalboto) Unit Kegiatan Pers Kam-
giatan Mahasiswa) Joglo Jl. Imam Institut Seni Indonesia Jl. Parangtritis pus Mahasiswa Universitas Jember LAMPUNG
Bardjo SH No. 1 Semarang 50243 Km. 6,5 Yogyakarta Kotak Pos 1210; jl. Kalimantan 1 no 35 komlek ged. PKM Malahayati Photography Club Jl.
MATA Semarang Photography Club UKM Fotografi Lens Club Universitas Universitas Jember 68121 Pramuka No. 27, Kemiling, Bandar Lam-
FISIP UNDIP Jl. Imam Bardjo SH. No.1, Sanata Dharma Mrican Tromol Pos 29 pung, 35153. Lampung-Indonesia. Telp.
Semarang; DIGIMAGE STUDIO Jl. Yogyakarta 55281 (0721) 271114
Setyabui 86A, Semarang Jl. Pleburan

156 EDISI XXV / 2009 EDISI XXV / 2009 157


WHERETOFIND

BALIKPAPAN AMBON
Total Photography Club (TPC). Performa (Perkumpulan Fotografer
ORSOSBUD - Seksi Budaya Total E&P Maluku) jl. A.M. Sangadji No. 57 Am-
Indonesie bon.(Depan Kantor Gapensi
Jl. Yos Sudorso Balikpapan kota Ambon/ Vivi Salon)

KALTIM ONLINE PICK UP


Badak Photographer Club (BPC) ICS POINTS:
Department, System Support Section, www.thelightmagz.com
PT BADAK NGL, Bontang, www.ayofoto.com
Kaltim, 75324; KPC Click Club/PT Kaltim www.estudio.co.id
Prima Coal Supply Department (M7 Bu- http://charly.silaban.net/;
liding), PT Kaltim Prima Coal, Sangatta www.studiox-one.com ;
http://www.focusnusantara.
SAMARINDA com/articles/thelightmag.php
MANGGIS-55 STUDIO (Samarinda
Photographers Community) Jl. Mang- MAILING LIST:
gis No. 55 Voorfo, Samarinda thelightmagz-subscriber@
Kaltim yahoogroups.com

SOROWAKO
Sorowako Photographers Society
General Facilities & Serv. Dept - DP. 27,
(Town Maintenance) - Jl.
Sumantri Brojonegoro, SOROWAKO
91984 - LUWU TIMUR, SULAWESI SELA-
TAN

GORONTALO
Masyarakat Fotografi Gorontalo
Graha Permai Blok B-18, Jl.Rambutan,
Huangobotu,Dungingi, Kota Gorontalo

158 EDISI XXV / 2009

You might also like