Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.4 MANFAAT
Manfaat yang ingin dicapai dalam praktikum lapangan geologi struktur
adalah sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa dapat melihat secara langsung bentuk kekar (joint) di
lapangan.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui arah penyebaran, stratigrafi, dan
formasi.
3. Agar mahasiswa dapat menganalisa kekar dengn menggunakan metode
diagram kipas dan metode diagram batang.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara mengolah data lipatan.
1.5 WAKTU, TEMPAT, DAN KESAMPAIAN DAERAH
a) Waktu
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum lapangan ini yaitu:
Setidaknya ada lima satuan morfologi yang dapat dibedakan dari citra
IFSAR di bagian tengah dan ujung selatan Lengan Tenggara Sulawesi, yakni
satuan pegunungan, pebukitan tinggi, pebukitan rendah, dataran rendah, dan
karst (2.1.4)
2.1.2.1 Satuan Pegunungan
Nama Sesar Palu-Koro diusulkan pertama kali oleh Sarasin & Sarasin
(1901) yang kemudian diulangioleh Rutten (1927). Sistem sesar ini menoreh
mulai ujung utara Selat Makassar, melalui Kota Paludan menerus sampai Teluk
Bone (Gambar 3.1). Hasil pemetaan geologi yang dilakukan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi (sekarang menjadi Pusat Survei Geologi) menunjukkan
bahwasistem sesar ini berhubungan juga dengan Sesar Matano dan Sesar
Lawanopo (Simandjuntak dkk., 1993a, b, c, d; Rusmana, dkk., 1993; Sukamto,
1975a; Rusmana dkk., 1993).
Gerakan horizontal dan vertikal Sesar Palu-Koro telah dianalisis oleh
beberapa penulis. Van Bemmelem(1970) dan Katili (1978) setuju bahwa bagian
utara sesar ini didominasi oleh gerakan vertikal, sedangkan bagian selatannya oleh
gerakan horizontal mengiri.
Gambar 3.1. Struktur regional Sulawesi dan daerah sekitarnya.
Disederhanakan dari Silver dick. (1983) dan Rehahult dkk. (l991)
2.3 KEKAR
Kekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relatif
sedikit sekali kemungkinanya terjadi pergeseran. Kekar merupakan salah satu
struktur yang paling umum pada batuan. Kekar adalah jenis struktur batuan dalam
bentuk bidang pecah. Karena sifat bidang ini memisahkan batuan menjadi bagian-
bagian terpisah maka struktur kekar merupakan jalan atau rongga kesarangan
batuan untuk dilalui cairan dari luar beserta materi lain seperti air, gas dan unsur-
unsur lain yang menyertainya. Sifat kesarangan batuan akibat kekar bertalian erat
dengan proses mineralisasi. Atau dapat diartikan lain bahwa mineralisasi dapat
dideteksi dari sifat dan kehadiran kekar dalam batuan.
Proses mineralisasi terutama mineralisasi logam dasar termasuk emas dan
perak maka pertalian kekar sebagai pembawa logam menjadi sangat penting untuk
dianalisis.Analisis kekar baik sebagai individu maupun kelompok dapat dilakukan
dengan cara pemetaan kekar pada batuan. Yaitu memetakan fisik kekar, posisi
kekar, pengelompokan kekar dari tata letak atau pola geografisnya.
Kekar secara genetis sangat bervariasi cara kejadiannnya. Salah satu
proses kejadian kekar yang sangat umum adalah akibat tektonik selama batuan
terbentuk atau sesudah batuan terlitifikasi.Karena kejadian kekar yang akibat
tektonik bertalian pula dengan aktifitas magmatisma dari gunungapi, maka kekar
pada batuan yang kehadirannya pada batuan paling dekat dengan lokasi
gunungapi atau batuan magmatis perlu mendapat perhatian yang lebih rinci.Sifat
keterkaitan antara kekar dengan materi yang melaluinya, baik cairan magma, gas
atau materi lain yang berkaitan secara ecology environment mempunyai ciri khas
seperti filling, retas rekahan dan kehancuran batuan.
A. Klasifikasi Kekar
Secara genetik, kekar terbagi atas:
a. Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang
cenderung mengelincir bidang satu sama lainnya yang berdekatan. Kekar
Gerus memiliki ciri-ciri dilapangan Biasanya bidangnya licin, Memotong
seluruh batuan, Memotong komponen batuan, Bidang rekahnya relatif
kecil, Adanya joint set berpola belah ketupat.
b. Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan arah
tegak lurus dari gaya yang cenderung untuk memindahkan batuan (gaya
tension). Kekar Tarikan memiliki ciri-ciri dilapangan biasanya Bidang
kekar tidak rata, Bidang rekahnya relatif lebih besar, Polanya sering tidak
teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-kotak, Karena
terbuka, maka dapat terisi mineral yang kemudian disebut vein. Kekar
tarikan dapat dibedakan atas: Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang
bidang rekahannya searah dengan tegasan dan Release Fracture, yaitu
kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau pengurangan tekanan,
orientasinya tegak lurus terhadap gaya utama. Struktur ini biasanya
disebut STYLOLITE. Hal ini terjadi akibat dari stress yang cenderung
untuk membelah dengan cara menekannya pada arah yang berlawanan,
dan akhirnya kedua dindingnya akan saling menjauhi.
c. Kekar Hibrid (Hybrid Joint), yaitu merupakan campuran dari kekar gerus
dan kekar tarikan dan pada umumnya rekahannya terisi oleh mineral
sekunder.( vein )
B. Analisis Kekar
Penganalisisan data kekar sangat penting dilakukan dalam
hubungannya dengan menentukan sumbu lipatan dan gaya gaya yang bekerja
pada batuan daerah tersebut. Hubungan antara kekar, sesar ,lipatan
dikemukakan oleh
moody dan Hill (1956). Dalam menganalisis kekar dapat dikerjakan dengan me
nggunakan tiga metode,yaitu:
a. Histogram
b. Diagram kipas
c. Stereografis.
2.4 LIPATAN
Lipatan ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan
pada unsur garis bidang didalam bahan tersebut.
Kejadian Lipatan
Pembentukan lipatan dapat dapat terjadi melalui proses:
Bucklingyaitu karena proses penekanan lateral dari suatu bidang planar.
Proses pelengkungan terjadi pada kedua sisi selama terjadi pemendekan.
Bending, yaitu karena pengaruh gerakan vertikal pada suatu lapisan,
misalnya penurunan lapisan, pergeseran pada jalur gerus, atau pelengseran
suatu masa batuan pada bidang yang tidak rata.
Geometri Lipatan
Lipatan dijumpai dalam berbagai bentuk (geometri), yang disebut sebagai
“fold style” dan ukuran. Variasi geometri lipatan terutama tergantung pada sifat
dan keragaman bahan, dan asal kejadian mekanik pada saat proses
perlipatan.Secara umum terdapat “antiform”, bentuk tertutup keatas dan
“synform”, bentuk tertutup kebawah. Suatu antiklin adalah bentuk lipatan dengan
bagian lapisan tertua pada inti (sisi cekung permukaan lipatan) sedangkan sinklin
dengan bagian termuda pada inti.
Pada suatu permukaan (lapisan) lipatan terdapat unsur:
- Bidang simetri
- Bidang poros
- Bidang puncak (crest)
- (Garis) poros (hinge line)
- (Garis) puncak (crestal line)
- (Titik) kulminasi
- (Titik) depresi (sadle)
- Panjang lipatan
- Tinggi lipatan
Klasifikasi
1. Secara diskriptif atau secara geometris
Klasifikasi ini didasarkan pada kedudukan dari bidang sumbu (axial
plane/surface) dan garis sumbu (fold axis).
Contoh : lipatan tegak, lipatan miring, lipatan menunjam dan sebagainya.
2. Secara morfologi
Klasifikasi ini didasarkan pada bentuk lipatan keseluruhan atau bentuk
penampang/kenampakan denah (plan view).
Contoh : lipatan simetri, lipatan paralel.
3. Mekanisma cara terjadinya
Klasifikasi ini didasarkan pada sifat pelenturan yang terjadi pada proses
perlipatan. Proses ini akan tergantung pada sifat bahan dan perlapisannya,
misalnya sifat perlipatan pada perlapisan batulempung yang sifatnya “ductile” dan
batupasir yang sifatnya “brittle”, akan menimbulkan pengaruh yang berbeda.
Contoh : Flexur, Shear, Flow folding.
Klasifikasi ini juga akan tercermin pada sifat pada klasifikasi morfologi,
misalnya lapisan yang seragam, bersifat” brittle” akan membentuk lipatan yang
paralel.