Professional Documents
Culture Documents
PENGENALAN PERTANIAN
A. PENDAHULUAN
Definisi pertanian ada dua, yaitu pertanian dalam arti sempit dan pertanian dalam
arti luas.Pertanian dalam arti sempit dikaitkan dengan kegiatan budidaya tanaman,
khususnya tanaman produksi musiman (pangan, hias, sayuran, buah-buahan, biofarmaka,
dll).Budidaya tanaman produksi tahunan (kayu dan non kayu) dimasukkan dalam bidang
Perkebunan dan Kehutanan.Pertanian dalam arti luas meliputi kegiatan pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan (air tawar dan payau).Pertanian juga
ada yang dikaitkan dengan bidang industry, yaitu pertanian industry (Agroindustri).
Praktikum Pengenalan Pertanian ini menitik beratkan pada pertanian dalam arti
sempit, yaitu budidaya tanaman, dikupas dari hulu sampai hilir dan dikaitkan dengan
berbagai aspek yang mempengaruhinya. Pertanian dalam arti luas akan dipelajari pada
Praktikum Pertanian Berkelanjutan. Sedangkan pendalaman terhadap pertanian industri
akan dipelajari dalam kunjungan lapangan Agro Widya Wisata.
Materi utama Praktikum Pengenalan Pertanian adalah pengenalan kegiatan
budidaya tanaman di tingkat petani, yang meliputi 3 aspek yaitu : (a) Aspek lahan terkait
potensi dan kesesuaiannya, (b) Aspek budidaya terkait teknik budidaya tanaman hias dan
sayuran, dan (c) Aspek sosial ekonomi terkait kehidupan petani dan kegiatan ekonomi
pertaniannya.Sebelum memahami dan mendalami 3 aspek tersebut, peserta diberikan
materi prinsip dasar budidaya tanaman.
Lokasi Praktikum Pengenalan Pertanian tahun 2018 ini di sebuah desa lereng selatan
Gunung Ungaran, yaitu di kawasan wisata Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa
Tengah. Peserta praktikum akan berada di lokasi selama 3 hari untuk mempelajari
kehidupan petani dan aktifitasnya.
Sebelum ke lokasi, para peserta akan mendapatkan penjelasan dalam Asistensi
Praktikum untuk memahami materi secara keseluruhan. Selanjutnya dalam praktek
lapangan, para peserta akan melakukan identifikasi potensi lahan dan kesesuaiannya,
kegiatan budidaya dan sosial ekonomi masyarakat.
Lahan adalah suatu wilayah daratan yang ciri-cirinya merangkum semua tanda
pengenal biosfer, atmosfer, tanah, geologi, timbulan (relief), hidrologi, populasi tumbuhan,
dan hewan serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan masa kini yang bersifat mantap dan
mendaur. Tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang
terdiri dari bagian mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan
mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya
(sumber : PP No 150 th 2000).
Dari definisi di atas terlihat bahwa tanah adalah bagian dari lahan.Tanah umumnya
digunakan sebagai media tempat tumbuh tanaman.Namun pertumbuhan tanaman tidak
hanya dipengaruhi oleh factor tanah saja.Ada banyak komponen lahan yang perlu kita
cermati sejauh mana kontribusinya pada pertumbuhan tanaman.
Tahap pertama, kita perlu mengamati aspek iklim.Biasanya didekati dari posisi
lintang bujur dan ketinggian tempat.Wilayah Indonesia umumnya berada berdekatan
dengan garis katulistiwa, sehingga mempunyai iklim tropis, yaitu musim hujan dan musim
kemarau.Distribusi musim hujan dan kemarau di suatu tempat juga dipengaruhi oleh
ketinggian tempat dan posisinya. Biasanya semakin tinggi akan semakin besar curah
hujannya karena pengaruh hujan pegunungan (orografis). Lokasi lereng yang menghadap
laut juga umumnya akan lebih banyak mendapatkan curah hujan dibandingkan lereng yang
membelakanginya (daerah bayangan hujan). Terkait aspek iklim ini, apabila akumulasi curah
hujannya banyak disebut iklim basah, sedangkan akumulasi curah hujannya sedikit disebut
iklim kering.Ada kelompok tanaman yang cocok di iklim basah, ada juga yang cocok di iklim
kering.Tetapi ada pula yang bisa beradaptasi dengan iklim basah dan iklim kering.
Ketinggian tempat juga berdampak pada suhu rata-rata.Biasanya semakin tinggi
berdampak pada suhu semakin rendah.Terkait dengan hal ini maka dikenal ada kelompok
tanaman dataran rendah (< 700 m dpl) dan tanaman dataran tinggi (> 700 m dpl).Hubungan
antara iklim dan ketinggian tempat terhadap kesesuaian lahan untuk budidaya tanaman
dapat dilihat pada lampiran.
Tahap kedua, kita mengamati ketersediaan air yang dibutuhkan oleh tanaman,
apakah sudah cukup dari curah hujan yang ada, ataukah membutuhkan sumber lain, yaitu
air tanah dan atau irigasi.Saat musim hujan, ketersediaan air cenderung melimpah.Tetapi
saat musim kemarau, ketersediaan air dari hujan tidak terpenuhi. Maka sangat penting
untuk mengelola saluran irigasi, apalagi pada lokasi perbukitan/pegunungan yang sumber
air tanahnya bisa beberapa ratus meter di bawah permukaan tanah.
Tahap ketiga, kita perlu mengamati potensi tanah, terutama kedalaman efektif
(solum) berapa centimeter.Semakin dalam, biasanya semakin subur dan makin banyak jenis
tanaman bisa dibudidayakan.Selain itu pengukuran pH sangat penting, karena terkait
ketersediaan hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Kondisi tekstur juga
penting untuk melihat komposisi fraksi tanah, apakah dominan lempung (clay), debu (silt),
pasir (sand), atau kombinasi ketiganya. Pengamatan tanah lebih mendalam dilakukan dalam
kegiatan pengamatan profil tanah seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar perbandingan profil tanah secara teori ideal dan salah satu kondisi profil tanah di lapangan
- Penyiapan lahan
- Penyiapan benih dan bibit
- Penanaman
- Perawatan tanaman : penyiraman, pemupukan, pemberantasan hama penyakit
- Pemanenan
- Pengemasan hasil panen
Serealia : Serealia :
Padi Gandum
Jagung Sorgum
Sorgum
Umbi-umbian : Umbi-umbian :
Ubi jalar Ubi kayu
Ubi kayu Ubi jalar
Talas
Iles-iles
Dataran Tinggi Kacang-kacangan :
(> 700 m dpl). Kedelai
Kacang merah
Kacang Kapri
Buncis
Mukuna
Serealia : Serealia :
Padi Gandum
Jagung Sorgum
Sorgum
Umbi-umbian : Umbi-umbian :
Ubi kayu Ubi jalar
Ubi jalar Ubi kayu
Talas Iles-iles.
Iles-iles
Catatan : Iklim basah (ABC), iklim kering (DEF) menurut Schmidt dan Ferguson (1995).
KELOMPOK TANAMAN HORTIKULTURA SAYURAN
Letak wilayah Iklim basah Iklim kering
Dataran Rendah Seledri Bawang merah
(< 700 m dpl). Selada Terung
Tomat Bawang daun
Mentimun
Cabe hijau
Cabe merah
Paprika
Terung
Kuncai
Bayam
Pare
Bawang daun
Dataran Tinggi Kubis Bawang putih
(> 700 m dpl). Gambas Bawang daun
Seledri
Selada
Kentang
Asparagus
Brokoli
Wortel
Tomat
Lobak
Bawang daun
Biet
Sawi
Petsai
Cabe
Carica
Kelompok B :
Melon
Blewah
Semangka
Nenas
Dataran Tinggi Kelompok A : Kelompok B :
(> 700 m dpl). Jeruk Apel
Kelengkeng Jeruk
Nangka Alpokat
Sukun Nangka
Jambu air Sukun
Jambu batu Jambu batu
Sawo Kedondong
Kedondong Klengkeng
Alpokat Kopi (arabika)
Kesemek Tembakau
Kina
Teh
Kopi (arabika)
KELOMPOK TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Letak wilayah Iklim basah Iklim kering
Dataran Rendah Kelompok A : Kelompok A :
(< 700 m dpl). Cengkeh Kemiri
Pala Jarak
Lada
Kelompok B : Kelompok B :
Akar wangi * Wijen
Serai wangi
Kencur
Kunyit
Jahe
Lengkuas
Jarak
Kapulaga
Dataran Tinggi Kelompok A : Kelompok A :
(> 700 m dpl). Cengkeh Kemiri
Jarak Jarak
Kayu manis
Kelompok B :
Kunyit
Lengkuas
Kapulaga
Akar wangi
Serai wangi
* = Terbatas ketinggian di atas 500 m dpl.