You are on page 1of 8

A.

Hemiptera

Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar
anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago).
Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan
tubuh serangga lain (Campbell, 2000).

Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak
bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian
ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang
membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala
dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli (Campbell, 2000).

Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan
dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo
Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung).
Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat
mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah.
Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya
melalui stadia : telur - nimfa - dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum
sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Beberapa contoh
serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah : Walang sangit (Leptocorixa acuta),
Kepik hijau (Nezara viridula L), Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F)
(Campbell, 2000).

Hemiptera terdiri dari 4 subordo berbeda: Auchenorrhyncha, Coleorrhyncha,


Heteroptera, dan Sternorrhyncha. Subordo penyusun Hemiptera sendiri pada
awalnya dipisahkan ke dalam 2 ordo berbeda, ordo Homoptera dan ordo
Heteroptera/Hemiptera dengan melihat perbedaan pada kedua sayap serangga
anggota penyusun kedua ordo tersebut. Kedua ordo tersebut akhirnya
dikombinasikan menjadi satu ordo, yaitu ordo Hemiptera yang terdiri dari 4
subordo seperti yang dikenal sekarang dengan subordo Heteroptera memiliki
anggota penyusun terbanyak (mencapai 25.000 spesies) di mana anggotanya
umumnya adalah kepik-kepik sejati besar seperti walang sangit dan kepik
pembunuh.

Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang
berbentuk seperti jarum. Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk
jaringan dari makannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya. Hemiptera
sendiri adalah omnivora yang berarti mereka mengonsumsi hampir segala jenis
makanan mulai dari cairan tumbuhan, biji-bijian, serangga lain, hingga hewan-
hewan kecil seperti ikan.

Hemiptera tidak mengalami metamorfosis sempurna. Anakan serangga dari ordo


Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan
induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal
dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian kulit
berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong.

Serangga anggota Hemiptera perlu melakukan perkawinan agar betinanya bisa


membuahi telurnya dan berkembang biak, namun kutu daun atau afid yang juga
merupakan anggota Hemiptera bisa melakukan partenogenesis (melahirkan tanpa
kawin) sehingga mereka tetap bisa berkembang biak tanpa harus kawin lebih dulu.
a. Kepik renda lada (KRL), Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera: Tingidae)

Kepik renda lada (KRL), Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera: Tingidae)


adalah salah satu hama pada pertanaman lada di Indonesia. Hama ini selalu hadir
pada perbungaan lada dan bulir bunga lada dengan jalan mengisap cairan bunga
sebelum menjadi buah. Serangan nimfa dan imago pada bunga dan bulir bunga
akan mengakibatkan perubahan warna bunga dari hijau kekuningan menjadi
cokelat atau hitam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenologi
pembungaan, kelimpahan populasi KRL, dan tingkat kerusakan bunga pada
pertanaman lada. Kelimpahan dan fenologi pembungaan lada menentukan
kelimpahan populasi KRL. Penelitian dilakukan di kebun petani, di Desa Air
Anyir, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka Induk, dari Mei 2003 sampai
dengan Mei 2004, dan di Desa Puput, Kecamatan Simpang Katis Kabupaten
Bangka Tengah, dari Oktober 2003 sampai dengan Mei 2004. Luas lahan
percobaan masing-masing sekitar 5000 m2 yang sudah ditanami lada varietas
Chunuk di Air Anyir dan varietas Lampung Daun Lebar (LDL) di Puput. Umur
tanaman masing-masing sekitar 5 tahun. Jumlah pohon contoh di setiap lokasi 24
pohon. Pengamatan dilakukan setiap minggu dengan cara menghitung langsung
KRL yang ada pada bulir bunga, serta banyaknya bunga yang terserang. Pada
percobaan lainnya dilakukan pengamatan terhadap perkembangan bulir bunga
serta tingkat keguguran fisiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola
pembungaan lada varietas Chunuk dan LDL mengikuti pola curah hujan.

b. Kepik Penghisap Buah - Helopeltis sp (Hemiptera : Miridae)


Selain menyerang buah, serangga ini juga menyerang pucuk tanaman kakao
dengan cara menghisap cairan bagian tanaman tersebut. Serangan pada buah tua
tidak terlalu merugikan, sedangkan serangan pada buah muda dan pucuk dapat
menyebabkan kematian pucuk dan buah muda tersebut. Perkembangan dari telur
hingga menjadi dewasa 21-24 hari. Telur berwarna putih berbentuk lonjong,
diletakkan pada tangkai buah, jaringan kulit buah, tangkai daun, buah atau
ranting. Lama periode telur 6-7 hari.

Hemiptera tersebar di seluruh dunia, kecuali di daerah-daerah yang terlampau


dingin seperti wilayah kutub. Cara hidup mereka yang beragam membuat
persebaran mereka begitu luas. Beberapa anggota Hemiptera seperti walang sangit
dan tonggeret hidup pada tanaman dan menghisap sarinya. Kepik pembunuh juga
hidup di antara tanaman, namun mereka memburu hewan-hewan kecil. Sebagian
kecil dari Hemiptera seperti kutu busuk diketahui hidup sebagai parasit dan
menghisap darah hewan yang lebih besar. Anggota Hemiptera lainnya juga
diketahui hidup di air, misalnya anggang-anggang dan kepik air raksasa. Salah
satu anggang-anggang dari genus Halobes bahkan diketahui hidup di air asin.
Klasifikasi Ordo Hemiptera
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera

Hemiptera terdiri dari 4 subordo yang berbeda yaitu : Auchenorrhyncha,


Coleorrhyncha, Heteroptera, dan Sternorrhyncha. Subordo penyusun Hemiptera
sendiri pada awalnya dipisahkan ke dalam 2 (dua) ordo yang berbeda, yaitu ordo
Homoptera dan ordo Heteroptera/Hemiptera dengan melihat perbedaan pada
kedua sayap serangga anggota penyusun kedua ordo tersebut. Kedua ordo tersebut
akhirnya dikombinasikan menjadi satu ordo, yaitu ordo Hemiptera yang terdiri
dari 4 subordo seperti yang dikenal sekarang dengan subordo Heteroptera
memiliki anggota penyusun terbanyak (mencapai 25.000 spesies) dimana
anggotanya umumnya adalah kepik – kepik sejati besar seperti walang sangit dan
kepik pembunuh.
ORDo Hemiptera
(Kepik)

Hemiptera adalah ordo dari serangga yang juga dikenal sebagai kepik.
Hemiptera terdiri dari 80.000 spesies serangga seperti tonggeret, kutu daun,
anggang-anggang, walang sangit, dan lain-lain. Mereka semua memiliki ciri-ciri
khusus seperti mulut berbentuk jarum dan tidak mengalami metamorfosis
sempurna.

METAMORFOSIS KEPIK(LADYBIRD)
1. Teknik Perkimpoian
Ketika kepik akan melakukan perkimpoian, kepik selalu berusaha untuk berada
sedekat mungkin dengan koloni aphid (sejenis kutu putih) sehingga ketika larva
kepik lahir (menetas dari telur), maka larva tidak akan kekurangan makanan.
Telur hasil perkimpoian kepik akan terletak tidak jauh dari koloni kutu putih yang
hanya berjarak beberapa milimeter saja, yang mana jumlah koloni bisa saja
mencapai ratusan tergantung kondisi alam.
Pejantan memiliki alat kelamin penis yang disebut aedeagus dan hanya bisa
digunakan untuk kepik yang sejenis atau dengan istilah "Lock and Fit", jaditidak
mungkin kepik yang berbeda jenis bisa terjadi perkimpoian. Pembuahan pada
kepik bersifat internal.

2. Hatching/Saat bertelur
Banyak orang percaya, harmonia axyridis akan meletakan telurnya dalam jumlah
yang sama setelah perkimpoian, akan tetapi hal ini bisa dibenarkan jika kondisi
alam tidak berubah. Namun ketika kondisi alam tidak memungkinkan,kepik akan
menelurkan beberapa telur infertile, sebagai sumber makanan bagi telur yang
berhasil menetas menjadi larva nantinyaDalam kondisi yang terburuk, larva yang
menetas bisa saja memakan telur - telur kepik yang lain atau serangga yang lain.
3. Larva Kecil
Untuk menetas menjadi larva hanya dibutuhkan sekitar 3 s/d 5 hari, sangat cepat
untuk seekor larva kumbang kepik yang berukuran 1/8 inci. Larva - larva berkaki
enam yang menetas akan segera memakan sebanyak mungkin kutu putih untuk
menjalani metamorfosis mereka. Jika kondisi alam sangat mendukung, maka
dalam 24 hari mereka sudah tumbuh menjadi larva dewasa(dari telur menjadi
larva dewasa)

4. Larva Dewasa
Larva dewasa berwarna hitam dan dengan strip warna orange di tubuhnya. Seekor
larva bisa memakan kurang lebih 25 kutu putih setiap hari, dan larva dewasa
mencapai 50 kutu putih setiap harinya. itu sebabnya mengapa pak tani dan para
hobbi kebun sangat membutuhkan kepik untuk menolong tanaman mereka dari
kutu - kutu daun.

5. Pupa/kepompong
Pupa merupakan tahap di mana larva dewasa yang telah tumbuh dan hanya
melekatkan diri pada tangkai atau batang tanaman tentunya bagian tubuhnya akan
dilindungi lapisan keras atau disebut pupa atau kepompong. tahap ini merupakan
tahap akhir sebelum menjadi kepik yang mana kepompong akan melindungi dari
keadaan cuaca di sekitarnya namun tidak bagi predator sehingga tahap ini
merupakan tahap yang sangat berbahaya dari serangan predator.
Uniknya, kepompong dapat bergetar dengan keras untuk menghalau predator
predator yang mendekatinya.

6. Kumbang Kepik
Setelah keluar dari kepompong, seperti serangga lainnya, kepik memerlukan
waktu untuk mengeraskan peralatannya(semacam cangkang yang menyimpan
sayap di dalamnya) yakni exoskeleton dan elydra yang terbuat dari chitin.Dalam
waktu 24 jam atau lebih, kepik tidak akan memiliki totol berwarna. Kepik
kemudian akan terbang mencari makanan pertama.

 System pernapasan pada serangga disebut system trakea. Pernapasan sistem


trakea terdiri atas pembuluh-pembuluh yang bercabang-cabang ke seluruh
tubuh dan bermuara pada stigma atau spirakel. Udara pernapasan keluar dan
masuk ke dalam tubuh Insecta melalui stigma. Stigma merupakan lubang
yang terdapat di sepanjang sisi kiri dan kanan tubuh.

 System pencernaannya dimulai dari mulut yang terdiri atas bibir atas dan
bawah, rahang serta gigi. Dari mulut makanan masuk ke kerongkongan lalu
ke tembolok. Dari tembolok makanan yang telah disimpan beberapa waktu
masuk ke empedal yang berdinding gigi kitin. Selanjutnya makanan masuk
ke lambung. Pada lambung terdapat enam pasang kelenjar pencernaan yang
menghasilkan enzim. Makanan yang telah dicerna menjadi sari-sari
makanan diserap oleh usus dan diedarkan keseluruh tubuh oleh hemolimfa.
Sisa pencernaan sementara disimpan di rectum berupa feses. Selanjutnya,
dikeluarkan melalui anus.

You might also like