You are on page 1of 4

STERILISASI PERALATAN YANG

PERLU DISTERILISASI
No.Dokumen : C/7.3.2.2B/090/SOP/II/2017

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 04 Februari 2017

Halaman : 1/4

UPT PUSKESMAS dr. TIMOTHY VON SIMON


PALINGKAU NIP. 19790612 200802 1 001

1. Pengertian Sterilisasi peralatan yang perlu disterilisasi adalah suatu tindakan


untuk membunuh kuman pathogen dan apathogen beserta sporanya
pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus
stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia.
1 2. Tujuan Untuk menjamin kualitas alat kesehatan, laboratorium dan linen
dalam keadaan steril.
2 3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Palingkau Nomor :
C/7.3.2.2B/090/SOP/II/2017 tentang sterilisasi peralatan yang perlu
disterilisasi.
3 4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Bidang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional
Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2015 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
4 5. Prosedur 1. Dekontaminasi
a. Memakai sarung tangan.
b. Menyiapkan bak perendaman yang telah diisi dengan
larutanclorin 0.5 %.
c. Memasukkan alat-alat kesehatan atau alat laboratorium yang
sudah terpakai dan bias digunakan lagi kedalam bak perendaman.
d. Biarkan kurang lebih 10 menit.

2. Pencucian dan Pembilasan


a. Membuka kran air dengan cara memutar searah jarum jam (model
kran bukan putaran) dengan tangan kanan;
b. Mengambil peralatan bekas pakai yang sudah di dekontaminasi
(hati-hati bila memegang peralatan yang tajam, seperti gunting
dan jarum jahit). Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat
dari karet, jangan dicuci secara bersamaan dengan peralatan dari
logam atau kaca;
c. Mencuci dengan hati-hati semua benda tajam atau yang terbuat
dari kaca dengan cara:
- Menggunakan sikat dengan air dan sabun untuk
menghilangkan sisa darah dan kotoran dengan cara menyikat
dengan perlahan, searah dan berulang-ulang di bawah air
mengalir sampai sisa darah dan kotoran bersih di semua
permukaan.
- Membuka engsel, gunting dan klem dengan cara memutar
skrup secara perlahan kekiri sampai terlepas. Menyikat
dengan seksama terutama pada bagian sambungan dan sudut
peralatan dengan cara menyikat dengan pelahan , searah dan
berulang-ulang di bawah air mengalir sampai tidak tampak
noda darah atau kotoran.
- Memastikan sudah tidak ada sisa darah dan kotoran yang
tertinggal pada peralatan dengan melihat dengan membolak
balik dibawah penerangan yang cukup terang.
- Megurangi prosedur diatas setiap benda sedikitnya tiga kali
(atau lebih bila perlu) dengan air dan sabun atau detergen.
- Membilas benda-benda tersebut dengan air bersih dengan
cara mengambil satu persatu alkes dan peralatan
laboratorium dan membilas satu persatu dibawah air
mengalir.
d. Mengulangi prosedur tersebut untuk benda-benda lain. Jika
peralatan akan di desinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi
(misalkan dalam larutan klorin 0.5 %), tempatkan peralatan dalam
wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum memulai proses
(DTT);
e. Peralatan yang akan di desinfeksi tingkat tinggi dengan cara di
kukus atau di rebus, atau disterilisasi di dalam autoclave/ oven
panas kering, tidak perlu dikeringkan dulu sebelum proses
sterilisasi dimulai.
f. Selagi masih menggunakan sarung tangan, cuci sarung tangan
dengan air dans abun, kemudian bilas dengan seksama
menggunakan air bersih.
g. Melepas sarung tangan
h. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

3. Desinfeksi Tingkat tinggi / Sterilisasi


Metodes terilisasi yang dapat dipilih antara lain:
a. Autoclave
- Menuangkan air suling secukupnya kedalam autoclave;
- Menuang air suling sampai batas tertentu kedalam autoclave;
- Menata tabung reaksi atau peralatan gelas lain di dalam
sedemikian rupa hinggan tersedia ruangan untuk bergeraknya
uap air secara bebas diantara alat-alat selama sterilisasi,
letakkan wadah kedalam autoclave dengan cara tabung reaksi
satu perstu dengan korentang, kemudian disusun didalam
wadah aluminium yang sudah terdapat didalam autoclave
dengan jarak minimal 0.5 cm dengan alat yang lain;
- Meletakkan tutup sterilisator pada tubuh sterilisator dan
meletakkan baut-baut penahan keatas tempat yang sesuai
dengan tutup sterilisator, kemudian kencangkan masing-
masing murnya secara bersama dalam tempat yang
berlawanan;
- Membuka pengatur klep pengaman, dalam keadaan terbuka
penahan tersebut letaknya lurus. Pasang pemanasnya. Uap
yang terbentuk pada dasar sterilisator akan mengalir keatas di
seputar wadah bagian dalam dan kemudian kebawah diantara
labu-labu dan tabung-tabung kedasar wadah, memaksa
keluarnya udara dari dasar keatas melalui tabung pengeluaran
fleksibel dan klep pengaman.
- Bila uap air mulai keluar dengan deras (menimbulkan bunyi
mendesis) tutplah klep pengaman dengan cara mendorong
pengaturnya kebawah sehingga posisinya mendatar. Tekanan
dalam sterilisator akan naik dan dapat dibaca pada alat
pengukur tekanan;
- Mempertahankan tekanan padas uhu 121°, dengan cara
mengurangi pemanasan seperlunya untuk mempertahankan
tekanan tersebut dengan cara mengecek tekanan dan suhu pada
alat penunjuk suhu dan tekanan;
- Menyeterilkan media dan peralatan dengan cara
mempertahankan tekanan 1 atm selama 15-20 menitya itu
membiarkan alat bekerja selama 15-20 menit sambil terus
diawasipada tekanan 1 atm;
- Mengawasi tekanan selama proses strerilisasi dengan cara
mengawasi angka yang tertera pada penunjuk tekanan;
- Mematikan pemanasan dan tunggulan sampai tekanan kembali
nol dan suhu telah turuns ampai jauh di bawah 100°C, bukalah
pengatur klep pengaman dengan cara meluruskannya untuk
mengeluarkan sisa uap yang tertinggal di dalam. Kendurkan
mur, lepaskan baut-bautnya dan angkat tutupnya;
- Membuang air yang tersisa di dalam sterilisator dan keringkan
baik-baik semua bagiannya dengan cara menunggu alatnya
dingin;
- kemudian membersihkan air yang tersisa sebanyak kuang lebih
1 cm dengan lap yang bersih sampai kering;
b. Sterilisasi panas kering (oven)
- Membuka pintu oven dan meletakkan alat-alat yang akan
disterilisasi dengan rapi. Bila memungkinkan letakkan dalam
nampan sesuai dengan klasifikasi penggunaannya (missal:
heacting set, partus set, THT set, dll);
- Menutuppintu oven dengan cara memastikan semua peralatan
sudah masuk dengan benar, menutup pintu oven dengan
rapat.
- Tunggu sampai suhu mencapai 170°C dan biarkan selama 60
menit.
- Setelah selesai, tunggu sampai suhu turun, buka pintu oven,
keluarkan alat-alat yang sudah steril dengan menggunakan
korentang steril.
c. Metode alternatif rebus atau kukus
- Mengambil panic dengan penutup yang rapat;
- Merendam peralatan didalam air dengan cara mengisi panic
dengan alat yang akan disteril, menambahkan air setinggi
kurang lebih 2.5 cm diatas alat yang akan direbus,
pastikansemuaalat yang akan direbus telah dipenuhi air dan
menutup rapat panic;
- Memulai memanaskan air
- Menghitung waktu saat air mulai mendidih dengan timer
selama 20 menit;
- Jangan tambahkan bendaa papun kedalam air mendidih
setelah perhitungan waktu mulai, rebus selama 20 menitcatat
lama waktu perebusan didalam buku khusus, biarkan
peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum
digunakan atau disimpan, pada saat peralatan kering gunakan
segera atau simpan didalam wadah diinfeksi tingkat tinggi
bertutup;
- Perlatan bisa disimpan sampai satu minggu asalkan penutup
tidak dibuka;
- Mengganti air setiap kali disinfeksi peralatan;
Catatan:
Memberi label pada peralatan yang sudah steril dengan
mencantumkan nama, jenis peralatan, tanggal dan jam disterilkan.
5 8. Unit Terkait IGD, KIA, Poli Gigi, Laboraturium, Poli Umum.

9. Rekaman historis Tgl.


No Yang dirubah Isi Perubahan
Mulai diberlakukan.
perubahan.

You might also like