You are on page 1of 2

1

PERLINDUNGAN
KUALITAS DAN KUANTITAS AIR

1. Sumber Air Baku Air baku adalah air yang diambil dari sumber air
permukaan untuk memenuhi berbagai kebutuhan (Permen PU No. 6 Thn
2011).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, air baku air minum adalah
air yang dapat diolah menjadi air yang layak sebagai air minum dengan
mengolah secara sederhana dengan cara difiltrasi, disinfeksi, dan
dididihkan.

Sumber air baku untuk air bersih secara garis besar dapat digolongkan menjadi
empat bagian yaitu :

a. air laut,
b. air atmosfir atau air hujan,
c. air permukaan
d. air tanah.

e. masing-masing menpunyai karakteristik yang berbeda-beda ditinjau dari


segi kualitas dan kuantitasnya (Totok Sutrisno,dkk,2004) 1. Air Tanah
Pada umumnya air tanah mempunyai kualitas cukup baik dan apabila
dilakukan pengambilan yang baik dan bebas dari pengotoran dapat
dipergunakan langsung. Untuk melindungi pemakaian air dari bahaya
terkontaminasi melalui air diperlukan proses klorinasi. Menurut Totok
Sutrisno, air tanah terbagi atas tiga bagian besar, yaitu air tanah dangkal,
air tanah dalam, dan mata air. 2. Air permukaan Air permukaan adalah air
yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan
mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya lumpur, batang-
batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota, limbah domestik rumah
tangga dan sebagainya. Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran
fisik, kimia dan biologi. Air permukaan merupakan sumber air yang relatif
cukup besar,akan tetapi karena kualitasnya kurang baik maka perlu
pengolahan, Air permukaan ada 2 macam yaitu :

Air sungai Dalam penggunaan air sungai sebagai air minum, haruslah mengalami
suatu pengolahan yang sesuai mengingat bahwa air sungai pada umumnya
mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Sedangkan debit yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. b. Air
rawa atau danau Kebanyakan air rawa berwarna yang disebabkan oleh zat-zat
2

organik yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang
menyebabkan warna kuning coklat. Dengan adanya pembusukan,kadar zat
organik tinggi maka kadar Fe dan Mn kan larut,jadi untuk pengambilan air
sebaiknya pada kedalaman tertentu di tengah-tengah agar endapan-endapan Fe
dan Mn tidak terbawa. 3. Air atmosfer atau air hujan Dalam keadaan murni, air
hujan sangat bersih, adanya pengotoran udara disebabkan oleh kotoran-kotoran
industri/debu dan lain sebagainya. Air hujan mempunyai sifat agresif terhadap
pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir karena pada umumnya air hujan
mempunyai pH rendah, sehingga dapat mempercepat terjadinya korosi. Air hujan
juga mempunyai sifat lunak (soft water) karena kurang mengandung larutan
garam dan zat mineral,sehingga akan boros dalam pemakaian sabun dan terasa
kurang segar. 4. Kriteria Air Baku Tidak semua air baku bisa diolah, oleh karena
itu dibuatlah ketentuan sebagai standar kualitas air baku yang bisa diolah.
Berdasarkan SNI 6773:2008, persyaratan teknis kualitas air baku yang bisa diolah
oleh Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) adalah :

1. Kekeruhan, maximum 600 NTU (nephelometric turbidity unit) atau 400 mg/l
SiO2

2. Kandungan warna asli (appearent colour) tidak melebihi dari 100 Pt Co dan
warna sementara mengikuti kekeruhan air baku.

3. Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku air baku sesuai PP No. 82 tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

4. Dalam hal air sungai daerah tertentu mempunyai kandungan warna, besi dan
atau bahan organic melebihi syarat tersebut diatas tetapi kekeruhan rendah (<50
NTU) maka digunakan IPA Sistem DAF (Dissolved Air Flotation) atau system
lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan Menurut Sumantri (2010) air yang
diperuntukan bagi konsumsi harus berasal dari sumber yang bersih dan aman.

Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman, antara lain:

1. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit

2. Bebas dari subtansi kimia yang berbahaya dan beracun.

3. Tidak berasa dan tidak berbau.

4. Dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga.

5. Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO (World Health


Organization) atau Dep

You might also like