You are on page 1of 6

ATLETIK b) Teknik Jalan

1) melakukan gerak langkah maju ke depan dengan salah satu kaki selalu tetap
Definisi : aktifitas jasmani/fisik yang mengandung unsur gerak alami/naluri/insting
kontak dengan tanah, tumit selalu mendarat lebih dulu, gerak langkah harus
Wadah organisasi : selalu pada garis lurus.

- Nasional = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) 2) badan sedikit condong ke depan dengan ayunan lengan. Siku dilipat 90
derajat, gerakan lengan seirama dengan langkah kaki.
- Internasional = International Association of Athletics Federations (IAAF)
c) Finish

Tidak ada teknik khusus untuk finish ini. Umumnya jalan terus hingga melewati
A. JALAN CEPAT garis finish, baru dikendorkan kecepatan jalannya setelah melewati jarak lima
meter.
Definisi : melangkah sedemikian rupa yg mana salah satu kakinya selalu kontak
B. TOLAK PELURU
dengan tanah dilakukan dengan cepat
Perbedaan jalan dan lari : pada lari ada saat tertentu kedua kaki melayang di
Definisi : suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu alat
atas tanah sedangkan pada jalan tidak ada saat dimana kedua kaki melayang
bundar(peluru) dengan berat tertentu yang terbuat dari logam, yang dilakukan
di atas tanah (kaki selalu kontak dengan tanah)
dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh jauhnya.
Jarak tempuh :P 5km, 10 km ; L 10km, 20 km
Tujuan : mendapat tolakan sejauh-jauhnya
 1 keliling lapangan sepak bola = 400 m
 Atlik jalan cepat dinyatakan didiskualifikasi jika ada unsur lari (kaki
terlepas dari permukaan tanah dan ada saat melayang)

Teknik jalan cepat:

a) Start

Start dengan start berdiri. Pada aba “bersedia”, atlet menepatkan kaki kiri di
belakang garis start, kaki kanan di belakang kaki kiri, badan agak condong ke
depan, tangan bergantung kendor. Pada “bunyi pistol” atau aba “Ya!”, segera
langkahkan kaki kanan ke depan, dan terus jalan.
Teknik meletakkan peluru pada bahu
Berat bola : P 4kg ; L 7,5 kg
Gaya : Peluru diletakan pada bahu dan menempel dengan leher bagian samping. Siku
yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di
samping badan.Jangan sampai meletakan peluru dibelakang kepala.

Teknik badan ketika akan menolak peluru

Jika menggunakan gaya ortodoks badan menyamping sedangkan jika


menggunakan gaya o’brien badan membelakangi sektor lemparan. Posisi kaki
kiri didepan lurus dan kaki kanan dibelakang dengan lutut ditekuk. Berat badan
bertumpu pada kaki kanan Dan tangan kiri lurus rileks berada didepan untuk
menjaga keseimbangan.

Teknik Menolak

1. peluru dipegang menggunakan tangan terkuat dan dengan sikap yang baik
2. letakan peluru dibahu dan menempel pada bagian samping leher.
3. Berdiri dengan dengan sikap menyamping atau membelakangi sektor tolakan
tergantung gaya yang di gunakan.
Teknik memegang peluru 4. tubuh berputar dan tangan menolak peluru, Sudut lemparan kurang dari 45°
a) Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan
berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya Sikap akhir setelah menolak peluru
(Untuk orang yang berjari kuat dan panjang) Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki
b) Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik
samping belakang peluru (Biasa dipakai oleh para atlet) ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara
c) Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, keseimbangan.
sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru. (tangannya
pendek dan jari-jarinya kecil)
C. LEMPAR CAKRAM c) lepaskan cakram setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira
30°.Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar menurut putran
Definisi : salah satu nomor lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah jarum jam.
benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar d) lepasnya cakram diikuti dengan badan condong ke depan.pandangan
pipih yang dilemparkan. mengikuti jalannya cakram.
Tujuan : mendapat lemparan yang sejauh-jauhnya
Gerakan akhir setelah melempar/lepasnya cakram
Lapangan: diameter : 2,5 msudut : 45° garis perpanjangan : 0,75 m
Berat/diameter cakram : P 1 kg / 180-182 mm ; L 2 kg / 219-221 mm Setelah cakram terlepas kaki kanan harus segera dipindahkan ke muka dengan
Gaya : menyamping dan membelakangi sedikit ditekuk untuk menahan adar badan yang condong ke depan tidak
Teknik memegang cakram terlanjur terdorong keluar lingkaran.kaki kiri dipindahkan ke belakang dan
a) Ujung jari menempel pada cakram lalu jari-jarinya diregangkan (bagi pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram.
yang telapak tangannya tdk begitu lebar)
b) Ujung jari menempal pada cakram lalu jari-jarinya diregangkan tetapi D. LEMPAR LEMBING
jari telunjuk dan jari tengah berimpit (bagi yg telapak tangannya lebar) Definisi : suatu gerakan antara sentuhan tangan dengan menggunakan benda
yang berbentuk panjang berusaha untuk melempar sejauh mungkin
Teknik awalan lempar cakram Tujuan : mendapat lemparan yang sejauh-jauhnya
a) Ambil posisi dan berdiri menyamping arah lemparan.kaki dibuka Lapangan
selebar bahu,sedikit ditekuk dan rileks.
b) Pusatkan perhatian pada persiapan untuk melakukan awalan agar
mantap,kemudian cakram diayun-ayunkan ke samping kanan
belakang lalu ke kiri.Gerakan ini diulang-ulang sebanyak dua-tiga kali
yang dilanjutkan dengan awalan berputar.

Teknik saat melempar

a) kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di


atas kaki kanan didorong ke depan-atas.
b) Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Berat/ukuran lembing : P 600gr / 2,2-2,3 m ; L 800gr / 2,6-2,7 m
Cara memegang lembing : silang (cross step). Pada bagian akhir dapat dilakukan langkah dengan
beberapa yaitu Jingkat (hop step), Langkah silang di depan (cross
step), Langkah silang di belakang (rear cross step)
b) Tahap Lemparan
Untuk melakukan lemparan lembing, tarik bahu kanan dan lengan
untuk melakukan gerakan melempar melalui poros bahu dengan kuat
ke depan-atas. Badan bergerak melewati kaki depan, lalu
1) American style ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu di belakang melepaskan lembing.lembing lepas dari tangan pada sudut lemparan
balutan lembing kira-kira 45°
2) Firlandiastlye ibu jari dan jari tengah bertemu di belakang balutan c) Tahap Akhiran
lembing sedangkan jari telunjuk agak lurus dengan batang lembing saat lembing dilepaskan, kaki melangkahkan ke depan untuk
3) Tank Style jari telunjuk dan jari tengah menjepit lembing tepat di menyeimbangkan gerak agar tidak terjatuh dan tidak melebihi garis
belakang tempat pegangan batas lemparan.

Teknik membawa lembing

1. Lembing diletakkan di atas bahu dengan posisi mata lembing menunjuk miring
ke atas.

2. Lembing dibawa dengan posisi lengan agak ke belakang, dengan mata lembing
menghadap ke arah depan serong ke atas.

3. Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap miring ke arah
bawah.

Teknik melempar lembing

a) Tahap awalan
Awalan adalah gerakan berlari sambil membawa lembing di atas
kepala dengan lengan ditekuk, sikut menghadap ke depan dan telapak
tangan menghadap atas. Posisi lembing berada sejajar di atas garis
paralel dengan tanah. Bagian terakhir awalan terdiri atas langkah
AIDS/HIV Hal-hal yang Tidak Menularkan HIV
HIV mudah mati di luar tubuh manusia. Oleh sebab itu HIV tidak dapat ditularkan
melalui kontak sosial sehari-hari seperti Bersenggolan dengan pengindap HIV,
AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome yaitu suatu penyakit yang timbul sebagai
Berjabat tangan, Penderita AIDS bersin atau batuk-batuk di depan kita, berenang di
dampak berkembangbiaknya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam
kolam yang sama, Menggunakan WC yang sama dengan pengidap HIV, Melalui gigitan
tubuh manusia, yang mana virus ini menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga nyamuk dan serangga lainnya
mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya
tahan tubuh membuat si penderita mudah sekali terjangkit berbagai macam penyakit Pejalanan Infeksi HIV
termasuk penyakit ringan sekalipun. 1. Saat HIV sudah masuk ke dalam tubuh manusia, maka dimulailah masa inkubasi
(masa antara masuknya suatu bibit penyakit ke dalam tubuh (infeksi) sampai
 Di dalam tubuh manusia, HIV terdapat pada cairan-cairan tubuh , yaitu Darah, Air mulainya orang tersebut menunjukkan tanda-tanda dan gejala-gejala sakitnya.)
mani, Cairan vagina. penularan akan terjadi jika salah satu atau lebih dari ketiga yang cukup lama, yaitu antara 7-10 tahun. Selama masa inkubasi ini orang
cairan itu tercemar oleh HIV, dan kemudian masuk ke aliran darah orang yang tersebut disebut pengidap HIV, yang disebut juga ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).
belum tertular. Pengidap HIV ini tampak seperti orang sehat lainnya, kanena belum adanya gejala
sakit apapun. Namun walaupun demikian, ía dapat menularkan HIV kepada orang
 Selain di dalam ketiga cairan yang telah disebutkan di atas, HIV juga dapat lain.
2. setelah periode 7-10 tahun ini dilalui barulah timbul gejala-gejala AIDS, dan orang
ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil di dalam Air mata, Air liur, Cairan otak,
tersebut disebut penderita AIDS. Gejala-gejala dan tanda-tanda sakit munculnya
Keringat, Air susu ibu. Namun sampai sekarang belum ada bukti bahwa HIV dapat
secara bertahap, bertambah lama bertarnbah berat sampai akhirnya penderita
ditularkan melalui cairan- cairan tersebut.
meninggal dunia. Gejala AIDS yang timbul diantaranya Radang paru, Radang
saluran pencernaan, Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan, Kanker
Penularan HIV kulit, TBC, Gangguan susunan saraf
3. Pada infeksi atau masuknya HIV ke dalam tubuh manusia dikenal adanya periode
Penularan akan terjadi bila ada kontak atau percampuran dengan cairan tubuh yang jendela (Window Period). Yaitu masa di mana orang tersebut telah terinfeksi HIV,
mengandung HIV, yaitu: tetapi bila dilakukan pemeriksaan darahnya maka belum menunjukkan hasil apa-
• Melalui hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV. Hubungan seksual apa (masih negatif) yang berarti zat anti (antibodi) terhadap HIV belum dapat
ini bisa homoseksual maupun heteroseksual terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium. Periode jendela ini biasana
• Melalui alat jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tindik, tato) yang berlangsung antara 1-6 bulan dari sejak mulainya infeksi. Namun satu hal yang
tercemar oleh HIV. perlu diingat adalah bahwa sejak masuknya HIV, seseorang telah menjadi
Oleh sebab itu pemakaian jarum suntik secara bersama sama oleh para pecandu pengidap HIV dan ia dapat menularkan HIV sepanjang hidupnya. Sehingga
narkotika akan mudah menularkan HIV diantara mereka bila salah satu diantaranya walaupun dalam masa periode jendela, orang tersebut sudah menjadi sumber
seorang pengidap HIV. penularan. Ia dapat menularkan virusnya kepada orang lain pada setiap
• Penularan HIV dari ibu hamil yang mengidap HIV kepada bayi yang dikandungnya. kesempatan yang memungkinkan terjadinya penularan itu.
NARKOBA  Golongan IV: berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan, dan sangat
luas digunakan dalam terapi
A. Narkotika Contoh : diazepam, klobazam, fenobarbi barbital, kiorazepam,
Definisi : zat/bahan aktif yg bekerja pd sistem saraf, dapat menyebabkan hilangnya kiordiazepoxide, dan nitrazepam (nipam, pil KB/koplo, DUM, Mg, lexo, rohyp)
kesadaran dan rasa sakit, dan dpt menyebabkan ketergantungan
Klasifikasi : C. Zat adiktif lainnya/bahan berbahaya
 Golongan I: berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan. Tidak Definisi : bahan kimia, mudah meledak, oksidator, reduktor, dapat menmimbulkan
digunakan untuk terapi (pengobatan) iritasi, luka dan nyeri, menimbulkan bahaya
Contoh: heroin, putauw (heroin tidak murni bubuk) kokain, dan ganja. Contoh : alkohol, spirtus, bensin, lem, pelarut cat (thinner), nikotin
 Golongan II: berpotensi menyebabkan ketergantungan. Digunakan pada
terapi sebagai pilihan terakhir.
Contoh: morfin, petidin dan metadon.
 Golongan III: berpotensi menyebabkan ketergantungan dan banyak
digunakan dalam terapi
Contoh: kodein.

B. Psikotropika
Definisi : zat/bahan aktif yg bekerja pada sistem saraf pusat, dan menyebabkan
perubahan pd aktifitas mental dan perilaku dan dpt menyebabkan ketergantungan
Klasifikasi :
 Golongan I: berpotensi sangat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak
digunakan dalam terapi.
Contoh: ekstasi
 Golongan II: berpotensi kuat menyebabkan ketergantungan, digunakan
sangat terbatas pada terapi.
Contoh : amfertamin, metamfetamin (sabu), fensiklidin, dan ritalin.
 Golongan III: berpotensi sedangn menyebabkan ketergantungan, banyak
digunakan dalam terapi
Contoh : pentobarbital dan flunitrazepam.

You might also like