You are on page 1of 4

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(Status BHMN menjadi PTNBH)

Menurut sumber Wikipedia PTN BH adalah perguruan tinggi negeri yang didirikan oleh
pemerintah yang berstatus sebagai badan hukum publik yang otonom. Dahulu dikenal sebagai
Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dan Badan Hukum Pendidikan (BHP). Sampai dengan
tahun 2016, terdapat 11 perguruan tinggi negeri badan hukum.
Sejarah dari Perguruan Tinggi Badan Hukum, di tahun 2000 ada sejumlah perguruan tinggi yang
berstatus BHMN (Badan Hukum Milik Negara). PTN BHMN ini memiliki otonomi penuh dalam
mengelola anggaran rumah tangga dan keuangan.
Lalu pada tahun 2009 ada beberapa perubahan dari BHMN menjadi badan hukum pendidikan
pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum
Pendidikan. UU tersebut kemudian dibatalkan oleh Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11-14-
21-126-136/PUU-VII/2009 tanggal 31 Maret 2010, yang membuat pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 yang mengembalikan status perguruan tinggi BHMN
menjadi perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah. Status tersebut pun kemudian
tidak bertahan lama karena begitu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi diterbitkan dan berlaku, seluruh perguruan tinggi eks BHMN, termasuk yang telah berubah
menjadi perguruan tinggi yang diselenggarakan pemerintah, ditetapkan sebagai perguruan tinggi
negeri badan hukum. (sumber Wikipedia)
Penetapan status dari PTN BH sendiri dilakukan dengan peraturan pemerintah. Dalam menetapkan
tarif pendidikan PTN BH harus berkonsultasi dulu dengan menteri, karena dalam menetapkan tarif
pendidikan harus mempertimbangkan kemampuan ekonomi dari si mahasiswa sendiri.
Lalu apa manfaat perubahan dari PTN BH? Perubahan sistem pendidikan tinggi terjadi di berbagai
negara dan perubahan tersebut umumnya meliputi kebutuhan untuk otonomi yang lebih luas. Oleh
karena itu seluruh pelaku perubahan harus yakin akan nilai/hakekat/norma perubahan tersebut.
Karena terkadang perubahan tersebut masih kurang dipahami oleh beberapa pihak tertentu yang
akhirnya timbul penyalahguanaan akan perubahan tersebut.
Oleh sebab itu, diperlukan adanya suatu pemahaman publik tentang manfaat perubahan tersebut.
Seperti yang kita ketahu tadi, PTN BH ini menetapkan bahwa otonomi diberikan kepada pihak
perguruan tinggi. Karena itu takut adanya salah presepsi dari masing-masing pihak mengenai
otonomi tersebut. Di pihak dosen mungkin yang menganggapi hal tersebut bisa membuat kenaikan
gaji dengan cara menaikan SPP. Lalu dipihak mahasiswa bisa mengartikan mengenai hak otonomi
tersebut untuk menolak kenaikan dari SPP.
Dengan adanya otonomi memungkinkan pemerintah untuk menetapkan kebijakannya secara lebih
tegas kepada perguruan tinggi. Dan diharapkan kepada perguruan tinggi untuk dapat diarahkan
supaya memperhatikan kepentingan nasional. Seperti misalnya, memberikan perhatian lebih
terhadap pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan otonomi daerah, mengetahui perkembanga dan
pertumbuhan dari tuntunan dunia kerja, memperluas wawasan mahasiswa, memberikan mutu
pendidikan bagi mereka yang kurang mampu, dan meningkatkan efisiensi dalam peningkatan
sumber daya manusia.
Untuk mencapai sasaran dalam memenuhi hak dari otonomi yang diberikan pemerintah, pihak
perguruan tinggi perlu mempunyai fasilitas / kemungkinan untuk beroperasi secara otonom
(misalnya dalam hal kurikulum, ketenagaan, dan keuangan). Hambatan yang sering terjadi karena
biasanya pihak perguruan tinggi hanya menjalankan beberapa aspek saja, dan meninggalkan
aspek-aspek lainnya. Dengan adanya otonmi dari PTN BH ini semoga perguruan tinggi bisa lebih
inovatif dan lebih cepat berkembang dalam mengelola perguruan tinggi.
Status kelembagaan UPI berubah dari UPI BHMN menjadi UPI Perguruan Tinggi Negeri
badan hukum (PTN bh) yang ditetapkan dalam PP Nomor 15 Tahun 2014 tentang Statuta
Universitas Pendidikan Indonesia. Berdasarkan statuta UPI tersebut maka dibuat Struktur
Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) baru. SOTK ini ditetapkan dalam Peraturan Rektor Nomor
4113/UN40/HK/2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Universitas Pendidikan
Indonesia. Dalam SOTK tersebut Direktorat Perencanaan dan Pengembangan (Dit.Renbang)
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Rektor bidang Perencanaan,
Pengembangan, dan Sistem Informasi. Berdasarkan SOTK, Dit.Renbang memiliki 2 (dua) divisi
yang yaitu:

1.Divisi Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan, dan


2.Divisi Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan

UPI bisa secara mandiri mengelola kepegawaian termasuk mengangkat pegawai dan memberi
renumerasi. Bahkan, kewenangan organisasi di UPI akan lebih luas dan setara level kementerian.
Secara otonom akan lebih terjamin di bidang akademik maupun non akademiknya.
Meski otonom secara penuh, di dalam UU Dikti mengatur pendanaan PTN BH diawasi oleh
negara. negara tidak boleh lepas tangan untuk mengawasi dan memberikan subsidi pendidikan.
Berbeda dengan status BHMN, negara terlepas dari kewenangan itu.
Melalui PTN BH, negara memberikan subsidi pendidikan berupa Bantuan Operasional Perguruan
Tinggi Negeri (BOPTN). Imbasnya, tarif biaya pendidikan dapat ditekan seminimal mungkin.
Dalam arti lain, harga pendidikan tetap sama tapi kini yang menanggung adalah negara.

Dari PP nomor 15 tahun 2014 dapat diketahui bahwa

A. Sumber pendanaan
Dari pemerintah yang dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja Negara.

Sumber pendanaan yang dikelola UPI secara Otonom.


1. Masyarakat
2. Biaya pendididikan
3. Pengelolaan dana abadi dan usaha-usaha UPI
4. Kerja sama Tridharma
5. pengelolaan kekayaan negara yang diberikan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah
untuk kepentingan pengembangan pendidikan tinggi; dan/atau
6. sumber lain yang sah.

B. Rencana Kerja dan Anggaran tahunan


a. Perencanaan UPI disusun dalam bentuk rencana jangka panjang, rencana jangka
menengah dan rencana tahunan.
b. Rencana jangka panjang memuat rencana pengembangan UPI untuk jangka waktu 25
tahun
c. Rencana jangka menengah dituangkan dalam bentuk rencana strategis yang memuat
rencana pengembangan UPI untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, sebagai tahapan
pencapaian rencana pengembangan jangka panjang UPI.
d. Rencana tahunan memuat program, kegiatan, dan anggaran tahunan.
e. Rencana jangka panjang, rencana strategis, dan rencana tahunan disusun dan diajukan
oleh Rektor kepada MWA untuk disahkan.
f. Rencana jangka panjang dan rencana strategis diajukan Rektor kepada MWA setelah
mendapat masukan dari SA.

1. Tahun anggaran UPI berlaku mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember.
2. Pengelolaan keuangan UPI diatur oleh UPI dan disesuaikan dengan kebutuhan
berdasarkan prinsip efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan diatur dalam Peraturan
MWA (Majelis Wali Amanat).

C. Investasi
a. UPI berwenang menghimpun, mengelola, dan mengembangkan dana abadi UPI.
b. Dana abadi UPI dihimpun dari sumbangan, wakaf, hibah, dan bentuk lainnya yang sah
dan tidak mengikat.
c. Dana abadi tidak dapat digunakan secara langsung.
d. Hasil pengembangan dana abadi UPI digunakan untuk mendukung pelaksanaan
Tridharma Perguruan Tinggi.
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai dana abadi diatur dalam Peraturan MWA.

D. Pengadaan Barang/Jasa
a. Pengadaan barang/jasa dilakukan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
b. Pengadaan barang/jasa yang sumber dananya berasal dari anggaran pendapatan dan belanja
negara dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan barang/jasa yang sumber dananya bukan berasal
dari anggaran pendapatan dan belanja negara diatur dalam Peraturan MWA.

E. Pengawasan dan Pelaporan


a. Dalam waktu 5 (lima) bulan setelah tahun buku ditutup, Rektor menyampaikan laporan
tahunan kepada MWA, yang memuat:
1. Laporan keuangan; dan
2. Laporan kinerja akademik.
b. Laporan keuangan diaudit oleh auditor eksternal.
c. Ringkasan laporan keuangan tahunan diumumkan secara berkala dalam surat kabar bertiras
nasional.
d. Laporan kinerja akademik memuat capaian kinerja dalam penyelenggaraan Tridharma
Perguruan Tinggi.
e. Laporan tahunan ditandatangani Rektor.
f. Ketentuan lebih lanjut mengenai laporan tahunan diatur dalam Peraturan MWA.

Laporan keuangan tahunan disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Link peraturan MWA UPI

http://www.upi.edu/main/file/Peraturan%20MWA%20No.%2003%20Tahun%202015.pdf

You might also like