Professional Documents
Culture Documents
1. A. Fluoxetin 1x20 mg
• Ny. Ami, 20 tahun
• Sering bermimpi buruk sejak 2 bulan lalu
• Terjadi setelah pasien mengalami perampokan
(ditodong senjata api --> stres berat)
• Sering kaget dan sering teringat kejadian itu
berulang kali (flash-back)
• Takut keluar rumah dan takut bertemu orang tak
dikenal (menghindari pajanan terhadap potensi)
• PF dalam batas normal
• Diagnosis: PTSD
• Tatalaksana?
PTSD
• Terjadi pasca mengalami atau melihat kejadian
traumatis
• Rasa takut yang berlebihan, nightmare
• Kondisi menetap minimal selama 1 bulan
• Sering terjadi flashback dari kondisi yang traumatis
1. A. Fluoxetin 1x20 mg
C. Haloperidol HCl 5 mg IM
2. dalam
• Tn. Toto, 32 tahun
• Gaduh gelisah
• Sering marah-marah, membanting barang
• merasa keluarganya ingin membunuhnya
• mendengar suara yang menertawakan dirinya.
• Onset 2 minggu yang lalu
• Diagnosa?
Vaginismus
• Istilah yang digunakan untuk kekejangan/kekakuan otot
vagina involunter yang terjadi secara rekuren atau
persisten setiap kali akan di penetrasi saat
berhubungan seksual
• Etiologi : pemikiran bahwa vagina terlalu kecil, negative
thinking tentang hubungan seksual, riwayat sexual
abuse sebelumnya, hubungan seksual pertama yang
menyakitkan, relationship problems, takut akan
kehamilan
• Tx : sex therapy, counseling, brief dynamic
psychoanalysis, CBT, vaginal trainers, relaxation
techniques
Sumber : nhs.uk
Jawaban Lainnya
• A. Vulvodynia sensasi panas atau nyeri pada
vagina tanpa adanya kontak kulit/seksual atau
tanda infeksi
• C. Dispareunia nyeri sebelum, saat atau setelah
berhubungan seksual ; umbrella term
• D. Vulvar vestibulitis
syndrome/vestibulodynia/vestibular adenitis
nyeri saat penetrasi, nyeri tekan pada regio
vestibuli vulvar, eritema +
• E. Sistitis Infeksi saluran kemih, nyeri tekan
suprapubik +, anyang-anyangan
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
3. B. Vaginismus
4. C. Konseling individu, terapi
perilaku, vareniklin tartrat
• Perokok yang ingin berhenti merokok?
• Farmakologi, berupa:
• Terapi pengganti nikotin (NRT)
• Buproprion SR
• Vareniklin tartrat
• Diagnosa: demensia
• Tatalaksana?
Demensia
• DEMENSIA (PPDGJ-III) merupakan suatu sindrom
akibat penyakit/gangguan otak yang biasanya
bersifat kronik-progresif, di mana terdapat
gangguan fungsi luhur kortikal yang multiple,
termasuk di dalamnya : daya ingat, daya pikir,
orientasi, daya tangkap (comprehension),
berhitung, kemampuan belajar, berbahasa dan
daya nilai (judgment).
• Umumnya disertai, dan ada kalanya diawali dengan
kemerosotan (deterioration) dalam pengendalian
emosi, perilaku sosial, atau motivasi hidup.
Jawaban Lainnya
• B. Haloperidol antipsikotik
• C. Risperidon antipsikotik
• D. Metilfenidat pengobatan ADHD
• E. Citicoline neuroprotektor, biasa pada kasus
stroke
Jadi, tatalakasana pasien ini adalah…
5. A. Donepezil
6. E. Oral
Ada 5 Fase
1. Fase oral
2. Fase anal
3. Fase phalic
4. Fase laten
5. Fase Genital
Allpsych.com
• Fase Oral (birth – 18 bulan) : fase dimana kesenangan
anak berfokus pada kegiatan oral seperti menghisap.
Adanya gangguan/konflik pada fase ini, menurut freud,
individu akan mengalami masalah ketergantungan/agresi
seperti berbicara kasar, mudah marah dsb, menggigit
kuku. Atau mengalami fiksasi oral yang bermanifestasi
sebagai kebiasaan merokok, minum alkohol dsb.
• Fase Anal (18 bulan – 3 tahun) : fase dimana kesenangan
anak berfokus pada pengendalian dan eliminasi feses.
Keberhasilan toilet training akan menimbulkan
kepribadian yang baik. Bila respon orang tua tidak sesuai
saat toilet training, dapat memunculkan kepribadian yang
berantakan, jorok atau justru sebaliknya malah terobsesi
dengan kebersihan atau keteraturan.
Allpsych.com
• Fase Phallic (3 tahun-6 tahun) : fokus kesenangan
berpindah ke area genital. Menurut Freud, pada fase
ini anak laki-laki menganggap ayahnya adalah saingan
dalam berebut kasih sayang (sexual attraction) ibu
(oediphus complex) dan anak perempuan
menganggap ibunya adalah saingan dalam berebut
kasih sayang (sexual attraction) ayah (electra
complex). Adanya fiksasi pada tahap ini akan
memunculkan sexual deviancies (overindulging
ataupun avoidance) dan bisa memunculkan
kebingungan terhadap identitas seksualnya.
Allpsych.com
• Fase laten (6 tahun-pubertas) : sexual urges ter
represi dan anak-anak berinteraksi serta bermain
bersama teman-teman seumuran yang umumnya
berjenis kelamin sama.
• Fase Genital (puberty on) : final stage. Sexual urge
muncul kembali. Fokus primer kesenangan berada
pada genital.
Allpsych.com
Jawaban lainnya
• A. Oediphal sexual deviancies
• B. Anal berantakan, jorok (masalah dalam toilet
training)
• C. Pregenital tidak ada
• D. Laten 6 tahun sampai pubertas
Jadi, fase yang mungkin mengalami
gangguan pada pasien ini adalah…
6. E. Oral
7. B. Sadisme
• Diagnosa suami?
Gangguan Seksual (Parafilia)
• Pedofilia: preferensi seksual pada anak-anak
• Fetihisme: kepuasan seksual dengan mengandalkan
benda2 tertentu sebagai objek fantasi partner seksual
yang memakainya.
• Bedakan dengan transvestisme kepuasan seksual
dengan memakai pakaian lawan jenis untuk menghayatinya
(riasan lengkap, rambut palsu).
• Masokisme: preferensi seksual untuk menjadi korban
disiksa
• Sadisme: preferensi seksual untuk menjadi pelaku yang
menyiksa
• Nekrofilia: preferensi seksual pada mayat.
7. B. Sadisme
8. C. Metilfenidat
http://emedicine.medscape.com/article/28935
0-overview
• Other
• Onset tidak lebih dari usia 12 tahun
• Gejala harus ada di 2 situasi atau lebih
• Gangguan menimbulkan distress pada fungsi sehari-hari
• Penyakit tidak terjadi akibat skizofrenia atau penyakit
psikotik lainnya
Tatalaksana ADHD
• Terapi tingkah laku (Behavioural therapy)
• Psikoedukasi
• Terapi medikamentosa :
• Stimulan (metilfenidat, dexamfetamine, lisdexamfetamin
mesilat)
• Non-stimulan (atomoxetine, guanfacine)
Adhd-institute.com
Jawaban Lainnya
• A. Etosuksimid terapi bangkitan lena
• B. Diazepam tranquilizer, untuk kejang
• D. Gabapentin nyeri neuropatik
• E. Donepezil obat paliatif untuk kondisi
alzheimer
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
8. C. Metilfenidat
9. D. 50-41
• Ny. Saidah, 28 tahun
• Sulit makan, tidur, beraktivitas
• Tidak ada minat sama sekali
• Memiliki ide bunuh diri
• Diagnosis?
• Catalepsy: motionlessness maintained over a long period of time.
• Catatonic excitement: agitation and seemingly pointless movement.
• Catatonic stupor: markedly slowed motor activity, often to the point of
immobility and seeming unawareness of the environment.
• Catatonic rigidity: the person assumes a rigid position and holds it
against all efforts to move him or her.
• Catatonic posturing: the person assumes a bizarre or inappropriate
posture and maintains it over a long period of time.
• Waxy flexibility: the limb or other body part of a catatonic person can be
moved into another position that is then maintained.
• Akinesia: absence of physical movement.
http://www.minddisorders.com/Br-Del/Catatonic-
disorders.html#ixzz3eO8hC3Ae
Jawaban Lainnya
• A. Katalepsi motionlessness, tidak bisa
digerakkan, bisa disertai penurunan kesadaran
• B. Rigiditas kaku, tidak bisa dilawan
• D. Stupor penurunan kesadaran
• E. Tremor gerakan involunter seperti pada
parkinsonisme/parkinson disease, “bergetar”
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
• Diagnosis?
Gangguan Kepribadian
• Kluster A
• Skizoid : lebih senang menyendiri dan tidak suka
berhubungan dengan orang lain
• Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan curiga terhadap
orang lain
• Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku yang
aneh
Med.upenn.edu
Jawaban Lainnya
• A. Hipnoterapi bukan terapi fobia spesifik yang
utama
• B. Group counseling lebih cocok untuk PTSD
• C. Terapi relaksasi untuk mengurangi stress,
namun perlu diterapi ketika terpajan dengan
stresornya
• E. Diazepam bukan terapi fobia
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
• Tatalaksana?
Sumber : https://www.auanet.org/education/kidney-stones.cfm
Option for Stone Intervention
No. Jenis Intervensi Indikasi
1. Oral stone Batu asam urat (via alkalinisasi urin)
dissolution
2. ESWL Batu ginjal dengan diameter terbesar < 3 cm yang
(extracorporeal terlihat jelas pada foto polos abdomen
shock wave Bagus untuk batu ureter proksimal
lithotripsy) Kurang berhasil untuk batu ginjal yang ada di kutub
bawah
3. Ureteroscopy Untuk batu ureter distal
Bisa dilakukan untuk batu ginjal yang ada di kutub bawah
4. PCNL (percutaneus Batu ginjal dengan diameter terbesar > 3 cm lokasi
nephrolitothomy) manapun
Bisa dilakukan untuk batu ginjal yang ada di kutub bawah
5. Open/laparoscopic minimally branched staghorn stones in the renal pelvis of
lithotomy complex collecting systems
excessive morbid obesity
where ESWL and PNL are not feasible
Sumber : https://www.auanet.org/education/kidney-stones.cfm
Jawaban Lainnya
• B. Percutaneus nephrostomy = PCNL
• C. Open nephrostomy = open lithotomy
• D. Uretroscopy untuk patologi pada uretra
• E. TURP untuk penatalaksanaan BPH, dengan
melakukan reseksi pada prostat
Jadi, tatalaksana untuk pasien ini
adalah…
14. A. ESWL
15. D. Uretrografi
• Tn. Hoki, 35 tahun
• Terjatuh dari pohon dengan posisi duduk
• Keluar darah dari kemaluan
• PF:
• Hematom di meatus uretra eksternus
• Perdarahan menyerupai kupu-kupu di sekitar
skrotum
• Prostat melayang (-)
15. D. Uretrografi
B. Balanitis tanpa
16. phimosis
• An. Banjar, 9 tahun
• Demam
• Nyeri saat BAK hilang timbul
• Sering kencing saat malam hari
• Penis menggembung saat BAK disangkal.
• PF :
• OUE dan glans penis edema dan eritema
• Berbau tidak sedap
• Smegma (+) pada glans dan sulcus corona penis
• Diagnosis?
Balanitis
• Balanitis is inflammation of the glans penis
• Predisposing factors include poor hygiene and
overwashing, use of over-the-counter medications,
and nonretraction of the foreskin.
• Lack of aeration and irritation because of smegma
and discharge surrounding the glans penis causes
inflammation and edema.
Sumber medscape
Sign and symptoms
• Penile discharge
• Pain or difficulty with retraction of foreskin
• Impotence
• Difficulty urinating or controlling urine stream (in very
severe cases)
• Inability to insert a Foley catheter
• Tenderness and erythema of the glans penis
• Itching
• Systemic symptoms such as fever and nausea are
uncommon
Sumber medscape
TL balanitis tanpa phimosis
• Gentle retraction of the foreskin daily and soak in warm water
to clean penis and foreskin.
• In pediatric patients and patients with mild balanitis xerotica,
antifungals may be attempted; the patient or mother should
retract the foreskin gently and apply 0.05% betamethasone
twice a day.
• Topical steroids have had only limited success in patients with
moderate-to-severe balanitis xerotica obliterans.
• Apply bacitracin (not Neosporin) for pediatric patients if
bacterial infection is suspected.
• Apply topical clotrimazole for adult men with probable
candidal balanitis.
• A study of 1185 boys concluded that fluticasone proprionate
0.05% was effective and safe in treating associated phimosis,
with successful results in 91.1% of patients.
Sumber medscape
TL balanitis dengan phimosis
• Steroid cream and gentle retraction of the foreskin, if the
phimosis is not too tight, may be used before surgery is
contemplated.
• Without damaging the glans penis, dilate the foreskin
using a clamp. If the glans penis is adherent to the
foreskin, the procedure may be contraindicated. Local
anesthesia, analgesia, and/or sedation may be required.
• Perform a dorsal slit incision by cutting the foreskin over
the dorsal shaft of the penis to enlarge the foreskin
opening. This procedure requires local anesthesia and,
possibly, sedation.
• Perform a formal circumcision (preferably in the operating
room).
• Circumcision is not a preventive treatment of balanitis in
those younger than 3 years.
Sumber medscape
Jadi, diagnosa pasien ini adalah…
B. Balanitis tanpa
16. phimosis
17. B. Eritromisin
B. Eritromisin
18. A. Terazosin
18. A. Terazosin
19. B. Spermatokel
• Tn.Bonjor, 55 tahun
• Benjolan di buah pelir.
• Tidak demam, nyeri, atau gangguan fungsi
seksual.
• Riwayat vasektomi
• PF: massa kenyal di atas testis, berbatas
tegas, permukaan rata, transiluminasi (+).
• Diagnosa?
Spermatokel
• A spermatocele is a benign cystic
accumulation of sperm that arises
from the head of the epididymis.
• Spermatoceles typically arise from
the caput (head) of the epididymis,
which is located on the superior
aspect of the testicle.
• Typically, spermatoceles are
asymptomatic. They are often
incidental findings on testicular self-
examination or routine physical
examination. As they usually arise
from the head of the epididymis,
they are found superior to the
testicle. They are smooth and
spherical and transilluminate on
examination.
Medscape.com
• The exact causative factors for this condition are still
unknown. Possible causes of Spermatoceles include
trauma, infection (epididymitis) and inflammation.
• According to some researches, these cysts can develop
from the blockage of the epididymis and some other
ducts. Utero exposure to a synthetic type of estrogen
named diethylstilbestrol may also be responsible for the
formation of spermatic cysts.
• According to the ultrasound findings of the scrotum in
one study, 35% men develop these cysts following a
vasectomy.
• A diverticulum originating from the tubules located in the
epididymis’s head is also counted among the possible
causes of the condition. The diverticulum may increase in
size due to spermatogenesis over time, ultimately leading
to this cyst.
Tatalaksana
• No specific medical therapy is indicated for
treatment of a simple spermatocele. Oral
analgesics may be prescribed for symptomatic
relief. If an underlying epididymitis is responsible
for discomfort, antibiotics may be indicated.
Observation is usually used for simple, small
asymptomatic spermatoceles.
• Spermatocelectomy via a transscrotal approach is
the primary operative intervention for
spermatocele, and it may be offered to any
reasonable surgical candidate.
Jadi, diagnosa pasien ini adalah…
19. B. Spermatokel
20. A. Antibiotik
• Tn. Batman, 23 tahun
• Nyeri skrotum
• Demam
• Nyeri saat BAK
• Onset 3 hari
• PF skrotum bengkak, kemerahan, tidak
terdapat fluktuasi
• UL: LEA (+), sedimen eritrosit dan leukosit
• Diagnosis: Orchitis/Epididimitis
• Tatalaksana?
Orchitis
• Reaksi inflamasi akut pada testis akibat infeksi virus
maupun bakteri akibat STI atau uretritis
• Paling sering disebabkan infeksi virus mumps
• Bisa didahului dan disertai oleh infeksi epididimis
sehingga menjadi epididimoorchitis
• Tanda dan gejala : bengkak pada satu atau kedua
testis, nyeri, nyeri tekan, demam, mual, muntah
• Tatalaksana bergantung penyebab. Bakteri
antibiotik, virus NSAID, bed rest dan elevasi
skrotum, cold pack
Jawaban Lainnya
B. Bed rest
C. Analgesik
Viral infection
D. Kompres dingin
E. Elevasi skrotum
20. Jadi, terapi yang paling tepat adalah…
A. Antibiotik
21. B. Ginjal Polikistik
22. B. Hemodialisis
23 D. Infertilitas
Hidrokel Varikokel
• Biasanya asimptomatik, • Asimptomatik, namun
hanya teraba testis berhubungan dengan
membesar dan tidak infertilitas dan
simetris terkadang bisa nyeri
• Testis teraba skrotal
• Tes transiluminasi (+) • Teraba kantong cacing
• Tes transiluminasi (-)
Varikokel
Jawaban Lainnya
• A. Penyakit Peyronie penis yang bengkok saat
ereksi, terjadi karena adanya jaringan ikat pada
penis
• B. Priapismus kondisi ereksi abnormal selama
lebih dari 4 jam disertai nyeri
• C. Epididimitis biasanya akibat ascending
infection; tidak langsung berkaitan pada kasus ini
• E. Hernia skrotalis tidak ada kaitannya secara
langsung
Komplikasi yang dapat timbul
23 adalah…
D. Infertilitas
A. Biaya ditanggung oleh Jasa
24 Raharja dan sebagaian oleh BPJS
kesehatan
• Tn. Buron, 35 tahun
• Tertabrak bus yang oleng.
• Peserta BPJS non PBI kelas 2.
• Biaya perawatan di RS Rp 15.000.000
• Penanggungan biaya?
• UU No 35 tahun 1965, Undang-undang Nomor 34 tahun
1985 dan juga Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 1965
korban kecelakaan tunggal adalah tanggung jawab jasa
raharja (RJ) menanggung santunan hingga 10 juta
dengan catatan harus ada laporan polisi (LP)
Bpjs online.com
Contoh kasus kedua
• kecelakaan lalulintas dialami oleh seorang peserta
BPJS Kesehatan akibat tertabrak oleh kendaraan
lain atau sebaliknya dia yang menabrak maka kasus
seperti ini biaya penyembuhanya di tanggung
oleh Jasa Raharja. (Batasan yang ditanggung
sebesar 10 juta rupiah)
• Syarat : meminta surat keterangan dari kantor polisi
setempat pergi ke kantor jasa raharja untuk
mendapat surat keterangan jaminan dari jasa
raharja pergi ke rumah sakit setempat
Bpjs online.com
Variasi kasus kedua
• kecelakaan lalulintas dialami oleh seorang peserta
BPJS Kesehatan akibat tertabrak oleh kendaraan
lain atau sebaliknya dia yang menabrak
diperkirakan biaya pengobatan lebih dari 10 juta.
• Syarat : pergi ke kantor polisi setempat minta
surat keterangan untuk jasa raharja DAN surat
pengantar untuk BPJS pergi ke kantor jasa
raharja untuk mendapat surat keterangan jaminan
dari jasa raharja pergi ke rumah sakit yang
bekerjasama dengan BPJS biaya pengobatan
ditanggung jasa raharja dan BPJS.
Jawaban Lainnya
• B. Biaya ditanggung oleh Jasa Raharja seluruhnya
bila biaya 10juta atau kurang
• C. Biaya ditanggung oleh BPJS kesehatan seluruhnya
bila kecelakaan tidak termasuk tanggungan Jasa
Raharja atau BPJS tenaga kerja
• D. Biaya ditanggung oleh Jasa Raharja dan sebagian
oleh pasien sendiri bila bukan peserta BPJS dan
biaya lebih dr 10 juta
• E. Biaya ditanggung oleh BPJS kesehatan dan
sebagian oleh pasien sendiri bila kecelakaan
tidak masuk kategori jasa raharja dan biaya
melebihi tanggungan BPJS
24 Jadi, pembayarannya adalah…
A. Biaya ditanggung oleh Jasa
Raharja dan sebagaian oleh BPJS
kesehatan
25 D. INA-CBGs
• Laki-laki, 23 tahun
• PF: TD 150/100 mmHg, nadi 60, napas 22,
JVP 5+3 cmH2O, akral hagant, CRT>2 detik,
edema pretibial pitting bilateral
Bisoprolol, carvedilol
Valsartan, candesartan
Spironolactone
https://www.uspharmacist.com/article/treatment-of-hypertension-in-the-elderly
Jawaban Lainnya
• B. Captopril 3x12,5 mg PO ES batuk
• C. Furosemide 1x20 mg PO ES hipokalemia
• D. Bisoprolol 1x2,5 mg PO ES bradikardia
• E. Spironolactone 1x25 mg PO ES hiperkalemia
26 Jadi, obat yang sebaiknya tidak
diberikan adalah…
A. Amlodipine 1x5 mg PO
27 E. Bradikinin
• Perempuan, 45 tahun
• PF: TD 140/90 mmHg, nadi 80, napas 20,
suhu afebris
• Diresepkan captopril 3x25 mg, lalu
mengeluh batuk
• ACE inhibitor
Angiotensin II
bradikinin
stimulasi serabut saraf
vagal eferen
batuk
Jawaban Lainnya
• A. Histamin mediator inflamasi pada reaksi alergi
• B. Prostaglandin mediator inflamasi non spesifik
• C. Angiotensin hormon vasomotor yang
berkaitan dengan RAAS (namun tidak
menyebabkan batuk pada penggunaan ACEi)
• D. Asetilkolin neurotransmitter pada
neuromuscular junction
27 Jadi, yang menyebabkan batuk pada
Ny. Beta adalah…
E. Bradikinin
28 E. Penurunan kesadaran
• Laki-laki, 52 tahun
• Nyeri dada kiri menjalar ke leher sejak 4 jam
(khas angina)
• PF: TD 110/70 mmHg, nadi 80, napas 20,
suhu afebris
• EKG: ST elevasi di lead V1-V4
• Terapi streptokinase
E. Penurunan kesadaran
29 D. Miopati
• Perempuan, 48 tahun
• Nyeri dada kiri sejak 7 hari, durasi 5 menit,
memberat dengan aktivitas, mereda dengan
istirahat
• EKG: tidak ditemukan kelainan
• Diresepkan atorvastatin 1x40 mg
• Efek samping?
Statins in ACS
• In vitro studies show immediate inhibition of smooth
muscle cell proliferation and stimulation of re-
endothelialization by statins (Walter 2004). These effects
seem to translate into a reduction of unstable angina
pectoris at four months following ACS, but not to the same
extent into a reduction of death, myocardial infarction, or
stroke.
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/14651858.CD006870.pub3/full
Statins mechanism of action
29 Jadi, efek samping dari pemberian
obat tersebut adalah…
E. Miopati
30 D. Mengecek nadi karotis
• Tindakan selanjutnya?
4 Gambaran EKG yang wajib diingat saat
kasus Henti jantung / Cardiac arrest
Ventricular
Tachycardia (VT)
Ventricular
Fibrillation (VF)
4 Gambaran EKG yang wajib diingat saat kasus
Henti jantung / Cardiac arrest
Asystole
Pulseless Electric
Activity (PEA)
Semua gambaran EKG tanpa nadi;
kecuali VT dan VF adalah PEA
Jawaban Lainnya
• A. Menyatakan kematian tidak etis dilakukan
• B. Melakukan defibrilasi 200 J bifasik tidak pada
asystole
• C. Injeksi adrenalin 1 mg IV dapat menjadi
pilihan tindakan, namun cek respons via
monitor/palpasi arteri lebih menjadi pilihan untuk
memastikan true asystole
• E. Melakukan intubasi dapat menjadi pilihan
tindakan, namun cek respons via monitor/palpasi
arteri lebih menjadi pilihan untuk memastikan true
asystole
30 Jadi, yang selanjutnya dilakukan oleh
Dokter Ena adalah…
• Tindakan selanjutnya?
4 Gambaran EKG yang wajib diingat saat
kasus Henti jantung / Cardiac arrest
Ventricular
Tachycardia (VT)
Ventricular
Fibrillation (VF)
4 Gambaran EKG yang wajib diingat saat kasus
Henti jantung / Cardiac arrest
Asystole
Pulseless Electric
Activity (PEA)
Semua gambaran EKG tanpa nadi;
kecuali VT dan VF adalah PEA
Jawaban Lainnya
• A. Melakukan defibrilasi 360 J bifasik dosis tidak
tepat
• C. Memastikan diagnosis dengan meraba nadi
karotis pada soal sudah jelas nadi tidak teraba
• D. Melakukan kompresi dada 30:2 early
defibrilation menjadi pilihan utama
• E. Melakukan intubasi endotracheal early
defibrilation menjadi pilihan utama
31 Jadi, hal selanjutnya yang tepat
dilakukan oleh dokter jaga IGD
adalah…
B. Melakukan defibrilasi
200 J bifasik
32 E. Kadar myoglobin
• Perempuan, 72 tahun
• Nyeri ulu hati sejak 30 menit
• PF: TD 90/60 mmHg, nadi 65, napas 20,
suhu afebris
• EKG: T inversi II, III, aVF
2 Anterior V3 – V4 LAD
3 Anterior ekstensif V1 – V6 LMA
E. Kadar myoglobin
33 D. Dyspnea on exertion
• Laki-laki, 62 tahun
• Sesak napas memberat sejak 2 minggu,
terutama saat berbaring datar (orthopnea)
dan beraktivitas (dyspnea on exertion)
• PF: TD 100/80 mmHg, nadi 100 ireguler,
napas 28, ronki basah halus basal bilateral
D. Dyspnea on exertion
34 C. Oksigen 10 lpm via NRM
• Perempuan, 58 tahun
• Sesak napas memberat sejak 30 menit
• PF: TD 100/80 mmHg, nadi 120, napas 40,
SpO2 80%, JVP 5+3 cmH2O, ronki basah
halus 2/3 bilateral
• Diagnosis: ALE
• Tindakan pertama?
• Gagal Jantung (GJ): kumpulan gejala sesak dan fatik
karena kelainan struktur atau fungsi jantung
• GJ sistolik: penurunan kontraksi jantung curah
jantung menurun
• GJ diastolik: gangguan relaksasi dan pengisian
ventrikel
• GJ kiri: kelemahan ventrikel kiri ↑ tekanan vena
pulmonal sesak dan ortopnea
• GJ kanan: kelemahan ventrikel kanan edema
perifer, hepatomegali, JVP ↑
• Edema Paru Akut timbunan cairan di pembuluh
darah dan parenkim paru akibat gagal jantung akut
• Laki-laki, 22 tahun
• Pingsan berulang, biasanya setelah
berolahraga basket
• Ekokardiografi: disfungsi diastolik dan
penebalan dinding ventrikel kiri
• Diagnosis?
Cardiomy Anatomic Appearance LV Physiology
opathy
D. Kardiomiopati
hipertrofi
36 E. Kardioversi
• Perempuan, 24 tahun
• Berdebar-debar disertai nyeri dada
• PF: TD 100/60 mmHg, nadi 150, napas 20
• EKG
E. Kardioversi
37 A. Observasi dan monitor
• Laki-laki, 18 tahun
• Datang untuk medical check up
• PF: TD 120/80 mmHg, nadi 48, napas 20, suhu
afebris
• EKG
AV Blok derajat 1
PR interval memanjang
• Perempuan, 25 tahun
• Dirawat untuk sectio caesarea
• Setelah anestesi (spinal anestesi), PF: TD
80/60 mmHg, nadi 48, napas 30, suhu
afebris, akral dingin, CRT>3 detik
• Diagnosis?
Klasifikasi syok
• Syok hipovolemik kurangnya sirkulasi darah yang
biasanya ditandai dengan berkurangnya tekanan
diastolik
• Syok kardiogenik masalah pompa jantung akibat
terganggunya kontraktilitas miokardium/gangguan
anatomik yang ditandai dengan meningkatnya tekanan
diastolik dan volume
• Syok distributif masalah kontrol vasomotor yang
berdampak pada dilatasi arteriol dan venula yang
ditandai (walaupun sudah dilakukan resusitasi cairan)
dengan meningkatnya cardiac output dan
menurunnnya systemic vascular resistance
Society of Critical Care Medicine
Syok Neurogenik
C. Syok neurogenik
39 B. Regurgitasi mitral
• Murmur pansistolik di
apex
• Masalah katup apa
yang paling mungkin
ditemukan? KA
40 D. Back Blow
• Anak 4 tahun
• Sesak mendadak setelah bermain koin
• Sadar, RR 60x/menit
• Pernapasan cuping hidung, stridor + KA
• Tindakan awal?
CHOKING
Tindakan awal back blow (bila pasien sadar)
A
< 1 tahun :
chest thrust
>1 tahun :
abdominal
thrust/Heim
lich
Jawaban Lainnya
• A. Manuver Heimlich pada anak >= 1 tahun atau
dewasa setelah 5 kali back blow bila obstruksi
masih tetap maka dilakukan maneuver Heimlich
• B. Abdominal thrusts nama lain dari maneuver
heimlich
• C. Chest thrusts pada bayi < 1 tahun, setelah 5
kali back blow bila obstruksi masih tetap maka
dilakukan chest thrusts
• E. Kompresi dada tidak sadar
Jadi, tindakan awal yg tepat
dilakukan adalah...
40 D. Back blow
41 B. Injeksi tuberkulin 0,1 cc IK
• Anak 6 tahun
• Batuk 1 bulan
• BB sulit naik
• Ayah dg batuk 6 bulan, belum berobat KA
http://idai.or.id/downloads/PPM/Buku-PPM.pdf
Jawaban Lainnya
• A. Tuberculin 0.1 ml IM
• C. Tuberculin 0.1 ml SK
• D. BCG 0.05 ml IK vaksin BCG untuk bayi < 1
tahun
• E. BCG 0.1 ml SK BCG untuk anak, seharusnya
intrakutan
Jadi, prosedur pemeriksaan yg
dilakukan adalah...
41 B. Injeksi tuberkulin 0,1 cc IK
42 C. Abses Paru
• Laki-laki 49 tahun
• Batuk berdahak 1 bulan, sesak, demam
• Pemeriksaan Fisik
• TD 100/60, HR 100, RR 24, T 37.6
KA
• Suara napas bronkial, ronki basah kasar lapang paru kanan
• Pemeriksaann Penunjang
• Lab: leukositosis
• Ro: kavitas berdinding tebal disertai air fluid level pada
lapang paru kanan bawah
• Diagnosis?
Abses Paru
• Lesi paru yang berupa Pemeriksaan fisik
supurasi dan nekrosa • Suara nafas bronkial ,
jaringan akibat dari: ronki basah dan
• Infeksi yang timbul krepitasi di tempat
melalui saluran nafas ( abses, mungkin tanda
aspirasi) tanda efusi pleura
• Penyulit beberapa tipe • Penunjang
pneumonia • Lab: leukositosis,LED
• Perluasan abses sub meningkat
diafragma • Foto Thorax
• Luka traumatik paru
• Infark paru terinfeksi
Abses Paru
Rontgen Manajemen
• Kavitas berdinding tebal • Antibiotik empiris (IV),
dengan air fluid level chest physiotherapy,
• Paling sering di lapangan postural drainage.
bawah paru • Dapat dilakukan bronskopi
maupun pembedahan
Jawaban Lainnya
• A. Pneumonia demam, batuk, infiltrat pada foto
paru
• B. TB paru gejala khas TB paru, kavitas/infiltrat
pada foto paru
• D. Tumor paru gejala demam, batuk, hemoptu,
sesak, onset kronik, ekspansi dinding dada
asimetris, fremitus meningkat, ro konsolidasi, efusi,
atelektasis
• E. Bronkiektasis sputum 3 lapis, honeycomb
appereance
Jadi, diagnosis yg paling sesuai
adalah...
42 C. Abses Paru
43 B. Empiema
• Perempuan 40 th
• Sesak 1 minggu, batuk, demam
• Riw DM faktor resiko infeksi
• Pemeriksaan Fisik KA
• TD 140/90, HR 110, RR 32, T 38.2
• Deviasi trakea ke kiri, pergerakan hemitoraks kanan
tertinggal, perkusi redup
• Pemeriksaann Penunjang
• Ro: Opasitas homogen seluruh lapang paru kanan
• Torakosintesis: Pus (+)
• Diagnosis?
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
- Riwayat pneumonia -Febris
-Takipneu
- Riwayat trauma -Ronki
dada/trauma diafragma -Rales
- Batuk produktif -Penurunan suara nafas
- Demam -Perkusi redup
-Egofoni
- Sesak -Suara nafas tubular
- Anoreksia Tatalaksana
- Penurunan BB -Drainase pungsi WSD (bila banyak
dan produksi terus menerus)
- Keringat malam -Antibiotik empirik dulu, setelahnya
- Nyeri dada pleuritik berdasarkan pewarnaan gram, biakan dan
uji sensitivitas
Sumber : emedicine
Jawaban Lainnya
• A. Efusi pleura nyeri pleuritik, redup, meniscus
sign, bukan pus
• C. Hematotoraks riwayat trauma, perkusi redup,
saat pungsi tampak darah
• D. Pneumonia lobaris batuk produktif, infiltrat
satu lobus, gambaran air bronchogram
• E. Pneumotoraks hipersonor, gambaran paru
hiperlusen avaskuler dengan garis pleura
Jadi, diagnosis yg paling sesuai
adalah...
43 B. Empiema
44 A. Infeksi Virus
• Perempuan 30 th
• Nyeri tenggorokan 2 hari onset akut
• Suara serak menghilang laring
• Pasien merupakan seorang guru SD KA
• Suhu 38 oC infeksi?
• PF generalis dalam batas normal
• Dx Abses peritonsil
• Tatalaksana?
Abses Peritonsil (Quincy)
• Salah satu abses leher dalam
• Etiologi:Komplikasi tonsilitis akut, infeksi kelenjar Weber di
tonsil
• Anamnesis: • PF:
• Odinofagia hebat • Pembengkakan KGB
• Otalgia pada sisi ipsilateral submandibula + nyeri tekan
• Muntah • Uvula bengkak terdorong ke
• Mulut berbau kontralateral
• Suara sengau • Palatum mole bengkak
• Hipersalivasi berfluktuasi
• Hot potato voice • Tonsil bengkak hiperemis,
• Trismus dapat disertai detritus
Abses Peritonsil
• Tatalaksana:
• Antibiotik bila masih fase hiperemis.
• pungsi abses insisi abses keluarkan pus tonsilektomi
• Komplikasi:
• Abses pecah spontan perdarahan, aspirasi paru, piemia
• Abses parafaring
• Trombus sinus kavernosus, meningitis, abses otak
American academy of otolaryngology, head and neck surgery
guidelines 2011
Jawaban Lainnya
• A. Antibiotik prinsipnya abses harus diinsisi
• C. Tonsilektomi umumnya 4-6 minggu setelah
sembuh
• D. Antiseptik gargle sebagai tambahan
• E. Kortikosteroid oral bukan tx rutin
Jadi, tatalaksana yg paling tepat
adalah...
45 B. Insisi drainase
46 D. Polisomnografi
• Laki-laki 39 th
• Sering mengantuk dan mudah lelah meski tidur
cukup
• Sering mengorok saat tidur, tiba2 terbangun dan
KA
tidur kembali
• BB 90 kg, TB 160 cm obesitas, faktor resiko
• DX: OSA
• Pemeriksaan penunjang?
Obstructive Sleep Apnea (OSA)
Gangguan tidur yang melibatkan penurunan aliran udara secara
signifikan meskipun ada usaha napas yang adekuat
OSA
Gejala Daytime Gejala Nocturnal
• Non restorative sleep (lelah di • Mengorok, biasanya sangat
pagi hari) keras dan mengganggu
• Morning headache orang disekitarnya
• Mengantuk berlebihan disiang • Apnea , seringkali
hari
menginterupsi dengkuran
• Penurunan kognitif, gangguan
memori dan intelektual • Gasping dan choking
• Gangguan mood sensation yang
• Hipertensi
membangunkan pasien dari
tidur
• Reflux gastroesofageal
• nocturia
• Insomnia
• Diagnosis?
Trauma Thorax
Yang Mengancam Jiwa
Tension Open
Pneumothorax Pneumothorax
Tamponade
jantung
Flail Chest
dan Kontusio Paru
• Flail chest akibat trauma multiple fraktur kosta (dua atau
lebih tulang iga yang berurutan mengalami fraktur pada dua
tempat atau lebih)
• Tatalaksana:
• Awal : ventilasi adekuat,
pemebrian oksigen, resusitasi
cairan
• Bedah:
• Stabilisasi bedah tidak rutin
dilakukan
• Operasi fiksasi jika ada penyakit
yang mendasari misal Multipel
Myeloma
Flail Chest
Fraktur iga multipel, nafas paradoksal
Sumber : ATLS
Jawaban Lainnya
• A. Tamponade jantung Hipotensi, JVP
meningkat, suara jantung menjauh trias beck
• B. Tension pneumotoraks suara nafas melemah,
hipersonor, JVP meningkat, deviasi trakea ke sisi
sehat.
• C. Open pneumothorax Sucking chest wound
• D. Hematothorax masif Darah di toraks > 1500
cc, suara napas lemah, perkusi redup, tanda-tanda
syok +
Jadi, diagnosis pasien ini adalah...
• Dx Pneumonia
• Antibiotik?
Pneumonia
• Definisi :
Suatu peradangan pada parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis, yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit)
• Etiologi :
• Pneumonia komuniti gram positif : tersering
Streptoccocus pneumonia
• Pneumonia nosokomial gram negatif : klebsiella
pneumonia, haemophilus influenza, pseudomonas
auruginosa
• Pneumonia atipikal chlamydia, legionella, mycoplasma
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Klasifikasi
• Berdasar klinis dan • Berdasar predileksi infeksi
epidemiologis • Pneumonia lobaris
• CAP • Bronkopneumonia
• Pneumonia nosokomial • Pneumonia interstisial
• Pneumonia aspirasi
• Pneumonia pada
imunokompromais
• Berdasar bakteri penyebab
• Pneumonia bakterial / tipikal
• Pneumonia atipikal
• Pneumonia virus
• Pneumonia jamur
Diagnosis Pneumonia
Diagnosis pasti:
• Foto toraks infiltrat baru atau infiltrat progresif
+ dengan 2 atau lebih gejala di bawah:
• Batuk-batuk bertambah
• Perubahan karakteristik dahak/ purulen
• Suhu tubuh ≥ 38°C (aksila)/ riwayat demam
• Ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara nafas bronkial
dan ronki
• Leukosit ≥ 10.000 atau < 4500
Faktor Modifikasi
Jadi, pilihan antibiotik untuk pasien
ini adalah...
48 D. Eritromisin PO
49 C. Pneumonia Aspirasi
• Perempuan 70 tahun
• Sesak napas 4 hari
• Riwayat stroke 1 th lalu, sering tersedak ketika
makan
KA
• Pemeriksaan Fisik
• TD 150/90 mmHg, HR 80 x/menit, RR 28 x/menit
• Ronki basah kasar +/+
• Pemeriksaan Penunjang
• Ro: Infiltrat + basal paru kanan
• Diagnosis?
Pneumonia Aspirasi
• Gangguan refleks menelan PILIHAN ANTIBIOTIK
risiko aspirasi Inisial
• Flora normal mulut + asam
lambung iritatif • Tanpa gejala toksik :
seftriakson + makrolid atau
• Komplikasi : abses paru quinolon respirasi
• Dengan gejala toksik :
TATALAKSANA imipenem/cilastatin +
vankomisin
Stabilisasi jalan nafas • Aspirasi kronik, sekret batuk
Antibiotik, dipertimbangkan pada: berbau busuk curiga
anaerob : tambahkan
• Tidak ada perbaikan dalam 48 klindamisin
jam
• Obstruksi usus bawah
• Pasien pengguna antasid
PNEUMONIA TIPIKAL DAN ATIPIKAL
Tanda dan gejala P. atipik P. tipik
Onset Gradual Akut
Suhu Kurang tinggi Tinggi, menggigil
Batuk Non produktif Produktif
Dahak Mukoid Purulen
Gejala lain Nyeri kepala, mialgia, sakit Jarang
tenggorokan, suara parau,
nyeri telinga
Pewarnaan gram Flora normal atau spesifik Gram (+) atau (-)
49 C. Pneumonia Aspirasi
50 A. Ebstein Barr Virus
• Laki-laki 45 th
• Sering mimisan sejak 1 bulan
• Hidung tersumbat, nyeri kepala, pandangan ganda
• Pemeriksaan Fisik KA
• Massa di fossa rosenmuller (+)
• Pembesaran KGB servikal kanan keras dan tidak nyeri
• Dx KNF
• Etiologi?
Karsinoma Nasofaring
• Etiology: Epstein-Barr • Pemeriksaan Fisik:
Virus • Massa leher: pembesaran
KGB keras tidak nyeri
(80%)
• Gejala: • Keterlibatan leher sering
• Hidung: perdarahan, bilateral; paling sering
obstruksi, sekret (78%) jugulodigastric, KGB
juguler atas dan tengah
• Telinga: infeksi, pada anterior servikal
penurunan pendengaran,
tinitus (73%) • Gangguan saraf kranial
pada 25% kasus
• Nyeri kepala (61%)
• Pembengkakan leher
(63%) • Nasofaringoskopi: massa
nasofaring terutama di
fossa of Rosenmüller.
http://emedicine.medscape.com/article/988165-clinical#a0217
Jawaban Lainnya
• B. HPV kutil kelamin, kutil (veruka vulgaris),
transformasi keganasan hingga kanker serviks
• C. Rinovirus common cold
• D. Coronavirus MERS CoV (flu unta)
• E. Adenovirus common cold
Jadi, etiologi yg mendasari adalah...
B. Spatula test
52. B. Nyeri neuropatik
C. Frontotemporal
56. B. Pemberian terapi trombolitik
segera dibawah awitan 3 jam
• Kelemahan sesisi mendadak sejak 2 jam SMRS.
• Riwayat hipertensi dan diabetes
• Hemiparese kiri.
• Pada CT scan tidak didapatkan kesan
perdarahan.
• Pengobatan
• Fenobarbital (3-4 mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis)
• Asam Valproat (15-40 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis)
Diberikan hingga 1 tahun bebas kejang, lalu di tappering down.
Catatan : meskipun tidak
dianjurkan, penggunaan masih
dapat dipertimbangkan
Pilihan Lain
• A. Kejang demam simpleks didahului demam,
kurang dari 15 menit, generalisata dan tidak ada
def neurologis
• C. Kejang fokal jenis kejang yang dimulai dari
satu bag tubuh tertentu
• D. Kejang tonik klonik kaku kelojotan,
generalisata, tanpa didahului demam
• E. Kejang lena nama lain absans
58. Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
medscape
CT scan non kontras : perdarahan
mengisi sisterna gambaran seperti
bintang/jala
TATALAKSANA
Nimodipin dapat mencegah
vasospasme
Jadi, tatalaksana untuk pencegahan
59. komplikasi pasien ini adalah…
C. Nimodipin
60. B. Ethosuximide
B. Ethosuximide
61. C. Neuropati peroneus
• Ny.Eni, 25 tahun
• mendadak kejang
• nyeri kepala
• Tes serologi HIV (+)
• CT Scan didapatkan multiple ring enhancing
lesion yang dikelilingi edema otak di daerah
ganglia basalis
• Infeksi oportunistik apakah yang terjadi?
Toksoplasmosis serebral
• Infeksi oportunistik otak tersering pada pasien AIDS
• Lesi di otak, jarang sebagai myelopati
• Toksoplasma gondii
• Parasit intraseluler
• Reaktivasi atau penyebaran hematgen, atau infeksi primer
• Risiko CD4< 200
• Treatment: Pirimetamin + sulfadiazin
Manifestasi Klinis
• Gejala konstitusional dan sakit Kepala
• Gejala neurologis
• Confusion (kebingungan)
• Kejang
• Kelemahan fokal
• Mengingat lesi toksoplamosis bersifat fokal, umumnya defisit
fokal cukup mencolok pada soal-soal dengan diagnosis ini
• Gangguan Bicara
• Koma
• Hemianopia
Diagnosis
• Temuan klinis
• Indentifikasi lesi dengan CT dan
MRI
• Hipodense multiple, tepi
menyangat (ring-enhancing
lesion)
• Penemuan parasit
PCR dari CSF
• Membaik dengan pengobatan
(pirimetamin + sulfadiazin +
asam folinat)
• Biopsi bila tidak merespon
dengan pengobatan : takizoit
Terapi
• Pyrimethamin, sulfadiazin selama 6 minggu, diikuti
long term terapi sampai CD4 > 200
• Asam folat (dalam bentuk asam folinat)
• Asam folat perlu diberikan sebab pirimetamin +
sulfadiazin merupakan agen yang bersifat anti-folat
• Cotrimoxazol (alternative)
Jawaban Lainnya
• Sistiserkosis selulosa sistiserkosis
(dari infeksi cacing Taenia sp.)
dimana sistiserkus cacing banyak
sekali ditemukan di jaringan/otot
• Amoebic brain abscess abses otak
akibat infeksi bakterialis (biasanya
soliter dengan tepi yg tidak se-
menyengat toxo)
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
62.
D. Toxoplasmosis
encephalitis
63. B. Ankylosing Spondilitis
B. Ankylosing Spondilitis
64. B. Vertigo sentral
B. Vertigo sentral
65. E. USG
• Tn., usia 30 thn
• nyeri pada pergelangan kaki kiri
• terdengar suara "Krek" saat mendarat dari lompat
• nyeri tekan pada betis (+)
• pergelangan kaki kiri bagian belakang, bengkak dan
kemerahan
• Simmonds test (+)
• Pasien merupakan peserta BPJS tidak
mengcover MRI
Pemeriksaan penunjang yang paling tepat pada
kasus ini untuk membantu menegakkan diagnosis
adalah...
Ruptur Tendon Achilles
Calf squeeze test/Thomson test
a.k.a SIMMONDS TEST
Achiles Tendinitis
• Peradangan tendon achiles
• Insersional
• Lokasi di dekat insersi tendon pada tulang, dekat dengan tumit
• Bisa terjadi di berbagai usia
• Non Insersional
• Lokasi seperti tengah tendon, lokasinya lebih jauh dari tumit
E. USG
66. C. Pes planus
• Pasien perempuan, usia 25 tahun
• kaki pegal dan nyeri jika berjalan jauh
• pegal dan nyeri pada betis sejak kecil
• arcus longitudinal telapak kaki tampak
datar
A. Juvenile rheumatoid
arthritis
69. D. 30-40%
A. Kifosis
71. D. Ruptur meniskus lateral
• Tn. Bambang, 30 tahun
• nyeri di lutut kanan setelah terbentur oleh lutut
dari pemain lawan
• bunyi ‘pop’ ketika dilakukan endorotasi dan
ekstensi pada lutut kanan sebelumnya lutut dan
panggul dalam posisi fleksi 90 derajat
mcmurray lateral meniskus
• Pada saat lutut ditarik atau didorong dari depan
terdapat tahanan tidak ada ruptur ligamen
anterior maupun posterior
• Diagnosis apa yang paling mungkin pada kasus
di atas?
TATALAKSANA
HINDARI
Jawaban Lainnya
• A. Ruptur ligamen krusiatum anterior lachman
test (+), lutut ditarik tidak ada tahanan
• B. Ruptur ligamen krusiatum posterior posterior
drawing test (+), lutut didorong tidak ada tahanan
• C. Ruptur tendon achilles thompson test (+)
• E. Ruptur meniskus medial mcmurray eksorotasi,
bunyi pop (+)
71. Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
• Anjing, Kucing,
• Observasi 10 hari
• Rakun, Sigung, Rubah, kelelawar
• Dianggap rabies kecuali terbukti negatif
• Sapi, kuda, domba, kelinci, hewan pengerat
• Biasanya tidak perlu Postexposure prophylaxis
SAR + VAR untuk luka risiko tinggi
VAR untuk luka risiko rendah
CARA Pemberian
• VAR diberikan dengan dosis 0,5 mL di daerah
deltoid (paha pada anak anak) sebanyak 4X :
Hari 0 (2x), hari 7, dan hari 21.
Temuan sendi khusus Nodus Bouchard, nodus Deviasi ulnar, swan Kristal urat
Heberden neck, boutonniere
Perubahan tulang Osteofit Osteopenia, erosi Erosi
Fitur ekstra-artikular Nodul subkutan, Tofus, bursitis
pulmonal, kardiak, olecranon, batu ginjal
splenomegali
Pemeriksaan penunjang Foto polos RF (+), anti CCP (+), Foto Asam urat ↑
polos Gold standar : kristal
urat pada aspirasi cairan
sendi
Kriteria ACR RA
DEFORMITAS pada RA
Pilihan Lain
• A. Osteofit pada OA
• B. Penyempitan celah sendi pada OA
• D. Penumpukan kristal urat pada gout
• E. Podagra pada gout
73. Jadi, gambaran radiologi pasien ini
adalah…
C. Erosi pannus
74 E. osteoporosis medikamentosa
• Ny. Memo, usia 50 tahun
• nyeri pada pinggul yang dirasakan terus menerus
selama 3 bulan terakhir
• rutin mengkonsumsi obat mengontrol sesaknya
kemungkinan steroid (asthma controller)
• Pasien masih mengalami menstruasi teratur
• Riwayat trauma dan riwayat keluarga dengan
keluhan yang sama disangkal
• dokter menyatakan bahwa pasien mengalami
pengeroposan tulang
Faktor Risiko Osteoporosis
Pilihan Lain
• A. Osteoporosis pasca menopause umumnya
usia 55-70
• B. osteoporosis ec defisiensi kalsium
• C. osteoporosis juvenile idiopatik
• D. osteoporosis senilis diatas usia 70
74. Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
E. osteoporosis
medikamentosa
75. E. Arthritis septic
E. Arthritis septik
76 E. Skleritis difusa
• Diagnosis?
Episkleritis Skleritis
Sumber: medscape
Skleritis (2)
• Patofisiologi: biasanya karena penyakit granulomatosa
kronik atau pengaruh autoimun nekrosis fibrinoid,
infiltrasi PMN, MN, sel plasma, makrofag, sering
disertai vasculitis
• Diagnosis:
• fenilefrin eye drops tidak respon (membedakan dengan
episkleritis)
• CT Scan, MRI, USG
• Tatalaksana
• Tx penyakit sistemik yang mendasari
• NSAID, kortikosteroid pada non-necrotizing scleritis
• Imunosupresan pada necrotizing scleritis
• Bedah pada skleritis nekrosis
• Komplikasi: keratitis, uveitis biasa dari skleritis
nekrosis Sumber: medscape
Skleritis difusa Skleritis nodusa
Skleritis nekrosis
Jawaban Lainnya
• A. Skleritis jawaban kurang lengkap karena ada
pilihan jawaban yang lebih tepat
• B. Episkleritis nodular nodul (+), jarang disertai
nyeri dan penyakit sistemik, visus normal
• C. Episkleritis difusa nodul (-), jarang disertai
nyeri dan penyakit sistemik, visus normal
• D. Skleritis nodusa nyeri, visus turun, nodul (+)
76 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
E. Skleritis difusa
77 C. Pemeriksaan slit lamp
• Tn. Tuak 60 tahun
• Mata merah kanan dan buram 2 hari
• Post op katarak
• Nyeri (+)
• PF: visus turun, injeksi konjungtiva & siliar,
hipopion (+)
• Diagnosis: endoftalmitis
• Pemeriksaan?
Endoftalmitis
• Adalah inflamasi purulen cairan intraokuler (vitreous and
aqueous humor) akibat infeksi.
• Endoftalmitis sering berasal dari vitritis progresif.
• Tipe
• Eksogen (post operatif, trauma, post injeksi viterus, dll)
• Endogen.
• Akut (<6 minggu) Vs Kronik (> 6 minggu)
• Endoftalmitis post operatif akut adalah jenis tersering.
• Penyebab tersering: Stafilokokus epidermidis (70%)
• Pemeriksaan
• PF lokalis: PF eksternal, visus, funduskopi, slit lamp
• Lab: gram, kultur aqueous/vitreous humour, PCR, darah lengkap,
LDH
• Radiologi: CT-scan/MRI orbita, USG ocular
Endoftalmitis Akut Postoperatif
• Terjadi dalam 1-2 minggu post
operasi, seringnya 3-5 hari post
operasi.
• Gejala: sangat progresif, mata
nyeri, mata merah, sekret, dan
pandangan kabur
• Tanda: visus turun, efema
palpebra, edema konjungtiva dan
hipopion
kornea, cells + fibrin di COA,
hipopion, inflamasi vitreous,
retinitis, dan reflex fundus kabur.
Tatalaksana
• Antibiotik intravitreus (lebih
direkomendasikan) atau sistemik
(penyebab sering bakteri; terapi
empiris: Vankomisin, Ceftazidime,
atau Amikasin)
• Steroid intravitreus
• Siklopegik (istirahatkan iris)
• Vitrektomi (pars plana vitrektomi) Injeksi intravitreus
Jawaban Lainnya
• A. Genioskopi pemeriksaan sudut bilik mata
depan, biasanya untuk faktor risiko glaukoma
• B. Tonometri pemeriksaan TIO, biasanya untuk
glaukoma akut
• D. Sensitivitas kornea sensibilitas kornea,
pemeriksaan nervus kranial V
• E. Perimetri pemeriksaan lapang pandang, untuk
glaukoma kronik
77 Jadi, pemeriksaan pasien ini adalah…
• Dx: Pterigium gr IV
• Tatalaksana?
Pterigium
• Pterigium adalah
pertumbuhan jaringan
konjungtiva bentuk segitiga ,
bervaskular, dan bisa meluas
hingga limbus dan pupil.
• Seringnya asimptomatik;
keluhan lain: mata kering
(burning, itching or tearing).
Manajemen pterigium
• Menghindari pajanan sinar UV adalah
tindakan awal, namun tidak menghilangkan
pterigium yang sudah ada
• Dengan kacamata hitam, topi
• Artificial tears dapat mengurangi gejala
• Kortikosteroid topikal, bila ada indikasi (yakni;
adanya inflamasi yang sedang terjadi)
• Pembedahan adalah tindakan definitif, namun
kekambuhan masih munkgin terjadi
http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/963/treatment/details.html
Indikasi pembedahan
• Astigmatisme terinduksi pterygium
• Terlibatnya aksis penglihatan
• Gejala iritasi berat
• Kosmetik
Mata merah ++ + + + +
Kemosis ++ + ++ - +
Perdarahan + + + - -
subconjungtiva
Discharge Purulen/ cair cair mukopurulen -
mukopurulen
Papil + - ++ + -
Folikel - + + ++ +
http://emedicine.medscape.com/article/1191467-differential
Jawaban Lainnya
• A. Edukasi bahwa penyakit ini self-limiting
konjungtivitis viral
• B. Salep mata tetrasiklin 3x/hari konjungtivitis
bakterial
• D. Salep mata acyclovir 3x/hari konjungtivitis
viral ec herpes simpleks/zoster
• E. Salep mata eritromisin 2 minggu konjungtivitis
chlamydia
79 Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
C. Loratadin 1 x 10 mg
80 A. Sinekia posterior
• Tn. Dori 25 tahun, penglihatan buram mata kiri 1
minggu
• Mata merah, berulang 3 tahun
• Menghilang dengan pemberian obat tetes steroid
mata
• Sering mengeluh nyeri pinggang, membaik dengan
antinyeri mengarah ke RA
• PF: visus 6/12, tidak membaik dengan pinhole,
injeksi silier (+), partikel kecil dalam COA
A. Sinekia posterior
81 E. Buftalmos
• Diagnosis?
Primary Congenital Glaucoma (PCG)
• TIO meningkat, buphthalmos, edema and kekeruhan cornea
dengan ruptur membran Descemet (Haabs striae),
penipisan sklera anterior dan atrofi iris, COA sangat dalam
dan funduskopi tampak atrofi optik glaukomatosa yg
progresif.
• Gejala: fotofobia, blepfrospasme, dan epifora,
megalokornea.
• Seringnya diagnosis ditegakkan pada tahun pertama
kehidupan.
TATALAKSANA
• Operasi (goniotomy,
trabeculotomy
or trabeculectomy)
Terminologi GLAUKOMA
• Buphthalmos (Greek: bous = ox; ophthalmos = eye) refers to
the marked enlargement that can occur as a result of any
type of glaucoma present since infancy.
• Hydrophthalmos (Greek: hydro = water; ophthalmos = eye)
refers to the high fluid content present with marked
enlargement of the eye, seen in any glaucoma present since
infancy.
Berdasarkan onset usia:
• Kongenital: glaukoma terjadi sejak lahir.
• Infantil: sejak lahir sampai usia 3 tahun.
• Juvenil: setelah 3 tahun hingga belasan tahun.
GONIOTOMI
Pilihan Lain
• A. Epikantus lipatan kulit
ke dalam di kelopak atas dan
bawah
• B. Blefarospasme mata
tidak dapat berhenti berkedip
• C. Ptosis kelainan N.III,
kelopak mata jatuh dan sulit
membuka
• D. Lagoftalmus N VII, mata
tidak dapat menutup
81 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
E. Buftalmos
82 C. Acanthamoeba sp
C. Acanthamoeba sp
83 E. Blefaritis posterior
• Diagnosis?
Blefaritis: peradangan kelopak mata
(1) anterior : ulseratif (karena stafilokokus), nonulseratif (karena
seboroik)
(2) Posterior (kelainan kelenjar meibom)
• Terdapat dua tipe:
• ulseratif (karena
stafilokokus)
• nonulseratif (karena
Kelainan kelenjar meibom seboroik)
• Terapi: seka dengan air hangat untuk mempermudah
evakuasi pus (kompres hangat)
• Bersihkan tepi palpebra untuk membersihkan dengan krusta
(juga dengan kain hangat)
• Antibiotik: salep bacitracin/polimiksin B/eritromisin
Pilihan Lain
• A. Keratokonjungtivitis sika mata kering
• B. Blefarokonjungtivitis terdapat mata merah
(+)
• C. Keratitis bacterial infiltrat (+) kornea
• D. Blefaritis anterior tidak ada disfungsi
kelenjar meibom
83 Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
E. Blefaritis posterior
84 A. Entropion involusional
• Ny. Lula, 65 tahun, mata
merah yang memberat
sejak 1 minggu
• Sering iritasi
• Tidak ada keluhan apa pun
pada mata, trauma, atau
riwayat pembedahan
• Diagnosis?
Entropion
• Definisi: berputarnya tepi kelopak mata (margo
palpebral) ke arah bola mata
• Kelopak mata bawah biasanya involusional
• Kelopak mata atas biasanya sikatrik
• Jenis:
• Entropion senilis/involusioal overriding m.
orbicularis oculi preseptal ke tarsal, kekenduran
kelopak mata, disinsersi retractor kelopak, atrofi lemak
kelopak
• Entropion sikatrik kontraktur karena luka bakar,
cedera sebelumnya, inflamasi, trauma, pembedahan
• Entropion kongenital
• Entropion spastik erat dengan blefarospasme esensial
Entropion (2)
• Gejala dan tanda:
• Tepi kelopak mata berputar ke arah bola
mata
• Mudah iritasi, mata merah
• Kronis: komplikasi pada kornea
• Diagnosis
• Snap test, blink test, eversi kelopak
• Tatalaksana
• Tx awal: lubrikan pada mata, lanjut
pembedahan
• Entropion spastik injeksi botulinum
Jawaban lainnya
• B. Entropion sikatrik riwayat trauma, inflamasi,
pembedahan disangkal
• C. Entropion spastik tidak ada keluhan mata
sebelumnya
• D. Ektropion margo palpebral berputar keluar
• E. Epikantus kelopak mata terlipat, menutupi
sudut medial mata
epikantus
83 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
A. Entropion involusional
A. Salep mata steroid +
85 tetes mata atropin
• Ny. Deswanti, 30 tahun, kedua mata kabur
dan silau saat meliha cahaya 4 bulan
terakhir
• Pengobatan TB
• PF: keratik presipitat, flare (+)
Sumber: medscape
Uveitis TB
• Terkait dengan TB, penyebab M. tuberculosis
• Termasuk jarang
• Manifestasi: uveitis anterior granulomatosa,
koroiditis diseminata dengan vitritis
• Diagnosis dibuat dengan eksklusi penyebab uveitis
lain, dan apakah ada riwayat TB paru
• Tatalaksana: Kortikosteroid oral/topical/seperti
uveitis anterior pada umumnya + terapi TB (9 bulan
– rekomendasi CDC)
Sumber: AAO
Jawaban lainnya
• B. Salep mata tetrasiklin keratitis bacterial, atau
konjungtivitis bakterial
• C. Salep mata itraconazole keratitis fungal
• D. Cetirizin 1 x 10 mg kojungtivitis alergi atau
vernal
• E. Salep mata acyclovir keratitis herpetik
85 Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
Sumber: KSK IV
Jawaban lainnya
• A. Epidermophyton sp
penyebab tinea
• B. Tricophyton rubrum
penyebab tinea
• C. Herpes simpleks
virus keratitis
herpetic, lesi dendritik
• E. Acanthamoeba sp Keratitis amoeba
keratitis amoeba
Jadi, penyebab keluhan pasien ini
86 adalah…
D. Aspergillus sp
87 C. Neuritis Retrobulbar
Keywords:
• 44 tahun nyeri saat bola mata digerakkan
dan disentuh.
• Pasien memiliki riwayat operasi katarak 5
tahun yang lalu.
• PF : Visus 1/300, skotoma sentral.
• PF mata anterior : normal.
• PF mata posterior : papil berwarna jingga dan
berbatas tegas (normal)
• Diagnosis?
Atrofi
papil
Edem papil
Pilihan lainnya
• Diagnosis?
Gerakan Bola Mata
Tes Hirschberg
Strabismus manifes
Jawaban lainnya
• B. Eksotropia mata juling keluar
• C. Hipertropia mata juling ke atas
• D. Hipotropia mata juling ke bawah
• E. Strabismus laten strabismus yang normal
pada Hirschberg, dan tidak normal pada cover-
uncover test
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
88
A. Esotropia
89 C. Vitamin A 200.000 IU
• Anak 3 tahun dengan keluhan penurunan
pandangan terutama saat menjelang sore hari.
• Ditemukan bitot spot pada konjungtiva.
Diberikan pada
hari ke 1, 2, dan 14
Pilihan Lain
• A. Vitamin A 50.000 IU untuk usia < 6 bulan
• B. Vitamin A 100.000 IU untuk usia antara 6
bulan -12 bulan
• D. Vitamin C
• E. Asam folat
Jadi, terapi pasien ini adalah…
89 C. Vitamin A 200.000 IU
90 C. Ambliopia
• Sulit melihat tulisan di papan tulis
• VODS 6/15. Dikoreksi dengan S -2.00 VODS 6/9,
dikoreksi dengan S-2.50 VODS 6/9, dikoreksi dengan
S-3.00 VODS 6/12, dan dikoreksi dengan S-2.75
VODS menjadi 6/9.
• Pada pemeriksaan mata dengan hirschberg test,
tampak bayangan sinar tidak simetris di kedua
pupil.
90 C. Ambliopia
91 B. Uji T berpasangan
• Membandingkan konsentrasi penyerapan 2 obat
dengan spesimen urin.
• Obat A diberikan, 1 jam kemudian konsentrasi obat
dalam urin dihitung.
• Durasi washed out obat 5 hari.
• Setelah seminggu bersih dari obat A, obat B
diberikan lalu 1 jam kemudian dihitung
konsentrasinya dalam urin.
Variabel tergantung
Jumlah variabel bebas Jenis variabel Tidak berpasangan
tergantung berpasangan
Variabel 2 kelompok Nominal Chi square McNemar
bebas : Ordinal Mann Whitney Wilcoxon
kategorik
Numerik T-Unpair T-pair
>2 Nominal Chi square Cochran
kelompok Ordinal Kruskal-wallis Friedman
Numerik ANOVA Related-
ANOVA
Pilihan Lain
• A. Uji T unpair
• C. Chi square
• D. Anova
• E. Kolmogorov smirnov digunakan untuk
menguji normalitas data
Jadi, uji statistiknya adalah…
91 B. Uji T berpasangan
92 B. 77/112
Demam tifoid Tidak demam tifoid
A
UJI BARU (+) 20 (A) 35 (B) PPV = A + B
D
UJI BARU (-) 68 (C) 77 (D) NPV = C + D
Total 88 112
SENSITIVITAS SPESIFISITAS
A D
A+C B+ D
Uji Diagnostik
Membandingkan alat uji baru dengan baku
emas (gold standard).
baku emas
+ -
+ a b
alat uji
- c d
Sensitivitas a
Dari yang sakit, berapa yang
hasilnya positif? a+c
Spesifisitas d
Dari yang tidak sakit, berapa b+d
yang hasilnya negatif?
Uji Diagnostik
92 B. 77/112
B. Non eksperimental
93 dengan pembatasan subyek
• Karena kejadian penyakit jantung sebagian besar
dialami oleh usia dewasa, maka ia menentukan
karakteristik sampel yang akan dia ambil dari
subyek berusia lebih dari 35 tahun.
• Jenis penelitian?
RCT
• Salah satu studi eksperiemental untuk mengurangi
bias pada percobaan terapi baru gold standard
clinical trial
• Membagi 2 kelompok: penerima terapi dan
penerima placebo (control) mengurangi bias
seleksi
• Dulu, terbagi menjadi single-blind, double-blind,
triple blind, sejak CONSORT Statement 2010,
• Reports of blinded RCT should discuss "If done, who was
blinded after assignment to interventions (for example,
participants, care providers, those assessing outcomes)
and how.”
Blinded-experiment
• Eksperimen yang inforasinya disimpan dari partisipan,
untuk mengurangi bias, sampai trial outcome diketahui
• Single-blind: partisipan tidak mengetahui mengenai
informasi penelitian (apakah masuk ke grup kontrol
atau grup eksperimen), sedangkan peneliti mengetahui
• Masih riskan terhadap experimenter bias
• Double-blind: partisipan dan peneliti sama-sama tidak
mengetahui informasi penelitian subyek mana yang
masuk kontrol/eksperimen
• Dapat mengurangi placebo effect, observer bias, experimenter
bias
• Triple-blind: partisipan/peneliti/panitia penyelenggara
penelitian/penganalisis data, tidak mengetahui
informasi penelitian
Pilihan Lain
• A. Single blind trial dokter mengetahui jenis
obat yang diberikan
• C. Triple blind trial panitia/penganalisis data
tidak mengetahui informasi penelitian
• D. Randomized controlled trial terlalu general
• E. Pre and post test trial bukan itilah lazim
Jadi, jenis penelitian adalah…
95
B. Double blind trial
C. Distribusi kejadian
96 hipertensi pada guru SMA
• Dr. Topan bekerja di PKM kotaratu,
penelitian mengenai hubungan kadar
kolesterol, TG, Hb, dan usia, terhadap TD
diastole guru SMA suatu kota.
• Desain penelitian: cross-sectional
Beneficence
Non-maleficence
• First do no harm.
• Sering dalam keadaan cito.
• Dokter harus memberikan yang terbaik diantara yang buruk.
• Contoh: menolak aborsi tanpa indikasi medis
Autonomi
Justice
A. Autonomi
99 A. UU Praktik Kedokteran
Pasal 36
Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik
kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik
Pasal 38
Untuk mendapatkan surat izin praktik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36, dokter atau dokter gigi harus:
a. memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi
dokter gigi yang masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29, Pasal 31, dan Pasal 32;
b. b. mempunyai tempat praktik; dan
c. c. memiliki rekomendasi dari organisasi profesi.
Analisis kasus
• Dokter Tanu tidak memiliki SIP di tempat tersebut
sebagai dokter spesialis, ataupun STR sebagai
dokter spesialis
• Melanggar UU Praktik Kedokteran
Pilihan Lain
• B. Hukum Perdata bukan jawaban yang tepat
• C. Profesionalitas bukan jawaban yang tepat
• D. Undang-undang Permenkes bukan jawaban
yang tepat
• E. Beneficence bukan jawaban yang tepat
99 Jadi, kaidah yang dilanggar adalah…
A. UU Praktik Kedokteran
B. Memanggil keluarga pasien
100 yang lain untuk dijelaskan
• Bp. Dodi 60 tahun membawa anak yang
berusia 15 tahun sesak demam
• Anak endocarditis
• Dokter menjelaskan tentang penyakit dan
tatalaksaa, ayah tidak mengerti
• Etiologi
Dikotom seperti cabang pohon
Jawaban lain
• a. Taenia solium
• b. Taenia saginata
• c. Fasciola hepatica cacing di hepar
menimbulkan obstruksi, ikterik
• d. Echinococcus granulosis cacing pita ditularkan
melalui kotoran anjing (diphyllum)
• e. Ascariasis lumbricoider
Jadi, etiologi yang tepat kasus diatas adalah…
101
B. Taenia saginata
102 C. Strongiloidasis
• An 7 tahun
• Diare
• Nyeri dada dan perut
• Kemerahan sekitar anus
• Ditemukan
• Etiologi
Strongyloides stercoralis
• Cacing nematoma genus
Strongyloides
• Soil –transmitted dan larva mampu
menembus kulit
• Bisa mengalami autoinfeksi larva
di usus melakukan penetrasi dan
melakukan reinfeksi bisa infeksi
seumur hidur
• Gejala
• Nyeri perut, Nyeri dada, Diare, Batuk,
Ruam , BAB berdarah
Siklus hidup Strongyloides
Jawaban lain
• A. Ascariasis
menyebabkan
malnutrisi, cacing besar
tanpa perlu mikroskop
• B. Trichuriasis
• D. Oxyuriasis
• E. Taeniasis
Jadi, diagnosis yang tepat kasus diatas adalah…
102
C. Strongyloidiasis
103 D. Propanolol
• Laki laki 45 tahun
• Muntah darah 30 menit
• Minum alkohol, riwayat hep C
• TD 90/70 mmHg, N 110 kali per menit, RR
28 x/menit
• Konjungtiva anemis, asites, pelebaran
pembuluh vena di dada
• Pencegahan rebleeding
Tatalaksana perdarahan Upper GI
• Stabilisasi tanda vital
• Intubasi untuk proteksi airway
• IV fluid
• Transfusi darah
• Mengatasi kondisi penyebab
• Analog somatostatis (octreotide)
• Intervensi bedah
• Ligasi dengan Endoskopi
• Pencegahan bleeding/ rebleeding
• Beta blocker
• Antibiotik
Jawaban lain
• A. Octreotide konstriksi sirkulasi splanknik untuk
menekan perdarahan
• B. Omeprazole kasus ulkus peptikum
• C. Lactulosa mencegah ensefalopati hepatikum
• E. ISDN venodilator untuk menurunkan
hipertensi porta
103 Jadi, pencegahan rebleeding pasien
Tn Surya adalah....
D. Propanolol
104 A. Prazikuantel
• Diare 1 minggu
• Mual, nyeri perut, demam
• Berenang di Danau Lindu
• Telur cacing 50 x 70 u, bulat,
dengan duri rudimenter
Manifestasi klinis:
• Akut (2-8 minggu post infeksi):
anorexia, muntah, nyeri
abdomen, diare (berdarah),
demam, rash, hepato-
splenomegali
• Kronik: fibrosis hepar,
hipertensi portal
Sumber: CDC
Skistosomiasis
• Terdiri dari: S.japonicum (duri rudimenter), S.mansoni
(duri lateral), S.hematobium (duri terminal)
• Telur: duri
• Manifestasi klinis:
✓Diare
✓Nyeri perut
✓Mual-muntah
✓Gatal-gatal
• Parasit endemis di Danau Lindu
Tatalaksana
• Prazikuantel
S.Hematobium dan S.mansoni 40 mg/KgBB dibagi
2 dosis
S. Japonicum 60 mg/KgBB dibagi 2 dosis
Diagnosis dan Pengobatan
• Diagnosis:
• Ditemukan telur di feses, biopsi jaringan
• Pemeriksaan imunologi:
• Circum oval Precitipitin Test
• ELISA
• Tatalaksana:
• Praziquantel 60 mg/kgBB
Sumber WHO
Pilihan lainnya
• B. Albendazol ascaris, enterobiasis,
• C. Mebendazol ascaris, enterobiasis
• D. DEC filariasis
• E. Pyrantel pamoat pilihan pada ibu hamil
Jadi, terapi yang tepat adalah…
104
A. Praziquantel
105 B. Omfalitis
• Tatalaksana awal :
- cegah dehidrasi
- cegah hipotermia
: tutup kasa NaCl
dan plastic wrap
- cegah infeksi
- rujuk
Sumber : medscape
• Manajemen awal dilakukan sesuai prinsip ABC. Dekompresi
lambung penting dilakukan untuk mencegah distensi traktus
gastrointestinal serta aspirasi. Setelah resusitasi berhasil dan pasien
stabil, dilakukan evaluasi defek abdomen. Terdapat perbedaan
dalam manajemen antara kasus gastroskisis dengan omfalokel.
• Diperlukan perhatian khusus pada pasien dengan gastroskisis untuk
mencegah kehilangan panas dan evaporasi dari visera yang
terekspos dengan kontrol suhu lingkungan dan
pemasangan bag menutupi defek.
• Pada omfalokel membran penutup visera perlu dijaga agar tetap
intak dan lembab. Stabilisasi kantong untuk mencegah trauma.
Bila kantong omfalokel ruptur, visera yang terpapar ditangani
seperti gastroskisis. Jika kondisi pasien dengan omfalokel stabil,
perlu dilakukan evaluasi terhadap kemungkinan kelainan penyerta
Jawaban Lainnya
• D. Defans muskuler peritonitis
• E. Selulitis dinding perut infeksi pada lapisan
dermal kulit, berubah warna merah-ungu-biru-abu,
muncul lepuhan (bulla), disintegrasi kulit, demam
tinggi hingga 41
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
105 B. Omfalitis
106 E. Paramyxovirus
• Demam 2 hari
• Bengkak di kedua pipi, nyeri saat
makan
• Kakak mengalami keluhan sama 1
bulan lalu
• Rongga mulut bersih tidak ada pus
C. Enterokolitis nekrotikans
Hepatitis A dan riwayat
110 Imunisasi Hep B
• Wanita 19 th, kuning disertai nyeri perut
kanan atas, demam. BAK teh, terjadi juga di
temannya
- IgM anti HAV (+), HbsAg (-), anti HCV (-), IgG
dan IgM anti HBC (-) anti HBS (+)
- OT/PT meningkat sekali
C. pasang NGT
112 B. Clostridium difficile
Medscape.com
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
• Perempuan, 68 thn
• nyeri perut kiri bawah mendadak dan
demam
• Mual dan sulit BAB
• nyeri tekan pada kuadran kiri bawah, bising
usus (+)
• Lab : leukosit 14.800/ul
• Diagnosis pada kasus di atas yang
mungkin?
Diverticulitis inflamasi satu/lebih diverticula
Diverticula adalah kantung kecil yang disebabkan oleh herniasi
mukosa ke dinding kolon. Banyak diverticula diverticulosis
diverticulitis
• Penyakit diverticular bervariasi dari asimptomatik,
simptomatik tanpa komplikasi dan simptomatik dengan
komplikasi (akut dan kronik)
• Divertikulitis kebanyakn dialami orang tua, tetapi dapat juga
dialami usia muda (20%)
• Gejala klinis tergantung lokasi, keparahan, dan komplikasi yang
terjadi
• LLQ pain (70% kasus)
• diare
• Mual muntah
• Konstipasi
• Flatulens
• Kembung
• PF: pada diverticulitis, dapat ditemui nyeri yang terlokalisasi pada
area yang terkena dan demam. Seringnya nyeri tekan LLQ (area
kolon sigmoid)
• Pada diverticulitis komplikata teraba massa
Tatalaksana
• Antibiotik
• Diet cair
• Anti nyeri
• Pembedahan jika
• Free-air perforation with fecal peritonitis
• Suppurative peritonitis secondary to a ruptured abscess
• Uncontrolled sepsis
• Abdominal or pelvic abscess (unless CT-guided aspiration is
possible)
• Fistula formation
• Inability to rule out carcinoma
• Intestinal obstruction
• Failing medical therapy
• Immunocompromised status
• Extremes of age
Pilihan lainnya
• A. Appendisitis akut nyeri RLQ
• B. Divertikulosis tidak bergejala
• C. Chron disease skipping lesion
• E. Ulseratif kolitis lesi kontinu, gejala lebih khas
Ke diverticulitis (fokus pd LLQ)
113 Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
D. Divertikulitis
A. Edukasi untuk menghentikan
114 konsumsi alkohol dan
mengonsumsi makanan bergizi
Sumber : emedicine
Fatty Liver Disease -
Steatohepatitis
• Dua tipe
• alkoholik FLD , akibat minum alkohol > 30 g/hari
• Gejala muncul dalam 2 minggu minum alkohol, cepat resolusi
jika berhenti minum alkohol
• inflamasi terjadi jika tetap minum alkohol setelah FLD
steatohepatitis
• Gejala hepatitis: kuning, malas makan, demam, nyeri
RUQ/epigastrium, ascites, wasting otot
• Lab: SGOT:SGPT > 2:1, GGT, bilirubin meningkat
• Nonalkoholik
Fatty Liver Disease -
Steatohepatitis
• Manajemen:
• ABSTINENCE rokok
• Terapi nutrisi
• Mencegah infeksi superimposed oleh virus hepatitis
• Jika terjadi sirosis, manajemen sama dengan gagal liver
tahap akhir: tangani ascites, varises, ensefalopati
• Tanpa gejala hepatitis, tidak perlu tirah baring
• Menurunkan berat badan
Jawaban Lainnya
B. Tirah baring di RS: tidak dibutuhkan jika tidak
hepatitis, tidak terbukti lebih baik dibanding
beraktivitas biasa
C. Suplemen zat besi, multivitamin, asam folat
untuk anemia, pada pasien masalah utama adalah
konsumsi alkohol, suplementasi tanpa abstinence
menghambat pemanfaatan asam folat
D. Antiviral: tidak relevan
E. Antibiotik: tidak dibutuhkan saat ini, mungkin
digunakan sebagai profilaksis dari spontaneous
bacterial peritonitis jika terjadi ascites pada sirosis
114 Jadi, terapi yang tepat adalah…
Demam - - + (low- +
grade) (high-
grade)
Ikterus - + - +
Kolelitiasis Kolesistitis
Koledokolitiasis Kolangitis
Tanda dan Gejala
• Nyeri perut berawal di
ulu hati kemudian
terlokalisir di kanan atas
• Nyeri dapat menjalar ke
bahu kanan / skapula
• Mual muntah
• Demam
• Kantung empedu teraba
(~30-40% pasien)
• Ikterik (~15% pasien)
Medscape.com
Penunjang
• Laboratorium tidak
terlalu mendukung
• Pencitraan : USG
disarankan sebagai
pemeriksaan awal
USG Kolesistitis
Terdapat 5 kelainan patologis mayor yang dapat
ditemukan pada hasil USG kolesistitis akut
1. Batu empedu/sludge hyperechoic acoustic shadow
2. Sonographic murphy sign maksimal tenderness
teridentifikasi di right upper quadrant sementara
kandung empedu terlihat di monitor
3. Penebalan dinding kandung empedu > 4 mm
4. Cairan perikolesistik (pericholecystic fluid)
5. Pelebaran duktus biliaris komunis > 4 mm
116
D. Injeksi epinefrin 0,3 mg IM
117 D. DL, PT, aPTT
• Anak 10 tahun
• Post khitan.
• Pasien dipulangkan setelah kondisi stabil.
• Saat di rumah luka kembali berdarah
• Riwayat sering muncul bengkak di daerah
lutut.
• Riwayat serupa pada paman
• Pemeriksaan penunjang
Hemostasis & Kaskade Koagulasi
• Hemostasis primer: dari
perdarahan sampai terbentuk
thrombocyte primary plug. Defek
pada proses ini menyebabkan
penyakit Von Willebrand dengan
perdarahan lama (prolonged
bleeding)
• Hemostasis sekunder: dari
thrombocyte primary plug hingga
terbentuk cross-linking fibrin.
Defek pada proses ini
menyebabkan penyakit Hemofilia
dengan perdarahan tertunda
(delayed bleeding).
FDP: Fibrin
degradation
products
Hemofilia Klinis
Aktifitas Perdarah
FVIII/FIX an
• Patogenesis: defek secondary hemostasis
akibat defisiensi FVIII atau FIX Trauma
Ringan 5-25%
berat
• X-linked resesif; hanya pada laki-laki
• Klasifikasi Sedang 1-5%
Trauma
• Hemofilia A: ↓ FVIII (1:10.000) ringan
• Hemofilia B: ↓ FIX (1:30.000-50.000) Berat <1% Spontan
Dasar diagnosis
•Anamnesis: delayed bleeding, soft tissue bleeding,
epistaksis, hematuria
•PF:
•Neonatus: perdarahan umbilikus
•Anak: hemarthrosis
•TRM (+) bila terjadi perdarahan intrakranial
•PP: trombosit (N), BT (N), CT ↑, PT (N), APTT ↑,
www.nhs.uk/conditions/haemophilia/Pages/Introduction.aspx
Sumber: Harrison
Leptospirosis
• Leptospirosis adalah zoonosis yg
disebabkan L. Interrogans . Penyakit
ini harus dicurigai pada pasien yg
berkontak dgn air, tanah, atau lumpur
yg terkontaminasi urin binatang.
• Gejala klinis leptospirosis: demam,
menggigil, sakit kepala, mual, muntah,
nyeri abdomen, nyeri otot betis,
ikterus, hepatomegali, anoreksia,
fotofobia, gagal ginjal.
Sumber: Medscape
• Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan
untuk menegakkan leptospirosis:
• Kultur darah (dalam 7-14 hari setelah terpajan)
• Microscopic Agglutination Testing (MAT)
Sumber: Medscape
Tata Laksana Leptospirosis
• Diagnosis?
Thalassemia
• Adalah gangguan genetik sel darah merah
berupa abnormalitas formasi Hb.
Pola Penurunan
Patogenesis dan Patofisiologi
• Dewasa normal:
• HbA (A2Β2) 95%
• HbA2 (α2 δ2) 2-3.5%
• HbF (α2 γ2) < 2%
• Gen pengatur produksi globin:
• Kromosom 16 (alpha globin: "α")
• Kromosom 11 (beta: "β", gamma: "γ", and delta: "δ"
genes)
• Thalasemia:
• Mutasi / delesi gen pengatur produksi globin
penurunan produksi rantai globin dan rasio Hb
abnormal (α:non-α). penurunan sintesis Hb
Thalassemia Alfa
• Mengenai gen HBA1 dan HBA2
• Sehingga: produksi rantai beta berlebihan karena
tidak stabil, akhirnya membentuk tetramer bernama
HbH
• Dibagi menjadi:
• Silent carrier: asimptomatik
• α thalassemia trait: asimptomatik, abnormal apus
darah tepi, HbF meningkat, HbA2 normal
• HbH disease: anemia hemolitik kronik --> pucat,
ikteris/anemia neonatal, hepatosplenomegali,
gallstones, dst
• α thalassemia major (Hydrops fetalis) meninggal
dalam uterus atau segera setelah lahir
Thalassemia Beta
• Terjadi karena defek pada globin beta
• Mutasi pada gen HBB atau kromosom 11 defek HbA
• Keparahan penyakit bergantung pada apakah defek parsial
(masih ada sebagian globin β) atau keseluruhan (tidak ada globin
β sama sekali)
• Dibagi menjadi:
• Silent carrier: asimptomatik
• β thalassemia trait/minor: anemia ringan, elektroforesis
ditemukan peningkatan HbA2, HBF, atau keduanya
• β thalassemia intermedia: anemia, intermediate severity
• β thalassemia major (Cooley anemia): transfusion dependent
anemia
• Splenomegali, gangguan pertumbuhan, deformitas tulang
• Gejala Thalassemia mayor muncul di antara bulan ke 6 -12 saat
produksi rantai gamma berkurang dan normalnya diganti rantai globin
beta untuk membentuk HbA (a2b2)
Thalassemia
• Gejala klinis:
• Pucat kronis
• Hepato-splenomegali
• Ikterik
• Short stature
• Facies Cooley Apusan darah tepi:
Mikrositik, hipokrom,
• Hiperpigmentasi anisopoikilositosis, sel target (+),
• Riwayat keluarga (+) eritrosit muda (+)
D. Thalassemia beta
minor
B. Omeprazol + klaritromisin +
120 metronidazol
E. Ammonia
122 B. Hipersensitivitas tipe
sitotoksik
- Wanita muda, Pucat dan lemas sejak 1
minggu lalu.
- Konjungtiva anemis, sklera ikterik dan
hepatosplenomegali.
- Tes coomb (+)
- Diagnosis mengarah ke Anemia
Hemolitik Autoimun
B. Hipersensitivitas
tipe sitotoksik
123 A. Rheumatoid factor dan
anti CCP
• Keywords:
• Nyeri pada sendi jari tangan
• Kaku pada pagi hari
• Bengkak dan dekalsifikasi tulang jari-jari
tangan
TATA LAKSANA
• Inisial: NSAID dan/atau glukokortikoid
• DMARD diberikan dalam tiga bulan bila peradangan terus menerus
Rheumatoid Arthritis - PF
Rheumatoid Arthritis
• Diagnosis?
Hemostasis & Kaskade Koagulasi
• Hemostasis primer: dari perdarahan sampai
terbentuk thrombocyte primary plug. Defek
pada proses ini menyebabkan penyakit Von
Willebrand dengan perdarahan lama
(prolonged bleeding)
• Hemostasis sekunder: dari thrombocyte
primary plug hingga terbentuk cross-linking
fibrin. Defek pada proses ini menyebabkan
penyakit Hemofilia dengan perdarahan
tertunda (delayed bleeding).
PT faktor 7
aPTT faktor 12, 11,10,9, 8
FDP: Fibrin
degradation
products
Hemofilia Klinis
Aktifitas
Perdarahan
FVIII/FIX
Dasar diagnosis
•Anamnesis: delayed bleeding, soft tissue bleeding, epistaksis, hematuria
•PF:
•Neonatus: perdarahan umbilikus
•Anak: hemarthrosis
•TRM (+) bila terjadi perdarahan intrakranial
•PP: trombosit (N), BT (N), CT ↑, PT (N), APTT ↑, ↓FVIII/FIX, inhibitor
FVIII/FIX
www.nhs.uk/conditions/haemophilia/Pages/Introduction.aspx
Tatalaksana
Tatalaksana
Terbaik: faktor konsentrat (konsentrat faktor VIII untuk
hemofilia A dan faktor IX untuk hemofilia B)
Pilihan lain:
• Fresh frozen plasma, berisi seluruh faktor pembekuan
dan protein serum. Mudah didapat, namun
konsentrasinya rendah
• Cryoprecipitate, dari plasma darah yang disentrifugasi
kemudian diambil endapannya mengandung
fibrinogen, faktor VIII, XIII, vWF, dan beberapa protein
pembekuan lain. Lebih pekat sehingga konsentrasi
yang dibutuhkan lebih sedikit lebih dipilih
Jawaban lain
• A. PRC kasus anemia
• B. Washed PRC anemia hemolitik
• D. FFP hemofilia B
• E. Leukodepleted blood mengurangi reaksi
adverse efffect dari transfusi
Jadi, transfusi yang tepat pada pasien
125 tersebut adalah..
C. Cryoprecipitate