You are on page 1of 7

PENDAHULUAN

Penggunaan energi telah berkembang dalam 30 tahun terakhir seiring dengan pertumbuhan penduduk
dan ekonomi. Demikian halnya dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang mengalami pertumbuhan
cukup pesat, masih mengandalkan pemenuhan kebutuhan energinya pada tenaga listrikyang hingga saat
ini 99,9% masih menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang berbahan bakar minyak
(Carepi; 2010). Penyediaan tenaga listrik Nusa Tenggara Barat sudah pada kondisi krisis dimana
kapasitas pembangkit listrik yang ada tidak seimbang dengan pertumbuhan beban. Permasalahan krisis
energi ini tidak hanya melanda Provinsi Nusa Tenggara Barat, tetapisudah merupakan masalah nasional,
bahkan dunia.Menurut Silaban (2004), untuk kawasan tropis, penggunaan energi bahan bakar
minyak(BBM) dan listrik umumnya lebih rendah dibandingkan dengan negara di kawasan sub- tropis
yangdapat mencapai 60 persen dari total konsumsi energi. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan
pemanasruang di sebagian besar bangunan saat musim dingin. Sementara di kawasan tropis, pendingin
ruang(AC) hanya digunakan pada sejumlah kecil bangunan. Meskipun demikian, penghematan energi
disektor bangunan di wilayah tropis semacam Indonesia tetap akan memberikan kontribusi
besarterhadap penurunan konsumsi energi secara nasional.Para ahli bangunan yang berkiprah dalam
penciptaan lingkungan buatan (lingkunganterbangun) mempunyai tanggungjawab yang besar untuk ikut
mereduksi penggunaan energi melaluirancangan bangunan yang dapat meminimalkan penggunaan
energi. Hal ini merupakan tantangantersendiri bagi para perancang lingkungan binaan di era yang
terbalut pemanasan global seperti saatini, karena semakin panjang persoalan yang harus
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusanrancangan.
Hasil rancangan tidak lagi sekedar indah dalam bentukannya dan fungsional dalampenggunaannya.
Tetapi harus pula memperhatikan tingkat keefisienan dalam penggunaan energiyang dalam hal ini
adalah mengurangi tingkat pemakaian listrik tanpa mengabaikan keindahan,fungsionalitas dan
kenyamanannya.

Permasalahannya adalah bagaimana rancangan bangunan yang dapat menghematpenggunaan energi?

HASIL DAN PEMBAHASAN

Melakukan penghematan terhadap energi (efisiensi energi) bukan berarti mengurangi segalaaktifitas
terkait penggunaan energi yang berdampak pada pengurangan kualitas hidup, sepertikenyamanan dan
produktifitas kerja. Melainkan melakukan penghematan energi denganmengoptimalkan
penggunaan energi sesuai dengan tingkat kebutuhan (Kompas, 25/8/2005). Salahsatu cara adalah
melalui rancangan bangunan yang dapat menghemat penggunaan listrik, baik
untukmendinginkan/menyejukkan udara dalam ruangan maupun untuk pencahayaan.

Faktor-Faktor Pengaruh dalam Rancangan Bangunan Hemat Energi

Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam rancangan bangunan untuk dapatmencapai
tujuan penghematan dalam penggunaan energi, antara lain:

Pengaruh iklim tropis


Iklim tropis berada di sepanjang katulistiwa sampai kira-kira 15o LU dan 15oLS. Berada diiklim ini
akan mengalami curah hujan yang tinggi, temperatur udara yang umumnya berkisar antara23o – 32oC
dengan tingkat kelembaban udara yang tinggi yaitu berkisar 75 – 90%. Ditinjau dari sudutpandang
energi, keberadaan temperatur udara yang relatif tinggi ini sesungguhnya
memberikankeuntungan karena tidak membutuhkan energi untuk pemanas ruang sebagaimana
dibutuhkan orangyang tinggal pada iklim sub tropis. Meskipun pada situasi dan kondisi udara tertentu
saat temperaturudara tidak lagi dapat ditolerir akan diperlukan alat pengkondisian udara yang
mengkonsumsi energi.Melimpahnya sinar matahari dan angin yang juga menjadi ciri dari daerah
beriklim tropismenjadi satu potensi yang bila dikelola dengan baik akan mendatangkan manfaat besar.
Dalam hal inipenggunaan energi pada bangunan tidak terlepas dari upaya untuk mencapai tingkat
kenyamananyang diinginkan dalam beraktifitas. Dalam konteks penghematan energi maka faktor
kenyamananyang tetap perlu mendapat perhatian adalah kenyamanan thermal dan kenyamanan
visual.Kenyamanan thermal berhubungan dengan lingkungan thermal yang tercipta oleh temperatur
udara,aliran udara, kelembaban udara dan radiasi matahari. Sedangkan kenyamanan visual
berkaitandengan jumlah intensitas cahaya dalam ruang yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas
denganbaik.

Pengaruh kualitas lingkungan

Lingkungan sekitar bangunan seperti kualitas udara, tanah, dan air menjadi salah satu faktoryang
mempengaruhi pilihan rancangan serta keberhasilan sebuah rancangan bangunan hematenergi. Udara
yang telah tercemar tidak lagi dapat diandalkan sebagai sumber penghawaan alami.Demikian juga
dengan bidang permukaan di sekeliling bangunan yang memantulkan cahaya matahariyang diterimanya
merupakan sumber panas dan silau nomor dua setelah sinar matahari. Contohnyaperkerasan dan
bidang-bidang kaca di lingkungan sekitar bangunan.

Pengaruh arah hadap bangunan

Sinar matahari akan memanaskan seluruh bidang bangunan yang menghadap ke


arahnya. Arah Timur sebagai arah terbit matahari memberikan efek panas yang tidak menyenangkan pa
dakisaran jam 09.00 – 11.00. Sedangkan arah Barat sebagai arah terbenamnya matahari
memancarkanpanasnya secara maksimal pada jam 13.00 -
15.00. Sehingga dalam pemilihan arah hadapbangunan perlu memperhatikan pola pergerakan matahari
dan arah mata angin.

Pengaruh denah bangunan

Denah bangunan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kenyamanan thermaldalam
bangunan. Denah bangunan yang rumit dengan banyak sekat akan menghambat aliran udarasegar
mengalir ke dalam bangunan. Disamping itu juga membatasi pemanfaatan cahaya mataharisebagai
penerang alami dalam ruang.

Pengaruh bahan bangunan


Panas sinar matahari berpengaruh terhadap suhu ruang dalam melalui tiga cara, yaitukonduksi, konveksi
dan radiasi. Material yang mempunyai conductivity rendah mempunyai dayaisolator yang baik,
sebaliknya material yang mempunyai conductivity tinggi merupakan materialpenghantar panas yang
baik.

Konsep Rancangan Bangunan Hemat Energi

Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan energi dalam bangunan,maka


konsep rancangan bangunan yang dapat meminimalkan penggunaan energi adalah sebagaiberikut:

Arah hadap bangunan

Dengan mengamati garis lintasan matahari maka diketahui bahwa untuk daerah tropis, arahtimur dan
barat adalah yang terbanyak mendapat sinar matahari. Dari sinar matahari yang dibutuhkanadalah
terangnya dan menghindari efek panas dan silau akibat radiasi matahari. Siraman sinarmatahari pada
bangunan terdiri dari 48% cahaya, 46% sinar infra merah, dan 6% sinar Ultra Violet.Maka dengan
menempatkan sisi-sisi samping bangunan yang biasanya mempunyai sedikit bukaanpada arah Timur dan
Barat dapat mengurangi intensitas panas mengenai muka bangunan. Dengandemikian, menghadapkan
muka bangunan ke arah Utara atau Selatan akan memberikankenyamanan yang lebih dibandingkan
muka bangunan yang menghadap ke Timur atau ke Barat.

Denah bangunan dan volume ruangan

Merancang bentuk denah bangunan perlu didasarkan pada analisa fungsi yang mengacupada pelaku
dan aktifitas yang akan berlangsung dalam ruangan tersebut. Jenis aktivitas akanmenentukan kebutuhan
terhadap perabot dan alat yang diperlukan sehingga dapat diketahui luasruang yang dibutuhkan agar
aktivitas dapat dilakukan dengan leluasa. Keterkaitan antar aktifitas, sifataktifitas yang satu dengan yang
lain akan menjadi dasar penentuan hubungan kedekatan antarruang yang pada akhirnya menciptakan
bentuk denah dari bangunan. Makin kompleks aktifitas yangditampung pada sebuah bangunan maka
semakin dibutuhkan kehati-hatian dalam menata ruang.Bentuk denah bangunan dengan tanpa banyak
sekat selain memberi kesan visual lapang, jugamemperbesar volume ruang sehingga memperlambat
proses pemanasan udara dalam ruangan.Satwiko dalam buku fisika bangunan (2005) menjelaskan
bahwa volume udara yang lebih besar akanmenjadi panas lebih lama bila dibandingkan
dengan volume udara kecil. Dengan demikianmemperbesar volume ruangan dapat membantu
mengusahakan kesejukan.Selain dengan meminimalkan sekat dalam ruangan, volume ruang juga dapat
diperbesardengan meninggikan plafond.

Jendela dan ventilasi

Jendela dan ventilasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah bangunan,khususnya terkait
dengan pencahayaan dan penghawaan alami. Untuk bangunan di daerah tropisseperti Indonesia,
keberadaan jendela baik dari segi ukuran, jumlah dan penempatan harusdirencanakan dengan baik. Luas
jendela sebaiknya berkisar antara 15-20% dari luas lantai ruangan.
Jendela yang terlalu lebar terlebih bila berupa jendela kaca dapat menyebabkan efek silau
danpemanasan ruang akibat paparan sinar matahari yang berlebihan. Penggunaan sunshading dari kisi-
kisi kayu/besi dapat mengurangi sinar matahari yang berlebih.Untuk meningkatkan kualitas penerangan
alami siang hari di dalam ruangan, sebaiknyaruangan menerima cahaya lebih dari satu arah, misalnya
dengan memasukkan cahaya dari atasdengan membuat skylight atau lubang bukaan cahaya pada
bagian atap maupun dinding bagian atas. Pemakaian glassblock dan kaca patri serta membuat area void
dari lantai 2 dan lantai 1 denganbukaan jendela yang cukup besar dapat membuat lantai dasar lebih
terang.

Cara lain adalah denganmengatur arah jatuh sinar matahari pada bangunan menggunakan metode
refleksi. Sedangkan agarudara dapat mengalir alami maka letak jendela dan ventilasi ditempatkan pada
dinding yangbersebrangan (posisi silang). Perbedaan tekanan di dalam dan di luar bangunan akan
membantupergerakan udara segar ke dalam bangunan.

Bahan selubung bangunan

Menggunakan bahan-bahan yang mempunyai nilai hambatan hantaran panas yang cukupbesar dan
mempunyai kemampuan memantulkan panas yang baik akan sangat membantumengurangi
penggunaan alat pendingin ruang (AC) di siang hari, contohnya: menggunakan bahanpenutup atap dari
bahan tanah atau keramik. Terlebih bila ditambah dengan memasang lembaranaluminium foil di bawah
penutup atap. Selain itu, menggunakan jenis material yang tepat untukdinding dapat membantu
mengurangi beban penggunaan energi pada bangunan. Penelitian yangdilakukan oleh Totok Noerwasito
dan Santosa (2006) pada dua jenis material penyusun dinding yaitubatu bata dan batako menghasilkan
temuan bahwa kedua material tersebut memberi pengaruh yangberbeda terhadap kondisi temperatur
dalam ruang. Hal itu disebabkan karena keduanya mempunyaikarakteristik material terhadap panas,
dikenal dengan sebutan “Material Thermal Properties”. Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa
dinding bata merah lebih efisien energi daripada dindingbatako.

Konfigurasi massa bangunan

Tatanan lingkungan yang teratur dengan jarak antar bangunan yang cukup akan
memberikankesempatan angin untuk dapat bersirkulasi dengan baik. Skala bangunan dan proporsi
ruang terbukaharus memperhatikan koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien dasar hijau (KDH)
yang berkisar40-70 persen ruang terbangun berbanding 30-60 persen ruang terbuka hijau (Kompas,
23/10/2008).

SIMPULAN dan SARANSIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan energi pada bangunanbanyak
dipengaruhi oleh faktor iklim, kualitas lingkungan di sekitar bangunan, arah hadap bangunan,denah
bangunan, dan bahan bangunan. Dengan konsep rancangan yang tepat maka bangunandapat
memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa
banyakmengkonsumsi energi listrik, yaitu dengan menghadapkan bangunan ke arah utara atau selatan
yanglebih sedikit mendapat paparan sinar matahari, meminimalkan sekat dalam ruangan, memperbesar
volume ruangan, membuat ventilasi silang, skylight, menggunakan bahan batu bata sebagai
dinding,serta memperhatikan perbandingan ruang terbangun dengan ruang terbuka hijau.

BANGUNAN HEMAT ENERGI


#Penjelasan Bangunan Hemat Energi

Bangunan hemat energi merupakan pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan


potensi alam semaksimal mungkin.

Info lingkungan Kualitas arsitektur biasanya sulit diukur, garis batas antara arsitektur yang bermutu
dan yang tidak bermutu. Kualitas arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk bangunan dan
konstruksinya, tetapi mengabaikan yang dirasakan sipengguna dan kualitas hidupnya. Apakah
pengguna suatu bangunan merasa tertarik.

Pola Perencanaan Eko-Arsitektur (Bangunan Hemat Energi) selalu memanfaatkan alam sebagai
berikut :

Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hujan.

Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan
harus seminal mungkin.

Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan
menerima cahaya alam tanpa kesilauan

Dinding suatu bangunan harus dapat memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan
tebalnya dinding sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang
memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.

Cara membangun yang menghemat energi dan bahan baku :

1. Perhatian pada iklim setempat Penggunaan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim
Pembangunan yang menghemat energi Orientasi terhadap sinar matahari dan angin Penyesuain pada
perubahan suhu siang-malam

2. Subsitusi sumber energi yang tidak dapat diperbaharui Meminimalisasi penggunaan energi untuk
alat pendingin Menghemat sumber energi yang tidak dapat diperbaharui Optimalisasi penggunaan
sumber energi yang tidak dapat diperbaharui saha memajukan penggunaan energi alternatif
Penggunaan energi surya

3. Penggunaan bahan bangunan yang dapat dibudidayakan dan yang menghemat energi Memilih
bahan bahan bangunan menurut penggunaan energi Menghemat sumber bahan mentah yang tidak
dapat diperbaharui Minimalisasi penggunaan sumber bahan yang tidak dapat diperbaharui Upaya
memajukan penggunaan energi alternatif Penggunaan kembali sisa-sisa bangunan
(limbah)Optimalisasi bahan bangunan yang dapat dibudidayakan

4. Pembentukan peredaran yang utuh di antara peneyediaan dan pembuangan bahan bangunan,
energi, dan air Gas kotor, air limbah, sampah, dihindari sejauh mungkin Menghemat sumberdaya
alam (Udara, air, dan tanah)Perhatian pada bahan mentah dan sampah yang tercemar erhatian pada
peredaran air bersih dan limbah air

5. Penggunaan teknologi tepat guna yang manusiawi Memanfaatkan/ mengguanakan bahan bangunan
bekas pakai. Menghemat hasil produk bahan bangunan.Mudah dirawat dan dipelihara Produksi yang
sesuai dengan pertukangan hipotesis Gaia

Yang paling berpengaruh dasar perencanaan arsitektur masa depan adalah Hipotesis Gaia sebagai
berikut : Kehidupan bukan menciptakan lingkungan menurut kebutuhannya, dan kehidupan bukan
faktor penentu, melainkan sistem keseluruhan termasuk lingkungan dan kehidupan.

EFISIENSI ENERGI PADA BANGUNAN DENGANMENGGUNAKAN SISTEM AKTIF DAN


PASIF
Efisiensi energi adalah penggunaan atau pemakaian energi secara hemat dan
terkontrolagar tidak terjadi krisis kekurangan energi. Menurut Tri Harso Karyono, pengertianene
rgy disini lebih diarahkan pada energy primer, yaitu energy sebagai
komoditi yangdapat diperjualbelikan (1999, 163). Dalam hal ini, untuk mendapatkan energy yan
gdibutuhkan kita harus mengeluarkan biaya untuk memperolehnya. Semakin banyakenergy yang
dibutuhkan, semakin banyak biaya yang perlu kita keluarkan.Penghematan
atau pengefisiensi energi dapat dilakukan dengan dua cara, yakni secaraaktif dan
pasif. Perancangan pasif merupakan cara penghematan
energi melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengkonversikan energi m
ataharimenjadi energi listrik. Pada rancangan aktif misalnya penggunaan solar
sel, energimatahari dikonversi menjadi energi listrik sel solar, kemudian
energi listrik inilah yangdigunakan untuk memenuhi kebutuhan bangunan. Penghematan energi y
ang dibicarakanlebih kepada penghematan operasional bangunan. Perancangan dan tata letak
suatu bangunansangat mempengaruhi penggunaan energi pada bangunan tersebut. Dalam
menurunkan suhudi dalam ruangan adalah dengan mengurangi perolehan panas matahari yang
akan mengenai bangunan.
Salah satu komponen utama yang menjadi pembentuk suatu bangunan ialahmaterial bangunan. D
imana yang menjadi pertimbangan dalam
pemilihannya yaknikemudahan untuk mendapatkannya, nilai ekonomis, proses perawatannya ser
tamempertimbangkan efisiensi energy yang pastinya juga berdampak pada lingkungan.Dengan
menggunakan metode baik secara alami maupun buatan, dengan pertimbanganterhadap kondisi
lahan, penggunaan material serta aspek-aspek pendukung lainnya yangtelah dijelaskan
sebelumnya, maka kita bisa menciptakan sebuah bangunan yangefisien energi yang tak hanya
estetis tapi menghemat waktu tenaga dan biaya
dalam proses pembuatannya serta nyaman untuk ditempati
Disini untuk menggunakan bangunan Hemat energi bisa menggunakan Jenis Bahan-
bahannya,yaitu:
1. Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam
pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah
lingkungan.
2. kerangka bangunan utama dan atap, sekarang material kayu sudah mulai digantikan material baja
ringan. illegal logging akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan
bangunan berbahan kayu mulai berkurang .
Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan
bakunya. Rangka atap dari baja memiliki keunggulan yaitu lebih kuat, antikarat, antikeropos,
antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan
fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
3. Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi
bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan
ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup
modern), dengan desain khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat
biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal
saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
4. Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau
fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik
tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas
matahari secara signifikan.
5. Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu bentuk inovasi
desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak
perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta
menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi.
Fungsi setiap ruang dalam rumah berbeda-beda sehingga membuat desain dan bahan lantai
menjadi beragam, seperti marmer, granit, keramik, teraso, dan parquet. Merangkai lantai tidak
selalu membutuhkan bahan yang mahal untuk tampil artistik.
6. Konsep ramah lingkungan juga telah merambah ke dunia sanitasi. Septic tank dengan penyaring
biologis (biological filter septic tank)berbahan fiberglass dirancang dengan teknologi khusus
untuk tidak mencemari lingkungan, memiliki sistem penguraian secara bertahap, dilengkapi
dengan sistem desinfektan, hemat lahan, antibocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan
mudah dan cepat, serta tidak membutuhkan perawatan khusus..
7. Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan memberikan
keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas polusi, hemat
listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Panel sel surya diletakkan di atas atap, berada
tepat pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi miring. Kapasitas panel sel surya
harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi listrik setiap
bangunan.

You might also like