You are on page 1of 122

Oleh :

ANDI GEMMY A.M.A, S.Si, M.SE, MT


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Muhammadiyyah Makassar
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat tanpa
memerlukan medium dan merupakan gelombang transversal. Namun gelombang
elektromagnetik merupakan gelombang medan, bukan gelombang mekanik
(materi). Pada gelombang elektromagnetik, medan listrik E selalu tegak lurus arah
medan magnetik B dan keduanya tegak lurus arah rambat gelombang. Gangguan
gelombang elektromagnetik terjadi karena medan listik dan medan magnet, oleh
karena itu gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam ruang vakum.
BAGAIMANA “GEM” TERJADI
????
Keberadaan gelombang
elektromagnetik didasarkan
pada hipotesis Maxwell “
James Clark Maxwell ” dengan
mengacu pada 3 fakta relasi antara listrik dan
magnet yang sudah ditemukan :
a. percobaan Oersted yang berhasil membuktikan :
arus listrik dalam konduktor menghasilkan medan
magnet disekitarnya (jarum kompas menyimpang
bila di dekatkan pada kawat yang dialiri arus listrik)
b. percobaan Faraday yang berhasil mebuktikan batang
konduktor yang menghasilkan GGL induksi pada
kedua ujungnya bila memotong medan magnet
c. percobaan Faraday yang menunjukkan perubahan
fluks magnetik pada kumparan menghasilkan arus
induksi dalam kuparan tersebut
Didasarkan pada penemuan Faraday
“Perubahan Fluks magnetik dapat
menimbulkan medan listrik” dan arus
pergeseran yang sudah dihipotesakan Maxwell
sebelumnya, maka Maxwell mengajukan suatu
hipotesa baru : “Jika perubahan fluks magnet
dapat menimbulkan medan listrik maka
perubahan Fluks listrik juga harus dapat
menimbulkan medan magnet” Hipotesa ini
dikenal dengan sifat simetri medan listrik
dengan medan magnet.
Bila Hipotesa Maxwell benar, konsekuensinya
perubahan medan listrik akan mengakibatkan medan
magnet yang juga berubah serta sebaliknya dan
keadaan ini akan terus berulang. Medan magnet atau
medan listrik yang muncul akibat perubahan medan
listrik atau medan magnet sebelumnya akan bergerak
(merambat) menjauhi tempat awal kejadian.
Perambatan medan listrik dan medan magnet inilah
yang disebut sebagai gelombang elektromagnetik.
Arah rambatan
E E E E

B B B B

Ilustrasi perambatan gem


Pada tahun 1831 James Clerk Maxwell melakukan penelitian tentang medan
listrik dan medan magnet. Dan hasil penelitiannya, ia mengemukakan hipotesis
yang berbunyi “Jika perubahan medan magnet dapat menimbulkan medan
listrik, maka perubahan medan listrik juga dapat menimbulkan medan
magnet”. Hipotesis ini mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet, yaitu:

a. Hukum Coulomb yang menyatakan bahwa muatan listrik dapat menghasilkan


medan listrik di sekitarnya.
b. ukum Biot-Savart yang menyatakan bahwa arus listrik atau muatan listrik
yang mengalir dapat menghasilkan medan magnet di sekitarnya.
c. Hukum Faraday yang menyatakan bahwa perubahan medan magnet dapat
menghasilkan medan listrik.

Untuk membuktikan hipotesisnya, Maxwell kemudian melakukan percobaan


dengan skema peralatan seperti Gambar Skema Percobaan Maxwell.
Maxwell melakukan percobaan menggunakan dua isolator
yang diberi muatan berlawanan (positif dan negati) yang
masing-masing diikat pada ujung pegas. Jika kedua pegas
digetarkan, maka jarak antara kedua muatan akan berubah-
ubah. Akibatnva, medan listrik di antara keduanya juga
berubah-ubah. Perubahan medan listrik ini akan menimbulkan
perubahan medan magnet. Perubahan medan magnet ini
menyebabkan timbulnya medan listik. Ini terjadi secara terus-
menerus. Perubahan medan listrik dan medan magnet ini
menjalar atau merambat ke segala arah. Perambatan medan
listrik E dan medan magnet B yang tegak lurus satu sama lain
secara bersamaan disebut gelombang elektromagnetik.
Jadi:

Gelombang elektromagnetik didefinisikan sebagai


gelombang yang terjadi karena adanya perubahan medan
magnet dan medan listrik yang saling tegak lurus serta
keduanya tegak lurus pula dengan arah rambatnya.
Gelombang elektromagnetik terbentuk dari medan listrik E dan medan
magnet B yang saling tegak lurus. Pada saat bersamaan kedua medan
magnet ini merambat pada arah yang tegak lurus keduanya
Menurut Maxwell kecepatan merambat gelombang elektromagnetik
bergantung dari listrik kemagnetan dan kelistrikan medium atau tidak
bergantung dari amplitudo getaran medannya.

Maxwell berhasil menunjukan bahwa cahaya tampak merupakan bagian


dari spektrum gelombang elektromagnetik dan juga berhasil memprediksi
kelajuan cahaya denga menggunakan persamaan sebagai berikut :
Hubungan antara medan listrik (E), medan magnet (B), dan arah rambatan
(c) gelombang elektromagnetik dapat ditentukan dengan menggunakan aturan
tangan kiri.
Pada tahun 1887, Heinrich Hertz berusaha untuk
membuktikan kebenaran hipotesis Maxwell. ia
mengukur radiasi gelombang magnetik yang
mempunyai kecepatan sesuai dengan nilai yang
diduga oleh Maxwell.

Perhatikan Gambar Skema Percobaan Heart


Dengan memberikan arus listrik, kumparan Ruhrnkorf
akan menginduksikan tegangan pada kedua elektroda di
sisi A. Karena adanya pelepasan muatan, pada elektroda
akan terjadi percikan api.

Kemudian, diikuti elektroda di sisi B yang juga terjadi


percikan api. Ini menandakan jika dalan rangkaian terjadi
perpindahan energi gelombang elektromagnetik dan sisi A
ke sisi B. Selain ini, Hertz juga melakukan percobaan
yang menunjukkan sifat-sifat gelombang cahaya, seperti
pemantulan, pembiasan, Interferensi, difraksi, dan
polarisasi. Jadi, eksperimen yang dilakukan Herzt sudah
cukup untuk membuktikan hipotesis Maxwell. Untuk
menghargai jasanya, hertz ditetapkan sebagai satuan
frekuensi dalam SI dengan simbol Hz.
Kebenaran Hipotesa Maxwell
tentang adanya gelombang
elektromagnetik pada
akhirnya dibuktikan oleh “
Heinrich Hertz”
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan Herzt, beberapa sifat gelombang
elektrornagnetik, yaitu :

a. Dapat merambat dengan atau tanpa zat perantara/medium,


b. Termasuk gelombang transversal,
c. Merambat dalarn arus lurus,
d. Dapat mengalami interferensi, difraksi, dan polarisasi,
e. Dapat dipantulkan atau dibiaskan.

1. Perubahan medan listrik dan medan magnetik terjadi pada saat yang
bersamaan, sehingga kedua medan memiliki harga maksimum dan minimum
pada saat yang sama dan pada tempat yang sama.
2. Arah medan listrik dan medan magnetik saling tegak lurus dan keduanya tegak
lurus terhadap arah rambat gelombang.
3. Dari ciri no 2 diperoleh bahwa gelombang elektromagnetik merupakan
gelombang transversal.
4. Seperti halnya gelombang pada umumnya, gelombang elektromagnetik
mengalami peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, dan difraksi. Juga
mengalami peristiwa polarisasi karena termasuk gelombang transversal.
5. Cepat rambat gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada sifat-sifat
listrik dan magnetik medium yang ditempuhnya.
Sketsa gelombang elektromagnetik
Persamaan Maxwell dirumuskan dalam besaran medan
listrik E dan medan magnet B. Seluruh persamaan Maxwell
terdiri dari 4 persamaan medan, yang masing-masing dapat
dipandang sebagai hubungan antara medan dan distribusi
sumber, baik sumber muatan ataupun sumber arus.
Persamaan Maxwell mendeskripsikan hubungan antara
medan listrik, medan magnet dengan sumber-sumbernya
yaitu muatan listrik, arus dan perubahan medan.

Persamaan-persamaan Maxwell (4 buah) merangkumkan


fakta-fakta eksperimen tentang listrik dan magnet
(hukum Coulomb, hukum Gauss, hukum Biot-Savart,
hukum Ampere dan hukum Faraday).
Untuk kondisi statik, hukum Gauss ekivalen dengan
hukum Coulomb.

Pada fenomena kemagnetan, tidak terdapat monopole magnet, tidak


seperti pada fenomena listrik di mana ada muatan positif dan ada
muatan negatif. Dalam persoalan kemagnetan kutub-kutub magnet
selalu hadir bersamaan.

Sebagaimana halnya dengan hukum Gauss untuk fenomena


kelistrikan, fluks magnet pada suatu permukaan tertutup sebanding
dengan “muatan” total.

Garis-garis medan magnet tidak berujung ataupun berpangkal (berupa kurva


tertutup). Karena tidak terdapat monopole, maka untuk kasus kemagnetan akan
didapat:
Persamaan tersebut menunjukkan tidak adanya
monopole magnet.
Telah dipelajari sebelumnya bentuk hukum Ampere yaitu

Ini berarti jika terdapat diskontinuitas arus, hukum Ampere “mempunyai


masalah”.
Masalah tersebut dapat diselesaikan melalui kontribusi Maxwell dengan
memperkenalkan konsep arus perpindahan (displacement current). Menurut Maxwell
hukum Ampere diperluas dengan memasukkan arus perpindahan sehingga dapat
berlaku untuk keadaan yang lebih umum.

Tinjau kapasitor tersebut dengan muatan pada masing-masing plat adalah Q. Jika
kapasitor tersebut berupa kapasitor keping sejajar, maka dapat dinyatakan

Maxwell menyebutnya sebagai arus perpindahan (displacement current) dan


dinyatakan sebagai

Dengan koreksi Maxwell tersebut, maka hukum Ampere dalam bentuk yang
umum adalah :
Hukum Ampere yang dikoreksi oleh axwell
menunjukkan adanya arus listrik ataupun
perubahan medan listrik menimbulkan efek
kemagnetan

Hukum induksi Faraday menunjukkan bahwa perubahan medan magnet


menimbulkan efek kelistrikan.
Persamaan-persamaan Maxwell

Merupakan ungkapan matematik yang menyatakan hubungan antara medan listrik


dan medan magnet. Hubungan antara medan listrik dan medan magnet
dinyatakan dalam 4 buah persamaan:
Koreksi Maxwell merupakan kontribusi penting yang mengaitkan perubahan fluks
listrik terhadap medan magnet, sebagaimana perubahan fluks magnet berkait
dengan medan listrik.

Suku dinamakan arus perpindahan (displacement current).


Persamaan-persamaan Maxwell

Medium Vakum

1. . D   b .E  0

2. .B  0 .B  0
B B
3. xE   xE  
t t

4. E
xB   o 0
t
Click angka untuk mengetahui penurunan rumus masing-masing
persamaan di atas
Persamaan Maxwell pertama merupakan ungkapan dari
hukum Gauss, yang menyatakan bahwa:
“ Jumlah garis gaya medan listrik yang menembus suatu
permukaan tertutup, sebanding dengan jumlah muatan yang
dilingkupi permukaan tersebut.”
Secara matematis Hukum Gauss dituliskan dengan:
.  q
 E . n dA    o

.  1
 E . n dA    dq
o
.  1
 E• n dA    dV
o
 E . n dA      b dV
.  1
f
o

 E• n dA     
.  1 
  • P   b dV
o
.  
Dari teorema divergensi
 E• n dA    • EdV
 
 1 
  • EdV     • P  b dV
o
   

   •  E  o    • P dv   b dV
  
 o E P   E  D

 • D  b Persamaan Maxwell (1) dalam Medium
Untuk ruang vakum, karena tidak ada sumber maka
  0 sehingga:
 b
•E 
0

•E  0

Persamaan Maxwell (1) untuk ruang vakum,


tanpa sumber muatan
Persamaan Maxwell kedua merupakan Hukum Gauss
magnetik, yang menyatakan “fluks medan magnetik yang
menembus suatu permukaan tertutup sama dengan nol, tidak
ada sumber medan berupa muatan magnetik.” Atau dengan
kata lain,” garis gaya medan magnet selalu tertutup, tidak
ada muatan magnet monopole.”

Melalui teorema Gauss, persamaan Maxwell kedua dapat


dituliskan dalam bentuk integral:
 
B   B . n dA  0
  
Dari teorema divergensi
 B . n dA   . BdV maka

 . BdV  0

. B  0 Persamaan Maxwell (2) dalam medium dan vakum
Persamaan Maxwell ketiga merupakan ungkapan Hukum
Faraday-Lenz, yang menyatakan bahwa “pengaruh medan
magnet yang berubah dengan waktu.”
Secara matematis dituliskan:
 

 
t
dengan   B. n dA

karena    E.dl maka
   
 E.dl   t  B. n dA
  
Dari teorema Stokes  E .dl   x E . n dA
    
 x E . n dA   t  B . n dA

 B Persamaan Maxwell (3) dalam medium
x E  
t Dan vakum.
Persamaan Maxwell keempat merupakan Hukum Ampere:
 
  
B
 B .dl  I dengan  H ; I   J . ndA

 H.dl  I 
 
dan J  J b  J

f
  
 H .dl    J b  J f  n .dA
 
 

   
 xH  n .dA    J b   t  n .dA
E

 

 
 E
xH  J b  
t

 D Persamaan Maxwell (4) dalam medium
xH  J b 
t
Untuk persamaan Maxwell (4) dalam vakum, yaitu:

 B.dl   I0
  
Dari teorema Stokes  B.dl   x B. n dA maka
   

 x B. n dA    J . n dA
0
 
x B   0 J

 E
x B   0 0 Persamaan Maxwell (4) dalam Vakum,
t
Tanpa sumber muatan
B.1. PERSAMAAN GELOMBANG
ELEKTROMAGNETIK
MEDAN LISTRIK
Dari persamaan Maxwell (3):

 B
 E  
t
Ruas kanan dan ruas kiri dideferensialkan dengan operasi
rotasi, maka:

 
  

    E      B
  t  
Dari vektor identitas
 
   
     E    . E    E
2

   
Maka:
    

 . E    E      B 
2

  t  

Dengan . E  0 dan   B     E sehingga


 

t
0 0

  E
2
  E   0 0 2
2

t
 
  E 2   E 2
 E  0 0 2
2
 E  0 0
2
0
t t 2


1  E
 2
 E 2
2
0
c t 2

1
dengan c 
 0 0
Sehingga persamaan gelombang medan listrik
dalam bentuk diferensial:
 2 2 2 1 2  
 2  2  2  2 2  Ex  0
 x y z c t 
 2 2 2 1 2  
 2  2  2  2 2  Ey  0
 x y z c t 
 2 2 2 1 2  
 2  2  2  2 2  Ez  0
 x y z c t 
Solusi paling sederhana:
 
E  z , t   E 0 cos kz  t 
MEDAN MAGNET
Dari persamaan Maxwell (4):
E
xB   o 0
t
Dengan operasi rotasi:

 
  (  E )
     B    0 0
  t

      E )
 . B    B   0  0
2

  t
 
  

Karena vektor identitas      B    . B    B
2

   
Dan persamaan Maxwell (2) serta (3):


. B  0 dan   E    B

t
sehingga

  B2
 B   0 0 2
2

t

1  B
 2
 B 2
2

c t 2

 1  B
2
 B 2
2
0
c t 2

Maka persamaan gelombang medan magnet dalam


bentuk diferensial:
 2 2 2 1 2  
 2  2  2  2 2  Bx  0
 x y z c t 
 2 2 2 1 2  
 2  2  2  2 2  By  0
 x y z c t 
 2 2 2 1 2  
 2  2  2  2 2  Bz  0
 x y z c t 
 
Solusinya: B z , t   B 0 coskz  t 
Solusi persamaan gelombang elektromagnet untuk medan
Listrik dan medan magnet merupakan contoh eksplisit
dari gelombang datar (Plan Wave)
Bentuk umum: f (kz  t )

Kecepatan: v  
k
Bentuk muka gelombangnya
tegak lurus vektor satuan k,
maka:
 
k . z  kons tan
Sifat-sifat gelombang datar:
1. Mempunyai arah jalar tertentu (dalam persamaan,
arah z).
2. Tidak mempunyai komponen pada arah rambat.
3. Tidak ada komponen E dan B yang bergantung pada
koordinat transversal (pada contoh, koordinat
transversalnya x dan y).

Sehingga solusi persamaan gelombangnya menjadi:


     
E  i Ex ( z, t )  j E y ( z, t ) E  j E y ( x, t )  k E z ( x, t )
     
B  i Bx ( z , t )  j B y ( z , t ) B  j B y ( x, t )  k Bz ( x, t )
B.2. TRANSVERSALITAS GELOMBANG
ELEKTROMAGNETIK
MEDAN LISTRIK
Untuk membuktikan sifat dari gelomabng datar yaitu
transversalitas,dari persamaan Maxwell (1) dan (4):

. E  0
  
 E x ( z, t )  E y ( z, t )  E z ( z, t )
  0
x y z

 E z ( z, t )
 0 Ez tidak bergantung pada z (sisi spatial)
z 
 E
  B   0 0
t
   
 B y  Bz Ez  E z ( z, t )
   0 0  0 Sisi temporal
x y t t
Yang berarti Ez tidak bergantung pada t
Jadi Ez (z,t) = konstan =0, yang berarti arah getar
dari gelombang medan listrik tegak lurus pada arah
rambatnya, karena medan listrik E hanya mempunyai
komponen-komponen pada arah yang tegak lurus
pada arah rambat.

MEDAN MAGNET
Dari persamaan Maxwell (2):

. B  0
  
 B x ( z, t )  B y ( z, t )  B z ( z, t )
  0
x y z

 B z ( z, t )
 0 Sisi spatial, yang berarti Bz tidak bergantung
z pada z.
Dan dari persamaan Maxwell (3):

 B
x E  
t
  
 E y  E x  B z ( z, t )
 
x y t

 B z ( z, t )
 0 Sisi temporal, yang berarti Bz
t tidak bergantung pada t.

Yang berarti arah getar gelombang medan magnet tegak


lurus terhadap arah rambatnya.
Dengan demikian maka gelombang
Elektromagnetik merupakan gelombang transversal.
Hubungan E dan B, misal menjalar dalam arah z:
  
E  i Ex  j E y
  
E  i E0 x cos(kz  t )  j E0 y cos(kz  t )
  
B  i Bx  j B y
  
B  i B0 x cos(kz  t )  j B0 y cos(kz  t )

 B
x E  
t 
 
  

k sin(kz  t )  i Eoy  jEox    sin(kz  t )  i Box  jB0 y 
   
 
  

k  i Eoy  jEox     i Box  jB0 y 
   

 
  
 k  E   B E B E  cB
  k
EB
Hubungan vektor propogasi k, medan listrik E,
dan medan magnet B ditunjukkan dengan gambar:
B.3. VEKTOR POYNTING DAN KEKEKALAN
ENERGI
Energi medan elektromagnetik merupakan jumlah dari
Energi Medan listrik dan energi medan magnet.
u  uB  uE
1 1
u B  0E2
2

2 0 2
Laju perubahan rapat energi atau perubahan rapat energi
terhadap waktu:
 
du 1   B  E
 B•   0 E•
dt  0 t t
Dari persamaan Maxwell (3) dan (4), maka:
 
 B  E
x E   dan   B   0  0
t t
Sehingga
du 1   
 1   

 B •    E   E•    B 
dt 0   0  
du 1   
   

   B•    E   E •    B  
dt 0     
Dari vektor identitas
 
    
  

 • E  B  B•    E   E •   B  maka
   
 
du 1   du 
  • EB   • S  0 Hukum Kekekalan Energi
dt 0 dt
 
 1  
dengan S  E  B disebut vektor poynting
0
mengungkapkan besarnya energi persatuan
waktu per satuan luas yang dibawa oleh
medan elektromagnetik
C. GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
DALAM MEDIUM
Persamaan-persamaan Maxwell

.D   b
.B  0
B
 E  
t
D
  H  Jb 
t
C. 1 GEM DALAM MEDIUM KONDUKTIF
Dalam medium konduktif yang bebas sumber, dan dari
hubungan B = μ H dan D = ε E, persamaan
Maxwell 4 dapat ditulis:

D
  H  Jb 
t
E
  B  J  
t
  E B
(  B)  ( J   ), dengan  E  
t t t t
J 2E
   (  E )     2 ,
t t
  (  E )  (.E )   2 E dan J  E
maka
 E  2
E
 ((.E )   E )  
2
  2
t t
 E  2
E
0   2 E     2
t t
 2
E E
 2 E   2   0
t t
Dengan solusi : E(z, t) = E0 cos (kz - ωt)

Atau dalam bentuk kompleks :

E(z, t) = E0 e-i (kz - ωt )


2E E
E(z, t) = E0 e-i (kz - ωt )  E   2  
2
0
t t
Sehingga :

2
 
 E  2 E0 e i (kz t )  i 2k 2 E0 e i (kz t )  k 2 E
2

z
E
 iE0 e i (kz t )  iE
t
2E
 i  E0 e
2 2  i (kz t )
  E
2

t 2

-k2E + μεω2E – μσiωE = 0


k2E - μεω2E + μσiωE = 0
k2= μεω2 – iμσω
Misal : k = a + ib

k2 = (a + ib)2 = a2 – b2 + 2abi
Dari pers k2= μεω2 – iμσω, maka :

a2 – b2 = μεω2 dan 2ab = - μσω



 b
a  (
2
)  
2 2
2a
2a

a (
2
)  
2 2
kalikan dengan 4a2
2a
4(a2)2 – 4μεω2a2 – (μσω)2 = 0
4(a2)2 – 4μεω2a2 – (μσω)2 = 0

Dengan menggunakan rumus akar kuadrat, diperoleh :


4  2  ( 4  2 ) 2  4( 4)( ) 2
( a1, 2 ) 2 
8
 2 1
( a1, 2 ) 2   (  2 ) 2  (  ) 2
2 2
1 1
( a1, 2 )  (  2 ) 
2
  2 2   2
2 2
1 1  2
( a1, 2 )  (  2 ) 
2
  1  ( )
2

2 2 
1 1  2
(a1, 2 )  (  )    1  (
2 2 2
)
2 2 
1    
2

(a1, 2 )  (  ) 1  1  
2 2
 
2     
 

Karena a bilangan riil, maka a2 harus positif


sehingga dipilih:

1    
2

a  (  ) 1  1  
2 2
 
2     
 
a2 – b2 = μεω2 1    
2
2 2

a  (  ) 1  1   
b2 = a2 - μεω2 2 
    

1    
2

b 2   2 1  1     
2

2     
 
1 1   
2 
b    
2 2
1    1
2 2    
 
 1 1   
2
2 2

b     1  
 2 2
    
2  2
   
b 
2
 1 1   
2     
 
Besarnya bilangan gelombang

k  kk *  (a  ib)(a  ib)
2

k  a 2  b2
2

1   2 1   2
k   1  1  ( )     1  1  ( ) 
2 2 2

2    2   
 2
k   1  ( )
2 2


k merupakan fungsi dari ω. Dan karena k berkaitan dengan
cepat rambat, maka pada medium konduktif, cepat rambat
gelombang bergantung pada frekuensi. Medium tersebut
seperti medium dispersif.
Untuk medium yang berkonduktivitas tinggi, σ >>
maka

1     
2

a 
2
 1 
2
1   
2 
     
1     
2 

a 
2
 2 1   
2 
     
1   
a2   2  
2   

a
2
Sehingga :

b
2a

b

2
2

b
2

2 1
Jika   maka a  b 
 
Dengan besaran δ disebut tebal kulit (skin depth)
Jadi
(1  i)
k  a  ib 

merupakan bilangan gelombang untuk medium
dengan konduktivitas tinggi, pada frekuensi rendah
maka solusinya :

E ( z , t )  E0 e  i ( a ib ) z t 
 1i 
i  ( ) z t 
 
E ( z , t )  E0 e 

z z
i ( t )
E ( z , t )  E0 e  e 
Untuk medium yang konduktivitasnya rendah
(konduktor buruk),  jauh lebih kecil dari ωε. Maka
Skin depthnya :

 2
  2
a 
2
1  1  ( ) 
2   

Diuraikan dengan deret Maclaurin

2 3
x x
(1  x) n  1  nx  (n  1)  n(n  1)(n  2)  
2! 3!
 2
jika x( ) maka :

1
1 1 1 1
(1  x)  1  x  . (  1) x  ..........
2 2

2 2! 2 2
1
  2 2 1  2 1 1  4
1  (  )   1  2 (  )  4 ( 2 )(  )  ......
 
1
  2 2 1  2
1  (  )   1  2 (  )  ........
 
Jadi,  2  1  2
a 
2
1  1  2 (  )   .......
2  
 2  1  2
a 
2
2  2 (  )   .......
2  
 2
a 
2

4
 2
a
4
 
a
2 

  2 
a  b  dengan 
2   
1
a  b  yang disebut skin depth

Dari solusi persamaan gelombang pada medium
konduktif yaitu :
z z
  i ( t )
E ( z, t )  E0e  e 

yang dapat ditafsirkan setelah menempuh jarak


sebesar δ, maka amplitudo gelombang berkurang
menjadi 1 dari amplitudo semula.
e
E ( z , t )  E0 e 1e  i (1t )
Jika z = δ maka
E0 i (1t )
E ( z, t )  e
e
k
Medan Magnet : B  E E ( z, t )  E0e i ( a ib) z t 

a  ib
B( z, t )  Eo e i ( a ib ) z t 

b
dengan r  a  b , dan   tan  
 i 1
Karena a  ib  re
2 2

a

maka
a2  b2
B( z, t )  Eo e i ( a ib) z t  

Jadi medan listrik (E) dan medan magnet (B)


tidak lagi mempunyai fase yang sama
Kecepatan fase:

 2   2
a 
2
1  1  ( ) 
2   
k 2
  2
a2  1  1  ( ) 
2   
1

k   2 2
a 1  1  ( ) 
2   

dengan kv = ω, dan karena a > k , maka kecepatan fase


pada medium konduktif < v di udara/non konduktif
Besarnya vektor poynting untuk medium
konduktif, yaitu :
1   k
S  ( E  B) dengan B E
 
1 k 
S   E ( E )
  
1
S  kE 2

1 2  2 i (kz t )
S (a  ib) E0 e

(a  ib) 2  2 i ( a  ib ) z t 
S E0 e

 a 2  b 2  2  2i  ( a ib) z t  2 
S  E0 e  

  
Untuk medium konduktif a  b 
1

maka  a 2  b 2  2  2 z  2i  z t  2 
S  E0 e  e  

  
z
2
Faktor e 

merupakan faktor redaman dalam perambatan energi.


C. 2 ELEKTRON BEBAS DI DALAM KONDUKTOR
DAN PLASMA
Elektron bebas di dalam konduktor tidak terikat
pada atom dan molekul sehingga dapat digunakan
persamaan Maxwell 3, yaitu :
B
 E  
t

 2
E J
  E   0 0 2  0
2

t t
-
E
2
J
 E   0 0 2   0  0
2
(1)
t t
Gerakan elektron :
dv
m  qe E dengan v = kecepatan elektron
dt
Ruas kiri dan ruas kanan dikalikan dengan Nqe

 (vqe N )
m  N (qe ) 2 E dan J = vqeN, maka :
t
J
m  N ( qe ) 2 E........(2)
t
Substitusi persamaan (2) ke persamaan (1)

E
2 2
( Nqe )
 E  0 0 2  0
2
E0
t m
Sehingga :
 2
E N ( q ) 2
 2 E   0 0 2   0 e
E 0
t m
dan E ( z , t )  E0e  i ( kz t )

 2 E  i 2 k 2 E0ei ( kz t )  k 2 E
E
 iE0e  i ( kz t )  iE
t
maka,
 2 E 2 2 i ( kz t )
 i  E e   2
E
t 2 0
N (qe ) 2
-  k E   0 0 ( E )   0
2 2
E0
m
-
N (qe ) 2
k  0 0  0
2 2

m
k2 N ( qe ) 2
 1
0 0 2
 0 m 2

1 k2 N (qe ) 2 N ( qe ) 2
 1 dengan  p
2
0 0  2
 0 m 2 m
1 k2
karena c 
2
dan 
1
0 0 2 v2

c2   2

maka  1  p 
v 2   2 
Berdasarkan definisi indeks bias : c
n
v
  2

n  1  2 
2 p
  
 

p2
n  1 2 Indeks Bias Plasma

Bila ω<ωp maka nilai indeks bias n
berupa bilangan imajiner yang berarti
gelombang di dalam plasma tsb akan
teredam.

Bila ω ≥ ωp, maka nilai indeks bias n


berupa bilangan nyata (real) sehingga
gelombang akan diteruskan.
Sebagaimana gelombang mekanik, gelombang EM dalam perambatannya juga
membawa energi.

Rapat energi total dalam medan elektromagnet adalah:


Sedangkan rapat energi rata-rata diperoleh dengan merata-ratakan fungsi cosinus
kuadrat, yaitu

Polarisasi gelombang EM menggambarkan


bagaimana medan listrik berosilasi. Pada gambar
di samping, dikatakan bahwa gelombang EM
terpolarisasi pada bidang vertikal atau juga
dikatakan sebagai terpolarisasi linier.

Gelombang EM (dalam hal ini misalnya cahaya)


dikatakan tidak terpolarisasi atau terpolarisasi
acak bila arah polarisasi sesaatnya bersifat acak
terhadap waktu.

Cahaya yang tak terpolarisasi dapat dibuat


terpolarisasi menggunakan lembar polarisator.
Pengertian polarisasi hanya ada untuk gelombang transversal. Polarisasi menyatakan
arah getar gelombang.

Pada gelombang EM, polarisasi berkaitan dengan arah getar gelombang medan
listriknya.

Cahaya alam (cahaya tampak) termasuk gelombang EM, dan merupakan


gelombang yang tak terpolarisasi.
Laju aliran energi yang dibawa oleh gelombang energi dinyatakan dalam ungkapan
vektor yang disebut vektor Poynting (Poynting vector) S, yang didefinisikan sebagai:
Besar dari vektor Poynting menyatakan laju aliran energi yang melalui
suatu permukaan yang tegak lurus arah penjalaran gelombang EM.
Ini berarti |S| menyatakan daya persatuan luas. Sedangkan arah S
menyatakan arah perambatan gelombang dan juga arah perpindahan
energi.
Misalkan untuk gelombang EM yang berbentuk gelombang datar
(plane wave), maka
Energi gelombang elektromagnetik terlihat dalam bentuk perambatan gelombang
radio yang keluar dari antena pengirim dan dalam beberapa mode perambatan
gelombang ini sangat tergantung pada frekuensi yang dikirimkan

Gelombang Bumi/Tanah merambat mengikuti bentuk atau kontur dari permukaan


bumi dan merambat cukup jauh. Efek ini ditemukan pada Frekuensi 2 MHz

Gelombang bumi dapat dibagi menjadi gelombang ruang bebas dan gelombang
permukaan, dimana gelombang ruang bebas dapat dibagi lagi menjadi gelombang
langsung yang merambat melalui jalur langsung antara antena pengirim dan
antena penerima, dan gelombang pantul yang mencapai antena penerima setelah
gelombang tersebut dipantulkan oleh tanah
Dengan propagasi gelombang angkasa/langit, sinyal dari antena bumi dipantulkan
dari lapisan terionisasi pada atmosfer atas (ionosfer) kembali ke bumi. Walaupun
sepertinya gelombang dipantulkan oleh ionosfer seolah-olah ionosfer adalah
permukaan pemantul yang keras, efek ini sebenarnya disebabkan oleh refraksi.

Sebuah sinyal gelombang langit dapat menjalar melalui beberapa lompatan,


memantul bolak-balik antara ionosfer dan permukaan bumi
Di atas 30 MHz, baik propagasi gelombang
bumi maupun gelombang langit tidak
bekerja dan komunikasi harus dilakukan
secara segaris pandang (Line of Sight)
seperti yang diilustrasikan pada Gambar.

Untuk komunikasi berbasis bumi, antena


pemancar dan antena penerima harus
berada dalam garis pandang efektif antara
satu dengan yang lainnya. Istilah efektif
digunakan karena gelombang mikro
dibengkokkan atau mengalami refraksi
oleh atmosfer
Ada beberapa mekanisme dasar perambatan gelombang elektromagnetik yang
dikenal, yaitu :
Scattering terjadi ketika medium dimana gelombang merambat mengandung
obyek yang lebih kecil dibandingkan dengan panjang sinyal gelombang tersebut
dan jumlah obyek perunit volume sangat besar.
Refraksi digambarkan sebagai
pembelokan gelombang radio yang
melewati medium yang memiliki
kepadatan yang berbeda.

Difraksi terjadi ketika garis


edar radio antara pengirim
dan penerima dihambat oleh
permukaan yang tajam atau
dengan kata lain kasar
Contoh penerapan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari :

1. RADIO – Gelombang Radio


2. SINAR GAMMA – INDUSTRI (Mengetahui Struktur Logam), PERTANIAN
(Untuk Membuat Bibit Unggul), TEKNOLOGI NUKLIR, KEDOKTERAN (Terapi
dan Diagnosisi), FARMASI (Sterilisasi), dll
3. SINAR X – KESEHATAN (Sinar Rontgen), INDUSTRI
4. SINAR ULTRAVIOLET (Sumber Vitamin D, Mengurangi Kolestrol Darah,
Penawar Infeksi dan Pembunuh Bakteri, Mengurangi Gula Darah, dll)
5. SINAR TAMPAK (TEMPAT HIBURAN, INDUSTRI, RUMAH SAKIT, DLL)
6. SINAR INFRAMERAH (KESEHATAN, KOMUNIKASI, DLL)
7. GELOMBANG MIKRO (pemanasan pada Microwave, Telekomunikasi (Wifi,
Bluetooth, Selular Phone, Radar dan Navigasi dll)
D.1 HUKUM SNELLIUS
Tinjau untuk kasus Transverse Electric (TE)

B1 B2 k2
E1x x
E2
k1
Med1  1 2
μ1ε1
3 μ2ε2
Med2
B3
E3 x
k3
Dari gambar tersebut diperoleh persamaan
untuk gelombang medan magnet
B1 (r , t )  B01 cos(k1 • r  t )  B01ei ( k1 • r t )

B2 (r , t )  B02 cos(k2 • r  t )  B02ei ( k 2 • r t ) Persamaan 1

B3 (r , t )  B03 cos(k3 • r  t )  B03ei ( k 3 • r t )


dengan
k1 = k1 [ i sin (α1) – j cos (α1)]
k2 = k2 [ i sin (α2) + j cos (α2)] Persamaan 2
k3 = k3 [ i sin (α3) – j cos (α3)]
Substitusi persamaan 1 ke persamaan 2:

B1 (r , t )  B01ei[ k1 ( x sin 1 )  ( y cos 1 ) t ]


B2 (r , t )  B02 ei[ k 2 ( x sin 2 )  ( y cos 2 ) t ] Persamaan 3

i[ k 3 ( x sin  3 )  ( y cos  3 ) t ]


B3 (r , t )  B03e
Syarat batas di y = 0 ; maka
B1x – B2x = B3x
B1 cos α1 – B2 cos α2 = B3 cos α3
Dan persamaan 3 menjadi :

B01 cos 1.ei ( k1 x sin 1 )  B02 cos  2 .ei ( k 2 x sin  2 )  B03 cos  3.ei ( k 3 x sin  3 )
Persamaan
B01 cos 1.ei ( k1 x sin 1 )  B02 cos  2 .ei ( k 2 x sin  2 )  B03 cos  3.ei ( k 3 x sin  3 )
dapat dipandang sebagai Aeax + Bebx = Cecx
dengan menggunakan deret eksponensial:

 a2 x2   b2 x2   c2 x2 
A1  ax   .....  B 1  bx   .....  C 1  cx   .....
 2!   2!   2! 

dengan mengabaikan suku ke tiga, diperoleh :


A + B =C
Aax + Bbx = Ccx
Aax + Bbx = (A + B) cx
Dalam bentuk matriks :
ax cx 
A B     A B 
bx  cx 

diperoleh a=b=c
maka k1 sin α1 = k2 sin α2
Karena gelombang datang dan gelombang pantul
berada dalam medium yang sama yaitu medium 1
maka : k =k
1 2

sehingga α1 = α2

Dari a = c maka k1 sin α1 = k3 sin α3


 c c
k  n v 
v v n
 n
k    k  n
c c
n
maka k1 dan k3 sebanding dengan n1 dan n3
sehingga n1 sin α1 = n2 sin α3

Persamaan Snellius
D.2. PERSAMAAN FRESNELL
Setelah memahami tentang hukum Snellius, selanjutnya
akan ditunjukkan perbandingan Amplitudo gelombang
pantul dan gelombang bias terhadap amplitudo gelombang
datang yang disebut dengan persamaan Fresnell

Kasus Transverse Magnetik (TM)


E1 k2
B2
B1• x
k1
1  E2 μ1ε1
 μ2ε2
2
E3
B3•*
k3
Dengan memasukkan batas di y = 0 (berdasarkan gambar)
Untuk medan listrik :
E1x + E2x = E3x
E1  E2 cos   E3 cos  ……… 1

Untuk medan magnet :


B1 – B2 = B 3
Dengan B=E/c di Vakum atau B= E/v di medium
sehingga
1
E1  E2   E3 dan n=c/v maka 1/v ~ n
1
v1 v2

maka n1 (E1-E2) = n2 E3 ……… 2.1

n1 E1  E 2  ……… 2.2


E3 
n2
Persamaan 2.2 disubstitusikan kedalam
persamaan 1,maka akan diperoleh :
E1  E2  cos   n1 E1  E2  cos 
n2
  n 
E2  cos   1 cos   E1  1 cos   cos 
n
 n2   n2 
Maka diperoleh koefisien refleksi yaitu
perbandingan antara medan pantul terhadap medan
datang (E2/E1).

cos   cos 
n1

r TM 
E2 n2
 dikali n2
E1 n1 cos   cos 
n2

E2 n1 cos   n2 cos 
maka r TM   ……… 3
E1 n1 cos   n2 cos 
Dari persamaan 2.1 kita peroleh persamaan
n1 (E1-E2) = n2 E3
n1 E1  n2 E3 …… 4
E2 
n1
Persamaan 4 disubstitusikan ke persamaan 1, maka :
 n E  n2 E3 
 E1  1 1  cos   E3 cos 
 n1 
n
2 E1 cos   2 E3 cos   E3 cos  dikali n1
n1
maka 2n1 E1 cos   n2 E3 cos   n1 E3 cos 
2n1 E1 cos   E3 n1 cos   n2 cos 

Dari persamaan diatas dapat dicari koefisien transmisi,


Yaitu perbandingan antara E3/E1
E 2n1 cos 
tTM  3 
E1 n1 cos   n2 cos 
Kasus Transver Elektrik (TE)
B2
k2
E
•1 x
k1 E
1 B1  μ1ε1
2

 μ2ε2
2

•E
3
B3 k3

Berdasarkan gambar diatas apabila digunakan syarat


batas di y=0 Maka akan diperoleh hubungan :
Untuk meda magnet
B1x-B2x = B3x
B1  B2 cos   B3 cos ……… 1
Untuk medan listrik
E1 + E2 = E3
k ; E B ; v ; n c
Dari hubungan B  E
 ; k k v
maka E1 + E2 = E3

v1 (B1 + B2) = v2 B3 v ~ 1/n

1
B1  B2   B3
1 ....... 2.1
n1 n2

B3  B1  B2 
n2
....... 2.2
n1
Persamaan 2.2 disubstitusikan ke pesamaan 1
Sehingga diperoleh :
B1  B2 cos   n2 B1  B2 cos
n1
 n2   n2 
 B2  cos   cos    B1   cos   cos 
 n1   n1 
n2
cos   cos 
B n
maka RTE   2  1
B1 cos   n2 cos 
n1
n2
cos   cos 
rTE 
B2

n1 n1 cos   n2 cos 
rTE 
B1 cos   n2 cos  n1 cos   n2 cos 
n1
Dari persamaan 2.1 kita peroleh
1
B1  B2   B3
1
n n2
n1
B2  B3  B1 ....... 3
n2
Persamaan 3 disubstitusi ke persamaan 1
  n1  
 B1   B3  B1  cos    B3 cos 
 n  
  2  
n1
2 B1 cos   B3 cos   B3 cos 
n2
2n2 cos B1 cos   B3 n1 cos   n2 cos  
B3 2n2 cos 
tTE  
B1 n1 cos   n2 cos 
Apabila sudut bias 900 maka,
Dari hukum Snellius diperoleh hubungan
n1 sin 1  n2 sin  3
n1 sin 1  n2 sin 90o

sin 1 
n2 maka n > n
1 2 sudut kritis
n1
Sudut datang yang menghasilkan sudut bias 900
Bila sudut datang lebih besar dari sudut kritis,
maka terjadi pemantulan total.
Apabila     90o
dari hukum Snellius diperoleh hubungan:
n1 sin   n2 sin 
n1 sin   n2 sin(90o   )
n2
sin   cos 
n1
tan  
n2
Sudut Brewster
n1

Sudut datang yang menghasilkan     90


o
Selubung konduktor kosong yangujung-ujungnya dibatasi
oleh permukaan disebut rongga (cavity).

Sedangkan bila ujung-ujungnya tidak dibatasi oleh


permukaan disebut dengan pandu gelombang
Diasumsikan bahwa pandu gelombang benar-benar
konduktor sempurna, Sehingga bahan material
tersebut berlaku E = 0 Dan B = 0

Misalkan gelombang elektromagnetik merambat dengan


Bentuk fungsi sebagai berikut :
E x, y, z, t   Eo  y, z ei kx t 
……… 1
Bx, y, z, t   Bo  y, z ei kx t 

Persamaan ini disubstitusikan ke dalam persamaan Maxwell 3


dan 4 ,Maka akan diperoleh :
Ez E y ……… 2.1
Ex
  iBx  ikEy  iBz ……… 2.3
z z y

E x
 ikE z  iBy ……… 2.2 Bz By i ……… 2.4
z    2 Ex
y z c
Bx i
 ikBz   2 E y ……… 2.5
z c
Bx i ……… 2.6
 ikBy  2 Ez
y c
Dari persamaan 2.1, 2.2, 2.3, 2.4, 2.5, 2.6, akan menghasilkan
Solusi Untuk Ey, Ez, By, dan Bz sebagai berikut
i  Ex Bx ……… 3.1
Ey 
 / c 
2
k
2 
 k  y
 
z 

i  Ex Bx  ……… 3.2


Ez     
 2

2 
k
 / c  k  z y 
i  Bx  Ex  ……… 3.3
By  k  2 
  2 
 / c  k  y c z 
2

i  Bx  E x  ……… 3.4


Bz  k  2 
 
2 
 / c  k  z c y 
2
Dari persamaan 3 tampak bahwa bila komponen
Longitudinal Ex dan Bx diketahui, maka komponen
lainnya dapat diketahui.
Dengan mensubstitusikan persamaan 3 ke dalam
Persamaan Maxwell, kita akan peroleh persamaan
Differensial dari komponen longitudinal sebagai
Berikut :
 2  2
 
2

 2  2     k  Ex  0 ……… 4.1
2

 y z  c  
 2 2   
2

 2  2     k  Bx  0 ……… 4.2
2

 y z  c  
Dengan menggunakan syarat batas pada permukaan
konduktor sempurna, yaitu :
nˆ  B  0 nˆ  B  0 ……… 5
Dengan n̂ adalah vektor satuan normal pada
konduktor, maka akan kita peroleh
Ex = 0 Di permukaan ……… 6.1

Bx Di permukaan ……… 6.2


0
n
Bila Ex = 0, disebut gelombang TE (Transverse elektrik
Bila Bx = 0, disebut gelombangTM (Transverse MAgnetik),
Dan Ex = 0 dan Bx = 0, disebut gelombang TEM (Transverse
Electric Magnetik)
Pada pandu gelombang yang terselubung, kasus TEM tidak
pernah terjadi hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut :
Bila Ex = 0, maka menurut hukum gauss haruslah berlaku hukum
E y Ez ……… 7
 0
y z
Dan bila Bx = 0, maka menurut hukum Faraday
Berlaku hubungan
Ex E y ……… 8
 0
y z
Karena E = 0 di permukaan logam, maka potensial listrik
V = konstan pada permukaan logam. Menurut hukum Gauss
Atau persamaan Laplace untuk V, berlaku pula V = konstan
Didalam rongga. Ini berarti E = 0 didalam rongga. Dari
Persamaan
B
   E
t
Berarti B tidak bergantung waktu, dengan demikian tidak
ada gelombang didalam rongga
E.1 PANDU GELOMBANG DENGAN
PENAMPANG SEGI EMPAT

Persamaan differensial dari komponen longitudinal


 2 2   
2

 2  2     k  Bx  0
2 ……… 1
 y z  c  
Dan syarat batas nˆ  B  0 dan nˆ  B  0
Maka dengan pemisalan : Bx (y,z) = Y (y) Z(z)
Substitusikan ke persamaan 1, maka :
 2 2   
2

 2  2     k Y ( y ) Z ( z )  0
2

 y z  c  
 2 Z     
 2Y
dibagi YZ
2
2
Z 2  Y 2     k YZ  0
y z  c  
 

1  2Y 1  2 Z    
2

 2   k   0
2
……… 2
Y y 2
Z z  k  
  
2 2
Sehingga  k 2Y  k Z     k 2  0 dengan 1 Y
  k 2
y ………3
c Y y 2

Solusi dari persamaan 3 : 1 2Z ……… 4


  k 2
z

Y  A sin k y y   B cosk y y 
Z z 2
di y = 0 dan di y = a
dY
Syarat batas dy
0

 k y A cosk y y   k y yB sin k y y 
dY
dy 0 = ky A, maka A = 0
0  k y B sin k y a  maka, k y a  m dengan m = 0, 1, 2,….
atau m
ky 
a
1 2Z
Untuk solusi   k 2
z yaitu Z  A sin k z Z   B cosk z Z 
Z z 2

Syarat batas dZ
0 di z = 0, z = b
dz
maka dZ
 k z A cosk z Z   k z B sin k z Z  untuk
dZ
 k z A cosk z Z 
dz dz
0  kz A
cosk z Z   0
Untuk dz  k z B sin k z Z 
dZ
k z B  0 dan kzz = 0
k z z  n
Sin kzz = 0 maka dengan n = 0, 1, 2, ….
k z b  n z=b
n
kz 
b
maka untuk
Y  A sin k Y   B cosk Y  Z  A sin k z Z   B cosk z Z 
y y

 m   nz 
 0  B cos y  0  B cos 
 a   b 
 my   nz 
 B cos   B cos 
 a   b 
 my   nz 
Sehingga Bx  y, z   B cos   B cos  
 a   b 
Untuk mendapat bilangan gelombang k, maka dari
persamaan yang sudah didapat
  m dan k  n
 k Y  k Z     k  0 dengan k y 
2
2 2 z
b
c a

maka  m   n    
2 2 2

      k  0
2

 a   b  c
1
    m   n 
2 2 2 k 2   2
mm
k    
2
   c
  
c a   b 
2 2

    m   n 
m n
mm  c     
2 2 2

k       
c  a   b   a  b
Untuk mengetahui kecepaatan grup maka dapat
diperoleh dari persamaan
d 1
vg  vg 
dk d / dk

Dari persamaan : k
1
2   2
mm
c
dk d 1 
  2
  2

d d  c 
mm

 
1
dk 1 d
    mm 2
2 2

d c d c  2   2 mm
vg 
  
1
dk 1 1 2 
    2 mm 2  2
d c 2  2  2 mm
dk  2 vg   2
 
1
    mm 2
2 
 2

d c
 mm 
2
dk  vg  1   
  
d c  2   2 mm
E.2 PANDU GELOMBANG JALUR
TRANSMISI KOAKSIAL

Gambar diatas memperlihatkan pandu gelombang berupa


jalur trandmisi koaksial (coaxial) transmition line),
terdiri dari kawat panjang yang diselimuti konduktor
silinder. Kawat panjang itu terletak pada sumbu silinder
Dari persamaan Maxwell 3 dan 4 diperoleh :
Bx i Bx i
 ikBy  2 Ez  ikB z   2 E y
y c z c
Untuk medan listrik : Untuk medan magnet :
E y Ez By Bz
 0  0
y z y z
E x E y Bx B y
 0  0
y z y z
Maka cBz = Ey dan cBy = -Ez
Solusi dengan menggunakan koordinat silinder
Eo 1 ˆ
1
Eo  Eo rˆ dan Bo  
r c r
Diasumsikan dalam pandu gelombang benar-benar
konduktor sempurna, berlaku E = 0 dan B = 0
Sehingga fungsi gelombangnya
E x, y, z, t   Eo  y, z ei kx t 
Bx, y, z, t   Bo  y, z ei kx t 
Untuk persamaan :
E x, y, z, t   Eo  y, z ei kxt 
 Eo coskx  t   iˆEo coskx  t 
Substitusikan 1
Eo  Eo rˆ
r
coskx  t rˆ
diperoleh
Eo
E
r
Untuk persamaan
Bx, y, z, t   Bo  y, z ei kxt 
 Bo coskx  t   iˆBo coskx  t 
yang diambil bagian realnya maka,dengan mensubstitusi

Bo 
Eo 1 ˆ
 maka Eo cos kx  t  ˆ
B 
c r c r

You might also like