You are on page 1of 10

Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 4 No 1 - 2012 - ijns.

org

Pengembangan Sistem Informasi Surveilans Tb Berbasis Komputer


Untuk Mendukung Evaluasi Hasil Kegiatan Program Penanggulangan Tb (P2TB)
Sri Sugiarsi
APIKES Mitra Husada Karanganyar
Sri_Sugiarsi@yahoo.com

Abstract: Activities of TB surveillance at Sukoharjo District Health Office only resulted three indicators
of P2TB although the sources of the TB data had been available completely. This condition caused
the problems for Head of the Distric Health Office to know coverage of services, to extend coverage
of program, and to know the result of treatment. Therefore, It needs the information system that could
overcome the problems. The aim of research is the develop information system of TB surveillance to
support the evaluating of P2TB.
This was an applied research using a qualitative method and applying the plan of system by steps of
FAST (Framework for the Application of System Techniques). Research design was Pre-Experimental
using The Group Pretest-Posttest. The Subjects were Head of the District helth Office, Head of Sub
department of Prevention and Eradication. The Objects were the procedure and the structure of
information system of TB surveillance. Data analysis divided into two methods as follows: Content
Analysis was used for in-depth interview data and Descriptive Analysis was used for evaluating the old
and the new system.
The result of the research shows that information system development of TB surveillance has to be
done based on the aspects of a technique, an operation, a schedule, and an economic. The problems
in the old system were simplicity, accurateness, and representative. Those problems were caused by
input on the system (redundancy data, and file saved separately), process (indicator had not been
calculated by Management System of data Basis ), and output (displayed in table, the reports did not
adjust a necessity on the management level).
The new system could overcome the old system’s problems and weaknesses. It could be used to
support the evaluation of P2TB. The total considered average in the old system was 2,29 and the total
considered average in the new system is 4,27. The new system could result seven indicators of P2TB,
which could be used for a basic of evaluating of program. Therefore, head of the District health Office
could make a policy with using the new system. The weaknesses of the new system are as follows: It
could not be used for the Health center level, and could not result information about monitoring of
drinking a mediine.
Key Words : Information System,TB Surveillance

1.1. Pendahuluan pada evaluasi Program Penanggulangan


Salah satu indikator pencapaian Indonesia Tuberculosis (P2TB).
Sehat 2010 adalah adanya peningkatan Di Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo
cakupan penemuan penderita tuberculosis. pengolahan dan analisis data hasil kegiatan
Petugas kesehatan diharapkan menemukan surveilans tuberculosis masih dilakukan
tersangka penderita tuberculosis sedini secara manual, mulai dari proses input data,
mungkin, mengingat tuberculosis adalah proses penghitungan indikator Program
penyakit menular yang dapat mengakibatkan Penanggulangan Tuberculosis (P2TB), sampai
kematian. Penemuan penderita tuberculosis pada penyajian laporan. Hal ini tentu saja
harus diketahui agar Dinas Kesehatan dapat membutuhkan waktu yang relative lebih lama,
melakukan upaya penanggulangan, untuk belum lagi kemungkinan kesalahan dalam
keperluan tersebut Dinas Kesehatan perlu input data dan penghitungan yang akan dapat
melakukan suatu kegiatan Surveilans mempengaruhi hasil analisis dan pengambilan
Tuberculosis (TB). keputusan. Selain itu sistem informasi
Komputer mempunyai peranan penting surveilans tuberculosis yang ada saat ini
dalam dunia teknologi informasi, dimana belum berdasarkan Sistem Manajemen Basis
informasi tersebut tidak mungkin ada jika tidak Data (SMBD) sehingga masih dijumpai adanya
diproses oleh computer. Dan dengan aplikasi redundansi dan desintegrasi data. Dan
computer dapat meningkatkan kinerja system informasi yang dihasilkan belum lengkap,
informasi, misalnya informasi yang dihasilkan salah satu diantaranya adalah indicator
akan lebih akurat, lengkap, tepat waktu dan proporsi penderita tuberculosis BTA posistif.
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dengan Hal ini akan mengakibatkan kesalahan dalam
demikian informasi yang dihasilkan akan dapat menentukan prioritas kegiatan penemuan
digunakan untuk mendukung pengambilan penderita tuberculosis menular.
keputusan yang berkaitan dengan kegiatan Dalam upaya meningkatkan performance
manajemen mulai dari perencanaan sampai dan kinerja dari sistem informasi surveilans

ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 63


Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 4 No 1 - 2012 - ijns.org

tuberculosis tersebut maka diperlukan menghitung dan analisis indicator adalah


pengembangan sistem informasi berbasis sebagai berikut: (Depkes, 2003)
komputer yakni dengan membuat software a. Proporsi suspek yang diperiksa dahaknya
yang secara spesifik dapat digunakan untuk adalah persentase suspek di antara
memudahkan input data, proses pengolahan perkiraan jumlah suspek yang seharusnya
dan analisis data hasil kegiatan surveilans ada. Proporsi suspek ini digunakan untuk
tuberculosis mengetahui jangkauan pelayanan. Rumus
Proporsi suspek yang diperiksa dahaknya :
1.2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah adalah diperlukan Jumlah suspek yang diperiksa
pengembangan sistem informasi berbasis = X 100%
komputer untuk mengatasi permasalahan yang Perkiraan jumlah suspek
berkaitan dengan sistem informasi surveilans
tuberculosis di Kabupaten Sukoharjo Angka target minimal adalah 20%.
b. Proporsi kasus BTA positif diantara suspek
1.3. TINJAUAN PUSTAKA adalah persentase penderita yang
Tuberkulosis ditemukan BTA positif di antara seluruh
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang suspek yang diperiksa dahaknya. Angka
disebabkan oleh kuman Mycobacterium ini menggambarkan proses penemuan
tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk sampai diagnosis penderita. Rumus
ke dalam tubuh manusia melalui udara Proporsi kasus BTA positif diantara suspek
pernapasan kedalam paru - paru. Kemudian
kuman tersebut menyebar dari paru – paru Jumlah penderita BTA positif
kebagian tubuh lainnya, melalui sistem = X 100%
peredaran darah, sistem saluran limfe, melalui Jumlah seluruh suspek yang dipriksa
saluran napas (broncus) atau penyebaran
langsung ke bagian – bagian tubuh lainnya. TB c. Proporsi penderita TB paru positif diantara
dapat terjadi pada semua kelompok umur. semua kasus TB paru yang tercatat.
Kejadian TB dipengaruhi oleh beberapa faktor adalah persentase penderita TB paru BTA
yang dapat meningkatkan resisten menderita positif di antara semua penderita TB paru
TB. Beberapa faktor yang diketahui tercatat. Indikator ini menggambarkan
berhubungan dengan resiko tersebut, antara kegiatan penemuan penderita TB yang
lain : umur, jenis kelamin, ras asal negara menular di antara seluruh kasus TB paru
bagian, dan infeksi AIDS. yang di obati. Rumus Proporsi penderita
TB paru BTA positif diantara semua kasus
Survelans Tuberculosis TB paru yang tercatat:
Surveilans Tuberculosis (TB) merupakan
pengamatan terus menerus dan sistematis Jumlah penderita paru BTA
dalam mengumpulkan, menganalisis, dan positif(baru+kambuh)
menginterpretasikan data kasus penderita = X 100 %
TB. Surveilans TB mempunyai kegiatan Jumlah penderita paru BTA
pengumpulan data penderita TB, pengolahan positif(baru+kambuh) + jumlah penderita
data, analisis data, interpretasi data, paru BTA negatif
penyebarluasan informasi. Data yang
dikumpulkan bersumber dari data hasil Target pencapaian ≥ 65%, bila angka ini
kegiatan program penanggulangan TB jauh lebih rendah, itu berarti kurang
puskesmas, yaitu berupa data penemuan memberikan prioritas untuk menemukan
penderita (klasifikasi dan tipe penderita), data penderita yang menular (penderita BTA
pemeriksaan dahak, data jumlah suspek, data positif).
hasil pengobatan penderita, data pemeriksaan d. Angka konversi
sediaan cross check. adalah persentase penderita TB paru BTA
Evaluasi hasil kegiatan surveilans TB positif yang mengalami konversi menjadi
didasarkan pada indikator – indikator program BTA negatif setelah menjalani masa
penanggulangan TB, yaitu proporsi suspek pengobatan intensif. Konversi dihitung
yang diperiksa dahaknya, proporsi kasus BTA tersendiri sesuai kategori 1 dan kategori 2,
positif diantara suspek, proporsi penderita TB untuk mengetahui secara cepat
paru positif diantara semua kasus TB paru kecenderungan keberhasilan pengobatan
yang tercatat, angka konversi, angka dan untuk mengetahui apakah
kesembuhan (cure rate), Case Natification pengawasan langsung menelan obat
Rate (CNR), Case Detection Rate (CDR). Cara

ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 64


Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 4 No 1 - 2012 - ijns.org

dilakukan dengan benar. Rumus Angka mengembangkan sistem informasi yaitu


Konversi : adanya masalah – masalah dari sistem lama
(problem), untuk meraih kesempatan
Jumlah penderita baru BTA posistif yang (opportunities) dan adanya instruksi
di konversi (directives) dari manajemen. (Whitten, 2001)
= X 100% Pengembangan suatu sistem informasi ini
Jumlah penderita baru BTA positif yang didorong oleh tiga hal yaitu : adanya masalah
diobati (problem), peluang (opportunity), dan arahan
dari manajemen (ditective). Masalah
Angka minimal yang harus dicapai adalah merupakan situasi yang menghalangi
80%. Angka konversi yang tinggi akan organisasi mencapai tujuan. Peluang adalah
diikuti dengan angka kesembuhan yang kesempatan untuk meningkatkan kinerja
tinggi pula. meskipun tidak ada masalah spesifik yang
mengganggu kinerja, sedangkan arahan
e. Angka Kesembuhan adalah kebutuhan baru yang dikeluarkan oleh
adalah angka yang menunjukkan manajemen, pemerintah atau pihak luar
persentase penderita TB paru BTA positif organisasi lainnya. Dalam mengkatagorikan
yang sembuh setelah selesai masa ketiga hal pendorong pengembangan sistem
pengobatan di antara penderita TB paru infoemasi tersebut dengan menggunakan
:
yang tercatat. Angka kesembuhan dihitung kerangka kerja PIECES yaitu
tersendiri untuk katagori 1 dan 2, ini untuk 1. Performance adalah peningkatan terhadap
mengetahui keberhasilan program dan kinerja sistem yang baru sehingga lebih
masalah potensial. efektif.
Rumus Angka Kesembuhan: 2. Information adalah peningkatan terhadap
kualitas informasi yang disajikan.
Jumlah penderita baru TB BTA positif 3. Economic adalah peningkatan terhadap
yang sembuh keuntungan atau penurunan terhadap
= X 100% biaya yang terjadi.
Jumlah penderita baru BTA positif yang 4. Control adalah peningkatan terhadap
diobati pengendalian untuk mendeteksi dan
memperbaiki kesalahan – kesalahan serta
f. Case Notification Rate (CNR) kecurangan – kecurangan yang akan
adalah angka yang menunjukkan jumlah terjadi.
penderita baru BTA positif yang ditemukan 5. Efficiency adalah peningkatan terhadap
dan tercatat diantara 100.000 penduduk di efisiensi operasi
suatu wilayah tertentu. Rumus CNR : 6. Service adalah peningkatan terhadap
pelayanan yang diberikan oleh sistem.
Jumlah penderita baru BTA positif
yang tercatat dalam TB. 07 Langkah – langkah pengembangan sistem
CNR = X 100% dengan pendekatan FAST adalah sebagai
Jumlah penduduk berikut:
1. Studi pendahuluan ( Preliminary
g. Case Detection Rate (CDR) investigation )
adalah proporsi penderita baru BTA positif Pada tahap ini bertujuan untuk :
yang ditemukan di antara jumlah yang a. Mengetahui masalah, peluang dan
diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. tujuan user
Rumus CDR: b. Mengetahui ruang lingkup yang akan
dikerjakan
Jumlah penderita baru BTA positif tercatat c. Mengetahu kelayakan perencanaan
dalam TB.07 proyek
= X 100% 2. Analisis masalah ( Problem analysis)
Perkiraan jumlah penderita baru BTA Pada tahap ini bertujuan :
positif a. Mempelajari dan menganalisis sistem
yang sedang berjalan saat ini.
Pengembangan Sistem Informasi b. Mengidentifikasi masalah dan mencari
Pengembangan sistem berarti menyusun solusinya.
suatu sistem yang baru untuk menggantikan 3. Analisis kebutuhan (Requirement analysis )
sistem yang lama secara keseluruhan atau Pada tahap ini bertujuan :
memperbaiki sistem yang telah ada. Terdapat a. Mengidentifikasi kebutuhan user
tiga hal yang mendorong dalam b. Menganalisis kebutuhan sistem

ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 65


Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 4 No 1 - 2012 - ijns.org

4. Analisis keputusan ( Decision analysis) perancangan output, perancangan antar


Pada tahap ini bertujuan : muka dan perancangan basis data dengan
a. Mengidentifikasi alternatif sistem menggunakan pendekatan FAST (
b. Menganalisis kelayakan sistem Framework for the Aplication of System
c. Pemilihan alternatif sistem Techniques).
5. Perancangan ( Design ) b. Melakukan pelatihan penggunaan software
Perancangan adalah tahap perancangan pada end user dalam hal ini petugas-
sistem baru yang dapat menyelesaikan petugas P2TB di Dinas Kesehatan
masalah – masalah yang dihadapi Sukoharjo. Pelatihan ini dilakukan selama 2
diperoleh dari pemilihan alternatif sistem hari dengan metode ceramah dan praktek
yang terbaik, dengan kegiatan : langsung menggunakan seperangkat
6. Membangun sistem baru ( Construction ) hardware dan software yang telah tersedia.
Pada tahap ini bertujuan : c. Melakukan evaluasi terhadap kinerja sistem
a. Membangun dan menguji sistem sesuai sebelum dan sesudah dikembangkan
kebutuhan dan spesifikasi rancangan. sistem informasi surveilans TB dengan
b. Mengimplementasikan interface antara menggunakan indikator kinerja sistem yang
sistem baru dan sistem yang ada. telah ditentukan yang meliputi kelengkapan,
7. Penerapan ( Implementation ) akurasi, tepat waktu, kemudahan. Hasil
Pada tahap ini bertujuan menerapkan pengukuran terhadap kinerja
sistem yang baru termasuk dokumentasi sistem sebelum dan sesudah
dan pelatihan pengembangan sesudah pengembangan
sistem tersebut selanjutnya dianalisis
Pentingnya Pengembangan Sistem menggunakan rumus rata-rata tertimbang.
Informasi Surveilans TB Alat yang digunakan untuk analisis dan
Fokus dari pengembangan sisten informasi pengembangan sistem informasi surveilans TB
kesehatan di Kabupaten diarahkan untuk adalah
mendukung pengambilan keputusan a. Pedoman wawancara
manajemen yang diperlukan dalam rangka b. Pedoman observasi
perbaikan program kesehatan secara c. Check List
langsung. Sering terjadi pengumpulan data
cukup memadai yang dilakukan melalui 2.1. HASIL
informasi rutin oleh pemegang program atau Hasil Identifikasi Penyebab Masalah
melalui survei khusus namun data atau Tabel 1. Identifikasi Penyebab Masalah
informasi tersebut mungkin tidak dianalisis
secara memadai atau tidak dapat diakses No Masalah mengenai Penyebab Terjadinya
secara cepat dan tepat waktu. Masalah
Suatu sistem informasi manajemen 1 Kesederhanaan Proses penyimpanan
kesehatan termasuk diantaranya sistem Kemudahan dalam file secara terpisah,
opersi sistem belum menggunakan
informasi surveilans tuberculosis di kabupaten
pendekatan SMDB.
sangat penting untuk:
2 Redundancy Proses rekapitulasi
a. Penyusunan kebijakan kesehatan dan Kemudahan update data surveilans TB
perencanaan program penanggulangan dan akses data dengan MS Excel,
TB. penghitungan indikator
b. Mengetahui jangkauan pelayanan P2TB P2TB dengan
c. Mengetahui secara cepat kalkulator.
kecenderungan keberhasilan 3 Keakuratan Proses pengolahan
pengobatan (Depkes RI, 2003) a. Lengkap dan penyajian
b. Tidak salah informasi surveilans
c. Akurat TB. Penyajian
1.4. Metode Penelitian
informasi dalam
Jenis penelitian pengembangan Sistem bentuk tabel.
Informasi Surveilans TB untuk Mendukung 4 Representatif
Evaluasi Hasil Kegiatan Program
Penanggulangan TB (P2TB) adalah penelitian
terapan yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mengembangkani atau memodifikasi sistem.
Untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan, maka metode yang akan
digunakan pada kegiatan ini adalah:
a. Melakukan perancangan software yang
diawali dengan perancangan input,

ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 66


Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 4 No 1 - 2012 - ijns.org

Pengem
User Sistem Operasi Aplikasi
bangan

Visual Voxpro

Visual Basic

DelphiDel
Membuat

Windows

Borland
Kelayakan

Single

Linux
DOS
Multi
Membeli
TEKNIS
Ketersediaan - v v v - v v v

Fleksibilitas terhadap kebutuhan user - v v - v v v


Mudah dikembangkan - v - v v
Dapat digunakan bersama - v v v v v v v
Mudah dibangun v - v v -
Tidak tergantung pada aplikasi lain v v v

OPERASI
Tampilan antar muka baik - v v v v v
Kemudahan operasi - v - v v -
Kemudahan pembuatan v - v v - v v -

JADUAL
Waktu pengembangan pendek - v v - v v - v v -

EKONOMIS
Pemanfaatan komputer yang tersedia - v v - - v -
Biaya pengembangan lebih murah - v - -
Biaya pemeliharaan lebih murah - v - -
TOTAL SKOR 0 7 4 1 5 9 2 8 9 6
Keputusan pemilihan Membuat Single Windows Visual Basic

3.1. Kegiatan Perancangan


1) Perancangan keluaran (Output) 8 Analisis Perse Kepala Tahunan
Indikator ntase DKK
Tabel 3 Rancangan Keluaran 9 Laporan Tabel Kepala Tahunan
No Nama Output Forma Distrib Periode Evaluasi DKK
t usi Program
1 Register TB Tabel Petug Triwulan
Kabupaten as
Surveil 2) Perancangan Input
ans Tabel 4 Perancangan Input
2 Lap Tabel Kepala Triwulan No Nama Data Input Sumber Periode
rekapitulasi Seksi 1 Register TB Puskesmas Triwulan
penemuan Pemb Tanggal register,
penderita eranta No Reg TB kab,
berdasarkan san Nama penderita,
tipe penderita Jenis kelamin,
3 Lap Tabel Kepala Triwulan Umur, Alamat, Nm
rekapitulasi Seksi Puskesmas,
penemuan Pemb tanggal mulai
BTA(+) kasus eranta berobat, Rejimen
baru san yang diberikan,
Klasifikasi penyakit,
4 Lap Tabel Kasub Triwulan Tipe
penemuan din penderita(Baru,
kasus baru P2P Kambuh, Pindah,
dan kambuh Defaulter, Lain-
5 Laporan hasil Tabel Kasub Triwulan lain), pemeriksaan
pengobatan din dahak, tanggal
P2P berhenti berobat
6 Laporan Grafik Kasub Tahunan 2 Data dasar program DKK Tahunan
jumlah din Jumlah penduduk,
penderita baru P2P Perkiraan suspek,
BTA(+), Perkiraan
kambuh, BTA(+),target
BTA(-) Ro(+) BTA(+)
7 Indikator Grafik Kasub Tahunan
P2TB din
P2P

ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 67


Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 4 No 1 - 2012 - ijns.org

3) Perancangan Basis Data 4 Suspek N 7 Perkiraan atau


Tabel 5 Kamus Basis Data File Register target
pemeriksaan
Variabel Tipe Leb Format
tersangka
No ar
5 BTA(+) N 7 Perkiraan
penemuan
Tglreg Dat 8 Tanggal
1 penderita baru
e registrasi
6 targetBTA N 7 Target
Noreg N 3 Nomor registrasi
2 penemuan
penderita
penderita baru
3 Nama T 2 Nama penderita
Jenis T 1 Jenis kelamin
4 Tabel 7 Kamus Data Triwulan
kelamin penderita
5 Umur N 3 Umur penderita N Variabel Type Lebar Format
6 Alamat T 3 Alamat penderita o
Nama T 2 Kode 1 Idtriwulan N 1 Triwulan ke…
7
puskesmas puskesmas 2 Bulan awal N 2 Bulan pertama
Tgl_mulai D 8 Tanggal mulai ke 1, …
8
berobat 3 Bulan N 2 Bulan sampai
Tipe T 5 Tipe penderita sampai ….
9
penderita TB(B, K,P,D,L)
Rejimen T 1 Rejimen obat 4) Perancangan antarmuka (interface)
10
yang diberikan
Rl_sebelu T 5 Nomor registrasi
11
m sebelum berobat
Hs_sebelu T 3 Hasil
12 m pemeriksaan lab
sebelum berobat
Rl_bulan2 T 5 Nomor registrasi
13
bulan kedua
Hs_bulan2 T 3 Hasil
14 pemeriksaan lab
bulan kedua
Rl_bulan3 T 5 Nomor registrasi
15
bulan ketiga
Hs_bulan3 T 3 Hasil
16 pemeriksaan lab
bulan kedua
Rl_bulan4 T 5 Nomor registrasi
17 Gambar 1. Rancangan Antar Muka Menu
bulan keempat
Hs_bulan4 T 3 Hasil Utama SISTB
repemeriksaan
18
lab bulan
keempat
Rl_bulan T 5 Nomor registrasi
19 5/7 bulan kelima
aautuju
Hs_bulan5/ T 3 Hasil
7 pemeriksaan
20
bulan kelima
atau tuju
Tg_sembu D 8 Tanggal sembuh
21
h
Tg_lengkap D 8 Tanggal berobat
22
lengkap
Tg_mening D 8 Tanggal
23 Gambar 2. Rancangan Antar Muka Input Data
gal meninggal
24 Tg_gagal D 8 Tanggal gagal Register TB
Tg_default D 8 Tanggal
25
er defaulter
26 Tg_pindah D 8 Tanggal pindah

Tabel 6 Kamus Data Dasar


No Variabel Type L Format
e
b
a
r
1 Tahun N 4 Tahun
2 Kode_pusk T 8 Kode
esmas puskesmas
3 Pendd N 8 Jumlah Gambar 3. Rancangan antar Muka Input Data
penduduk Dasar

ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 68


Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 4 No 1 - 2012 - ijns.org

3.2. Membangun Sistem Baru terkait dalam file yang berbeda pada waktu
Pemrograman yang berbeda pula. Ketidak-konsistenan
1) Perancangan basis data TB, tabel – tabel informasi yag diperoleh dari sumber yag
basis data dibuat dengan perangkat lunak berbeda akan mempengeruhi mutu
MS Access 2003 karena merupakan informasi. Pada sistem baru penyimpanan
program Sistem Manajemen Basis Data file sudah menggunakan Sistem
(SMBD) yang mampu mengelola data Manajemen Basis Data (SMBD). Sistem ini
dengan mudah. mampu mengelola file data TB tanpa
2) Perancangan form input data TB, dibuat mengalami redundancy data, mampu
dengan menggunakan bahasa menyediakan data yang lengkap untuk
pemrograman Visual Basic 6.0 karena laporan, mempunyai pengaman data (Scott,
mampu memberikan dukungan dalam 2002).
pengolahan data basis data. 2) SISTB (sistem lama) tidak dapat
3) Pembuatan dialog antar muka, dibuat mengakses data dan informasi kasus TB
dengan MS Access 2003. dengan cepat, mudah dan tepat waktu.
4) Pembuatan laporan hasil kegiatan P2TB, Sedangkan pada SISTB baru dapat
dengan menggunakan MS Access 2003. dioperasikan dengan mudah untuk
Sistem Informasi Surveilans TB (sistem mengakses data dan informasi hasil
baru) yang dibangun merupakan sistem yang kegiatan P2TB sesuai kebutuhan user
baru bagi para petugas di Seksi terutama di Dinas Kesehatan Kabupaten
Pemberantasan, sehingga dilakukan pelatihan Sukoharjo. Program ini belum dapat
bagi mereka selama dua hari. Materi yang digunakan di tingkat puskesmas.
disampaikan meliputi penjelasan maksud dan 3) SISTB (sistem lama) tidak dapat
tujuan SISTB (Sistem Informasi Surveilans menghasilkan informasi indikator P2TB
TB), cara pengoperasian sistem. Kemudian dengan lengkap (hanya mencakup 3 jenis
setelah dilakukan pelatihan, user memberikan indikator) sehingga akan memberikan
tanggapan terhadap penerapan sistem baru. informasi yang tidak lengkap, evaluasi
Penerapan sistem dan uji coba sistem akan P2TB tidak optimal dan akan berpengaruh
dilakukan di Seksi Pemberantasan Penyakit kesalahan pengambilan keputusan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. Indikator proporsi suspek diantara suspek
Instalasi SISTB akan dilakukan oleh petugas yang diperiksa dahaknya tidak ada atau
dengan mengikuti petunjuk pengoperasian tidak digunakan untuk evaluasi P2TB
sistem. Sistem ini dioperasikan secara single mengakibatkan jangkauan pelayanan P2TB
user . tidak diketahui sehingga terjadi penurunan
dalam penemuan dan pengobatan
3.3. Pembahasan penderita TB. Pada SISTB lama sering
Karakteristik Sistem Informasi terjadi kesalahan hitung indikator P2TB,
Sistem Informasi Surveilans TB saat ini sudah karena dilakukan hanya menggunakan
dapat menghasilkan informasi hasil kegiatan kalkulator, padahal sumber data yang
P2TB, namun proses – proses yang terjadi digunakan banyak, misalnya pada register
dalam sistem tersebut masih dilakukan secara TB terdapat 33 kolom isian data, dengan
manual. Pada proses rekapitulasi data batasan waktu yang sudah ditentukan.
penderita TB dilakukan dengan menggunakan Pada SISTB baru, hasil penghitungan
MS Exel, sedangkan penghitungan indikator indikator P2TB akurat, kesalahan hitung
dengan menggunakan komputer, belum bisa terhindar karena rumus penghitungan
didasarkan pada pendekatan Sistem indikator P2TB sudah dirancang atau
Manajemen Basis Data (SMBD), dan dimasukkan pada program SISTB. Indikator
penerapan teknologi komputer, sehingga merupakan alat yang paling efektif untuk
terdapat beberapa kekurangan antara lain : melakukan evaluasi, oleh karena itu
1) Sistem Informasi Surveilans TB (SISTB indikator yang baik harus memenuhi
sistem lama), file data TB tersimpan secara persyaratan antara lain akurat, lengkap,
terpisah pada tabel – tabel yang berbeda, spesifik, dapat diukur (Depkes, 1999)
yang menyebabkan kesulitan dalam akses
data dan terjadi pengulangan pengisian 3.4. Kebutuhan Informasi Berdasarkan
data yang akan berpengaruh pada Level Manajemen
inkonsistensi data sehingga dapat Sistem Informasi Surveilans TB (sistem
menyebabkan informasi tidak akurat. lama) menghasilkan informasi dengan format
Sumber utama inkonsistensi data adalah yang sama untuk semua tingkat manajemen,
kurangnya sinkronisasi file dalam sistem, tidak disesuaikan dengan kebutuhan informasi
yang disebabkan oleh pemutakhiran record pada masing – masing tingkat manajemen

ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 69


Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 4 No 1 - 2012 - ijns.org

yaitu berupa tabel rekapitulasi penemuan diperlukan. Komputer yang digunakan untuk
kasus penderita TB dan hasil pengobatan. mengembangkan SISTB di Seksi
Sedangkan pada sistem informasi yang Pemberantasan Penyakit mempunyai
dikembangkan dapat menghasilkan informasi spesifikasi Pentium 3 , hard disk mempunyai
yang disesuaikan dengan kebutuhan informasi kapasitas 20 GB. Teknologi sistem komputer
pada tiap tingkatan manajemen. Kebutuhan dengan spesifikasi tersebut sudah mempunyai
informasi hasil kegiatan P2TB didasarkan kemampuan untuk mengolah data hasil
pada tingkatan manajemen yaitu : kegiatan surveilans TB dengan cepat, akurat
1) Pimpinan Puncak, bahwa informasi yang dan tepat waktu. Hal – hal yang harus
dibutuhkan bersifat analisis dan untuk dipertimbangkan dalam penggunaan komputer
perencanaan strategis. Pada Sistem pada sistem informasi adalah
Informasi Surveilans TB , Kepala Dinas 1) Volume data yang diproses disesuaikan
Kesehatan sebagai manajer puncak dengan kapasitas alat pengolahan data.
membutuhkan informasi berupa grafik 2) Akurasi hasil pengolahan
indikator keberhasilan P2TB. Jika alat pengolahan data digunakan jauh
2) Pimpinan Menengah, informasi yang melebihi kapasitas kemampuannya, maka
dibutuhkan bersifat analisis, perencanaan hasilnya tidak akurat dan pengawasan
taktis dan supervisi. Pada Sistem serta pemeliharaan alat menjadi kurang
Informasi Surveilans TB, maka informasi diperhatikan.
yang dibutuhkan oleh Kepala Sub Dinas 3) Informasi tepat waktu
Pencegahan dan Pemberantasan sebagai Informasi yang bernilai tinggi adalah bila
manajer tingkat menengah adalah laporan dihasilkan tepat waktu, tetapi bila volume data
hasil evaluasi P2TB. yang diolah sangat banyak, sering kali diikuti
3) Pimpinan Bawah, informasi yang dengan penurunan kecepatan pengolahan.
dibutuhkan digunakan untuk perencanaan
tingkat operasional dan supervisi. Kepala 3.6. Pemilihan Sistem Operasi dan
Seksi Pemberantasan penyakit sebagai Perangkat Lunak Pengembangan Sistem
manajer tingkat bawah pada Sistem Informasi
Informasi Surveilans TB membutuhkan Pada pengembangan SISTB basis data
informasi rekapitulasi penemuan kasus dan menggunakan perangkat lunak MS Acces
rekapitulasi hasil pengobatan, berupa tabel. 2000, dengan pertimbangan Sistem
4) Pelaksana atau staf Seksi Pemberantasan, Surveilans TB merupakan sistem yang tidak
bahwa informasi yang dibutuhkan bersifat komplek, volume data yang disimpan tidak
rutin untuk menunjang kegiatannya. Staf terlalu besar (kasus penderita TB per
Pemberantasan Penyakit selaku pelaksana kabupaten per tahun rata – rata 297 kasus).
surveilans TB membutuhkan data atau Kelebihan menggunakan perangkat lunak MS
informasi rekapitulasi register TB. Hasil Access 2003 adalah
tersebut sesuai dengan kebutuhan 1). MS Access 2003 adalah sebuah program
informasi berdasarkan level manajemen, Sistem Manajemen Basis Data (SMBD).
yaitu 2). Mampu mengelola dan mengorganisasi
a) Manajer puncak, informasi untuk data agar mudah dilihat dan diakses.
perencanaan strategis dan kebijakan 3). Lebih sederhana dan mudah dipergunakan
serta pengambilan keputusan. dan disukai karena untuk membuat basis
b) Manajer menengah, informasi data dalam Access tidak ditemukan baris-
manajemen untuk perencanaan taktis baris program.
dan pengambilan keputusan. 4). Pembuatan basis data dilakukan secara
c) Manajer bawah, informasi manajemen visual dan mudah.
untuk perencanaan operasional dan 5). MS Access 2003 jalan dan beroperasi
pengendalian. dalam keluarga Windows sehingga
d) Pelaksana , pengolahan transaksi kemampuan dan dukungan fitur – fitur luar
informasi. dapat digunakan dalam Access, seperti
VBA (Visual Basic Application)
3.5. Pengembangan Sistem Informasi Program aplikasi yang digunakan untuk
Surveilans TB mendukung pengolahan basis data dalam
Teknologi Sistem Komputer pengembangan sistem informasi surveilans TB
Komputer merupakan komponen dari adalah MS Visual Basic vers.6.0.
Sistem Informasi Surveilans TB yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, 3.7. Analisis Penerapan Sistem
dan memproses data hasil kegiatan surveilans 1) Uji operasional sistem
TB untuk menghasilkan informasi yang Berdasarkan uji coba operasional SISTB

ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 70


Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 4 No 1 - 2012 - ijns.org

yang dilakukan dengan mengoperasikan 4. Simpulan


SISTB baru bersama – sama dengan Perbandingan atribut penilaian sistem
SISTB lama selama enam bulan. Jika surveilans TB (sistem baru) ; pada atribut
SISTB baru telah beroperasi dengan kesederhanaan, keakuratan, representatif,
sukses, user merasakan kemudahan dalam mempunyai nilai rata – rata tertimbang lebih
mengoperasikan, maka SISTB lama secara tinggi dibanding dengan sistem lama. Sistem
perlahan ditinggalkan. Penerapan sistem baru dapat digunakan untuk mendukung
adalah konversi sistem, yaitu suatu proses evaluasi hasil kegiatan P2TB lebih obtimal
untuk meletakkan sistem baru supaya siap dibanding sistem lama.
digunakan. Pendekatan yang digunakan
dalam penerapan sistem adalah konversi DAFTAR PUSTAKA
parallel, yaitu pendekatan yang dilakukan
dengan mengoperasikasn sistem baru [1] Departemen Kesehatan RI. 1998.
bersama – sama dengan sistem lama Survei Kesehatan Rumah Tangga,
selama periode waktu tertentu. Balitbangkes Depkes RI.Jakarta
2) Uji coba evaluasi atribut sistem surveilans [2] Departemen Kesehatan RI. 1999.
a) Rata – Rata Tertimbang Penanggulangan Tuberculosis. Ditjen
(1) Kelengkapan, nilai Rata – Rata PPM dan PL Depkes RI. Jakarta
Tertimbang (RRT) pada SISTB lama [3] Anonim.2002. Rencana Strategis
: 2,90 dan SISTB baru . 4,35. Hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten
menunjukkan bahwa atribut Sukoharjo, Dinas Kesehatan
kelengkapan pada sistem baru lebih Kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo
baik dari sistem lama. Ukuran – [4] Mynamarti. 2002. Peningkatan Fungsi
ukuran yang dipertimbangkan dalam Surveilans Epidemiologi dalam
menilai kelengkapan adalah Menyongsong Era Desentralisasi.
kelengkapan input data, kelengkapan Majalah Kedokteran Indonesia (The
pengolahan, kelengkapan analisis Journal of Indonesian Medical
dan pelaporan. Association. Volume: 3, Maret: 2002).
(2) Keakuratan, nilai RRT SISTB lama : Yayasan Penerbitan IDI. Jakarta
2,16 dan SISTB baru :4,00. Hal ini [5] WHO. 1999. Evaluasi Program
menunjukkan bahwa atribut Kesehatan. Dasar – Dasar Bimbingan.
keakuratan pada sistem baru lebih Geneva
baik dari sistem lama. Suatu sistem [6] WHO.1999. Report on The
surveilans harus dapat Tuberculosis Epidemic, Group at Risk
menggambarkan secara akurat [7] Burman WJ, Cohn DL.Et. al.1997.
informasi yang dihasilkan. Short-Incerceration formulir the
(3) Ketepatan waktu, nilai RRT SISTB Manajemen of Noncompliance With
lama: 2,65 dan SISTB baru : 4,30. Tuberculosis Treatment. CHEST
Hal ini menunjukkan bahwa atribut [8] Abednegi H.M.M: Kebijaksanaan Baru
ketepatan waktu sistem baru lebih dalam Penanggulangan Tuberculosis
baik dari sistem lama. Sistem Indonesia (PPTI), Ciloto, 20 – 23
informasi harus mempunyai Nopember 1999.
karakteristik ketepatan waktu. [9] Hapsari.1999. Dasar – Dasar
(4) Kemudahan, Nilai total rata – rata Perencanaan Kesehatan Dalam
tertimbang pada SISTB lama 1,81 Rangka Pembangunan Kesehatan di
dan SISTB baru 4,38. Hal ini Indonesia. Depkes RI.Jakarta
menunjukkan secara umum bahwa [10] Anonim. 1999. Evaluasi Program
SISTB (sistem baru ) lebih dapat Kesehatan Dalam Perencanaan
diterima dan dioperasikan dibanding Kesehatan di Indonesia. Depkes RI
SISTB lama. Pengembangan sistem [11] Departemen Kesehatan RI. 1999,
berarti menyusun suatu sistem yang Pedoman Untuk Menilai Sistem
baru untuk menggantikan sistem Surveilans, Depkes RI. Jakarta
yang lama secara keseluruhan atau [12] Davis, Gordon., Kerangka Dasar
memperbaiki sistem yang telah ada Sistem Informasi Manajemen, PT.
(Whitten, 2001). Ukuran – ukuran Pustaka Binaman Presindo, 1992.
yang digunakan dalam menilai [13] Scott, George. 2002. Prinsip – Prinsip
sistem surveilans antara lain : Sistem Informasi Manajemen, PT.
kemudahan dalam mengoperasikan, Raja Grafindo Persada. Jakarta
mudah dalam mengakses jumlah dan
jenis informasi.

ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 71


Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 4 No 1 - 2012 - ijns.org

[14] Murdick, Robert G, et.al.1999. Sistem [24] Burhan, Bungin. 2003. Metodologi
Informasi Untuk Manajemen Modern. Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo,
Penerbit Erlangga. Jakarta Jakarta
[15] Jogiyanto, HM. 1999. Analisis dan [25] Umar Husein.2002. Evaluasi
Desain Sistem Informasi Manajemen. Perusahaan, Gramedia Pustaka
Pendekatan Terstruktur Teori dan Umum, Jakarta, 2002.
Praktek Aplikasi Bisnis. Andi. [26] William J, Multidrug-Resistant
Yogyakarta Tuberculosis: Eight Year of
[16] Departemen Kesehatan RI.1997. Surveillance, New York City (WWW.
Prinsip – Prinsip Sistem Informasi TB India.Net/Jnl Apr 2003).
Manajemen. Ditjen PPM & PL Depkes
RI. Jakarta
[17] Whitten, Jeffry L., et.al., 2001. System
Analysys & Design Method. Sixth
Edition. Irwin Boston, New York San
Frasisco
[18] Pohan, Husni Iskandar & Hari, Kusna
Sriyanto Saiful.1997. Pengantar
Perancangan Sistem, Erlangga
[19] Kristanto, Hariyanto. 1997 Konsep dan
Perancangan Database.
Andi.Yogyakarta
[20] McFadden, Fred R.1998. Data Base
Manajement Second Edition. The
Benjamin Cummings Publishing
Company. California
[21] Nawawi, Penelitian Terapan.1994.
Gajah Mada University Press.
Yogyakarta
[22] Nasir, Moh.1999. Metode Penelitian
Kesehatan, Ghalia Indonesia, Jakarta
[23] Notoatmojo, Soekidjo. 2002.
Metodologi Penelitian Kesehatan,
Rineka Cipta, Jakarta
 

ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 72

You might also like