Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayahNya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun
Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi para penyuluh dan pelaku utama
maupun pelaku usaha. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada para
penyusun yang telah mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya, sehingga materi ini
siap untuk digunakan.
i
KATA PENGANTAR
Rumpon merupakan salah perlengkapan penangkapan ikan yang dalam
kurun waktu yang belum lama dan banyak digunakan oleh para nelayan baik
skala kecil maupun besar. Pancing tegak dapat ditemui di wilayah perairan
dalam. Terutama di sekita rumpon laut dalam. Daerah penangkapannya
terletak pada alur ruaya ikan-ikan pelagis besar.
Pada akhir dari setiap bab, disusun rangkuman materi dari bab yang
bersangkutan dan juga tersedia contoh soal-soal untuk mengukur sejauh mana
pemahaman peserta didik menguasai materi yang sudah dipelajari. Sebagai
acuan, jika minimal 80% pertanyaan dapat dijawab dengan benar diasumsikan
peserta didik sudah menguasai materi dan dapat melanjutkan pelajaran pada
bab berikutnya. Jika jawaban yang benar masih kurang dari 80%, peserta didik
disarankan untuk mempelajari kembali bab yang bersangkutan sebelum
mempalajari bab berikutnya.
Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan dan
meningkatkan mutu buku ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
3.11. Test Formatif ........................................................................................................... 43
3.12. Tugas ....................................................................................................................... 43
iv
DAFTAR GAMBAR
v
3. 11 Cara membuka gulungan tali rumpon dari coil ............................................................. 33
3. 12 Menggulung tali rumpon atau wire di dek .................................................................... 33
3. 13 Cara menata jangkar sebelum diturunkan ke air .......................................................... 34
3. 14 Haluan kapal saat memasang rumpon ......................................................................... 35
3. 15 Jadwal pemeliharaan rumpon ....................................................................................... 36
3. 17 Pergeseran posisi rumpon akibat cuaca buruk. ........................................................... 38
3. 16 Lingkaran putar rumpon ................................................................................................. 38
3. 18 Berbagai kerusakan yang terjadi pada komponen rumpon ......................................... 40
3. 19 Mengangkat tali rumpon ke kapal selama perbaikan di laut ........................................ 41
3. 20 Penyelam sedang melepaskan pelampung rumpon .................................................... 42
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. RUMPON
1
sudah lama kita kenal adalah dengan menggunakan rumpon (fish agregate
device) dan menggunakan atraksi cahaya.
Mencari fish ground alam bukan pekerjaan mudah. Contoh yang paling
sederhana adalah pada penangkapan ikan kembung dengan menggunakan
payang tradisional, kumpulan ikan hanya dapat diketahui oleh para nelayan
yang sudah berpengalaman, atau berdasarkan pengetahuan yang diturunkan
dari orang-orang tua mereka, bahkan tidak jarang dibarengi dengan mistis.
Contoh pada perikanan modern, bagaimana hunting purse seiner “around the
ocean, by day, by weeks, even by month” hanya untuk mencari dan mengejar
kumpulan-kumpulan ikan tuna yang sedang bermigrasi.
2
hasil tangkapan kontinu dari waktu ke waktu pada fishing ground yang sama
masih menjadi pertanyaan besar. Secara nasional Indonesia (dalam hal ini
Departemen Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perikanan telah menerapkan
Proyek Fishing Log Book) dimana data hasil tangkapan di berbagai tempat
pendaratan ikan dan kapal-kapal penangkap “diharapkan” dapat dicatat. Selain
itu Indonesia telah lama mengenal teknologi pendeteksian bawah air
(Underwater fish detection devices). Dari hanya untuk memperkirakan
kedalaman perairan hingga sekarang dapat digunakan untuk memprediksi baik
karakteristik perairan maupun biotanya. Data hasil pendeteksian fish finder
diproses dengan menggunakan program analisis seperti EP 500 pada komputer
PC sederhana, atau secara life video sehingga dapat diprediksi jumlah densitas
per spesies dan ukuran per ekor, berdasarkan layer tertentu dari dasar laut
hingga ke permukaan dan kawasan, bahkan kecepatan dan arah pergerakan
(schooling maupun individu), berdasarkan ukuran layer. Mungkin suatu saat
berbagai upaya di atas akan dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan
suatu daerah penangkapan ikan tertentu pada waktu tertentu dan tersedia
secara kontinu sekaligus “dapat dipahami dan mudah serta disukai” oleh para
nelayan.
3
technique), Kapal Penangkap (fishing vessel), Disain Alat Penangkap Ikan
(fishing gear design), Perlengkapan Kapal Penangkap Ikan (fishing equipment),
Perlengkapan Komunikasi (communication equipment), Perlengkapan Navigasi
(navigational equipment), Kualifikasi dan kualitas SDM (fishing master,
nakhoda, dan anak kapalnya), Biaya Operasional (bahan bakar, pelumas,
bahan makanan, hak dan jaminan sosial bagi awak kapal seperti: gaji, premi,
asuransi, sakit, bahkan keluarga yang ditinggalkannya), hingga manajemen.
Ikan pada umumnya adalah predator, yang besar memakan yang lebih
kecil, yang paling kecil memakan crustacea, crustacea memakan plankton.
Sehingga pada salah satu mata rantai makannya adalah sangat tergantung
dengan adanya unsur hara, chlorophyl dan sinar matahari menciptakan proses
photosintesanya.
4
laut tingkat tinggi yang berukuran makin besar dan makin besar akibat adanya
sifat predator.
Kita mengenal dua jenis fish ground, pertama adalah fish ground alami,
dan kedua adalah fisih ground buatan. Fish ground alami adalah fish ground
yang sudah ada di laut. Sedangkan fish ground buatan adalah fish ground
yang diciptakan oleh manusia yang dibuat semirip mungkin dengan fish ground
alami, yang dikenal dengan rumpon (Fish Aggregate Devices; FAD).
5
Fishing ground buatan adalah suatu metoda bagaimana mengumpulkan
ikan dengan menciptakan suasana atau lingkungan yang mirip dengan habitat
asli dari jenis ikan yang hendak dikumpulkan. Pemilihan bahan untuk rumpon
didasarkan pada penciptaan kondisi lingkungan tersebut. Salah satunya untuk
menciptakan rantai makanan. Rantai makanan dibagi dalam dua proses.
Proses pertama menciptakan rantai makanan (food chain) yang akan
menghasilkan kelimpahan zooplankton dan macronekton. Proses kedua
adalah menciptakan berlangsungnya hukum alam pada kehidupan ikan yaitu
sifat predator (ikan besar memakan ikan yang kecil). Pada proses yang kedua
inilah yang diharapkan terjadi pengumpulan berbagai jenis dan ukuran ikan,
dimulai dari ikan-ikan kecil hingga yang lebih besar secara bertahap. Bila
diperkirakan telah berkumpul ikan-ikan dalam jumlah yang banyak maka fungsi
rumpon telah tercipta dengan baik.
6
Tahap ketiga: Terkonsentrasinya phytoplankton yang merupakan
makanan utama bagi zooplankton. (Phytoplankton dan
zooplankton telah ada melimpah di seluruh lapisan perairan
laut yang dapat cepat berkembang biak).
7
Pelampung (antang) Jangkar Tanda (umbul)
PERSYARATAN:
2. Harus dapat cepat membusuk dan tahan lama (sekitar 15 hari) atau lebih
(beserat memanjang dan liat).
8
bersumber dari food chain dan coral life cycle, yaitu memberikan tempat
tumbuh atau menempel biota karang sesuai dengan tingkat yang paling rendah
hingga tingkat tertinggi dalam proses pembentukan lingkungan karang yang
diupayakan untuk menciptakan habitat dari jenis ikan tertentu.
Rumpon laut dalam dapat dipasang pada kedalaman antara 270 – 3.700
m, dengan berbagai disain mulai dari pelampung bambu, drum, pontoon besi,
pontoon alumunium, dan fiber glass.
9
PERSYARATAN:
10
Gambar 1. 4 Rumpon Buatan dari Bahan Tumbuhan dan Bukan Tumbuhan
Ikan bandeng adalah jenis ikan yang dapat hidup di dua perairan yang
berbeda kadar garamnya, yaitu perairan laut dan perairan payau. Saat akan
memijah bandeng pergi ke perairan laut yang memiliki kadar garam tinggi, dan
11
saat ikan akan beranjak dewasa bandeng akan berpindah ke air payau, diawali
dari bandeng masih berbentuk burayak (nener). Burayak akan beruaya
mencari air yang berkadar rendah dengan menelusuri tempat-tempat terlindung
pada tepian pantai, atau sungai.
12
Gambar 1. 5 Ikan pelagis yang tertarik pada rumpon
Situs FAD terbaik tambat adalah daerah datar yang luas dengan
kemiringan sedikit atau tidak ada. Daerah yang luas adalah penting karena,
forreasons dijelaskan dalam bagian 2C, path sebenarnya jangkar dari
keturunan selama penyebaran agak unpredict-mampu. Akibatnya jangkar
mungkin berakhir beberapa ratus meter dari tempat pendaratan dimaksudkan.
Flatareas sempit, lereng tajam, dan drop-off curam, semua meningkatkan
potensi jangkar berakhir di kedalaman yang salah. Thiscould menyebabkan
kerusakan tambat atau stres dan kegagalan premature
13
1.6. Penempatan Rumpon
Dasar Perairan:
Kedalaman:
15
Kondisi Laut dan Cuca:
Perairan yang berarus kuat harus dihindari. Seperti juga cuaca buruk
dan laut kasar, arus kuat akan meningkatkan ketegangan pada tali rumpon,
menyebabkan komponen tali cepat rusak. Ilayah berarus deras sering terjadi di
ujung pulau (tanjung), dan selat sempit di antara pulau-pulau yang berdekatan.
16
Tentu saja selalu ada pengecualian. Beberapa rumpon yang ditanam
lebih dekat ke pantai telah berhasil mengagregasi ikan secara efektif. Wilayah
yang memiliki dasar curam (slope) tidak mungkin untuk menanam rumpon pada
jarak 4 atau 5 mil laut dari pantai karena terlalu dalam. Namun demikian, ketika
memilih sebuah situs baru yang belum pernah diuji sebelumnya, bila
memungkinkan gunakan jarak tersebut di atas.
17
Umumnya untuk meningkatkan
keselamatan dengan mengonsentrasikan
rumpon pada suatau wilayah yang dikenal.
Gambar 1. 11
Aksessibilitas rumpon
RINGKASAN
1. Fish ground merupakan faktor penentu dalam menentukan keberhasilan
penangkapan ikan, tanpa mengetahui fish ground ikan yang menjadi tujuan
penangkapan adalah pekerjaan menangkap ikan yang sia-sia.
2. Fish ground terbagi menjadi dua jenis, pertama adalah fish ground alami,
dan kedua adalah fish ground buatan
3. Ditinjau dari segi bahan, bahan rumpon dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
18
4. Pemilihan bahan untuk rumpon konvensional adalah didasarkan pada
penciptaan kondisi lingkungan yang mirip dengan kondisi lingkungan yang
disukai oleh ikan. Salah satunya untuk menciptakan rantai pertama
makanan. Rantai makanan dibagi dalam dua proses. Proses pertama
menciptakan rantai makanan yang akan menghasilkan kelimpahan
zooplankton. Proses kedua adalah menciptakan berlangsungnya hukum
alam pada kehidupan ikan yaitu sifat predator.
5. Proses siklus rantai makanan dan siklus kehidupan biota laut dari rumpon
non tumbuhan adalah bersumber dari coral life cycle, yaitu memberikan
tempat tumbuh atau menempel biota karang sesuai dengan tingkat yang
paling rendah hingga tingkat tertinggi dalam proses pembentukan
lingkungan karang yang diupayakan menciptakan habitat dari jenis ikan
tertentu.
PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan fish ground buatan ?
19
4. Tumbuhan umumnya dapat digunakan sebagai bahan fishing ground buatan
terutama dari famili palm, jelaskan mengapa tumbuhan dari famili ini baik
untuk bahan fishing ground buatan ?
5. Salah satu fungsi bahan fish ground buatan adalah menciptakan rantai
makanan ikan (food chain), jelaskan bagaimana proses yang terjadi dari
bahan tumbuhan hingga berkumpulnya ikan-ikan yang menjadi tujuan
penangkapan?
TUGAS
Kunjungilah tempat perakitan rumpon baik rumpon konvensioanl maupun
rumpon laut dalam, Gambarkan disainnya kemudian pelajarilah spesifikasi
bahan yang digunakan serta dimana dan bagaimana memasangnya di tengah
laut.
20
Bab 2 Konstruksi Rumpon
Jangkar
21
Rantai Bawah
Tali Rumpon
Tali rumpon terdiri dari dua bagian. Bagian atas dan bagian bawah.
Bagian atas diameter 19 mm 8 – 12 strand bahan Nylon. Bagian bawah tali PE
diameter 22 milimeter 8 atau 12 strand. Bagian bawah yang mengapung
(gambar 2.1 komponen lengkung) harus mempu mengapungkan tali bagian
bawah dari dasar laut. Tujuannya adalah untuk mengurangi gesekan dasar laut
terhadap tali. Sementara bagian bawah komponen atas terbuat dari wire
22
sehinggga akan membentuk lengung katenari (komponen lengkung).
Tujuannya agar tali pelampung tidak mengambang dan untuk memperpendek
atau memperpanjang. Panjang tali rumpon 25% dari kedalaman air. Panjjang
ini cukup aman jika kedalaman laut lebih besar dari yang diperkirakan. Ponton
tidak tertarik secara vertikal dan jangkar tidak terangkat ika terjadi cuaca buruk.
Ponton
Ponton (lihat gambar 2.3)
dapat berbentuk kotak atai
selinder, terbuat dari pelat besi
dengan ketebalan 5 mm. Keliling
150 cm dan diameter 60 cm untuk
memasang bendera tanda. Jika
memungkinkan dipasangi lampu
yang dapat menyala sendiri jika
hari gelap dan radar reflector..
Ditengahnya dipasakkan pipa
bulat. Bagian pipa atas sepanjang 80
Gambar 2. 4
cm dan bagian 105 cm berfungsi untuk mengikatkan rantai
atas komponen atas tali rumpon.
23
RANGKUMAN
1. Komponen rumpon secara umum terdiri dari, ponton dan komponen bagian atas,
tali rumpon, rantai bawah dan jangkar.
3. Bagian bawah tali atas berfungsi menenggelamkan tali atas, dan bagian atas tali
bawah untuk mengapungkan komponen bawah tali rumpon.
TEST FORMATIF
1. Apakah yang membedakan antara rumpon konvensional dan rumpon laut dalam
2. Mengapa rumpon laut dalam untuk mengagregasi ikan tuna kurang efektif jika di
pasang pada kedalaman kurang dari 500 meter.
3. Jelaskan fungsi komponen pengapung pada tali rumpon
4. Jelaskan apa fungsi rantai atas
5. Jelaskan apa fungsi rantai bawah.
TUGAS
24
BAB 3 PEMASANGAN RUMPON
Prinsip pemasangan rumpon ada dua yaitu “jangkar dulu” atau “jangkar
belakangan”.
25
rumpon yang kana digunakan. Kemudian ujung atas tali rumpon dipasangkan
ke ponton. Selanjutnya ponton di lego.
26
Faktor yang mempengaruhi Pemasangan Rumpon
Gambar 3. 3 Efelk
tekanan tali rumpon
27
Gerakan Jangkar
Jika jangkar saat diturunkan ke air,
tidak langsung tenggelam secara vertikal,
tapi melayang dan memutar seperti
pendulum. Hal ini diakibatkan oleh prinsip
hidrodinamika, bentuk jangkar, luas
permukaan bagian dasar jangkar, dan
gerakan air dibawahnya. Gerakan
memutar dan melayang seperti pendulum
ini terjadi hampir selama 15 menit (lihat
gambar sebelah).
28
memasang rumpon pada saat kekuatan angin besar (lihat gamabr 3.4).
29
juga menyulitka dalam proses penurunan. Gambar 3.7 adalah contoh kapal
yang sesuai untuk pemasangan rumpon.
30
Gambar 3. 8 Penataan komponen rumpon sebelum di pasang
Komponen rumpon harus ditata dan disusun sesuai urutan logis mulai
dari ponton hingga jangkar. Penataan harus menghindarkan sekecil apapun
dari resiko kegagalan atau kecelakaan awak kapal atau awaknya.
31
Gambar 3. 9 Penempatan
pelampung di sisi luar buritan
kiri sebelum diturunkan
kuat tapi mudah dilepas. Landasi bawahnya dengan terpal atau karung
untuk menghindari kerusakan pada badan kapal. Termasuk juga tempat
meluncurkan rantai jangkar, perhatikan gambar 3.9.
32
Rantai dan tali rumpon
Cara yang paling biasa dilakukan untuk menyimpan rantai dan tali
rumpon adalah langsung ditata di dek kapal di lokasi penurunannya. Keduanya
harus terikat erat selama dalam pelayaran menuju lokasi penanaman rumpon.
Saat tiba di lokasi pengikatnya dilepas dan langsung diturunkan dari atas dek.
Alternatif lain, jika ruang
kerja sempit dan
berbahaya menurunkan
dari sisi lambung kapal,
rantai dan tali disimpan
dalam kotak kayu
kokoh. Kotak dapat
Gambar 3. 11 Cara membuka gulungan tali rumpon
ditempakan di palkah dari coil
ikan. Membuka gulungan tali dari coilnya harus benar, jika tidak akan terjadi
tekukan pada tali. Cara termudah adalah dengan menggunakan alat pembuka
atau penggulung tali. Lihat gambar 3.11.
Tali rumpon yang telah dibuka sebaiknya digulung kembali di atas dek
dengan
Jangkar Rumpon
34
pula dibandingkan dengan posisi yang diperoleh dengan membaring dua buah
benda darat di kenal. .
35
Setelah jangkar diturunkan, dan ditunggu beberapa waktu sampai
rumpon tampak stabil. Tentukanlah posisi sebenarnya penanaman rumpon
setelah dipasang. Sebaiknya posisi penanaman rumpo dilaporkan ke pihak
yang berwenang yang mengatur wilayah penangkapan.
Pemeriksaan Rumpon
36
hendak dilakukan perbaikan komponen rumpon, gunakanlah kapal berukuran
besar yang dilengkapi dengan peralatan bongkar muat yang memadai.
Interval Pemeliharan
Selang waktu antar pemeriksaan tergantung oleh kondisi existing
berjauhannya antar satu rumpon dengan rumpon lainnya yang dapat
dikunjungi. Jika usia pakai rumpan lama maka selang waktu antar
pemeliharaan dapat tidak terlalu dekat, tapi jika usia pakai rumpon rendah
maka selang waktu pemeriksaan harus lebih dekat. Terutama jika telah terjadi
badai. Idealnya rumpon harus diperiksa paling lambat setiap dua minggu sekali
(Lihat gambar 3.15).
37
kemungkinan untuk mengurangi atau menambah berat jangkar, atau
menambah atau mengurangi daya apung pelampung. Posisi rumpon harus
selalu dikonfirmasikan dengan posisi rumpon hasil pemeriksaan sebelumnya
(Perhatikan gambar 3.17)
38
Pemeliharaan dan Perawatan Rumpon
Situasi Perawatan
Hasil pengamatan visual, akan menghasilkan sejumlah situasi yang
membutuhkan perawatan dan perbaikan. Kerusakan yang umum terjadi adalah
kebocoran pelampung yang menyebabkan pelampung terisi air, pelampung
terlepas, peralatan penyambung yang terpisah dari pelampung, sangat
berkarat dan rusak, tali yang terkelupas atau sebagian seratnya terabrasi.
Perhatikan gambar 3.18.
Prosedur Perawatan
Jika kerusakan terjadi pada tali rumpon, maka perlu untuk mengangkat
tali dan memperbaikinya langsung dilaut. Perbaikan dilakukan dengan
memotong yang rusak dan menggantinya dengan yang baru dengan cara
splicing. Jika kerusakan terjadi pada ponton atau komponen atas rumpon,
pendekatan perbaikan terbaik adalah dengan mengganti komponen tersebut,
39
dan membawa yang rusakke darat untuk pemeriksaan dan perbaikan lebih
lanjut. Pada pelaksanaannya pelampung harus diganti setiap enam bulan
sekali untuk meminimalkan resiko kehilangan rumpon.
40
Gambar 3. 19 Mengangkat tali rumpon ke kapal selama perbaikan di laut
Perbaikan seperti pada gambar 3.19 hanya boleh dilakukan pada saat
cuaca tenang.
41
Gambar 3. 20 Penyelam sedang melepaskan pelampung rumpon
RANGKUMAN
1. Prinsip pemasangan rumpon ada dua yaitu “jangkar dulu” atau “jangkar
belakangan”.
2. Faktor yang mempengaruhi saat pemasangan rumpon adalah tegangan tali
dan gerakan jangkar..
3. Haluan pemasang adalah kebalikan dari arah arus.
4. Posisi awal penurunan pelampung pada metode “angkar Belakangan”
adalah berjarak 2/3 dari panjang total tali rumpon dari posisi rumpon yag
direncanakan.
42
5. Haluan pemasangan rumpon berlawanan arah dengan arah arus.
6. Gelombang besar dan arus kuat dapat menyebabkan posisi rumpon
berpindah.
7. Pemeriksaan rumpon harus dilakukan secara konsisten dan berkala.
8. Sebagian besar kerusakan yang terjadi pada rumpon adalah pada
pelampung rumpon, atau kerusakan dibagian atas sekitar 30 meter dari
permukaan
9. Perawatan rumpon di tengah laut memerlukan tenaga trampil, dengan
menggunakan peralatan yang sesuai.
TEST FORMATIF
TUGAS
43