You are on page 1of 8

TEKNIK BUDIDAYA AIR PAYAU

UDANG VANNAMEI (Litopanaeus vannamei)

Oleh :

 Bernadete sina
 Katarina sisilia sina atarodang
 Maria bernadeta olivera owa
 Nurlaila wahyuningsi sinun dasi
 Niofandi anjaswara
 Siti jum’iah

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KUPANG
2018
TEKNIK BUDIDAYA AIR PAYAU

Udang Vannamei (Litopanaeus vannamei)

Udang vannamei (Litopanaeus vannamei) atau dikenal dengan nama udang


putih adalah salah satu komoditas budidaya yang menguntungkan di Indonesia
karena udang ini memiliki daya tahan tubuh yang tinggi dibandingkan dengan
udang windu yang sempat booming di Indonesia.

Vannamei banyak diminati, karena memiliki banyak keunggulan antara lain,


relatif tahan penyakit, pertumbuhan cepat (masa pemeliharaan 100 - 110 hari),
padat tebar tinggi, sintasan pemeliharaan tinggi dan Feed Convertion Ratio rendah
(Hendrajat et al. 2007). Berat udang ini dapat bertambah lebih dari 3 gram tiap
minggu dalam kultur dengan densitas tinggi (100 udang/m2). Ukuran tubuh
maksimum mencapai 23 cm. Berat udang dewasa dapat mencapai 20 gram dan
diatas berat tersebut, L.vannamei tumbuh dengan lambat yaitu 7 sekitar 1 gram/
minggu. Udang betina tumbuh lebih cepat daripada udang jantan (Wyban et
al. 1995).

1. Klasifikasi Udang Vannamei

Klasifikasi udang putih atau Udang Vaname menurut (Effendie, 1997) adalah
sebagai berikut :
Kingdom ` : Animalia
Sub Kingdom : Metazoa
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrobrachiata
Famili : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei

2. Desain Layout Tambak Udang Vannamei

Desain gambar tambak udang vannamei

Sebelum melakukan budidaya udang, penting bagi para pelaku budidaya


melakukan rancangan (gambaran/desain) tambak yang hendak digunakan.

Pada dasarnya ada 10 aspek penting yang harus ada pada tambak udang intensif,
yaitu sebagai berikut :

1. Tandon
Sebelum air dialirkan ke kolam-kolam pembesaran, air terlebih dahulu harus
ditreatment ditandon supaya air terbebas dari hama dan penyakit.
2. Kanal
Kanal ini berbentuk seperti selokan yang berfungsi sebagai tempat
pengaliran air.
3. Inlet
Inlet merupakan pintu air masuk. Dimana air dari tandon dialiri melalui pipa
dan dimasukan melalu pintu air masuk (inlet).
4. Outlet
Jika inlet adalah tempat air masuk, maka outlet adalag tempat air keluar. Air
dari kolam pemeliharaan akan dikeluarkan (dibuang) melalu pintu air keluar
(outlet) ke saluran Kanal.
5. Central Box
Fungsi dari central box ini adalah untuk membuang sisa-sisa endapan pakan
yang menumpuk didaerah tengah kolam.
6. Anco
Dengan adanya anco, teknisi tambak akan dapat mengetahui nafsu pakan
udang baik atau tidak. Anco juga dapat digunakan para teknisi untuk
melakukan monitoring terhadap perkembangan udang.
7. Kincir
Kincir ini berperan sebagai pembentuk gelembung, didalam gelembung
tersebut terdapat oksigen yang digunakan oleh udang. Kincir juga berfungsi
sebagai alat pengsirkulasi air.
8. Kolam tretment limbah
Sebelum air limbah dibuang ke alam, sebaiknya air-air sisa ini di treatment
atau diendapkan terlebih dahulu agar menurunkan risiko pencemaran alam.
9. Bio-security
Udang merupakan biota yang sangat rentan terkena penyakit, oleh karena itu
para teknisi membuat bio-security untuk mencegah terkenanya penyakit
pada udang.
10.Faktor-faktor penunjang lainnya seperti :
a. Genset
b. Gudang pakan
c. Tempat tinggal teknisi dan lain-lain.

3. Syarat Lokasi Budidaya Udag Vannamei Yang Baik :

Menurut Badrudin (2014) syarat pemilihan lokasi budidaya udang yang baik
adalah sbb:

1. Pemilihan Lokasi

 Dekat dengan sumber air,baik berasal dari sungai atau dari laut
dan terbebas dari banjir serta sumber air tidak tercemar dan
berkualitas bagus atau baik.
 Penanaman mangrove disaluran air untuk menetralisir
pencemaran dan juga akan memperkuat tekstur pematang
 Tektur tanah yang baik yaitu ,liat,berpasir,dengan fraksi liat
20% agar tanah tidak porous(dapat menahan air)
 Memastikan tanah tidak menganung zat besi yang ditandai
dengan munculnya warna kuning keemasan yang berlebihan
pada tanah
 Kemudahan akses transportasi

2. Desain, tata letak dan IPAL

 Ketingian pematang sebaiknya 2,5m dengan lebar 1,5 -2 m


 Ukuran luasan petak (muka air),tambak umumnya 0,3-0,5
ha,berbentuk segi panjang atau bujur sangkar.ukuran petakan
diupayakan tidak terlalu besar untuk memudahkan pengawasan
dan pemeliharaan .Terdapat system pemasukan air (inlet) dan
pengeluaran air (outlet) secara terpisah.
 Pemasukan dan pengeluaran air didukung dengan penggunaan
pipa dan bantuan pompa. Season tersebut adalah tendon inlet
dan tendon IPAL untuk monitoring kualitas air yang masuk dan
keluar.

4. Syarat –Syarat Budidaya Udang Vannamei yang Baik

Untuk meningkatkan produksi udang secara maksimal, usaha


budidaya udang memerlukan menejemen kualitas air yang baik,
yang mencakup pengondisian semua parameter kualitas air
tambak agar nilai optimum bagi pertumbuhan udang dapat
tercapai.

Di antara semua parameter kualitas air tambak udang,


oksigen terlarut (DO) dan derajat keasaman (pH)memegang
peranan yang paling penting. Cara untuk menjaga kadar DO
dalam air adalah dengan menyalakan kincir-kincir yang tersebar
di dalam tambak dan di jalankan secara terus-menerus, terutama
bila sudah mendekati masa-masa panen. Sementara itu,
penentuan nilai pH biasanya dilakukan dengan cara pengukuran
secara manual dan berkala oleh operator menggunakan pH
meter, yang tentunya sangat rawan terhadap terjadinya
misinformasi dengan pemilik tambak.

Disarankan air yang akan ditebari udang harus mempunyai kualitas sifat fisika
kimia dan biologi sbb:

A. Parameter Fisika
1. Suhu
Suhu air merupakan salah satu faktor dalam kehidupan udang di tambak. Suhu
air sangat berkaitan dengan konsentrasi oksigen di dalam air dan laju konsumsi oksigen
hewan air (Tarsim, 2000). Suhu air yang optimal dalam pembudidayaan udang adalah
28-30oC. Pada suhu rendah metabolisme udang menjadi rendah dan secara nyata
berpengaruh terhadap nafsu makan udang yang menurun (Boyd, 1989). Pada suhu di
bawah 230C atau lebih dari 300C akan mengalami penurunan pertumbuhan (Wyban et
al., 1995).
2 .Salinitas
Salinitas adalah total konsentrasi ion yang terlarut dalam air (Boyd, 1990). Kisaran
salinitas optimal untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup juvenile udang vanname
adalah 33-40 ppt dengan kisaran suhu 28-300C (Palafox et al.,1996)

3. pH

pH adalah logaritma negatif dari aktifitas ion hidrogen (Boyd, 1990). Perubahan kecil
nilai pH perairan memiliki pengaruh yang besar terhadap ekosistem perairan, karena nilai pH
perairan sangat berperan dalam mempengaruhi proses dan kecepatan reaksi kimia didalam air
maupun reaksi suatu biokimia di dalam air. Untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik
organisme air (ikan dan udang) memerlukan medium dengan kisaran pH antara 6.8-8.5
(Ahmad, 1991 dan Boyd, 1992). Pada pH dibawah 4,5 atau diatas 9,0 udang akan mudah
sakit dan lemah, dan nafsu makan menurun bahkan udang cenderung keropos dan
berlumut. Apabila nilai pH yang lebih besar dari 10 akan bersifat lethal bagi ikan maupun
udang (Ahmad, 1991). Perbaikan nilai pH yang optimal perlu dilakukan aplikasi
pengapuran pada saat masa pemeliharaan udang di tambak (Boyd, 1982 dan Adiwidjaya
dkk, 2001) yaitu menggunakan beberapa jenis kapur yang dianjurkan dengan dosis
antara 5-20 ppm (sesuaikan dengan jenis kapur yang diaplikasikan).
B. Parameter Kimia
1. Total Amonia Nitrogen (TAN)
Kandungan ammonia dalam tambak berasal dari sisa metabolisme hewan air dan
dari dekomposisi bahan organik dari bakteri (Boyd, 1991). Amonia merupakan senyawa
nitrogen yang bersifat toksik bagi udang (Handojo, 1994). Konsentrasi amonia yang
mampu ditolerir untuk kehidupan udang dewasa < 0,3 ppm (Ahmad, 1991 dan Boyd,
1989), dan ukuran benih < 0,1 ppm.
2. Alkalinitas
Alkalinitas adalah kapasitas buffer air yang dinyatakan dalam mg/l dari CaCO 3.
Semakin sadah air, semakin baik bagi usaha budidaya ikan maupun udang dengan nilai
optimalnya 120 mg/l dan nilai maksimumnya 200 mg/l. Alkalinitas air sangat erat
kaitannya dengan tersedianya karbondioksida (CO2) untuk proses fotosintesis tumbuhan
air terutama fitoplankton. Kondisi alkalinitas yang stabil dan optimal sebagai buffer pH
diperlukan pengeceran salinitas dan penumbuhan plankton serta oksigenasi yang cukup
(Adiwidjaya dkk, 2003).

C. Paramater Biologi
1 Plankton
Plankton mempunyai banyak fungsi, antara lain sebagai pakan alami, penyangga
(buffer) terhadap intensitas cahaya matahari dan bioindikator kestabilan lingkungan air
media pemeliharaan, bahan organik yang menumpuk dalam jumlah banyak juga
merupakan sarang bakteri dan vibrio yang merugikan budidaya udang vannamei (Solis
dan Ibarra, 1994 dalamZakaria, 2010). Jenis fitoplankton yang diharapkan adalah selain
jenis dari kelompok alga hijau biru (Cyanophyceae) dan selain dari
kelompok Dinoflagellata. Kepadatan plankton yang baik untuk budidaya udang adalah
sekitar 80 – 120.000 sel.

You might also like