Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
kontraksi uterus regular selama lebih dari 12 jam. Persalinan macet adalah
persalinan yang kemajuannya terhambat oleh faktor mekanis dan proses
kelahiran tidak mungkin dilakukan tanpa intevensi operatif.1
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Etiologi
Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi
terdadap beberapa faktor selain prematuritas, yaitu abnormalitas
struktural uterus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas,
mioma uteri, kehamilan multipel, anomaly janin (anensefali,
hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya.1
C. Diagnosis
Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi
abdomen. Maneuver Leopold perlu dilakukan pada setiap kunjungan
perawatan antenatal bila umr kehamilan ≥ 34 minggu. Untuk
memastikan apabila masih terdapat keraguan pada pemeriksaan
palpasi, dapat dilakukan pemeriksaan dalam vagina dan/atau
pemeriksaan ultrasonografi. Keberhasilan untuk menemukan adanya
presentasi bokong pada masa kehamilan sangat penting oleh karena
adanya prosedur versi luar yang direkomendasikan guna menurunkan
3
4
D. Mekanisme Persalinan
Kepala adalah bagian janin yang terbesar dan kutrang elastis.
Pada presentasi kepala, apabila kepala dapat dilahirkan, maka bagian
janin lainnya relative mudah dilahirkan. Tidak demikan halnya pada
presentasi bokong. Hal inilah yang menjadikan ersalinan vaginal pada
presentasi bokong lebih berisiko. Pemahaman tentang mekanisme
ersalinanannya akan membantu dalam memeberikan upaya
pertolongan persalinan yang berhasil.1
Bokong akan memasuk panggul (engagement dan descent)
dengan (engagement dan descent) dengan diameter bitrokanter dalam
posisi oblik. Pinggul janin bagian depan (anterior) mengalami
penurunan lebih cepat disbanding pinggul belakangnya (posterior).
Dengan demikian, pinngul depan akan mencapai pintu tengah panggul
terlebih dahulu. Kombinasi antara tahanan dinding panggul dan
kekuatan yang mendorong ke bawah (kaudal) akan menghasilkan
putaran paksi dalam yang membawa sacrum ke arah transversal
(pukul 3 atau 9), sehingga posisi diameter bitrokanter di pintu bawah
panggul menjadi anteroposterior.
Penurunan bokong berlangsung terus setelah terjadinya putaran
aksi dalam. Perineum akan meregang, vulva membuka, dan pinggul
depan akan lahir terlebih dahulu. Pada saat itu, tubuh janin megalami
putaran paksi dalam dan penurunan, sehingga mendorong pinggul
bawah menekan perineum. Dengna demikian, lahirnya bokong
dengan posisi diameter bitrokanter anteroposterior, diikuti putaran
paksi luar. Putaran paksi luar akan membuat posisi diameter
6
E. Penanganan
1) Presentasi Bokong pada Masa kehamilan
Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah
malpresentasi pada waktu persalinan. Pada saat ini ada tiga cara
yang dipakai untuk mengubah presentasi bokong menjadi
presentasi kepala yaitu versi luar, moksibusi dan/atau akupuntur,
dan posisi dada-lutut pada ibu. Bukti-bukti tentang manfaat dan
keamanan versi luar sudah cukup, tetapi masih belum bagi
tindakan moksibusi dan/atau akupuntur, dan posisi dada-lutut.
Dengan demikian, baru tindakan versi luar yang
direkomendasikan.1
Perubahan spontan menjadi presentasi kepala sebagian besar
akan terjadi pada umur kehamilan 34 minggu, sehingga penemuan
adanya presentasi bokong mulai umur kehamilan 34 mingu akan
bermanfaat untuk pertimbangan melakukan tindakan versi luar.
Versi luar adalah prosedur yang dilakukan dengan menggunakan
tekanan dan maneuver tertentu pada perut ibu untuk mengubah
presentasi janin menjadi presentasi kepala.1
Prosedur versi luar cukupaman dan efektif. Komplikasi yang
mungkin dapat terjadi adalah bradikardia janin yang bersifat
sementara, solusio plasenta, komplikasi pada tali pusat, perdarahan
feto-maternal dengan kemungkinan sensitisasi, dam ketuban pecah
dini. Kejadian bedah sesar atas indikasi gangguan denyut jantung
janin (non-reassuring) atau solusio plasenta setelah versi luar <1%.
Tingkat keberhasilannya 50-7-% (semakin meningkat pada
multiparitas, presentasi selain bokong murni, volume air ketuban
norman, lentang lintang, atau oblik). Dari jumlah yang berhasil
7
b) Teknik
Sebelum melakukan pimpinan persalinan penolong harus
memperhatikan sekali lagi persiapan untuk ibu, janin,
12
c) Keuntungan
Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir,
sehingga mengurangi bahaya infeksi.
Cara ini adalah cara yang paling mendekati persalinan
fisiologik, sehingga mengurangi trauma pada janin.2
d) Kerugian
5-10 persalinan secara Bracht mengalami kegagalan,
sehingga tidak semua persalinan letak sungsang dapat
dipimpin dengan cara Bracht.
Persalinan secara Bracht mengalami kegagalan terutama
dalam keadaan panggung sempit, janin besar, jalan lahir
kaku misalnya pada primigravida, adanya lengan menjugkit
atau menunjuk.
b) Tahapan
Tahapan pertama, lahirnya bokong sampai pusar yang
dilahirkan dengan kekuatan tenaga ibu sendiri.
Tahapan kedua, lahirnya bahu dan lengan yang memakai
tenaga penolong. Cara/teknik untuk melahirkan bahu dan
lengan ialah secara:
Klasik (Deventer)
Mueller
Lovset
Bickenbach
Tahapan ketiga, lahirnya kepala. Kepala dapat dilahirkan
dengan cara:
Mauriceau (Veit-Smellie)
Najouks
Prague terbalik
Cunam Piper
c) Teknik
Tahap pertama: dilakukan persalinan dengan cara Bracht
sampai pusar lahir.
Tahap kedua: melahirkan bahu dan lengan oleh penolong.
Tahap ketiga: melahirkan kepala yang menyusul (after
coming head)
c) Penyulit
Sufokasi
Bila sebagian besar badan janin sudah lahir, terjadilah
pengecilan rahim, sehingga terjadi gangguan sirkulasi
plasenta dan menimbulkan anoksia janin. Keadaan ini
merangsang janin untuk bernapas. Akibatnya darah, mukus,
cairan amnion dan mekonium akan diaspirasi, yang dapat
menimbulkan sufoasi. Badan janin yang sebagian sudah
berada di luar rahim, juga merupakan rangsangan yang kuat
untuk janin bernapas.
Asfiksia fetalis
Selain akibat mengecilnya uterus pada waktu badan
janin lahir, yang menimbulkan anoksia, maka anoksia ini
diperberat lagi, dengan bahaya terjepitnya tali pusat pada
waktu masuk panggul (fase cepat).
Kerusakan jaringan otak
Trauma pada otak janin dapat terjadi, khususnya pada
panggul sempit atau disproporsi sefalo-pelvik, serviks yang
belum terbuka, atau kepala janin yang dilahirkan secara
mendadak, sehingga timbul dekompresi.
Fraktur pada tulang-tulang janin
Kerusakan pada tulang-tulang janin dapat berupa:
Fraktur tulang-tulang kepala.
Fraktur humerus ketika hendak melahirkan lengan yang
menjungkit (extended).
Fraktur klavikulaketika melahikan bahu yang lebar.
Paralisis brakialis.
Fraktur femur.
Dislokasi bahu.
27
BAB III
LAPORAN KASUS
Suami Pasien
Nama : Supriyanto
TTL : Palembang, 24 Januari 1982
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Buruh harian lepas (Supir)
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Jl. Syakyakirti RT.001 RW.001 Kel. Karang Jaya Kec.
Gandus Palembang
Suku : Jawa
3.2. Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 06 Desember 2017 pukul 12.00
WIB.
28
29
A. Keluhan Utama
Mau melahirkan dengan keluar air-air.
C. Riwayat Menstruasi
Usia Menarke : 13 tahun
Sikluas Haid : 30 hari
Lama Haid : 5 hari, 2-3 kali ganti pembalut/hari
Keluhan Saat Haid : Tidak ada
HPHT : 05 Maret 2017
TP : 12 Desember 2017
D. Riwayat Perkawinan
Status Pernikahan : 1x
Lama Menikah : 10 tahun
Usia Menikah : 25 tahun
E. Riwayat Kontrasepsi
± 5 tahun terakhir menggunakan KB suntik 3 bulan.
30
F. Riwayat ANC
Trimester I : 3 kali
Trimester II : 3 kali
Trimester III: 3 kali
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normocephali
Mata : Conjungtiva anemi (-/-), sklera ikterik (-/-) edema
periorbital (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pemesaran kelenjar thyroid (-)
Thorax : Inspeksi : simetris, retraksi sela iga (-)
Palpasi : stem fremitus (+/+) sama kanan dan kiri
Perkusi: sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+) ronki (-/-) wheezing (-/-)
Cor : Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I/II (+/+) normal, regular.
Murmur (-) gallop (-)
Abdomen : Inspeksi: perut membesar sesuai umur kehamilan, skar
operasi (-), striae gravidarum (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : tidak dilakukan
Palpasi : hepar lien sulit dinilai
Genitalia : discharge (-)
Ekstremitas : akral hangat (+/+) edema (-/-)
B. Status Obstetrikus
Pemeriksaan Luar
Leopold I : 3 jari di bawah proc. Xyphoideus / 32 cm,
Teraba kepala.
Leopold II : Punggung kiri, memanjang
Leopold III : Bagian terbawah kaki
32
3.6. Penatalaksanaan
Observasi KU, TVI dan perdarahan
Dower Catether
IVFD RL + 2 oxytocin Gtt 20x/menit
Injeksi Cefotaxime 2 x 1 gram
Infus Metronidazole 3x1 fls
Injek Asam Traneksamat 3x1 amp
Injeksi Ketorolak 3 x 1 mg
3.7. Follow Up
Hari/Tanggal Follow Up
Selasa, 05 Desember S/ Ibu masuk melalui PONEK dengan keluhan mulas dan
2017 pukul 08.30 WIB keluar air-air sejak 1 jam SMRS. Ibu mengaku hamil
cukup bulan, gerakan anak masih dirasakan ibu. HPHT:
05 Maret 2017.
O/ KU: Baik
Sensorium: Compos mentis
TD: 150/100 mmHg
Palpasi TFU 3 jari di bawah proc. Xyphoideus
DJJ 145x/menit
PD: Pembukaan 6 cm. Ketuban (-)
Skala nyeri 2
A/ G3P2A0 hamil aterm inpartu kala I fase aktif dengan
KPSW, Janin tunggal hidup presentasi kaki.
P/ Observasi KU, TVI dan DJJ
IVFD RL Gtt 20x/menit
35
P/ Observasi KU dan TV
Observasi perdarahan
IVFD RL + 2 amp oxytocin gtt 20 x/menit
Dower Catether
Obat:
Injeksi Cefotaxime 2 x 1 gram
Infus Metronidazole 3x1 fls
Injek Asam Traneksamat 3x1 amp
Injeksi Ketorolac 3 x 1 mg
Injeksi Lesix 1x order
Rabu, 06 Desember 2017 Pasien di pindah ke Nifas
pukul 17.00 WIB
37
BAB IV
PEMBAHASAN
37
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Letak sungsang (presentasi bokong) adalah janin letak memanjang
dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya.
2. ketuban pecah sebelum waktunya adalah suatu keadaan pecahnya
selaput ketuban baik dalam kehamilan maupun dalam persalinan
sebelum pembukaan 3 cm (sebelum fase aktif, masih dalam fase
laten). Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan nitrazine
test yang positif. Nitrazine test dilakukan menggunakan kertas
lakmus, merubah lakmus merah menjadi biru jika cairan yang diuji
adalah ketuban.
3. G3P2A0 hamil aterm inpartu kala I fase aktif dengan KPSW, Janin
tunggal hidup presentasi kaki.
4. Penatalaksanaan pada kasus ini secara garis besar sudah tepat
dengan memilih pengelolaan yang sesuai untuk keadaan pasien.
5.2 Saran
Kepada pasien agar diberikan edukasi mengenai pentingnya ANC dalam
mengetahui keadaan dan perkembangan janin.
40
41
DAFTAR PUSTAKA