Professional Documents
Culture Documents
1
Muhamat Nofiyanto
1
STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta
ABSTRACT
Background: Endotracheal suctioning is often performed by nurses and beneficial for critically ill
patients. Suctioning is essential for removing secretions, maintaining airway patency and prevent
unexpected complications. Open suctioning is performed by disconnecting patients with the ventilator.
Suctioning not only removed secretions in the airway but also oxygen. Suctioning must be done
correctly, safely, effectively and efficiently to prevent unexpected events in critically ill patients.
Objective: This study aimed to determine differences on cardiopulmonary parameters after open suction
in critically ill patients
Methods: The study design was comparatif cross sectional analytic approach, using one group pre test
and post test. The sample of the research amounted to 34 people, using purposive sampling technique.
Catheter size 14 Fr on ETT number 7 mm used in this research to performed endotracheal suctioning.
Cardiopulmonary parameters (Heart rate/ HR, respiratory rate/RR, oxygen saturation/SpO2, systolic
blood pressure/ SBP and diastolic blood pressure/DBP) measured by pulse oxymeter and bedside
monitor before suction and immediately thereafter.
Results: The results showed increase average heart rate 6.412 (from 106.62 into 113.03), Respiratory
rate has increased 4.971 (from 20.62 into 25.59), SpO2 decreased 1.68 (from 99.09 into 97.41), and
systolic blood pressure increased 5.71 (from 118.29 into 124.00) after performed open suction. The
results of paired t-test statistical analysis (for RR, HR) obtained a < 0.05 (0.000), whereas Wilcoxon
statistical analysis (for SpO2, SBP) obtained a < 0.05 (0.000 and 0.001). So it can be said that the
difference cardiopulmonary parameters was statistically significant after perfomed open suction in
critically ill patients.
Tabel 2. Perbedaan Rerata Nrekuensi napas (RR), Frekuensi Nadi (HR) dan Tekanan Darah
Diastolik Sebelum dan Setelah Suction
Perbedaan Rerata ±
Variabel Rerata Simpangan baku P Value
simpangan baku
Frekuensi nafas (RR)
Sebelum suction 20.62 ± 7.612 4.971 ±4.138 0.000
Setelah suction 25.59 ± 7.616
Frekuensi Nadi (HR)
Sebelum suction 106.62 ± 16.226 6.412 ±5.004 0.000
Setelah suction 113.03 ± 15.181
Tekanan darah diastolik
Sebelum suction 77.74 ± 26.759 2.500 ±26.144 0.581
Setelah suction 75.24 ± 12.322
Data perbedaan rerata saturasi oksigen dan tekanan darah sistolik tidak berdistribusi
normal sehingga analisis data yang digunakan adalah uji wilcoxon, dengan hasil sebagai
berikut.
Tabel 3. Perbedaan Rerata Saturasi Oksigen (SpO2) dan Tekanan Darah Sistolik Sebelum dan
Setelah Suction
Variabel Rerata Simpangan baku P Value
Saturasi oksigen (SpO2)
Sebelum suction 99.09 ± 0.996 0.000
Setelah suction 97.41 ± 0.988
Tekanan darah sistolik 118.29 ± 14.509
Sebelum suction 124.00 ± 16.317 0.001
Setelah suction
Berdasarkan tabel 2 menunjukan ada- Hasil analisis perbedaan rerata tekanan da-
nya perbedaan yang bermakna antara RR rah sistolik menunjukan p-value <0.05
(sebelum dan sesudah suction) dan HR (0.001), hal ini berarti bahwa ada perbedaan
(sebelum dan sesudah suction) dengan nilai yang bermakna nilai tekanan darah sistolik
P-value <0.05 yaitu masing-masing 0.000. antara sebelum dan segera setelah suction.
hal ini berarti tindakan suction meningkatkan Tindakan suction meningkatkan tekanan da-
frekuensi napas dan frekuensi nadi pasien. rah sistolik.
Hasil analisis untuk perbedaan tekanan Hasil menunjukan bahwa terdapat perbe-
darah sebelum dan sesudah suction dida- daan rerata parameter kardiopulmonal yang
patkan nilai P-value >0.05 (0.581), hal ini bermakna untuk HR, RR, SpO2 dan tekanan
berarti bahwa tidak ada perbedaan yang darah sistolik antara sebelum dan segera
bermakna nilai tekanan darah diastolik an- setelah suction dengan p value berturut-turut
tara sebelum dan segera setelah suction. 0.000; 0.000; 0.000 dan 0.001. Menurut
Tindakan suction menurunkan tekanan da- penulis, hal tersebut terjadi karena berku-
rah diastolik pasien tetapi secara statistik rangnya aliran udara yang masuk ke dalam
penurunanya tidak bermakna/ signifikan. paru pasien akibat pemutusan bantuan
Berdasarkan tabel 3 menunjukan p- ventilator. Sehingga pasien harus berusaha
value <0.05 (0.000), hal ini berarti bahwa memenuhi kebutuhan oksigenya sendiri se-
ada perbedaan yang bermakna nilai saturasi lama tindakan suction. Kondisi tersebut
oksigen antara sebelum dan segera setelah ditambah dengan tekanan negatif hisapan
suction. Tindakan suction menurunkan satu- dari mesin suction yang mengakibatkan
rasi oksigen pasien. semakin berkurangnya tidal volume pasien.
134
Media Ilmu Kesehatan Vol. 2, No. 3, Desember 2013
Pasien akan berkompensasi dengan me- hadap oksigen. Pergeseran tersebut pada
ningkatkan kerja napasnya untuk memenuhi akhirnya menyebabkan desaturasi oksigen.
kecukupan suplai oksigen. Hal itu diperkuat Peningkatan HR dan tekanan darah
(17)
oleh penelitian Vanner and Bick yang sistolik merupakan upaya kompensasi untuk
mendapatkan hasil bahwa suction menggu- memenuhi kecukupan oksigenasi jaringan.
nakan ukuran 14 Fr pada ukuran ETT 7 mm Peningkatan HR akan meningkatkan cardiac
menghasilkan tekanan trakeal sebesar -13 output guna mencukupi perfusi perifer. Hal
mmHg dan aliran udara yang terhisap sebe- tersebut dapat dijelaskan bahwa kondisi ber-
sar 29,7 mmHg. kurangnya suplai oksigen dapat mensti-
Kondisi penurunan suplay dan volume mulasi cabang simpatis sehingga menghasil-
tidal pasien kritis dapat menyebabkan teka- kan epineprin dan norepineprin yang me-
nan oksigen arteri, volume tidal dan kappa- micu pelepasan katekolamin dan akhirnya
sitas residual paru turun serta terjadi pe- dapat meningkatkan heart rate dan kontrak-
ningkatan tekanan karbondioksida (PaCO2). tilitas jantung.(25-26) Peningkatan tersebut
Hal itu diperkuat oleh penelitian Briassoulis juga dikarenakan oleh adanya stimulus hisa-
et al.(18), yang menyatakan bahwa suction pan kateter suction yang merangsang reflek
endotrakel sistem terbuka terhadap pasien vagal. Kondisi ini akan meningkatkan aktivi-
yang mendapatkan ventilasi mekanik dapat tas syaraf simpatik sehingga memicu terja-
menyebabkan penurunan komplien paru dan dinya peningkatan tanda vital. Hal tersebut
tidal volume. Penelitian Lindgren (19) tentang diperkuat oleh pendapat Rostrup(23) yang
tekanan oksigen mendapatkan hasil bahwa menyatakan bahwa kondisi hipoksemia akut
kapasitas residual paru turun 58% dari nilai dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatik,
dasarnya setelah dilakukan tindakan suction memicu keluarnya hormon katekolamin, se-
terbuka, sedangkan tekanan oksigen arteri hingga memicu vasokonstriksi regional. Hal
turun 59% dari nilai dasarnya. Heinze (20) ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
dalam penelitianya yang mendapatkan hasil oleh Zadeh et al.(24) bahwa kondisi desa-
nilai rata-rata PaCO2 (tekanan parsial karbon turasi oksigen dapat meningkatkan laju per-
dioksida) mengalami peningkatan dari 38,3 napasan, denyut jantung, tekanan darah dan
mmHg menjadi 39,1 mmHg setelah dila- memicu vasodilatasi pembuluh darah yang
kukan tindakan suction endotracheal sistem masih normal terutama pada kasus coronary
terbuka. Berbagai kondisi tersebut mengaki- artery deseases.
batkan ketidakseimbangan antara oksigen
dan karbondioksida, sehingga akan terjadi KESIMPULAN
gangguan dalam proses difusi. Hal tersebut Tindakan open suction secara signify-
seperti yang dijelaskan oleh Alimul(21) bahwa kan dapat merubah parameter kardiopul-
proses difusi akan terganggu jika tekanan monal pasien kritis, sehingga dalam mela-
dan konsentrasi oksigen terjadi perubahan. kukan suction pasien kritis yang terpasang
Ketidakseimbangan oksigen dan karbon- ventilator perlu dipertimbangkan untuk me-
dioksida akibat terganggunya proses difusi nggunakan closed suction. Perawat perlu
akan mempengaruhi keseimbangan kurva memperhatikan terkait jumlah dan keken-
disosiasi oksigen–hemoglobin. Hal ini seperti talan sekret yang dihisap, menambah lama-
yang dikemukan oleh McCance & Huether nya hiperoksigenasi sebelum dan setelah
(22)
bahwa pergeseran kurva ke arah kanan suction serta mempersingkat lama pemu-
disebabkan oleh asidosis (pH yang rendah) tusan dengan ventilator, frekuensi penghi-
dan hiperkapnea (peningkatan PaCO2). sapan dan tidak melakukan instilasi normal
Dalam jaringan, peningkatan ion CO2 dan Hi- saline jika harus tetap menggunakan open
drogen yang dihasilkan oleh aktivitas meta- suction.
bolik menurunkan daya ikat hemoglobin ter-
135
Media Ilmu Kesehatan Vol. 2, No. 3, Desember 2013