You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara hukum, di mana Pancasila sebagai sumber dari


segala sumber hukumnya, Negara Indonesia sebagai negara hukum, begitu
yang dinyatakan dalam UUD Negara Republik Indonesia 1945 pasal 1 ayat
(3). Sehingga seluruh sendi kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara harus berdasarkan pada norma-norma hukum. Artinya, hukum harus
dijadikan sebagai jalan keluar dalam penyelesaian masalah-masalah yang
berkenaan dengan perorangan maupun kelompok, baik masyarakat maupun
negara (Kompasiana, 2017).
Sebagai konsekuensi implementasi negara hukum, maka sumber dari
segala sumber hukum yaitu Pancasila harus dipahami dan dipraktikkan dalam
kehidupan bernegara. “Pancasila merupakan hasil dari satu kesatuan proses
yang dimulai dengan rumusan Pancasila 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir
Sukarno, piagam Jakarta 22 Juni 1945, dan rumusan final Pancasila 18
Agustus 1945. Adalah jiwa besar para founding fathers, para ulama dan
pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok Nusantara sehingga kita bisa
membangun kesepakatan bangsa yang mempersatukan kita.” (Presiden Joko
Widodo, 2017).
Di sisi lain, Indonesia dihadapkan pada permasalahan serius yang berasal
dari negara itu sendiri. Sebagaimana pernyataan dari Mayjen TNI Joni
Supriyanto Panglima Kodam Jaya/Jayakarta (MediaIndonesia, 2018),
Generasi milienial atau generasi Y (teori William Straus dan Neil Howe) yang
saat ini berumur antara 18–36 tahun, merupakan generasi di usia produktif.
Generasi yang akan memainkan peranan penting dalam kelangsungan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Keunggulan generasi ini memiliki
kreativitas tinggi, penuh percaya diri serta terkoneksi antara satu dengan
lainnya. Namun, karena hidup di era yang serba otomatis, generasi ini
cenderung menginginkan sesuatu yang serba instan dan sangat gampang
dipengaruhi.
Hal inilah yang menjadi titik kritis bagi masa depan negara dan bangsa
kita. Sungguh merupakan suatu ironi di tengah masifnya perkembangan
teknologi komunikasi saat ini, tetapi di sisi lain, ternyata hal itu tidak mampu
mendekatkan dan menyatukan anak bangsa. Era komunikasi terbukti memberi
jaminan akses dan kecepatan memperoleh informasi. Akan tetapi, acapkali
menciptakan jarak serta membuat tidak komunikatif. Bahkan, berujung
dengan rusaknya hubungan interpersonal.
Oleh karena itu, diperlukan langkah konkret untuk menyelamatkan
Pancasila, khususnya mahasiswa sebagai calon penerus bangsa. Salah satunya
adalah dengan membuat karya tulis ilmiah mengenai kajian Pancasila,
sehingga ditulislah karya tulis ilmiah dengan judul “Konteks Ketatanegaraan
Republik Indonesia” ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang menjadi bahasan dalam konteks ketatanegaraan Republik
Indonesia?
1.2.2 Mengapa perlu dilaksanakan ketatanegaraan Republik Indonesia?
1.2.3 Bagaimana mengimplementasikan teori ketatanegaraan Republik
Indonesia dalam segala aspek?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui bahasan dalam konteks ketatanegaraan Republik
Indonesia.
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami

You might also like