You are on page 1of 9

1.

Industri Pengganti Impor


Timbulnya Pengertian Pengganti Impor
Pemerintah di Negara berkembang telah bertekad untuk mendorong dan memajukan
industrialisasi di negaranya, karena industrialisasi diyakini dapat menaikkan taraf hidup
rakyatnya. Industrialisasi dilakukan melalui dua cara, yaitu substitusi impor dan
diversifikasi impor. Penyelenggaraan industrialisasi membutuhkan banyak perlengkapan
capital. Untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan kapital, negara akan mengekspor barang
primernya agar dapat mengimpor dengan barang kapital. Jadi perekonomian negara
berkembang dibangun atas dasar ekspor produksi barang impornya. Untuk mengatasi
kesulitan pendapatan devisa dan penggunaannya, substitusi impor dan diversifikasi ekspor
merupakan cara baik mengatasi masalah tersebut.
Masalah yang terjadi pada ekspor industri primer mengakibatkan kenaikan ekspor lebih
lambat daripada kenaikan impor. Ini disebabkan oleh elastisitas pendapatan lebih rendah
akan permintaan impor terhadap barang produksi primer. Rendahnya elastisitas pendapatan
terhadap impor produksi primer di negara maju disebabkan oleh : kenaikan produksi barang
primer di negara maju, perubahan pola konsumsi yang menurunkan hasrat mengkonsumsi,
kemajuan teknologi yang mengurangi kebutuhan bahan baku, perkembangan bahan sintetis
dan diberlakukan peraturan yang membatasi impor barang produksi impor.
Tingginya elastisitas pendapatan terhadap impor barang produksi di Negara
berkembang disebabkan oleh : semakin besarnya jumlah penduduk dan dan berlakunya
efek pamer di Negara-negara tersebut, kebutuhan akan barang industri untuk pelaksanaan
pembangunan ekonomi seamakin besar jumlahnya, usaha dalam meningkatkan hasil
produksi primer itu sendiri guna meningkatkan pendapatan devisa, maka Negara tersebut
juga memerlukan barang-barang industri yang lebih banyak serta adanya dorongan untuk
mendirikan industri subsitusi impor dan ekspor justru akan meningkatkan kebutuhan akan
barang-barang industri.
Motif – Motif Pengganti Impor
1) Bagi negara berkembang, substitusi impor dimaksudkan untuk mengurangi atau
menghemat penggunaan devisa.

1
2) Substitusi impor timbul bila pemerintah suatu negara berusaha memperbaiki neraca
pembayarannya, baik melalui kuota maupun tarif. Kebijakan macam ini akan
mengurangi jumlah barang impor namun permintaannya masih besar.
3) Beberapa negara mengadakan industrialisasi dengan tujuan memenuhi kebutuhan
dalam negeri dan adanya semangat kemerdekaan cinta produk dalam negeri.
Keadaaan ini mendorong timbulnya substitusi impor pada barang konsumsi pokok
maupun barang capital.
4) Anggapan bahwa industri subtitusi impor bukan untuk mengurangi atau mengganti
barang impor, namun karena pemerintah bertujuan untuk mengembangkan
perekonomian dalam negeri. Adanya substitusi impor akan diperoleh keuntungan,
berupa penghematan devisa atau pertumbuhan infrastruktur.
Masalah yang muncul dalam usaha pengganti impor antara lain:
1) Kualitas barang yang dihasilkan : kebanyakan kualitas barang yang dihasilkan
dalam negeri sering kali lebih rendah dibandingkan barang impor. Kualitas yang
rendah akan menurunkan kepercayaan konsumen di luar negeri.
2) Biaya produksi : pada tahap awal industrialisasi membutuhkan banyak modal dan
capital yang dibutuhkan juga banyak. Langkanya faktor capital pada Negara
berkembang memaksa untuk mendatangkan capital dan tenaga ahli dari luar negeri.
Sebagai hasil dari multplier effeck itu tidak dapat ditekan biaya produksinya,
sehingga mengakibatkan harga lebih mahal dibanding produk impor.
3) Efisiensi alokasi faktor produksi : dalam suatu perkembangan ekonomi diperlukan
berbagai macam faktor, antara lain: faktor kapital, faktor tenaga kerja, faktor
sumber daya alam, serta faktor wiraswasta dan teknologi.
a) Kapital : pada negara berkembang, factor capital merupakan factor langka.
Namun seringkali penggunaannya kurang efisien. Untuk mendorong mandirinya
industry substitusi impor dapat diterapkan proteksi.
b) Tenaga kerja : angkatan tenaga kerja negara berkembang pada umumnya kurang
terdidik. Untuk mengatasinya perlu mendidik tenaga kerja yang ada ataupun
dengan mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri. Namun mendatangkan tenaga
ahli dari luar seringkali mengkonsumsi kapital.

2
c) Sumber daya alam : negara berkembang mempunyai sumber daya alam yang
potensial. Namun baru sedikit yang diolah. Untuk mengolahnya membutuhkan
teknologi dan kemampuan wiraswasta yang memadai.
d) Wiraswasta dan teknologi : jumlah wiraswasta masih belum tercukupi, ini
karena mungkin terbentur oleh keadaan sosial-budaya, system politik, ataupun
adat-istiadat setempat.
Pengganti Impor Dalam Inflasi
Inflasi dapat menguntungkan dalam suatu perekonomian, namun tak jarang inflasi
banyak merugikan. Keuntungannya adalah inflasi dapat membawa perbaikan bidang
ekonomi maupun nonekonomi. Pada negara maju, inflasi lunak mendorong kegiatan
ekonomi dan pembangunan yang berdampak pada tingkat full employment. Hal ini tidak
dapat terjadi pada negara berkembang dikarenakan : kekurangan wiraswasta, sedikit sekali
mempunyai kapasitas lebih dan pabrik-pabriknya dan juga tidak tersediabahan baku serta
suku sadang, biasanya iflasi tidak dibarengi oleh investasi yang spekulatif dan komersial
dan pendapatan negara berkembang umumna rendah.
Dampak negatif inflasi:
a) Struktur harga, adanya inflasi membuat harga barang naik, tetapi naiknya harga
yang tidak seimbang membuat struktur harga keseluruhan rusak, hal inilah yang
menjadikan pertumbuhan ekonomi menjadi tersendat.
b) Investasi dan konsumsi, ketika inflasi simpanan berbentuk uang mengalami
kemerosotan nilai, berakibat pada turunnya tingkat daya beli masyarakat dan tingkat
nilai mata uang. Namun investasi nonproduktif akan meningkat disebabkan
tindakan spekulatif pada masa itu. Akibatnya semakin lebar tingkat konsumsi antara
masyarakat kaya dengan masyarakat miskin. Dalam jangka panjang akan terjadi
peralihan konsumsi terhadap barang impor dengan adanya demonstration effect.
c) Perniagaan internasional, inflasi menimbulkan disparitas harga yang akan
menghambat pelaksanaan induntrialisasi karena barang-barang hargnya selalu
menurun Sehingga volume ekspor mengalami penurunan, yang artinya turunnya
pendapatan devisa. Bila negara mengalami disparitas harga, harusnya kegiatan

3
ekspor terhenti. Namun sebagian negara tidak melakukannya, karena dengan
terhentinya ekspor pendapatan devisa akan berkurang.
d) Distribusi penghasilan dan kekayaan, ketika inflasi golongan orang berpendapatan
rendah akan mengalami kerugian, sedangkan golongan spekulatif mengalami
keuntungan.
Pengganti Impor Di Berbagai Sektor
Substitusi impor dianggap ada apabila pada suatu barang tingkat produksinya
meningkat lebih cepat daripada impornya. Namun ini mempunyai kelemahan bila ternyata
produksi dalam negeri tetap sedangkan impor menurun karena berbagai pembatasan.
1) Industry Barang Konsumsi Pokok
Sebagian besar Negara berkembang memulai dengan membangun industry yang
menghasilkan barang pokok, walaupun tak jarang membangun dengan basic capital.
Alasan suatu negara memulai industry yang menghasilkan barang pokok diantaranya
tingkat pendapatannya masih rendah, efek pamer pada Negara sedang berkembang,
pasar barang konsumsi lebih luas ketimbang pasar barang capital dan tingkat teknologi
yang lebih sederhana dan mudah.
2) Industry Pangan (Pertanian)
Pada Negara berkembang untuk memperoleh pendapatan devisa dilakukan dengan cara
menalukkan ekspor dan mengurangi impor serta dihubungkan dengan usaha mencapai
swasembada (self sufficiency) pangan bidang pertanian. Agar pembangunan pertanian
berhasil suatu negara perlu memperhatikan beberapa factor seperti pemasaran hasil
pertanian harus terjamin, harus ada perubahan teknologi terus menerus, tersedianya
alat-alat bagi petani di tempat bekerja, ada motivasi bagi petani untuk lebih produktif
dan adanya tranportasi murah dan efisien.
3) Industry Jasa
Pembangunan ekonomi membutuhkan banyak capital dan tenaga kerja. Apabila suatu
Negara tidak mencukupi skill tenaga kerjanya, maka akan mengimpor tenaga ahli dan
teknisi dari Negara maju. Selain mengusahakan substitusi ekspor di bidang industry
dan pertanian dapat mencoba bidang jasa. Pendorong negara berkembang untuk beralih
pada industri jasa adalah : negara berkembang banyak mengirimkan warga negaranya

4
ke negara maju untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan masih
bergantungnya jasa pengangkutan pada pihak luar yang berakibat mahalnya harga.
2. Industri Pendorong Ekspor
Industry pendorong ekspor yakni strategi yang memfokuskan pada pengembangan
industri nasional lebih berorientasi ke pasar internasional dalam usaha pengembangan
industri. Strategi pendorong ekspor dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi hanya bisa direalisasikan jika produk – produk yang dibuat didalam
negeri dijual dipasar internasional. Rekomendasi agar strategi ini dapat berhasil : nilai tukar
harus realistis, adanya insentif untuk peningkatkan ekspor, tingkat proteksi impornya harus
rendah
Kebijakan Promosi Ekspor
Promosi ekspor (PE) merupakan salah satu alternatif mengatasi cepat jenuhnya pasar
domestik, sebab pasar luar negeri relatif jauh lebih besar daripada pasar domestik. Tujuan
kegiatan promosi ekspor yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk mengenalkan
perusahaan dan produk yang diproduksi kepada calon pembeli di Luar Negeri. Wakil
presiden bank dunia, ada 4 faktor yang dapat menerangkan mengapa strategi industrialisasi
promosi ekspor dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat ketimbang
strategi substitusi impor, ke empat faktor tersebut adalah:
1) Kaitan sektor pertanian dengan sektor industry
Pertumbuhan sektor pertanian yang pesat memang penting sekali bagi pertumbuhan
ekonomi pada umumnya, namun pengalaman dari korea selatan (yang sejak tahun
1961 telah menempuh strategi promosi ekspor) telah menunjukkan bahwa dengan
strategi promosi ekspor, kaitan antara keberhasilan sektor pertanian dan keberhasilan
sektor industri tidak begitu erat seperti di bawah strategi substitusi impor.
2) Skala ekonomis
Bagi industri-industri dimana faktor skala ekonomi (economices of scale) adalah
penting, maka strategi promosi ekspor akan dapat memberikan dorongan yang kuat
kepada perusahaan-perusahaan baru dari pada dibawah substitusi impor.

5
3) Persaingan
Suatu segi positif yang penting dari strategi promosi ekspor adalah bahwa persaingan
dipasar ekspor mengaharuskan para industralis untuk menjajagi berbagai cara untuk
menekan biaya produksi mereka sampai ketingkat yang serendah-rendahnya sehingga
hasil-hasil produksinya mereka bisa bersaing.
4) Kekurangan Devisa
Pengalaman NSB, termasuk Indonesia, telah menunjukkan bahwa kekurangan devisa
telah menghambat pertumbuhan ekonomi yang pesat, pada tingkat makro ekonomi,
skala investasi nsioanal perlu dikurangi, jika diperkirakan bahwa ditahun-tahun
mandatang akan dihadapi masalah kekurangan devisa.
Meskipun kebijakan PE memberikan manfaat, namun juga ada beberapa masalah:
1) Cepat jenuhnya pasar internasional disebabkan oleh faktor permintaan dan
penawaran.
2) Makin kuatnya kebijakan proteksi oleh negara-negara maju, sekalipun negara-negara
maju memiliki keunggulan komparatif dalam produksi teknologi padatmodal dan ilmu
pengetahuan, mereka tetap melakukan proteksi terhadap industri-industri yang
berteknologi sederhana.
3. Teknologi Dan Pengangguran
Teknologi
Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda
yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu
nilai. Perubahan pada paradigma tekno ekonomi akan menimbulkan produk baru dan proses
teknologi baru pada sebuah bentuk industri baru. Perubahan demikian menyebabkan
perubahan pada struktur biaya input, produksi, serta distribusi pada perekonomian secara
keseluruhan. Sehingga dengan adanya teknologi akan menghemat biaya-biaya proses
produksi dalam industri :
1) Merubah keaadaan yang serba bergantung pada luar negeri, untuk menjadikan
ekonominya lebih mandiri.
2) Dengan industrialisasi diharapkan dapat meningkatkan produktifitas tenaga kerja,
dengan mempergunakan teknologi yang lebih modern.

6
3) Menambah lapangan-lapangan kerja baru untuk memperkecil jumlah pengangguran.
4) Dari segi neraca pembayaran, dimaksudkan agar secepatnya dapat memperbaiki neraca
pembayaran yang selalu defisit.
Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun)
yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Atau dengan kata lain
penganguran adalah kelompok angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan atau
tidak bekerja. Secara garis besar, pengangguran dapat dibedakan menjadi dua golongan,
menurut lama waktu kerja dan menurut penyebabnya.
1) Jenis pengangguran menurut waktu kerja, dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
a. Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah
menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama
seminggu.
c. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-
sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena
memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
2) Jenis Pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dapat dibedakan menjadi 6
macam, yaitu :
a. Pengangguran konjungtural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b. Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh ketidakcocokan
antara keterampilan (kualifikasi) tenaga kerja yang dibutuhkan dan keterampilan
tenaga kerja yang tersedia.
c. Pengangguran friksional adalah pengangguran yang muncul akibat adanya
ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja (pergantian pekerjaan atau
pergeseran tenaga kerja).

7
d. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim
misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
e. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau
penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
f. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya
kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh
kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).
Peran Teknologi dan Dampak Industri Terhadap Pengangguran
Pada dasarnya teknologi juga mempunyai dampak negatif bagi manusia karena makin
berkembangnya IPTEK menyebabkan manusia berfikir praktis. Hal itu menyebabkan
terjadinya pengangguran. Perkembangan IPTEK membuahkan revolusi industri yang
menindas kelas pekerja dan melahirkan komunisme, selain itu juga menyebabkan
kerusakan ekosistem alam akibat dari kemajuan IPTEK. Kemajuan teknologi akan
meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri
maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvastasi yang berlangsung secara besar
– besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekomoni, di masa depan
perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting.
Kecenderugan perkembangan teknologi dan ekonomi akan bedampak pada penyerapan
tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan
jumlah tenaga kerja yang di butuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya,
pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang
mampu mentrasformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga
kerja yang berubah. Pembanguanan dan perkembangan industri mengakibatkan terjadi
perubahan – perubahan di berbagai aspek sosial masyarakat, perubahan tersebut meliputi
perubahan mata pencarian, perubahan jumlah kesempatan, perubahan tingkat pendapatan
dan perubahan jumlah sasaran dan prasarana. Dampak dari pembangunan industri yang
memberikan keuntungan meningkat baik langsung maupun tidak langsung dari kondisi
sebelumnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nehen, I K.2012.Perekonomian Indonesia. Denpasar:Udayana University Press.


Hall Hill. 1996. Transformasi Ekonomi Indonesia Sejak 1966. Yogyakarta: PAU
Ekonomi UGM

You might also like