You are on page 1of 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu pengetahuan mengenai kimia organik tidak dapat diabaikan begitu saja,
karena sistem kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir
setiap studi yang berhubungan dengan tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme
tergantung pada prinsip kimia organik. Bidang-bidang studi ini mencakup obat-
obatan ilmu kedokteran, biokimia, mikrobiologi dan banyak ilmu pengetahuan
yang lainnya.
Senyawa organik mempunyai struktur yang beragam dengan sifat fisika dan
kimia yang berbeda beda. Sehingga dari sifat-sifat khasnya kita dapat melakukan
analsis terhadap senyawa-senyawa tersebut apabila. Analisis yang dilakukan
meliputi analisis secara kulitatif dan secara kuantatif.
Studi mangenai senyawa alifatik khususnya alkana, alkena, alkohol dan eter
perlu dipalajari dan dipahami, karena apabila senyawa tersebut berada secara
bersamaan sulit untuk diidentifikasi secara langsung, tetapi identifikasi yang
dilakukan harus secara bertahap dan berkesinambungan dari yang bersifat umum
sampai spesifik.
Makalah ini akan membahas mengenai analisis alkuna dan reaksi reaksi yang
terjadi, sehingga kita dapat melakukan proses identifikasi dan analisis dengan
pengujian yang tepat.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Alkuna?

2. Apa rumus umum dari Alkuna?

3. Apa saja reaksi-reaksi pada Alkuna?

4. Bagaimana Pembuat Alkuna?

5. Apa saja Manfaat dari Alkuna ?

1
1.3 Tujuan

1. Dapat memahami definisi dari alkuna

2. Dapat mengetahui rumus umum dari alkuna

3. Dapat mengetahui reaksi-reaksi pada alkuna

4. Dapat mengetahui pembuatan alkuna

5. Dapat mengetahui manffat dari alkena

2
BAB 2

ISI

2.1 Definisi Alkuna


Alkuna adalah hidrokarbon yang mengandung satu ikatan rangkap tiga di
antara dua atom karbon. Catat bahwa akhir nama masing-masing adalah -una.
Akhiran ini menunjukkan adanya rangkap tiga di dalam molekul. Alkuna juga
merupakan contoh dari deret homolog.
Alkuna merupakan senyawa Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap
tiga antar atom karbonnya untuk menyusun suatu alkuna minimal diperlukan dua
atom dan dengan menggunakan model molekul dapat di gambarkan sebagai
berikut :
H – C = C – H atau CH = CH
Ikatan-ikatan rangkap tiga telah menjadi bangunan penting untuk blok
sintesis organik. Keasaman alkuna memungkinkan dengan mudah dikonversi
menjadi acetylide logam, karena acetylide ini mempunyai ikatan rangkap tiga
yang di kenal dengan berbagai jenis khususnya dalam ikatan rangkap dua dan
dengan tingkat tinggi stereoselektivitas.
Dalam uji karakterisasi, alkuna menyerupai alkena: kedua senyawa
tersebut dekolorisasi bromin dalam karbon tetraklorida tanpa evolusi hidrogen
bromida, dan keduanya dekolorisasi dingin, netral, permanganat encer: mereka
tidak teroksidasi oleh kromat anhidrida. Seperti diena, bagaimanapun, mereka
lebih tak jenuh yang alkena. Sifat ini dapat dideteksi dengan penentuan rumus
molekul mereka (CnH2n-2) dan oleh hidrogenasi kuantitatif (dua mol hidrogen
diambil per mol hidrokarbon).
Alkuna disebut sebagai hidrokarbon tak jenuh karena karbon dalam sebuah
alkuna tidak terikat dengan tiga atom hidrogen.

3
2.2.1 Ciri-ciri alkuna
1. Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga
2. Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif
3. Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
Suatu gas, tak berwarna, baunya khas

2.2.2 Sifat Fisika Alkuna


Sifat fisika alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena.
Semakin tinggi suhu alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, terdapat
tiga suhu, pertama berwujud gas, suhu berikutnya berwujud cair sedangkan pada
suhu yang tinggi berwujud padat.

2.2 Rumus Umum Alkuna

Rumus Umum : Cn H2n-2 dengan n>1

Untuk n:2 , C2H2 merupakan suku pertama alkuna


Untuk n:3 , C3H4 merupakan suku kedua alkuna
Seperti tabel dibawah ini.

Rumus molekul Rumus struktur Nama


C2H2 Hc = CH Etuna/Asetilena
C3H4 H = C – CH 3 Propuna
C4H6 H3C – C = C – CH3 Butuna
C5H8 H3C – C = C – H2C – CH3 Pentuna

Pemberian nama alkuna menurut sistem IUPAC sama dengan pada alkena.
Nama-nama alkuna dianggap sebagai turunan dari alkana. Oleh karena itu, nama
alkuna diturunkan dari nama alkana yang sama jumlah atom C-nya dengan

4
mengganti akhiran ana dengan una. Beberapa aturan untuk memberi nama alkuna
adalah sebagai berikut:

a. Rantai utama dipilih rantai terpanjang


b.Atom C yang mengandung ikatan rangkap pada rantai utama diberi nomor
sekecil mungkin.
Contoh : 1CH≡2C─3CH2─4CH3
c. Bila rantai alkena bercabang, penomoran dimulai dari ujung yang paling
dekat dengan cabang, nama cabang di dahulukan.
Contoh : 3-metil-2-butuna 3-etil-4-metil-1-pentuna
d.Jika suku alkuna mempunyai dua ikatan rangkap atau lebih, maka namanya
diberi awalan sesuai jumlahnya (2=diuna, 3= triuna, dan seterusnya)

2.3 Reaksi – Reaksi pada Alkuna


Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya
reaksi adisi, ozonolisis, substitusi dan pembakaran
1. Reaksi adisi pada alkuna Alkuna dapat mengalami reaksi adisi sama
seperti alkena. Reaksi adisi dapat berlangsung dengan hydrogen, halogen,
halogen asam (HOCl), H2SO4, HCN, air, boron hidrida, dan lainnya.
Reaksi adisi ini mengikuti aturan Markovnikov.
2. Alkuna dapat mengalami reaksi ozonolisis dengan menghasilkan diketon
yang akan segera dioksidasi lebih lanjut membentuk asam.
3. Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan
menggantikan satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan
atom lain.
4. Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan
CO2 dan H2O.
2CH=CH + 5 O2 4CO2 + 2H2O

5
2.4 Sintesis / Pembuatan Alkuna

a. Dehidrohalogenasi Alkil Halida


Dehidrogenasi senyawa dihalida yang berstruktur visinal maupun
geminal oleh pengaruh basa kuat menghasilkan alkuna. Reaksi ini melalui
pembentukan zat antara vinil halida. Contoh:
CH3-CH2-CHBr-CHBr-CH3 + KOH → CH3-CH2-C≡C-CH3 + 2 KBr +
2 H2O
Pembuatan alkuna dengan cara ini biasanya menggunakan dihalida
visinal, karena dihalida visinal mudah dibuat dengan mereaksikan alkena
dengan halogen.
b. Reaksi Asetilida Logam dengan Alkil Halida Primer
Alkuna terminal dapat bereaksi dengan natrium amida, NaNH2,
menghasilkan natrium alkunida. Contoh :
R-C≡C-H + NaNH2 → R-C≡C-Na+ + NH3
Jika natrium alkunida direaksikan dengan alkil halida primer
menghasilkan asetilena tersubstitusi.
R-C≡C-Na+ + R'-X → R-C≡C-R' + NaX

2.5 Manfaat Alkuna

1. Gas asetilena (etuna) digunakan untuk bahan bakar las. Ketika asetilena
dibakar dengan oksigen maka dapat mencapai suhu 3000º C. Suhu tinggi
tersebut mampu digunakan untuk melelehkan logam dan menyatukan
pecahan-pecahan logam.
2. Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida juga
digunakan untuk bahan awal pembuatan polivinil klorida (PVC) dan
poliakrilonitril.
3. Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa
digunakan untuk menyerang senyawa karbonil dan alkil halida untuk
melangsungkan reaksi adisi. Dengan demikian sangat penting untuk
menambah panjang rantai senyawa organik

6
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah senyawa hidrokarbon adalah senyawa


yang tersusun atas unsur hidrogen dan karbon. Senyawa hidrokarbon terbagi
menjadi dua, yaitu senyawa hidrokarbon alifatik dan siklik. Alkuna adalah
hidrokarbon yang mengandung satu ikatan rangkap tiga di antara dua atom karbon
dan merupakan hidrokarbon alifatik yang termasuk dalam hidrokarbon tidak
jenuh. Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki
satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga.

You might also like