Professional Documents
Culture Documents
ALJABAR LINEAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatnya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas Critical Jurnal Review ini. Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengajar Ibu Dra.Rosliana Siregar M.Pd yang telah membimbing saya
dalam menyelesaikan tugas ini. Terkhusus untuk teman-teman saya yang turut membantu saya
dalam penyelesaian tugas ini.
Critical Jurnal Review ini saya buat mungkin jauh dari sempurna karena kurangnya
pengalaman, namun saya berharap dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.
Judul : Perbandingan antara Dua Buku Aljabar Linear dalam materi Aturan-aturan
Ilmu Hitung Matriks
Penulis : Howard Anton,Howard Anton
Dipublikasikan : 1998,2010
BAB II
PEMBAHASAN
B. Metode Penelitian.
Dengan cara membandingkan kedua buku Aljabar Linear Elementer dan Dasar-dasar Aljabar
Linear dengan materi Aturan-aturan Ilmu Hitung Matriks kita dapat mengetahui bentuk umum
apa yang bisa dihasilkan maupun dirubah dengan cara yang lebih mudah.
C. Hasil dan Pembahasan Perbandingan Buku I dan Buku II
Perbandingan sebuah teorema buku I dan buku II yang membahas tentang Aturan-aturan Ilmu
Hitung Matriks :
Buku I hanya menerapkan 11 aturan ilmu hitung matriks sedangkan buku II sudah menerapkan
13 aturan ilmu hitung matriks yang akan melengkapkan aturan ilmu hitung matriks pada buku
I dengan begitu kita akan lebih mudah untuk mengerjakan maupun membuat soal matriks
dengan lebih banyak variasi berikut adalah aturan ilmu hitung matriks pada buku I dan buku II
BUKU I BUKU II
(a) A + B = B + A (a) A + B = B + A
(Hukum komutatif untuk (Hukum komutatif untuk
penambahan) penambahan)
(b) A + (B + C) = (A + B) + C (b) A + (B + C) = (A + B) + C
(Hukum asosiatif untuk (Hukum asosiatif untuk
penambahan) penambahan)
(c) A(BC) = (AB)C (c) A(BC) = (AB)C
(Hukum asosiatif untuk perkalian) (Hukum asosiatif untuk perkalian)
(d) A(B + C) = AB + AC (d) A(B + C) = AB + AC
(Hukum distributif) (Hukum distributif)
(e) (B + C)A = BA + CA (e) (B + C)A = BA + CA
(Hukum distributif) (Hukum distributif)
(f) A(B - C) = AB – AC (f) A(B - C) = AB – AC
(g) (B - C)A = BA – CA (g) (B - C)A = BA – CA
(h) a(B + C) = aB+ aC (h) a(B + C) = aB+ aC
(i) a(B - C) = aB – aC (i) a(B - C) = aB – aC
(j) (a + b)C = aC + bC (j) (a + b)C = aC + bC
(k) (a - b)C = aC – bC (k) (a - b)C = aC – bC
(l) a(bC) = (ab)C
(m) a(BC) = (aB)C = B(aC)
2. Kekurangan
Pengertian yang di tulis di dalam jurnal ini kurang lengkap sehingga pembaca harus
membaca ulang jurnal ini agar benar-benar mengerti akan isi dari jurnal ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan adanya penelitian jurnal ini kita dapat menambah wawasan mengenai
suatu metode pengerjaan dalam matriks yang sudah dilengkapi dari buku I menjadi
kebuku II untuk aturan-aturan Ilmu Hitung Matriks. Dengan begitu kita dapat membuat
ataupun mengerjakan soal yang bervariasi.
3.2 Saran
Pembuatan jurnal ada baiknya dilengkapi dengan teori-teori dasar yang
kemudian dikembangkan sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
Daftar Pustaka