Professional Documents
Culture Documents
JUDUL PERCOBAAN :
AUTOCLAVE TEST
Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik
adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti
barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang
terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah
pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis
keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat
lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari
tanah liat, flint, dan feldspar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik hasil
rekayasa seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C. Kekuatan
tekan tinggi merupakan sifat yang membuat penelitian tentang keramik terus
berkembang.
Autoclave adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan dan
perlengkapan dengan menundukkan material untuk uap tekanan tinggi jenuh pada
121 ° C selama sekitar 15-20 menit, tergantung pada ukuran beban dan isi. Alat ini
diciptakan oleh Charles Chamberland di 1879, meskipun prekursor yang dikenal
sebagai digester uap diciptakan oleh Denis Papin pada tahun 1679. Nama ini berasal
dari bahasa Yunani auto-, pada akhirnya berarti diri, dan Latin yang berarti Clavis
kunci-perangkat self-locking.
Autoclave yang banyak digunakan dalam mikrobiologi, kedokteran, tato,
tindik, ilmu kedokteran hewan, mikologi, kedokteran gigi, perawatan kaki dan
fabrikasi prosthetics. Mereka bervariasi dalam ukuran dan fungsi tergantung pada
media yang akan disterilkan. Beban khas termasuk laboratorium gelas, instrumen
bedah, limbah medis, peralatan pasangan pasien, tempat tidur hewan kandang, dan
kaldu lysogeny.
Sebuah aplikasi yang tumbuh penting dari autoklaf adalah pengobatan pra-
pembuangan dan sterilisasi bahan limbah, seperti limbah rumah sakit patogen. Mesin
dalam kategori ini sebagian besar beroperasi di bawah prinsip yang sama seperti
otoklaf konvensional dalam bahwa mereka mampu menetralisir agen berpotensi
menular dengan memanfaatkan uap bertekanan dan air superheated.
Sebuah generasi baru dari limbah konverter mampu mencapai efek yang sama
tanpa bejana tekanan untuk mensterilkan media kultur, bahan karet, gaun, berpakaian,
sarung tangan, dll. Hal ini sangat berguna untuk bahan yang tidak dapat menahan
suhu lebih tinggi dari oven udara panas.
Autoclave juga banyak digunakan untuk menyembuhkan komposit dan dalam
vulkanisasi karet. Panas tinggi dan tekanan yang otoklaf memungkinkan membantu
untuk memastikan bahwa sifat fisik terbaik yang repeatably dicapai. Industri
kedirgantaraan dan sparmakers (untuk perahu layar khususnya) memiliki otoklaf
lebih dari 50 kaki panjang, beberapa lebih dari 10 kaki lebar.
Autoclave tes diperlukan untuk porous bodi tile, yaitu WT dan porous bodi FT
maupun untuk glazed roof tile. Apabila COE bodi lebih besar daripada COE glasur
8-15 %, maka tile tersebut akan tahan terhadap autoclave tes karena pada waktu tes
dengan kondisi tekanan autoclave maksimum 10 atm dan ditahan selama 1 jam pada
tekanan puncak. Meski bodi bertambah panjang karena moisture expansion dan
glasur tidak bertambah panjang karena sudah menggetas, tetapi tarikan bodi masih
dapat diimbangi Oleh glasur yang mengalami kompresi karena COE glasur 8 - 15 %
lebih kecil dari COE bodi. Hasil tes tidak ada keretakan atau baik..
Apabila COE bodi lebih kecil dari COE glasur sebesar lebih dari 15%, maka
glasur akan mengalami ekstra kompresi dari bodi karena adanya perbedaan COE yang
sangat mencolok tadi. Tile biasanya menjadi sangat cembung dan bila glasur tidak
tahan terhadap ekstra kompresi bodi maka akan terjadi Shivering/Peelingj yaitu
glasur mengalami retak-retak kecil dan melengkung ke atas. Apabila COE glasur
sama atau lebih besar dari COE bodi, tile sudah dapat mengalami hair crazing
sebelum dites. Tapi apabila perbedaan COE glasur bodi tidak terlalu besar, maka
glasur masih kuat menahan tarikan bodi. Tile menjadi cekung karena panjang glasur
lebih kecil dari panjang bodi.
Pada saat dilakukan autoclave test, bodi akan bertambah panjang karena
moisture expansion sehingga glasur tidak mampu lagi menahan tarikan bodi.
Akibatnya, akan terjadi retak seribu pada glasur. Karena adanya retak-retak, maka
total panjang glasur dapat mengikuti total panjang bodi. Sehingga tile akan berubah
kembali dari cekung menjadi datar. Cara mengetahui adanya keretakan setelah tes,
digunakan bahan pewarna antara lain analine (biru) atau tinta
Crazing
5 769,4 750,8 2,48
IX. KESIMPULAN
1. Tile yang diuji mempunyai %penyerapan air rata-rata sebesar 2,55%
2. Tile mengalami retak, crazing, terdapat pinhole setelah dilakukan uji dengan
autoclave namun ada juga yang tidak mengalami retak, crazing dan tidak ada pinhole.
3. Tile tersebut mempunyai kualitas yang kurang baik, karean terdapat kecacatan pada
tile tersebut.
4. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis kecacatan pada analisa keramik.
I. Judul Percobaan
PENENTUAN PLASTISITAS DENGAN ALAT PFEFFERKORN
Bahan:
1. Clay C
2. Feldspard
3. Air
V. Teori Percobaan :
Plastisitas adalah kemampuan butir-butir tanah halus untuk mengalami perubahan
bentuk tanpa terjadi perubahan volume atau pecah. Tidak semua jenis tanah mempunyai
sifat plastis. Tanah yang didominasi oleh mineral pasir kuarsa dan pasir lainnya tidak
mempunyai sifat plastis walaupun ukuran partikelnya halus dan berapapun banyaknya air
ditambahkan. Semua mineral liat, mempunyai sifat plastis dan dapat digulung mejadi
benang/ulir tipis pada kadar air tertentu tanpa menjadi hancur. Pada kenyataannya, semua
tanah berbutir halus mengandung sejumlah liat, maka kebanyakan tanah tersebut adalah
plastis. Dalam hal ini, tingkat plastisitas dapat juga dikatakan sebagai suatu indeks umum
untuk menggambarkan kandungan liat dari suatu tanah.
Tanah mengandung sedikit liat dikatakan agak plastis, sedangkan tanah banyak
mengandung liat disebut sangat plastis. Dalam praktek, perbedaan plastisitas ditentukan
oleh keadaan fisik tanah melalui perubahan kadar air. Batas antara perbedaan kondisi
plastis berdasarkan kadar air tersebut disebut batas konsistensi atau batas atterberg. Jadi,
konsistensi tanah diartikan sebagai kondisi fisik dari butiran halus tanah pada kondisi kadar
air tertentu.
Sifat plastis atau plastisitas tanah liat merupakan kualitas hubungan antara partikel
tanah liat yang ditentukan oleh kandungan mineral dan kehalusan butiran tanah liat.
Plastisitas berfungsi sebagai pengikat dalam proses pembentukan sehingga benda yang
dibentuk tidak mengalami keretakan/pecah atau berubah bentuk. Sifat plastis ini
merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi. Dua partikel berbentuk lembaran yang
bersebelahan akan saling melekat sempurna ketika dilumasi dengan air dan memberikan
kualitas tanah liat yang plastis dan memiliki kekuatan.
Karena struktur partikel tanah liat yang berupa lembaran segi enam saling
bertumpuk membentuk susunan seperti batu bata maka sukar untuk mengalami keretakan,
hal tersebut seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah.Apabila tanah liat tidak cukup
plastis sesuai tingkat keplastisan yang dipersyaratkan maka tanah liat harus ditambah
dengan bahanbahan yang plastis.
Kebasahan clay sampel yang dipakai antara 22 – 31 %. Apabila angka a makin tinggi,
berarti clay makin plastis. Koefisien plastisitas adalah persen kadar air dalam sampel yang
dikompresi menjadi 30 % dari ketinggian awal.
Beberapa jenis tanah liat yang murni dan alami, seperti tanah stonewaredapat langsung
digunakan.Beberapa jenis tanah merah earthenwarejuga dapat langsung digunakan karena
memiliki sifat sebaik tanah stoneware.Ball clay biasanya terlalu plastis sehingga tidak
mudah dikeringkan dan dibakar tanpa berubah bentuknya, sedangkan kaolin cukup sulit
untuk dibentuk karena terlalu “short”, yaitu mudah berubah bentuk tidak kuat menahan
beban berat badannya sendiri.
2) Kandungan air plastisitas, jika dilihat dengan alat mikroskop melalui perbesaran 50.000
kali struktur partikel tanah liat berbentuk lempengan pipih yang mempunyai permukaan
datar. Setiap lempengan dilapisi air yang sangat tipis seperti film. Fungsi air pelapis partikel
adalah melicinkan permukaan lempengan-lempengan sehingga satu sama lain dapat saling
menggelincir khususnya pada saat tanah liat dibentuk atau mendapat tekanan dan mengikat
partikel-partikel secara bersama-sama dan membentuk massa tanah liat yang padat.
Clay B 10 9,1
Feldspar 10 9,9
Clay B
Sesudah
sebelum Sesudah (Tes)
(Dikeringkan)
Jumlah persen
Sampel Berat Tinggi Berat Tinggi
ke (gr) (cm) (gr) (cm) Berat (kg)
I 35,7 2,2 35,7 1,7 30,8
15% II 31,3 2,2 31,3 1,5 27,2
II 34,5 2,2 34,5 1,5 30,1
I 23,1 1,6 23,1 1,0 19,0
17% II 30,3 1,8 30,3 1,3 26,0
II 30,2 1,9 30,2 1,2 26,1
I 26 1,7 26 0,8 21,7
19% II 41 2,6 41 1,4 35,7
II 33,5 2,3 33,5 1,2 27,8
Hasil Perhitungan
Berat kering (15%) = 150 – hasil berat kering dengan % kebasahan (15%)
komposisi air (15%)
penambahan air dengan % kebasahan (15%) = x berat kering
100
penambahan air (15%) = hasil penambahan air % kebasahan (15%) – hasil berat kering
% kebasahan (15%)
(G1−G2)
Kadar air (W) = 𝑥 100 %
G1
ho
a=
ℎ1
Sampel Kebasahan
Clay B 0,09
K-Feldspar 0,01
Sampel
Clay B
Menghitung
Berat
Menghitung berat penambahan air Penambahan
Jumlah persen Komposisi air kering
kering dengan % dengan % air (kg)
(kg)
kebasahan (gr) kebasahan (kg)
15% 17,65% 0,23 149,84 26,45 26,29
17% 20,48% 0,23 149,765 30,69 30,53
19% 23,46% 0,23 149,759 35,15 34,99
Sampel
Feldspar
Menghitung
Berat
Menghitung berat penambahan air Penambahan
Jumlah persen Komposisi air kering
kering dengan % dengan % air (kg)
(kg)
kebasahan (gr) kebasahan (kg)
15% 17,65% 0,176 49,99 8,8 8,8
17% 20,48% 0,181 49,99 10,24 10,24
19% 23,46% 0,185 49,99 11,72 11,72
Clay B
Jumlah persen Komposisi ke - a w (%)
I 1,3 14
15% II 1,5 13
III 1,5 13
I 1,6 18
17%
II 1,4 14
III 1,6 14
I 2,1 17
19% II 1,9 13
III 1,9 17
VIII. Pembahasan :
Timbang bahan clay dan feldspar yang telah disiapkan dan dipisahkan menjadi
bahan A, B dan C. Bahan A mempunyai komposisi air sebanyak 15%, bahan B mempunyai
komposisi air sebanyak 17%, dan bahan C mempunyai komposisi air sebanyak 19%.
Setelah bahan dibuat, dicetak menggunakan alat pencetak masing-masing bahan dibuat
menjadi 3 sampel maka terkumpul 18 sampel. Setelah dicetak menggunakan alat pencetak
dihitung tebal dan beratnya dan dicatat. Setelah bahan telah dicetak, maka diuji
keplastisitasnya dengan alat pfefferkorn, setelah itu dihitung berat dan tebalnya. Kemudian
dihitung kadar air yang terdapat di dalam masing sampel. Kualitas keplastisan beberapa
jenis tanah liat beragam, tergantung pada ukuran dan kehalusan partikel.
Bahan plastis adalah bahan yang berfungsi sebagai bahan pengikat dan memberi
kemudahan dalam pembentukan badan keramik pada kondisi mentah. Pada penelitian ini
Clay B merupakan bahan plastis.
Sedangkan K-Fledspar adalah bahan non plastis, karena ketika dilakukan pengujian
dengan alat Pfefferkorn sample dari K-Feldspar langsung hancur. Feldspar berfungsi
sebagai bahan pelebur yang mengikat bahan pengisi atau rangka pada temperatur tinggi,
sehingga membentuk barang-barang keramik.