Professional Documents
Culture Documents
1. Pertanyaan
Mengapa tingkat pengembalian T-Bills tidak tergantung pada kondisi ekonomi?
Apakah T-Bills menjanjikan tingkat pengembalian yang bebas risiko?
Jawaban:
T-Bills merupakan sebuah kewajiban utang jangka pendek yang didukung oleh
pemerintah AS dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Treasury Bill merupakan
milik pemerintah / Departemen Keuangan dari negara Amerika Serikat. Fungsinya
untuk mengontrol jumlah uang yang beredar. Apabila T-Bills dijual maka akan
mengurangi jumlah uang beredar, sehingga mengurangi likuiditas.T-Bills merupakan
instrumen yang aman karena diterbitkan oleh pemerintah atau biasanya diterbitkan
oleh Bank Sentral dan didukung penuh oleh Pemerintah U.S. T-Bills merupakan
instrumen investasi yang tergolong sebagai stand alone risk yaitu risiko yang dihadapi
oleh investor jika dia hanya memiliki satu asset. T-Bills tidak sepenuhnya merupakan
instrumen yang bebas risiko tapi hanya less risiko karena masih adanya
ketidakpastian mengenai inflasi dan risiko reinvestasi.
2. Pertanyaan
Mengapa tingkat pengembalian yang diharapkan oleh perusahaan High Tech
berbanding lurus dengan kondisi ekonomi. Sedangkan,perusahaan Collection
mengalami hal sebaliknya, mengapa ?
Jawaban:
Tingka pengembalian perusahaan High Tech berbanding lurus dengan kondisi
ekonomi. Ketika kondisi perekonomian baik maka pendapatan dan daya beli
masyarakat itu meningkat sehingga masyarakat dapat memenuhi tingkat kebutuhan
dan keinginannya. Maka, perusahaan High Tech mendapatkan penjualan yang tinggi
dikarenakan masyarakat dapat membeli produknya dari harga yang murah sampai
yang tinggi sesuai dengan daya beli mereka. Ketika perekonomian itu jelek maka
daya beli masyarakat terhadap shopping goods menurun karena masyarakat akan
membeli barang primer terlebih dahulu dibandingkan dengan shopping goods. Maka
dari itu, penjualan produk dari perusahaan High Tech akan menurun dan juga profit
yang baik. Sebaliknya, dengan perusahaan collection jika ekonomi tidak baik, maka
banyak konsumen yang memerlukan jasa perusahaan collection untuk melindungi
nilai sahamnya. Jika ekonomi baik, permintaan jasa dari perusahaan collection
menurun karena investor tidak memerlukan perlindungan dari nilai saham tersebut
untuk memenuhi kebutuhannya.
Soal B.
1. Pertanyaan
Hitung tingkat pengembalian yang diharapkan di masing - masing instrumen investasi.
Jawaban :
Tingkat pengembalian yang diharapkan disimbolkan dengan 𝑟̂
σHigh Tech = [(-27.0 - 12.4)2(0.1) + (-7.0 - 12.4)2(0.2) + (15.0 - 12.4)2(0.4)+ (30.0 - 12.4)2(0.2)
+ (45.0 - 12.4)2(0.1)]0.5
= 20.0%.
σU.S Rubber = [(6.0 -9.8)2(0.1) + (-14.0 – 9.8)2(0.2) + (3.0 - 9.8)2(0.4)+ (42.0 - 9.8)2(0.2)
+ (266.0 - 19.8)2(0.1)]0.5
= 18.8%.
2. Jenis risiko yang diukur oleh standar deviasi adalah stand alone risk dan future risk.
Dimana semakin kecil standar deviasi dan semakin sempit distribusi probabilitas
maka semakin kecil pula risiko dari suatu instrumen investasi dan sebaliknya.
Standar deviasi mengukur seberapa jauh actual return mengalami penyimpangan
terhadap expected return.
3. Gambar Grafik Probabilitas Distribusi untuk High Tech, U.S. Rubber, and T-Bills
Soal D.
Coefficient of Variation (CV) mengukur risiko per unit dari tingkat pengembalian suatu
instrumen investasi. CV digunakan untuk mengukur ketika ada 2 instrumen investasi dimana
yang satu memiliki tingkat expected return yang lebih besar dan yang satunya memiliki
standar deviasi yang lebih kecil.
Dapat dilihat dari tabel CV, bahwa nilai CV yang dihasilkan berbeda dengan nilai Standar
Deviasi. Jika suatu instrumen investasi memiliki standar deviasi yang besar dan expected
returnnya juga besar, dapat diartikan bahwa instrumen tersebut memiliki tingkat risiko yang
lebih rendah dilihat dari nilai CV yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya.
Soal E.
Dengan menggunakan rumus yang sama kita dapat menghitung rp masing-masing kondisi
ekonomi sebagai berikut:
Untuk menghitung tingkat pengambalian portofolio 𝑟̂ = (0.5 x 12.4%) + (0.5 x 1%) = 6.7%
Untuk menghitung standar deviasi portofolio (sigma) = (0.5 x 20%) + (0.5% x 3.2%)
= 3.44%
Untuk menghitung Coefficient of Variation CV= 𝑟̂ / σ= 0.51%
Portfolio return 6.70%
Port. std dev 3.44%
Port. CV 0.51
2. Jika kita membandingkan standar deviasi dan CV dari investasi secara individual dan
secara portofolio dari kedua instrumen investasi tersebut dapat dilihat bahwa risiko
stand alone portofolio lebih kecil dari pada risiko stand alone individual. Hal ini
dikarenakan kedua saham tersebut berkorelasi negatif dimana ketika pada saat
ekonomi resesi perusahaan collection memiliki expected return yang bernilai positif
sedangkan high tech memiliki expected return yang bernilai negatif. Dengan
mengkombinasikan kedua saham tersebut kita dapat mendiversifikasi risiko dari
masing-masing saham tersebut.
Soal F
Misalkan seorang investor memulai suatu portofolio investasi secara random apa yang terjadi
pada:
1. Risiko dan tingkat pengembalian dari portofolio dengan semakin banyaknya saham
ditambah ke dalam portofolio tersebut secara acak ?
2. Apa implikasinya terhadap investor ? Gambarkan sebuah grafik dari dua portofolio
yang menggambarkan jawaban Anda .
Jawaban :
1. Nilai Standar deviasi akan semakin mengecil seiring dengan semakin banyaknya
kombinasi portofolio investasi dengan asumsi bahwa portofolio return konstan. Dengan
menambah saham pada portofolio kita hal ini akan meminimalisir risiko. Pada
dasarnya, saham akan berkorelasi positif satu sama lain jika kondisi perekonomian
dalam keadaan baik, dan sebaliknya. Studi menunjukkan bahwa dalam kondisi rata-
rata, koefisien korelasi antara dua tingkat pengembalian dari 2 saham acak yang dipilih
berada di kisaran angka 0.30. Kondisi ini menunjukkan bahwa mengkombinasi saham
menjadi sebuah portofolio dapat mengurangi risiko namun tidak seluruhnya
menghilangkan risiko tersebut.
Prinsip dasarnya adalah risiko portofolio akan menurun seiring dengan peningkatan
jumlah saham di dalam portofolio tersebut. Namun yang perlu diperhatikan adalah
risiko total yang terkandung dalam sebuah portofolio terbagi 2 yaitu :
a. Risiko Unsistematis yaitu risiko yang dapat didiversifikasi dimana risiko ini bisa
dieliminasi oleh penambahan saham di dalam portofolio
b. RisikoSistematis yaitu risiko yang tidak dapat didiversifikasi dimana risiko ini
melekat pada setiap saham di pasar seperti perang, inflasi, resesi, dan faktor
makro lainnya.
Keterkaitan antara risiko dan tingkat pengembalian dari portofolio yang dijelaskan di
atas dapat dilihat dari grafik berikut :
2. Implikasinya terhadap investor adalah investor harus membuat rangkaian saham dalam
portofolio yang well-diversified daripada hanya berpegang pada satu saham secara
individual. Well-diversified portfolio akan sangat lebih baik daripada portofolio yang
dibuat secara acak, karena investor juga harus mempertimbangkan biaya administrasi
yang tinggi dan komisi yang harus dikeluarkan.
1. Apakah efek portofolio berdampak pada cara investor berpikir tentang tingkat risiko saham
individu?
Jawaban:
Diversifikasi portofolio memang mempengaruhi pandangan investor terhadap risiko.
Stand-Alone risiko yang diukur dengan σ atau CV mungkin penting untuk seorang investor
yang tidak mendiversifikasi, tapi tidak relevan untuk investor yang mendiversifikasi.
Inverse yang rasional dan risk-averse lebih tertarik pada dampak dari risiko suatu saham
terhadap portofolionya daripada risiko saham jika saham tersebut stand-alone. Risiko
saham stand-alone terdiri dari risiko yang terdiversifikasi yang dapat dihilangkan dengan
memegang saham di portofolio yang terdiversifikasi dengan baik, dan risiko yang tersisa
disebut risiko pasar, karena risiko pasar tetap ada bahkan jika seluruh saham di pasar kita
miliki.
Jawaban:
Jika kita memegang 1 saham portofolio, kita akan terpapar risiko tingkat tinggi, tapi kita
tidak akan dikompensasi untuk itu. Jika return yang didapat cukup tinggi untuk
mengkompensasi risiko tinggi yang kita miliki, itu akan menjadi daya tawar untuk investor
yang rasional dan melakukan diversifikasi. Mereka akan mulai membeli, dan pembelian
tersebut akan menaikkan harga dan menurunkan return. Dan kita tidak akan menemukan
saham di pasar dengan return cukup tinggi untuk mengkompensasi risiko saham yang
dapat didiversifikasi.
Soal H.
Expected Rates of return dan koefisien beta dari alternatif supply dari Merril Finch
program adalah sebagai berikut :
2. Apakah expected return yang muncul dapat dikorelasikan dengan risiko pasar
masing-masing alternatif?
Expected return yang muncul dapat dikorelasikan dengan risiko pasar masing-masing
alternatif. Semakin tinggi expected return dari suatu saham, maka akan semakin tinggi
juga risiko pasar dari saham tersebut.
Soal I.
rH = rRF + (rM-rRF)bH
= rRF + (RPM)bH
= 5.5% + (12.4% - 5.5%) (1.32)
= 14.61%
● Dengan menggunakan cara yang sama, akan didapatkan nilai SML untuk masing-
masing alternatif stock yang disajikan pada tabel di bawah ini :
TABEL SML
Misalnya untuk saham High Tech, jika dibandingkan nilai ri dan ȓ akan menghasilkan
nilai sebesar 0.85. Nilai tersebut berupa nilai positif sehingga menunjukkan bahwa
investasi di saham High tech cukup baik untuk dilakukan.
Berikut terlampir data perbandingan ri dan ȓ dari masing-masing alternatif yaitu :
3. Apakah Collections yang memiliki expected return yang lebih sedikit dari High
Tech masuk akal ? Jelaskan.
Collections memiliki beta negatif dimana hal ini menunjukkan bahwa pada kondisi
ekonomi buruk, expected return (ȓ) dari Collection akan memiliki nilai positif dan
sebaliknya.
4. Berapa risiko pasar (bp) dan required return (rp) dari portofolio 50-50 dari :
a. High Tech & Collections
Risiko pasar portofolio (bp)
bp = ∑𝑛𝑖=1 𝑊𝑖𝑏𝑖
Bp = 0.5(b High tech) + 0.5(b Collections)
Bp = 0.5(1.32) + 0.5(-0.87)
Bp = 0.66 - 0.435
Bp = 0.225 = 2.25 %
Soal J.
ri = rRF + (rM-rRF) bi
Dimana :
ri = required return saham i
rRF = risk free rate (suku bunga bebas risiko, biasa diambil dr T-Bills atau obligasi
negara)
rM = market premium risk
bi = beta saham i
rRF = r* + IP
Ketika risk aversion investor meningkat, SML bergeser ke atas ke arah y-intercept
(rRF). rRF tetap pada angka 5.5 persen, tetapi sekarang meningkat menjadi 15,4
persen, sehingga premi risiko pasar meningkat hingga 9.9 persen. Maka required rate
of return akan meningkat tajam pada saham berisiko tinggi (high-beta), tetapi tidak
banyak pada sekuritas low-risk.