You are on page 1of 7

PERANCANGAN SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI DENGAN

TEKNOLOGI MODULASI FM DAN DTMF

Dr. Andi Adriansyah, M.Eng, Galang Persada Nurani Hakim


Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Mercubuana
Jl.Meruya Selatan Kembangan, Jakarta 11650, Indonesia
Email : andi@mercubuana.ac.id, macross.galang.pes@gmail.com

Abstract

Riset dan inovasi dalam Teknologi Komunikasi dikembangkan atas dorongan akan kebutuhan untuk
mewujudkan akan adanya pertukaran informasi yang dibutuhkan. Terkadang informasi yang dibutuhkan oleh
penerima sangatlah penting, bisa jadi informasi yang akan disampaikan tersebut bertujuan untuk menyelamatkan
banyak nyawa manusia. Tsunami atau air pasang laut yang secara tiba-tiba naik ke daratan dengan cepat, adalah
salah satu bencana alam yang kerap mampir dan terjadi di indonesia. Bencana alam ini sifatnya adalah tidak dapat
diprediksi kapan terjadinya, Dikarenakan sifatnya yang dapat diprediksi dibutuhkan adanya sebuah sistem yang
dapat memberikan informasi tentang adanya kenaikan tinggi air laut secara otomatis sehingga daerah-daerah yang
rendah di pinggir pantai, sehingga penduduk sekitar akan siap siaga apabila tsunami benar-benar terjadi.
Teknologi Telekomunikasi dengan Media Gelombang Radio adalah salah satu solusi yang dapat diterapkan
pada bencana ini. Dengan keunggulan dari sistem komunikasi radio ini, Sistem dapat mengirimkan pesan informasi
tentang adanya kenaikan tinggi permukaan air laut yang terjadi tiba-tiba secara luas ke daerah-daerah pantai yang
rendah secara bersamaan sehingga dapat menjadi solusi penyedia informasi akan terjadinya bencana Tsunami bagi
daerah-daerah yang terpisah namun dapat terkena dampak dari bencana Tsunami.
Pada Tugas Akhir ini, akan dibahas perancangan untuk sistem peringatan dini Tsunami dengan
menggunakan teknologi DTMF dan teknologi Pemancar FM serta akan dipaparkan cara kerja rangkaian pada sistem
ini sehingga dapat mengirimkan informasi secara otomatis tentang akan adanya Bencana Tsunami pada suatu
daerah. Hasilnya adalah sebuah sistem yang dapat menentukan ketinggian air tertentu yang dapat menyebabkan
adanya tsunami di daratan, mengubahnya menjadi sinyal informasi, dan menggunakan sinyal informasi tersebut
untuk kemudian memperingatkan para penduduk agar dapat segera menghindar dari bahay tsunami yang akan
terjadi.

Kata Kunci : Tsunami, Bencana, DTMF, Gelombang Radio, Pemancar FM

I. PENDAHULUAN BMKG dan baru kemudian disampaikan oleh


khalayak umum. Tidak otomatisnya sistem
1.1 Latar Belakang peringatan dini bencana tsunami ini dibuat dan tidak
Studi kasus di negara Jepang hanya dalam adanya sirine peringatan pada daerah pemukimam
hitungan detik saja sistem peringatan dini mereka penduduk dekat pantai merupakan penyebab
terkait bencana tsunami akan langsung aktif dan mengapa penulis mencoba untuk merancang suatu
menginformasikan penduduk agar dapat mengungsi sistem peringatan dini tsunami dengan murah dan
ke tempat yang lebih aman. Berbeda dengan ekonomis.
Indonesia, sistem peringatan dini terkait bencana Pada perancangan tugas akhir ini, penulis
tsunami diproses terlebih dahulu oleh lembaga berusaha untuk membangun sebuah sistem yang
memadukan unsur keekonomisan dan kecanggihan secara otomatis apabila ketinggian air sudah
dari teknologi terkini. Penulis telah berhasil untuk mencapai titik kritis yang dapat menyebabkan
mengembangkan sebuah system peringatan dini terjadinya air laut mulai masuk dan
tsunami dan badai yang murah namun dapat menggenangi perkampungan penduduk di
diandalkan. Sistem ini berkerja dengan daratan.
mengumpulkan data secara aktual, memproses data
tersebut menjadi informasi, mentransmisikan 1.4 Manfaat Penulisan
informasikan informasi tersebut, dan menghasilkan Adapun manfaat dari dibuatnya sistem otomatis
sebuah peringatan bagi para penduduk agar segera ini adalah sebagai berikut :
mengungsi apabila terjadi suatu keadaan dimana 1. Menghilangkan adanya keterbatasan manusia
level ketinggian air laut naik secara tiba-tiba, pada saat terjadinya bahaya tsunami baik pada
sehingga sudah pasti akan menyebabkan air masuk ke saat pengumpulan data, pemprosesan data,
dalam daratan. serta pada pengambilan keputusan untuk
mengungsikan penduduk.
1.2 Permasalahan 2. Mempercepat penyampaian informasi bahaya
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, tsunami kepada para penduduk.
permasalah dalam perancangan tugas akhir ini adalah
bagaimana merancang sebuah sistem terintegrasi 1.5 Batasan Masalah
yang dapat memantau ketinggian air, melakukan Dikarenakan keterbatasan waktu dan disiplin
pengiriman sinyal khusus tanda bahaya tsunami, ilmu yang dikuasai penulis, dalam perancangan dan
mengakusisi sinyal khusus tanda bahaya tsunami laporan Tugas Akhir ini, penulis membatasi
tersebut, dan memperingatkan adanya bahaya pembahasan hanya pada :
tsunami tersebut kepada penduduk sekitar. 1. Salah satu fokus penelitian adalah Bagaimana
perubahan ketinggian air laut dapat digunakan
1.3 Tujuan Penulisan untuk memicu sistem untuk mengirimkan
Perancangan dan penulisan tugas akhir ini sinyal tanda bahaya tsunami.
memiliki tujuan sebagai berikut :
2. Sistem hanya melakukan fungsi pemantauan
1. Memahami adanya tanda-tanda bahaya
ketinggian air di titik kritis, pengiriman sinyal
tsunami pada suatu daerah.
bahaya tsunami, dan melakukan
2. Memahami proses akusisi tanda-tanda bahaya
pemberitahuan kepada para penduduk akan
tsunami tersebut dan mengubahnya menjadi
bahaya tsunami tersebut.
data-data elektronik dengan menerapkan
3. Sistem ini adalah sebuah model sehingga tidak
sensor yang tepat guna lagi ekonomis.
akan ikut memperhitungkan adanya RF
3. Memahami proses dan cara komunikasi satu
Amplifier, jalur transmisi, dan jenis antenna
arah.
transmisinya, namun hanya difokuskan kepada
4. Merancang sebuah sistem yang dapat
rangkaian elektroniknya saja.
mengirimkan sinyal tanda bahaya tsunami
II. LANDASAN TEORI

2.1 Sensor Mekanik Ketinggian Level Air


Sensor adalah transduser dengan atau tanpa
penguat/pengolah sinyal yang terbentuk dengan
tujuan sebagai penginderaan sistem. Sensor ini
berfungsi untuk mengubah energi dari ketinggian air
laut dan mengubahnya menjadi besaran energi listrik
untuk mengaktifkan perintah pengiriman sinyal tanda
bahaya bahwa ketinggian air laut sudah mencapai Gambar 2.1 Frekuensi Mixing 1209Hz dan 697Hz
titik kritis dan bahaya tsunami siap datang
mengancam.
Tombol DTMF terdiri dari matrix 4x4, dengan
setiap baris merepresentasikan Frekuensi rendah dan
2.2 Teknologi DTMF
setiap kolom merepresentasikan Frekuensi tinggi.
DTMF adalah sebuah metode telekomunikasi
Menekan tombol 1 akan menghasilkan 1 nada
yang digunakan untuk signaling perangkat
sinusoida untuk setiap 2 buah frekuensi ( 697 Hz dan
telekomunikasi dengan melewati jalur telepon
1209 Hz ). Banyak nada yang berbeda menyebabkan
sebagai media telekomunikasinya. Protocol signaling
system ini disebut dengan banyak frekuensi. Nada ini
dengan banyak frekuensi ini banyak dikembangkan
kemudian di decodekan oleh sentral switching untuk
oleh CCITT dan dibuat Oleh Bell System. Sistem ini
menentukan tombol mana yang telah ditekan.
pertama kali digunakan sebagai signaling antar
sentral switching dimana operator jarak jauh
Tabel 2.1 DTMF Frekuensi dan Representasinya
menggunakan 16 digit keypad untuk mengacu kepada
FREQ 1209 Hz 1336 Hz 1477 1633 Hz
tujuan dari nomor telepon tersebut, signaling dan
Hz
switching semi otomatis ini sukses terbukti baik
697 Hz 1 2 3 A
dalam kecepatannya dan efektifnya. Karena terbukti
berhasil maka bell system mengembangkan lagi 770 Hz 4 5 6 B

teknologi DTMF sebagai signaling untuk pelanggan 852 Hz 7 8 9 C


dengan sentral switching dan lebih dapat diandalkan
941 Hz * 0 # D
bila dibandingkan dengan berbicara ke telepon
dengan bantuan operator.

2.3 Teknologi Modulasi & Demodulasi FM


Modulasi adalah sebuah proses
mentransformasikan sinyal Sinusoida audio
berfrekuensi rendah sehingga memiliki karakteristik
sinyal sinusoida frekuensi tinggi. Sinyal sinusoida
berfrekuensi tinggi itu sering dinamakan dengan
Carrier wave ( gelombang pembawa ). Dalam bahasa gambar, maupun data digital untuk dikirimkan secara
sederhananya modulasi adalah proses untuk merata kepada para penerimanya, baik dengan
memasukan sebuah pesan kedalam sinyal lain menggunakan radio, televise, maupun media
sehingga dapat ditranmisikan. ada banyak tipe-tipe transmisi digital lainnya. Sebuah sistem “ broadcast “
modulasi yang sudah dikembangkan namun pada kali dapat didistribusikan melalui banyak cara. Jika
ini hanya modulasi berbasis frekuensi saja yang akan menggunakan radio atau televisi maka harus
dibahas. menggunakan antenna untuk memancarkan sinyal
1. Modulasi FM informasi tersebut, namun ada juga “ broadcasting ”
Pada teknologi telekomunikasi dan teknologi yang menggunakan kabel seperti sistem IP ( Internet
pengolahan signal, Modulasi frekuensi adalah Protocol ) pada computer dan sistem TV Kabel.
memasukan informasi kedalam gelombang pembawa
( Carrier Wave ) dengan memvariasikan frekuensi
Gelombang pembawa sesuai dengan informasi III. PERANCANGAN
aslinya.
3.1 Prinsip Kerja Sistem
Sistem yang dibuat memiliki dua buah Submodul
utama yang terpisah yaitu Modul pemancar dan
Modul penerima. Masing-masing Modul berkerja
secara terpisah namun merupakan satu kesatuan yang
tidak akan berguna apabila salah satu Modul ternyata
memiliki masalah sehingga tidak dapat melakukan
komunikasi antar masing-masing modul.

Gambar 2.2 Modulasi FM dan AM 1. Modul Pemancar

Modul pemancar memiliki blok-blok seperti


2. Demodulasi FM terlihat pada blok diagram pada gambar dibawah ini:
Demodulasi adalah sebuah proses
mentransformasikan sinyal Sinusoida berfrekuensi
Sensor
tinggi menjadi sinyal sinusoida audio berfrekuensi Ketinggian
Encoder Pemancar Antenna
DTMF FM
rendah. Sinyal sinusoida berfrekuensi rendah tersebut Air Laut

adalah sinyal informasi yang sebelumnya telah


Gambar 3.1 Blok dari Modul Pemancar
ditumpangkan ke dalam gelombang pembawa
sehingga bisa dikirimkan oleh pemancara radio
melalui media tanpa kabel. Prinsip kerja dari Modul pemancar adalah
sebagai berikut :
2.4 Sistem Komunikasi Radio Broadcasting
a. Blok Sensor
Sistem komunikasi broadcasting adalah sistem
komunikasi satu arah yang mendistribusikan suara,
Menyediakan informasi tentang ketinggian air c. Audio Amplifier
laut pada kondisi tertentu kepada sistem. Sinyal informasi ini sangatlah lemah sehingga
b. Encoder DTMF perlu dikuatkan kembali dengan audio amplifier.
Informasi tersebut kemudian dikodekan menjadi d. DTMF Decoder
sinyal DTMF. Sinyal informasi ini kemudian di konversi
c. Pemancar FM menjadi bilangan-bilangan biner oleh decoder
Informasi tersebut kemudian dimodulasikan DTMF.
menjadi frekuensi tinggi. e. Transistor sebagai Driver Sirine
d. Antenna Sinyal tersebut akan mengaktifkan transistor
Sinyal Informasi berfrekuensi tinggi tersebut untuk menghidupkan relay. Dan relay akan
kemudian di ubah menjadi gelombang menghubungkan Jalur Catudaya dengan
electromagnetic dan dipancarkan menuju rangkaian. Ketika ada Arus listrik yang mengalir
penerima. melewati sirine maka akan menyebabkan Sirine
aktif dan akan berbunyi mengaung-ngaung.
2. Modul Penerima
Modul penerima memiliki blok-blok seperti 3.2 Pemilihan Komponen
terlihat pada blok diagram pada gambar dibawah ini: Dalam pemilihan komponen pada sistem-sistem
ini maka sangatlah penting untuk memperhatikan
beberapa hal berikut ini:
Super Audio
Antenna Heterodyne 1. Menggunakan IC sehingga kehandalannya
Amplifier
FM Receiver
dapat terpelihara.
2. Menggunakan IC FM Modulator dan IC FM
Driver Sirine DTMF Decoder Receiver untuk pemilihan frekuensi yang
tepat dan mudah.
Gambar 3.2 Blok dari Modul Penerima 3. Dapat digitalisasi untuk pengembangan
lebih lanjut.
4. Rangkaian yang sederhana.
a. Antenna
Berfungsi untuk mengubah gelombang
electromagnetic menjadi sinyal informasi yang IV. IMPLEMENTASI & ANALISA
berbentuk sinusoida listrik berfrekuensi tinggi.
b. Super Heterodyne FM Receiver 4.1 Implementasi Sistem
Sinyal informasi ini kemudian di konversi Hasil implementasi rangkaian Modul Pemancar
dengan teknologi detector FM untuk mengubah terlihat pada gambar dibawah :
frekuensi yang ada menjadi amplitudo dari sinyal
informasi DTMF ( proses ini disebut demodulasi
FM ).
VCC
5V yang mengunci frekuensi yang dipancarkan dari
C18
R11
S1 S2 S3 S4 10.0kΩ
R12
10.0kΩ
R10
10.0kΩ
C20
27F
C191nF
27F
Rangkaian Pemancar.
C17 R9 X1
C16 10.0kΩ
150pF 2.2nF
7.6 Mhz

C1 1µF

22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
U1
BH1417 Antenna

10
11
C2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
C15
10pF C12
1µF

R4 5.1kΩ 10pF
C6
C3 10µF R3
2.2nF 22kΩ
C9
C4 C5
VCC 150pF 10µF C10
47nF 33pF L1
5V R1 C13 R8
100F 3.3kΩ
R6 R7 10mH
10.0kΩ C7
10µF 3.3kΩ 10kΩ C11 Key=A
R5 C14 22pF
D2 R14 100Ω 2.2nF 50%
1N4001 Relay S5 1000Ω
LR4089
CR 5% R2 Q1 D1
C8 10.0kΩ MPSA13
330pF MV209
S6
Sensor
Q2
R13
FCS9014
1000Ω NET_16
5%
X2 3,57Mhz

Gambar 4.3 Poto HP Samsung lock frekuensi 87,7


Gambar 4.1 Rangkaian modul Pemancar MHz

Hasil implementasi rangkaian Modul Penerima 4.3 Analisa cara kerja Sistem

terlihat pada gambar dibawah : Pada awalnya seluruh blok rangkaian telah
berkerja baik pada sisi penerima dan sisi pemancar,
namun hanya ada 2 blok rangkaian yang tidak
Antenna
C13
berkerja yaitu blok Sensor dan blok Sirine. Ketika
VCC C9 C10 C12 C14 C15
5V 220pF 330pF 100nF 150F 3.3nF 180pF

C17
blok Sensor berkerja dan mengindikasikan terjadinya
220pF
V2
C16
330pF
12 V
bencana. kemudian sebagai respon dari berkerjanya
U1
18
17
16
15
14
13
12
11
10

TDA7000
blok sensor pada sisi rangkaian Pemancar, maka blok
1
2
3
4
5
6
7
8
9

K1

D1
K
1N4001 C6 C7
3.3pF
EDR201A05
180pF
C3
L1
sirine pada sisi rangkaian penerima akan aktif dan
VCC
0%
5V 22nF D2
Q1
FCS 9014
SIRINE C1
R1 C8 C2
MV2105 menghasilkan bunyi peringatan.
10kΩ 100nF 10nF C5
100nF 1nF

R11 100kΩ
R5 R2
10kΩ Key=A VCC
22kΩ
Key=A 100kΩ 5V
50% C19 50%
220pF V1
12 V C4 2.2nF C24
MT8870D DTMF Decoder 100nF
TBA820 Audio Amplifier C11 R6
100µF
R14 R4

5%
56Ω
C21 C23
100kΩ
1% 100kΩ R15 390kΩ
V. KESIMPULAN
5% 1%
120 Ohm
C22
C18 R13 47µF 220µF 100nF
100µF 1Ω
C20 5%

220nF 3.57 Mhz


Setelah dilakukan pengujian terhadap sistem,

Gambar 4.2 Rangkaian modul Penerima maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pada rangkaian pemancar Ketinggian air
4.2 Pengujian Sistem
terbukti dapat digunakan sebagai input
Pengujian sistem dilakukan dengan bantuan
informasi bencana alam.
Handphone Samsung Galaxy Mini yang memiliki
2. Pada rangkaian ini DTMF di terapkan
fitur FM Radio autolocked frekuensi. Berikut ini
sehingga sistem dapat berkerja walaupun
adalah gambar handphone Samsung Galaxy Mini
mengalami interferensi.
VI. DAFTAR PUSTAKA 5. Datasheet IC TDA7000 Integrated Circuit.
Januari 1992. Philips Semiconductor.
1. Yudhi Gunardi. 2010. Modul Transducer. 6. Datasheet IC TBA820M. Agustus 1995.
Jakarta. Fakultas Teknologi Industri, Jurusan SGS-Thomson Microelectronics Ltd.
Teknik Elektronika, Universitas 7. Albert Joko Santoso ( Penterjemah ). 2003.
Mercubuana. Prinsip – Prinsip Elektronika. Jakarta:
2. Datasheet IC LR4089B/ LR4089BN. Penerbit Salemba Teknika
Desember 2000. Jepang. Sharp Corporation 8. TD Towers dan NS Towers. Mei 1977.
Ltd. Towers International Transistor & Fet
3. Datasheet IC MT8870D/ MT8870D-1. Mei Selector Datasheet: Revised 2nd Edition.
1995. Mitel Corporation Ltd. London. W Foulsham & Co Ltd.
4. Datasheet IC BH1417. Juli 1997. Rohm Ltd.

You might also like