You are on page 1of 24

PREPLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI

DAN LATIHAN PIJAT REFLEKSI PADA KAKI UNTUK


MENGURANGI RESIKO HIPERTENSI DI KELURGA
BAPAK TOHARI RT 01 RW 10, LINGKUNGAN
PLALANGAN

TUGAS
Disusun guna memenuhi tugas keperawatan keluarga

Oleh
Lilis Susanti
NIM 152310101066

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jln. Kalimantan No 37 Kampus Tegal Boto Jember
i
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

DAFTAR ISI

Halaman
COVER ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Analisa Situasi .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT ................................................................ 3
2.1 Tujuan................................................................................................. 3
2.1.1 Tujuan Umum ................................................................................. 3
2.1.2 Tujuan Khusus ................................................................................ 3
2.2 Manfaat............................................................................................... 3
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH .................................. 5
3.1 Dasar Pemikiran ................................................................................ 5
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah...................................................... 6
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN ..................................... 7
4.1 Rencana Realisasi Penyelesaian Masalah ....................................... 7
4.2 Khalayak Sasaran ............................................................................. 7
4.3 Metode yang Digunakan ................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 8
LAMPIRAN .................................................................................................... 9

ii
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Berita Acara ........................................................................ 10


Lampiran 2: Daftar Hadir ....................................................................... 11
Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ........................................ 12
Lampiran 4: Materi ................................................................................. 16
Lampiran 5: SOP ..................................................................................... 22
Lampiran 6: Media .................................................................................. 26

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan sulai oksigen dan nutrisi
(Pudiastuti, 2013 dalam Azhary et al. 2015). Hipetensi dapat dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu hipertensi primer dan sekunder (Baradero, Dayrit & Siswadi,
2008 dalam Azhary et al. 2015). Adapun salah satu gejala yang dapat ditimbulkan
dari hipertensi adalah pusing. WHO memperkirakan, 600 juta orang di dunia kini
menderita hipertensi dan 3 juta diantaranya meninggal setiap tahun karenanya
(Kowalski, Robert E. 2010 dalam Heriziana. 2017). Prevalensi Hipertensi
nasional berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 25,8%, tertinggi di Kepulauan
Bangka Belitung (30,9%), sedangkan terendah di Papua sebesar (16,8%).
Hipertensi banyak terjadi pada umur 35-44 tahun (6,3%), umur 45-54 tahun
(11,9%), dan umur 55-64 tahun (17,2%). Menurut data Sample Registration
System (SRS) Indonesia tahun 2014, Hipertensi dengan komplikasi (5,3%)
merupakan penyebab kematian nomor 5 (lima) pada semua umur. (Kemenkes. RI.
2017). Berdasarkan data dari Dinas kesehatan kabupaten jember penderita
hipertensi adalah 55.691 penderta (Dinkes Kabupaten jember. 2011). Pada tahun
2016 kasus hipertensi peringkat 2 dari 10 besar penyakit setelah ISPA. ( Dinkes
kab. Jember. 2017).
Pijat refleksi adalah penatalaksanaan non farmakologi yang dapat
mengurangi resiko darah tinggi atau mengobati penyakit melalui memijat urat
saraf dari sumbernya langsung. Pijat refleksi kaki atau sering disebut dengan pijat
refleksiologi yang dilakukan dengan cara memijat bagian titik refleksi di kaki
(Gillanders, 2005 dalam Zunaidi A, dkk. 2014) yang dapat memberikan
rangsangan relaksasi yang mampu memperlancar aliran darah dan cairan tubuh
pada bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan titik syaraf kaki yang dipijat
(Wijayakusuma, 2006 dalam Zunaidi A, dkk. 2014). Beberapa penelitian
membuktikan bahwa Pijat Refleki pada kaki dapat mengurangi Tekanan Darah
Tinggi. Menurut penelitian (Marisna. 2017) ada pengaruh diberikan intervensi
pijat refleksi kaki terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Kampung Dalam Kecamatan Pontianak Timur. Setelah
dilakukan intervensi selama 3 hari berturut-turut didapatkan rata-rata hasil tekanan
darah sistol sebelum 147 dan setelah intevensi 136. Nilai mean tekanan darah
diastol sebelum88,67 dan setelah intervensi 84,27. Terjadi penurunan tekanan
darah sebelum dan setelah diberikan intervensi pada sistol sebesar 11,7mmHg dan
diastol sebesar 4,4mmHg. (Marisna 2017)
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas
Jember, Program Studi Ilmu Keperawatan, didapatkan data bahwa dalam keluarga
tersebut terdiri dari 3 anggota keluarga yaitu ayah, ibu dan 1 anak atau disebut
family Nuclear. Bapak Tohari berumur 34 sedangkan ibu Saniati berumur 31
tahun. Faktor umur dan pola hidup merupakan salah satu faktor penyebab darah
tinggi, oleh karena itu penyaji melakukan pendidikan kesehatan dan teknik pijat
refleki pada kaki untuk mengurangi resiko darah tinggi pada keluarga Bapak
Tohari.
1
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada analisa situasi, maka didapatkan rumusan masalah
yang akan dilakukan pada kegiatan ini yaitu memberikan Pemberian pendidikan
kesehatan tentang penyakit Hipertensi dan terapi dengan menggunakan metode
pijat refleki pada kaki pada masyarakat sangat tepat dalam rangka upaya promotif
dan preventif untuk mencegah penyakit Hipertensi pada keluarga bapak Tohari
Rt.01 Rw.10 Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang.

2
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT


2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan di keluarga bapak
Tohari di Lingkungan Plalangan, Kelurahan Bintoro, Kecamatan
Patrang, Kabupaten Jember melalui pendidikan kesehatan tentang
penyakit hipertensi dan latihan pijat refleki pada kaki yang bertujuan
mengurangi resiko hipertensi, diharapkan keluarga dapat meningkatkan
motivasi untuk melakukan tindakan preventif.

2.1.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus yang ingin di capai dengan dibuatnya preplanning ini
adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit Darah
Tinggi/Hipertensi
b. Meningkatan pengetahuan tentang upaya pencegahan penularan
penyakit Hipertensi/Darah Tinggi.
c. Menerapkan teknik terapi Pijat refleki pada kaki dan memberikan
pengetahuan bagi keluarga mengenai informasi pentingnya
penerapan pijat refleki kaki dalam pencegahan Darah Tinggi.
d. Mendeteksi dini penyakit hipertensi

2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi Keluarga
a. Diharapkan setelah diberikan pendidikan kesehatan oleh Mahasiswa
PSIK Universitas Jember mengenai Darah Tinggi keluarga mampu
memahami pengertian hipertensi, penyebab, tanda dan gejala, cara
pencegahan dll
b. Setelah diberikan pendidikan mengenai terapi terhadap penyakit
hipertensi dengan menggunakan metode pijat refleki pada kaki,
diharapkan mampu menerapkan secara mandiri untuk mencegah
dan menurunkan faktor resiko hipertensi.
2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
a. Dapat memberikan pengetahauan serta informasi. Dapat
mengetahui salah satu kejadian yang dialami keluarga mengenai
kesehatan keluarga. dan dapat memberikan informasi bagaimana
tenaga kesehatan untuk mencegah agar masalah kesehatan tidak
terjadi pada keluarga, dengan upaya Promosi Kesehatan.

3
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH


3.1 Dasar Pemikiran
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang sampai saat ini masih
menjadi masalah kesehatan secara global. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang
mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau
mortalitas. Hipertensi merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama.
Menurut American Society of Hypertension (ASH), hipertensi adalah suatu
sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif akibat dari kondisi
lain yang kompleks dan saling berhubungan. Gejala-gejala yang mudah diamati
antara lain yaitu : gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah,
wajah merah,Komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi adalah penyakit
jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal kronik, dan retinopati.
Hipertensi menjadi silent killer karena pada sebagian besar kasus, tidak
menunjukkan gejala apapun hingga pada suatu hari hipertensi menjadi stroke dan
serangan jantung yang menjadikan penderita meninggal.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan:
Hipertensi Primer (essensial) Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan
ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik (90%). Hipertensi
Sekunder Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya
penyakit lain. Faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola
makan yang kurang baik. keluarga bisa saja menganggap bahwa makanan yang
dikonsumsi enak untuk dimakan, namun hal ini belum tentu sehat untuk
dikonsumsi. Berikut ini adalah faktor gaya hidup yang sangat berpengaruh adalah
kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok dan
minum alkohol.
Adapun cara atau teknik untuk mengurangi resiko tekanan darah tinggi
atau untuk mencegah darah tinggi salah satunya yaitu dengan mengatur pola
makan dengan baik, olahraga dan juga mengatur istirahat dengan baik selain itu
yang dapat dilakuakan adalah melakukan teknik pijat refleksi pada kaki. Teknik
tersebut sudah terbukti di berbagai penelitian berhasil menurunkan tekanan darah
tinggi. Pada prinsipnya pijat yang dilakukan adalah untuk memperlancar aliran
energi dalam tubuh sehingga gangguan hipertensi dan komplikasinya dapat
diminimalisir, ketika semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak lagi
terhalang oleh ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko hipertensi dapat
ditekan. (Dalimartha, 2009 dalam Zunaidi A, dkk. 2014 )

4
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah

PENGKAJIAN

PENGUMPULAN DATA
SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF

PENGOLAHAN DATA

MENETAPKAN MASALAH
KEPERAWATAN

MENETAPKAN INTERVENSI
KEPERAWATAN

MELAKUKAN IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN

MELAKUKAN EVALUASI
KEPERAWATAN

MENULISKAN DOKUMENTASI
KEPERAWATAN

5
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

BAB. 4 RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


4.1 Realisasi
Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi yang kondusif, yang dilaksanakan di
rumah keluarga bapak Tohari di Lingkungan Plalangan, kelurahan Bintoro,
kecamatan Patrang Kabupaten Jember pada tanggal 26 jam11.00 WIB Dalam
realisasi penyelesaian masalah yang dapat dilakukan yaitu memberikan
pendidikan kesehatan tentang Darah Tinggi dan mengajarkan Teknik Pijat
Refleksi pada kaki untuk mengurangi atau mencegah resiko darah tinggi.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan ini adalah keluarga
bapak Tohari di Lingkungan Plalangan, kelurahan Bintoro, kecamatan Patrang
Kabupaten Jember. Keluarga bapak Tohari dalam hal ini diharapkan dapat
mengerti dan memahami tentang Darah Tinggi dan mampu melakukan Teknik
Pijat Refleksi pada kaki untuk mengurangi atau mencegah resiko darah tinggi
secara mandiri.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis Model Pembelajaran : Ceramah
2. Landasan Teori : Diskusi
3. Langkah Pokok
a. Menciptakan suasan pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindakan lanjut
Keterangan:

= Pemateri

= sasaranSa = Sasaran

6
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

DAFTAR PUSTAKA

Azhary R.R., Hasneni Yesi, Hasanah Oswati. 2015. Pengaruh Terapi Pijat
Refleki Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Primer. Riau: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau.
https://media.neliti.com/media/publications/186872-ID-pengaruh-terapi-
pijat-refleksi-kaki-terh.pdf. [diakses pada tanggal 24 Desember 2017]
Dinkes kab. Jember. 2017. Waspadai Hipertensi. [serial online].
http://dinkes.jemberkab.go.id/index.php/informasi-publik/release-
berita/2-waspadai-hipertensi. [diakses pada tanggal 24 Desember 2017].
Kemenkes RI. 2017. Sebagian Besar Penderita Hipertensi tidak Menyadarinya.
[serial online].
http://www.depkes.go.id/article/view/17051800002/sebagian-besar-
penderita-hipertensi-tidak-menyadarinya.html. [diakses pada taggal 24
Desember 2017]
Marisna Desi, Budiharto Ichsan, & Sukarni. 2017. Pengaruh terapi pijat refleki
kaki terhadap perubahan tekanan darah pada penderita Hipertensi di
wilayah kerja puskesmas kampung dalam kecamatan Pontianak Timur.
jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/view/22004.
[diakses pada tanggal 24 Desember 2017]
Zunaidi Ahmad, Nurhayati susi , Wuri Prihatin T. 2014. Pengaruh Pijat Refleksi
Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Klinik Sehat
Hasta Therapetika Tugurejo Semarang.
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1125/117
9. [diakses pada tanggal 24 November 2017].

7
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

LAMPIRAN

8
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

Lampiran 1. Berita Acara


PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG “HIPERTENSI
DAN LATIHAN PIJAT REFLEKSI PADA KAKI UNTUK
MENGURANGI RESIKO DARAH TINGGI “DI KELURGA
BAPAK TOHARI RT 01 RW 10, LINGKUNGAN
PLALANGAN, KELURAHAN BINTORO

BERITA ACARA

Pada hari Selasa tanggal 26 Desember 2017 jam 11.00 WIB bertempat di rumah
keluarga Bapak Tohari di Lingkungan Plalangan kelurahan Bintoro Kecamatan
Patrang , Kabupaten Jember telah dilaksanakan Pendidikan kesehatan tentang
“Hipertensi dan Latihan Pijat Refleksi pada kaki untuk mengurangi resiko
Hipertensi”. oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember . Kegiatan ini diikuti oleh 1 orang (daftar hadir terlampir)

Jember, 26 Desember 2017


Mengetahui,

PJMK

Latifa Aini S, S.Kep, M.Kep. Sp.Kom


NIP. 19710926 200912 2 001

9
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

Lampiran 2. Daftar Hadir


PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG “HIPERTENSI
DAN LATIHAN PIJAT REFLEKSI PADA KAKI UNTUK
MENGURANGI RESIKO HIPERTENSI” DI KELURGA
BAPAK TOHARI RT 01 RW 10, LINGKUNGAN
PLALANGAN, KELURAHAN BINTORO

DAFTAR HADIR

Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang “Hipertensi dan Latihan Pijat Refleksi


pada kaki untuk mengurangi resiko Hipertensi”oleh Mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Pada hari Selasa tanggal 26 Desember
tahun 2017 pukul 11.00 WIB s/d selesai bertempat di rumah bapak Tohari di
Lingkungan Plalangan kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang , Kabupaten Jember

No Nama Alamat Tanda Tangan

1.

2.

3.

4.

5.

Jember, 26 Desember 2017


Mengetahui,

PJMK

Latifa Aini S, S.Kep, M.Kep. Sp.Kom


NIP. 19710926 200912 2 001

10
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

Lampiran 3. SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG” HIPERTENSI


DAN PIJAT REFLEKI PADA KAKI UNTUK
MENGURANGI RESIKO HIPERTENSI”

Topik : Darah Tinggi (Hipertensi)


Sub Topik : Pengertian, Penyebab, tanda dan gejala, faktor resiko,
komplikasi, pencegahan, Penatalaksanaan, dan Teknik
pijat refleki pada kaki
Sasaran : Keluarga Keluarga Bapak Tohari
Tempat : Rumah Bapak Hasin
Hari / Tanggal : Selasa 26 Desember 2017
Waktu : 16 menit
Penyuluhan : Lilis Susanti

I. Tujuan instruksional umum:


Setelah dilakukan pendidikan kesehataan, keluarga dapat mengetahui dan
memahami apa itu penyakit Darah tinggi dan manfaat pijat refleki pada kaki
untuk menurunkan atau mengurangi resiko tekanan darah tinggi.
II. Tujuan instruksional khusus:
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x16 menit diharapkan
masyarakat mampu:
a. Menjelaskan pengertian penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
b. Menyebutkan penyebab terjadinya Darah Tinggi (Hipertensi)
c. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
d. Menjelaskan faktor resiko Darah Tinggi (Hipertensi)
e. Menjelaskan pencegahan penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
f. Menjelaskan penatalaksanaan Darah Tinggi (Hipertensi)
g. Aplikasi mengenai teknik pijat refleki pada kaki untuk menurunkan darah
tinggi
III. Materi (Terlampir)
a. Menjelaskan pengertian penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
b. Menyebutkan penyebab terjadinya Darah Tinggi (Hipertensi)
c. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
d. Menjelaskan faktor resiko Darah Tinggi (Hipertensi)
e. Menjelaskan pencegahan penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
f. Menjelaskan penatalaksanaan Darah Tinggi (Hipertensi)
g. Aplikasi mengenai teknik pijat refleki pada kaki untuk menurunkan darah
tinggi
IV. Metode
Ceramah, diskusi dan simulasi

11
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

V. Media
Leaflet dan Lembar Balik
VI. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan  Memberikan salam  Menjawab
3 menit  Perkenalan salam
 Menjelaskan TIU dan TIK  Mendengarkan
 Menyebutkan materi yang dan
akan diberikan memperhatikan
2. Inti  Menanyakan (review)  Menjawab
11 menit kepada pasien tentang pertanyaan
penyakit Darah Tinggi penyuuhan
 Menjelaskan materi tentang:  Mendengarkan
1. Menjelaskan pengertian dan
penyakit Darah Tinggi memperhatikan
(Hipertensi)  Bertanya pada
2. Menyebutkan penyebab penyuluh bila
terjadinya Darah Tinggi masih ada yang
(Hipertensi) belum jelas
3. Menjelaskan tanda dan
gejala penyakit Darah
Tinggi (Hipertensi)
4. Menjelaskan faktor
resiko Darah Tinggi
(Hipertensi)
5. Menjelaskan
pencegahan penyakit
Darah Tinggi
(Hipertensi)
6. Menjelaskan
penatalaksanaan Darah
Tinggi (Hipertensi)
7. Aplikasi mengenai
teknik pijat refleki pada
kaki untuk menurunkan
darah tinggi

3 Penutup  Evaluasi  Menjawab


2 menit  Menyimpulkan pertanyaan
 Mengucapkan salam  Memperhatikan
penutup  Menjawab
salam

VII. Evaluasi
12
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

a. Jelaskan penyebab Darah Tinggi?


b. Sebutkan tanda dan gejala dari penyakit Darah Tinggi?
c. Sebutkan upaya pencegahan penyakit Darah tinggi ?
d. Bagaimana cara pijat refeki pada kaki

XI. Referensi

Adib.M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan
Stroke. Yogyakarta : Dianloka

Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : DIVA


PressBaradero, M. Dayrit, M.W. & Siswadi, Y. Klien gangguan
kardiovaskuler seri asuhan keperawatan. Jakarta : EGC.

Elsanti, Salma. 2009. Panduan Hidup Sehat Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi
& Serangan Jantung. Yogyakarta : Araska

Marliani Lili, dkk. 2007.100 Question & Answers Hipertens. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo, Gramedia

Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika

Pudiastuti, R. D. (2013). Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogyakarta: Nuha


Medika

Saraswati,S. 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi
dan Stroke. Jogjakarta : A plus Book

Susalit E, Kapojos EJ, Lubis HR. 2001. Hipertensi Primer Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Edisi III, Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.Hal.453-
470.
Sutanto. 2009.Awas 7 Penyakit Degeneratif, Paradigma Indonesia.Yogyakarta

Zunaidi Ahmad, Nurhayati susi , Wuri Prihatin T. 2014. Pengaruh Pijat Refleksi
Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Klinik Sehat
Hasta Therapetika Tugurejo Semarang.
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1125/117
9. [diakses pada tanggal 24 Desember 2017

13
Lampiran 4: Materi
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dikenal juga dengan sebutan tekanan darah tinggi. Hipertensi
merupakan penyakit tidak menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah
kesehatan secara global. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan angka
kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau mortalitas. Hipertensi
merupakan keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di
atas normal atau kronis dalam waktu yang lama( Saraswati,2009).
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi
(Pudiastuti, 2013). Hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana
tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
80 mmHg (Muttaqin, 2009).
Hipertensi menjadi silent killer karena pada sebagian besar kasus, tidak
menunjukkan gejala apapun hingga pada suatu hari hipertensi menjadi stroke dan
serangan jantung yang menjadikan penderita meninggal (Nurrahmani, 2012,hal.
12 dalam Zunaidi Ahmad et.al. 2014)
B. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan:
1. Hipertensi Primer (essensial)
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan karena
faktor keturunan atau genetik (90%).
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya
penyakit lain. Faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan
pola makan yang kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh
adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi,
merokok dan minum alkohol.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain
yang mendorong terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan
(obesitas), pola makan, merokok (M.Adib,2009)
C. Tanda dan Gejala
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki
gejala khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara
lain yaitu : gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah
merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak
napas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mimisan (keluar darah dari hidung),
Kelelahan, Mual dan muntah, Pandangan menjadi kabur, Mata berkunang –
kunang.
D. Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi

16
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

Menurut Elsanti (2009), faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang


dapat dan tidak dapat dikontrol, antara lain:
A. Faktor Resiko yang tidak dapat dikontrol:
1. Jenis Kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa
muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun,
sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan
dengan perubahan hormone estrogen setelah menopause. (Marliani,2007)..
Pada premenopause, wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon
estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan.
Proses ini terus berlanjut dimana terjadi perubahan kuantitas hormon
estrogen sesuai dengan umur wanita secara alami. Umumnya, proses ini
mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun (Kumar,2005).
2. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi
orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari
orang yang berusia lebih muda. Hal ini disebabkan pada usia tersebut
ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus
benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus, hipertensi banyak terjadi
pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50
tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah
menopause. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur
lima puluhan dan enampuluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat
meningkatkan resiko hipertensi (Elsanti,2009).
3. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi..
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan
hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi (Marliani, 2007).

B. Faktor resiko yang dapat dikontrol


1. Merokok
Fakta otentik menunjukan bahwa merokok dapat menyebabkan tekanan
darah tinggi. Kebanyakan efek ini berkaitan dengan kandungan nikotin.
Asap rokok memiliki kemampuan menarik sel darah merah lebih kuat dari
kemampuan menarik oksigen, sehingga dapat menurunkan kapasitas sel
darah merah pembawa oksigen ke jantung dan jaringan lainnya. Selain
menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga meningkatkan frekuensi
denyut jantung, tekanan darah, dan kebutuhan oksigen jantung,
merangsang pelepasan adrenalin, serta menyebabkan gangguan irama
jantung.
2. Konsumsi Na (Natrium)
17
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

Pengaruh asupan garam terhadap terjadinya hipertensi melalui


peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Faktor lain
yang ikut berperan yaitu sistem renin angiotensin yang berperan penting
dalam pengaturan tekanan darah. Produksi rennin dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain stimulasi saraf simpatis. Renin berperan dalam
proses konversi angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II
menyebabkan sekresi aldosteron yang mengakibatkan menyimpan garam
dalam air. Keadaan ini yang berperan pada timbulnya hipertensi (Susalit
dkk,2001).
3. Stres
Hubungan antara stress dan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikkan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu). Stres yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah yang menetap tinggi. Menurut Anggraini
(2009) mengatakan stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah
perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf
simpatis.

E. Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang
berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta
ginjal. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular
(stroke, transient ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark miokard,
angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi.
F. Pencegahan Hipertensi
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, demikian juga terhadap
hipertensi. Berikut adalah cara pencegahan Hipertensi:
1. Pola makan
Makanan merupakan faktor penting yang menentukan tekanan darah.
Mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan menerapkan pola makan
yang rendah lemak jenuh, kolesterol, lemak total, serta kaya akan buah,
sayur, serta produk susu rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat
menurunkan tekanan darah. Diet rendah garam, Diet rendah kolesterol
dan dan lemak terbatas, : Hindari penggunaan lemak hewan, margarin
dan mentega terutama goreng-gorengan atau makanan yang digoreng
dengan minyak. Lebih sering mengkonsumsi tempe, tahu, dan jenis
kacang. ; Beberapa contoh jenis bahan makanan yang mengandung
serat tinggi yaitu : 1) Golongan buah-buahan, seperti jambu biji,
belimbing, papaya, mangga, apel, semangka dan pisang. 2) Golongan
sayuran, seperti bawang putih, daun kacang panjang, kacang panjang,
daun singkong, tomat, wortel, touge. Golongan protein nabati seperti

18
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah, dan biji-
bijian. Makanan lainnya seperti agar-agar dan rumput laut.
2. Pola istirahat
Pemulihan anggota tubuh yang lelah beraktifitas sehari penuh untuk
menetralisir tekanan darah.
3. Pola aktivitas
Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah yaitu : bejalan kaki,
bersepeda, berenang, aerobik. Kegiatan atau pekerjaan sehari-hari yang
lebih aktif baik fisik maupun mental memerlukan energi / kalori yang
lebih banyak. Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan rentan
terhadap tekanan darah tinggi. Melakukan olahraga secara teratur tidak
hanya menjaga bentuk dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan
tekanan darah.

G. Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan: Terapi farmakologi ,
Terapi nonfarmakologi:
1. Terapi Farmakologi Ada 9 kelas obat antihipertensi yaitu Diuretik,
penyekat beta, penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI),
penghambat reseptor angiotensin (ARB), dan antagonis kalsium
dianggap sebagai obat antihipertensi utama. Obat-obat ini baik sendiri
atau dikombinasi, harus digunakan untuk mengobati mayoritas pasien
dengan hipertensi karena bukti menunjukkan keuntungan dengan kelas
obat ini.
2. Terapi nonfarmakologi
a. Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting
untuk mencegah tekanan darah tinggi. Semua pasien dengan
prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya
hidup. Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien
dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi
berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi pada pasien-pasien
dengan tekanan darah prehipertensi.
b. mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan pasien
dari menggunakan obat. Walaupun ada pasien hipertensi yang
tidak sensitif terhadap garam, kebanyakan pasien mengalami
penurunaan tekanan darah sistolik dengan pembatasan natrium
c. Mengkonsumsi jenis bahan makanan yang mengandung serat
tinggi .
d. Terapi Pijat Refleki pada kaki
Menurut beberapa penelitian teknik ini berhasil menurunkan
tekanan darah tinggi.

19
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

Lampiran 5: SOP

JUDUL SOP

PIJAT REFLEKI
PSIK

UNIVERSITAS

JEMBER

NO DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN:


PROSEDUR KERJA
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:

1. Pengertian Pijat Refleki adalah sentuhan yang dilakukan pada kaki dengan sadar
dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan.
2. Tujuan 1. Menimbulkan relaksasi yang dalam
2. Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi nyeri
dan inflamasi
3. Memperbaiki secara langsung maupun tidak langsung fungsi setiap
organ internal
4. Membantu memperbaiki mobilisasi
5. Menurunkan tekanan darah.
3. Indikasi Klien dengan Hipertensi dan yang memiliki faktor resiko

4. Kontraindikasi Klien yang menderita luka bakar dan Fraktur

5. Persiapan Pasien 1. Tensimeter


2. Stetoskop
3. Minyak lavender yang telah diencerkan dengan minyak kelapa
4. Lembar Observasi tekanan darah
5. Handuk
6. Cara Bekerja

Tahap Pertama: Masase kaki bagian Depan


1. Ambilah posisi menghadap ke kaki klien dengan kedua lutut berada disampingnya
2. Letakkan tangan kita sedikit diatas pergelangan kaki dengan jari-jari menuju ke atas,
dengan satu gerakan tak putus luncurkan tangan ke tas panggkal paha dan kembali turun
di sisi kaki mengikuti lekuk kaki.
3. Tarik ibu jari dan buat bentuk V (posisi mulut naga). Letakkan tangan di atas tulang
garas dibagian bawah kaki. Gunakan tangan secar bergantian untuk memijat perlahan
hingga ki bawah lutut. Dengan tangan masih pada posisi V urut ke atas dengan sangat
lembut hingga ke tempurung lutut, pisahkan tangan dan ikuti lekuk tempurung lutut pijat
20
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

ke bagian bawah.
4. Lalu ulangi pijat keatas bagian tempurung lutut

5. Tekanlah dengan sisi luar telapak tangan membuat lingkaran secara bergantian mulai dari
atas lutut hingga pangkal paha dan mendorong otot.
6. Dengan kedua tangan pijatlah kebawah pada sisi kaki hingga ke pergelangan kaki.
Kemudian remas bagian dorsum dan plantaris kaki dengan kedua tangan sampai ke
ujung jari.
7. Ulangi pada kaki kiri

Tahap Kedua: masase pada telapak kaki


1. Letakkan alas yang cukup besar dibawah kaki klien
2. Tangkupkan telapak tangan kita disekitar sisi kaki kanannya
3. Rilekskan jari-jari serta gerakkan tangan kedepan dan kebelakang dengan cepat ini
akan membbuat kaki rileks

21
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

4. Biarkan tangan tetap memegang bagian atas kaki.


5. Geser tangan kiri kebawah tumit kaki. Dengan gerakan oval putar kaki beberapa kali
kesetiap arah
6. Pegang kaki dengan ibu jari kita berada diatas dan telunjuk di bagian bawah
7. Kemudian dengan menggunakan ibu jari, tekan urat-urat otot mulai dari jaringan antara
ibu jari dan telunjuk kaki. Tekan diantara urat-urat otot dengan ibu jari. Ulangi gerakan ini
pada tiap lekukan

8. Pegang tumit kaki klien dengan tangan kanan, gunakan ibu jari dan telunjuk tangan
kiri pemijat untuk menarik kaki dan meremas jari kaki. Pertama letakkan ibu jari
pemijat diatas ibu jari kaki dan telunjuk dibawahnya. Lalu pijat dan tarik ujungnya,
dengan gerakan yang sama pijat sisi-sisi jari. Lakukan gerakan ini pada jari lain.

22
Pre-Planning PBL Keperawatan Keluarga PSIK universitas Jember 2017

Lampiran 6: Media

23

You might also like