You are on page 1of 8

Potensi Humin Hasil Isolasi …(Setyaningtyas dkk)

POTENSI HUMIN HASIL ISOLASI TANAH HUTAN DAMAR BATURRADEN


DALAM MENURUNKAN KESADAHAN AIR

Tien Setyaningtyas, Roy Andreas, Kapti Riyani


Program Studi Kimia, Jurusan MIPA
Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

ABSTRACT
The hardness water is not good for consumption because can resulted kidney
disease One of the method which can be used to degrade rodamin B is adsorption use
humin. Humin is biggest fraction of humat materials that insoluble in acid, alcohol and
base. The ability of humin for adsorp Ca2+ and Mg2+ caused by the existence of OH
phenolic and carboxylic functional group which can interacted with metal ion. The aim of
this study is to recognize humin characteristic from the soil of Baturraden resin forest, and
ability of humin from the soil of Baturraden resin forest for decreasing the hardness water.
Humin was isolated from the Baturraden resin forest and purified use mixture of
HCl:HF. Purified humin is characterised such as identify of functional group of humin,
stipulating of water content, stipulating of dust content, obstetrical stipulating of total
acidity content, carboxylic and OH phenolic functional group. Decreasing of hardness
water was analysed with variation time 0, 10, 30, 60, 180, 300, 600, 900, 1200 dan 1440
minute.
Humin that isolated from Baturraden resin forest have characteristic such as water
content 16.6199 %; dust content 9.2050 %; total acidity content 475 cmol / Kg; carboxylic
rate 200 cmol/Kg, and OH phenolic rate 275 cmol/Kg. Decreasing of hardness water in
Darmakradenan, Ajibarang subdistrict, Banyumas regency was 54,745 % with equlibrium
time at 600 minute (10 hours).

Keywords : Hardness water, humin, isolation

PENDAHULUAN dalam air alami sangat kecil. Pada


Air yang akan digunakan sebagai umumnya air dengan kesadahan total
air minum harus memenuhi syarat kriteria lebih dari 200 mg/L (sebagai CaCO3)
kualitas air yang aman dan dapat dikatakan air sadah (Hauser, 2002)
digunakan sebagai air minum. Parameter Kadar kesadahan yang tinggi dapat
yang digunakan antara lain parameter menyebabkan efek negatif terhadap
fisika, kimia, bakteriologi dan kesehatan misalnya penyakit batu ginjal
radioaktivitas. Salah satu parameter kimia dan karang gigi karena air sadah banyak
adalah kesadahan air. Kadar kesadahan mengandung ion logam Ca2+ dan Mg2+
yang dianjurkan untuk air yang layak (Atastina dkk, 2002). Kandungan kalsium
diminum adalah sebesar 10- 300 mg/L dan magnesium yang tinggi dalam air
(Depkes, 1990). Kesadahan didefinisikan akan menyebabkan sabun sukar berbusa
sebagai jumlah dari ion kalsium (Ca2+) dan timbul kerak pada panci atau pipa.
dan magnesium (Mg2+) terlarut dalam air. Kandungan maksium kalsium dan
Kedua ion ini merupakan unsur magnesium yang diperbolehkan dalam air
kesadahan yang paling besar, walaupun minum masing-masing adalah 75 - 200
beberapa logam lainnya juga temasuk mg/L dan 30 - 150 mg/L (Alaerts dan
unsur sadah, namun konsentrasinya Santika, 1987). Mengingat bahaya yang

77
Molekul, Vol. 3. No. 2. Nov, 2008 : 77- 84

dapat ditimbulkan jika mengkonsumsi air Berdasarkan pernyataan di atas maka


dengan kadar kesadahan tinggi maka dalam penelitian ini akan dilakukan
perlu dilakukan upaya untuk karakterisasi humin dari tanah hutan
menurunkannya. damar Baturraden dan kemampuannya
Berbagai usaha telah banyak untuk menurunkan kesadahan air.
dilakukan untuk mengatasi kesadahan air
yang tinggi, salah satunya adalah dengan Metode Penelitian
metode adsorpsi. Bahan absorben yang Tanah untuk isolasi humin diambil
sering digunakan antara lain karbon aktif, dari hutan damar Baturraden, sampel air
tanah diatomea, zeolit dan lain-lain. sadah diambil dari sumber mata air di
Bahan alternatif lain yang dapat Desa Darmakradenan Kecamatan
digunakan sebagai absorben dengan Ajibarang, Kabupaten Banyumas.
harga yang relatif murah dan mudah Alat yang digunakan dalam
diperoleh adalah tanah yang banyak penelitian ini antara lain: eksikator;
mengandung humin. mortar; ayakan 100 mesh; neraca analitik;
Tanah tersusun dari komponen muffle furnance; spektroskopi infra
organik dan komponen anorganik. merah (IR); pH meter; dan alat-alat gelas.
Komponen organik tanah terbagi dalam Bahan yang digunakan dalam penelitian
dua kelompok yaitu bahan humat dan non ini adalah NaOH, HCl, HF,
humat. Bahan non humat meliputi Ba(OH)2.8H2O, Ca(CH3COO)2 ,
karbohidrat, asam amino, protein, lipid CH3COONH4, NH2OH.HCl,
asam nukleat dan lignin. Bahan humat Na4P2O7.10H2O, CaCO3, MgSO4,
merupakan hasil akhir dekomposisi Gas N2, asam nitrat, aquademin, EDTA,
bahan tanaman di dalam tanah. Bahan indicator pp, indicator metil kuning,
humat bersifat reaktif karena mempunyai EBT, NH4Cl, NH4OH, NaCl.
elektronegativitas yang besar. Gugus –
COOH, -OH fenolat, -OH alkoholat serta Prosedur Penelitian.
gugus –C=O pada bahan humat Isolasi Humin (Aiken et. all, 1985)
mempunyai kemampuan untuk Humin diisolasi dari tanah hutan
mengadsorpsi ion logam termasuk Ca2+ damar Baturraden. Sampel tanah
dan Mg2+. Berdasarkan karakteristik dibersihkan dari kerikil dan pengotor
kelarutannya, bahan humat digolongkan dengan cara diayak. Sebanyak 2 gram
dalam tiga fraksi yaitu asam humat, asam sampel tanah yang telah dibersihkan
fulvat dan humin. Bahan humat banyak diekstraksi dengan larutan NaOH 0,5 M
terdapat pada tanah yang mengandung dalam botol plastik ukuran 1,5 liter
humus antara lain tanah gambut dan kemudian ditambahkan gas nitrogen (N2),
tanah hutan (Tan, 1994). ditutup rapat dan dikocok dengan bantuan
Humin merupakan fraksi yang tidak shaker selama 24 jam. Residu ekstraksi
dapat larut dalam alkali, asam atau dipisahkan dari larutan dengan
alkohol. Martin et.al., (2004) menyatakan sentrifugasi pada kecepatan 2500 rpm
bahwa humin merupakan fraksi terbesar selama 15 menit, lalu didekantasi dan
bahan humat. Humin memiliki gugus selanjutnya dilakukan pengasaman
karboksilat dan gugus –OH fenolat yang dengan menambahkan HCl 6 M hingga
dapat mengadsorpsi ion logam, namun pH < 2. Residu disaring dengan saringan
masih sedikit penelitian tentang humin buchner, dibilas dengan larutan HCl 0,01
dan pemanfaatan humin sebagai material M dan dicuci dengan akuades, kemudian
adsorben logam-logam khususnya untuk dikeringudarakan. Humin yang diperoleh
menurunkan kesadahan air yang banyak dari tahap ini merupakan humin kotor.
mengandung ion Ca2+ dan Mg2+.

78
Potensi Humin Hasil Isolasi …(Setyaningtyas dkk)

Ekstraksi humin dilanjutkan dengan B= massa humin setelah pengeringan


tahap pemurnian. Humin kotor (gram)
diekstraksi dengan larutan campuran HF-
HCl sebanyak tiga tahap. Tahap pertama, Kadar abu
humin kotor dicampur dengan (1:1 v/v) Penetapan kadar abu dilakukan
0,2 M HCl dan 0,2 M HF selam 64 jam dengan pembakaran dalam tungku
lalu disaring. Tahap kedua, residu yang perapian (furnace) pada temperatur
diperoleh dimasukkan dalam campuran 440˚C selama 6 jam, setelah dilakukan
1:1 HF (5,5) dan HCl (1,1 M) tiga kali pengujian kadar air. Masing-masing
selama satu jam, masing-masing dilakukan dua kali (duplo). Perhitungan
didekantasi. Tahap ketiga, residu kadar abu dilakukan dengan rumusan
dimasukkan dalam larutan 5,5 M HF sebagai berikut :
empat kali masing-masing selama 16
jam. Endapan dipisahkan dari pelarutnya Cx100
dengan sentrifugasi pada kecepatan 2500 Kadar abu (%) =
B
rpm selama 15 menit, didekantasi, dibilas Keterangan :
dengan 0,1 M HCl dan terakhir dibilas B = berat benda uji kering oven (gram)
dengan akudes empat kali. Residu yang C = berat abu (gram)
diperoleh merupakan humin yang bebas
pengotor, selanjutnya humin Keasaman total (Tan, 1994)
dikeringudarakan, dihaluskan, diayak Sebanyak 20 mg humin
dengan ayakan 120 mesh. Humin yang dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125
diperoleh dikarakterisasi dan digunakan mL dan ditambahkan 10 mL larutan
untuk menurunkan kesadahan air. Ba(OH)2 0,2 N dalam kondisi atmosfer
nitogen. Erlenmeyer ditutup rapat dan
Karakterisasi Humin dishaker selama 24 jam pada temperatur
Identifikasi gugus fungsional humin kamar. Suspensi yang terbentuk disaring
Humin kotor dan humin yang telah kemudian residu dibilas dengan aquades
dimurnikan dikarakterisasi menggunakan bebas CO2, filtrat dan air bilasan
metode spektroskopi infra merah (IR) digabung lalu dititrasi secara
untuk mengetahui gugus fungsinya. potensiometri dengan larutan standar HCl
0,2 N hingga pH 8,4. Titrasi ini juga
Kadar air dilakukan pula terhadap larutan blangko
Sebanyak 50 miligram humin hasil yaitu larutan jenuh Ba(OH)2 0,2 N
isolasi yang telah dikeringudarakan sebanyak 10mL. Perhitungan kemasaman
dimasukkan ke dalam cawan porselin total dilakukan dengan rumusan sebagai
yang telah diketahui bobotnya. Cawan berikut :
berisi humin tersebut dipanaskan dalam (Vb  Vs ) xNx10 5
oven pada suhu 105˚C selama 24 jam dan keasaman total  cmol / kg
miligram sampel
didinginkan dalam desikator kemudian
ditimbang. Masing-masing dilakukan dua
kali (duplo). Perhitungan kadar air Keterangan :
dilakukan dengan rumusan sebagai Vb = volume HCl yang digunakan untuk
berikut : mentitrasi blangko
A B Vs = volume HCl yang digunakan untuk
Kadar air (%) = X 100 % mentitrasi sampel
A N = normalitas larutan standar asam
Keterangan :
A= massa humin sebelum pengeringan
(gram)

79
Molekul, Vol. 3. No. 2. Nov, 2008 : 77- 84

Kandungan gugus karboksilat (Tan, ; 30 menit ; 60 menit ; 1 jam ; 3 jam


1994) ; 5 jam ; 10 jam ; 20 jam dan 24 jam.
Sebanyak 20 mg humin Adapun analisis Ca dan Mg (kesadahan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan total) adalah sebagai berikut :
ditambahkan 10 mL larutan 1. Penetapan kalsium dengan EBT
Ba(CH3COO) 2 0,2 M dan 40 mL sebagai indikator
aquades bebas CO2. Dalam waktu yang a. ditimbang 0,4 g kalsium karbonat
sama dilakukan juga terhadap larutan dimasukkan ke dalam labu 250
blangko yaitu 10 mL larutan mL, teteskan sedikit demi sedikit
Ba(CH3COO) 2 0,2 M dan 40 mL HCl 5 N sambil diaduk-aduk
aquades bebas CO2 kemudian larutan hingga cairan menjadi jernih
dishaker selama 24 jam pada suhu kamar. (semua CaCO3 larut), kemudian
Suspensi yang terbentuk disaring diencerkan hingga tanda batas.
kemudian residu dibilas dengan air b. diambil 25 mL dengan pipet
destilat bebas CO2. Filtrat dan air bilasan seukuran dan dimasukkan ke
digabung, kemudian dititrasi dengan dalam labu erlenmeyer 250 mL.
menggunakan larutan standar 0,1M ditambahkan 25 mL air, 1 tetes
NaOH hingga pH 9,8. Perhitungan phenolpthalein 0,1%. Netralkan
kandungan gugus karboksilat dilakukan cairan ini dengan NaOH 0,1 N
dengan rumusan sebagai berikut, dan dicatat pemakaian larutan
(Vs  Vb) xNx10 5 NaOH ini (x mL)
Gugus  COOH  cmol / kg c. pekerjaan ( b ) diulangi tetapi
miligram sampel
Keterangan : tanpa penambahan phenoltthalein
Vb = volume NaOH yang digunakan kemudian ditambahkan 1 mL
untuk mentitrasi blangko larutan buffer pH = 10 yang
Vs = volume NaOH yang digunakan mengandung Mg-EDTA dan 0,1 g
untuk mentitrasi sampel indikator EBT dalam NaCl atau 3
N = normalitas larutan standar basa tetes larutan indikator EBT
d. dititrasi dengan larutan EDTA
Kandungan gugus OH fenolat (Tan, 0,01 M hingga terjadi perubahan
1994) warna dari merah anggur menjadi
Kandungan gugus –OH fenolat biru jelas
merupakan selisih antara kemasaman Ca2+ + Na2H2Y  CaH2Y + 2
total dengan kandungan gugus –COOH. Na+
Perhitungan kandungan gugus OH Berat atom Ca = 40,08
fenolat dilakukan dengan rumusan Berat setara = 20,04
sebagai berikut,

Potensi Humin untuk menurunkan 2. Penetapan magnesium dengan EDTA


kesadahan air a. ditimbang 0,95 g MgSO4.7 H2O
Humin sebanyak 3 gram dimasukkan ke dalam labu 250
dimasukkan ke dalam gelas beker yang mL isi sampai tanda batas
telah berisi 1 liter air yang akan b. diambil 25 mL dengan pipet
diturunkan kesadahannya. Kemudian seukuran dan dimasukkan ke
diaduk dengan menggunakan magnetic dalam labu erlenmeyer 250 mL
striter. Analisis kesadahan air dilakukan c. ditambah 25 mL air, 1 mL larutan
dengan variasi waktu yaitu 0 ; 10 menit buffer dan 0,1 g indikator EBT

80
Potensi Humin Hasil Isolasi …(Setyaningtyas dkk)

dalam NaCl atau 3 tetes larutan warna dari merah anggur menjadi
indikator EBT biru yang jelas
d. dititrasi dengan larutan EDTA Keterangan
0,01 M hingga terjadi perubahan Kesadahan air dinyatakan dalam
dari merah anggur menjadi biru derajat kesadahan jerman (D0) per
yang jelas liter
Mg2++ Na2H2YMgH2Y + 2 Na+ 1 D0 = 10 mg CaO per liter larutan
Berat atom Mg = 24,32 EDTA 1/56 = 1 mg CaO
Berat setara = 12,16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Humin hasil isolasi setelah
proses pemurnian dianalisis dengan
menggunakan spektrofotometer
3. Penetapan derajat kesadahan air inframerah Shimadzhu FTIR-8201PC
a. diambil 100 mL contoh air dengan sel KBr untuk mengetahui adanya
dengan gelas ukur, dimasukkan ke gugus fungsional humin yang diharapkan
dalam labu Erlenmeyer 250 mL mengandung gugus –COOH dan -OH
b. ditambahkan 2 mL larutan buffer fenolat.
pH= 10 dan 0,2 g indikator EBT Hasil analisis kualitatif gugus
dalam NaCl. fungsional humin setelah proses
c. dititrasi dengan larutan EDTA pemurnian dapat dilihat pada Gambar 1.
1/56 M sampai terjadi perubahan

Gambar 1. Spektrum IR humin hasil isolasi setelah pemurnian

vibrasi ulur C-H alifatik. Adanya –OH


Spektrum IR humin setelah dari –COOH ditunjukkan dengan pita
pemurnian menunjukkan adanya gugus – serapan pada bilangan gelombang 2345,3
OH terlihat pada pita serapan dengan cm-1 (Aiken, et.all., 1985).
bilangan gelombang 3433,1 cm-1. Kadar air merupakan banyaknya air
Bilangan gelombang 1637,5 cm-1 yang terkandung dalam bahan yang
menunjukkan vibrasi ulur C=C aromatik dinyatakan dalam persen. Penetapan
atau C=O (keton terkonjugasi) mengikat kadar air dilakukan dengan memanaskan
hidrogen, sedangkan bilangan gelombang humin pada suhu 105˚C selama 24 jam.
2920 cm-1 dan 2850,6 cm-1 merupakan Kadar abu suatu bahan adalah kadar

81
Molekul, Vol. 3. No. 2. Nov, 2008 : 77- 84

residu hasil pembakaran semua metode titrasi potensiometri. Keasaman


komponen organik di dalam bahan yang total atau kapasitas tukar senyawa humat
biasanya berupa mineral. Penetapan tanah dikarenakan oleh kehadiran proton
kadar abu dilakukan dengan cara yang dapat terdisosiasi atau ion-ion H
memanaskan humin kering pada suhu pada gugus-gugus karboksil aromatik dan
440˚C selama 6 jam (SNI 13-6793, alifatik dan gugus hidroksil fenolik (Tan,
2002). Penentuan gugus fungsional 1994). Hasil karakterisasi humin hasil
humin secara kuantitatif yaitu nilai isolasi terlihat pada tabel 1.
keasaman total, gugus karboksilat dan
gugus –OH fenolat dilakukan dengan

Tabel 1. Hasil karakterisasi humin


Kadar
Air (%) Abu (%) Keasaman total Karboksilat OH fenolat
(cmol/kg) (cmol/kg) (cmol/kg)
Humin 16,62 9,2 475 200 275
murni

Efektifitas proses pemurnian akan menit ; 1 jam ; 3 jam ; 5 jam ; 10


makin tinggi apabila makin banyak jam ; 20 jam dan 24 jam, kemudian
mineral yang hilang dari humin. Abu dianalisis kesadahan totalnya. Kesadahan
yang dihasilkan merupakan residu proses total merupakan jumlah ion-ion Ca2+ dan
pembakaran humin pada temperatur Mg2+ yang dapat ditentukan dengan
tinggi yaitu mineral, maka kadar abu metode titrasi. Analisis kesadahan total
dapat digunakan sebagai ukuran air pada penelitian ini menggunakan
keberhasilan suatu proses pemurnian. titrasi kompleksometri.
Makin efektif proses pemurnian maka Titrasi kompleksometri meliputi
kadar abu semakin sedikit. reaksi pembentukan ion-ion kompleks
ataupun pembentukan molekul netral
Potensi Humin untuk Menurunkan yang terdisosiasi dalam larutan yang
Kesadahan Air biasanya menggunakan EDTA (Etilen
Air yang mempunyai sifat sadah Diamin Tetra Asetat) sebagai pentiter.
tidak dapat dikonsumsi secara langsung. EDTA dapat bereaksi dengan ion logam
Air tersebut harus diproses terlebih seperti ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang
dahulu. Penggunaan air sadah untuk terkandung dalam air sadah membentuk
minum tanpa diproses terlebih dahulu senyawa kompleks. Gambar 2
dapat menyebabkan penyakit batu ginjal memperlihatkan struktur EDTA dalam
atau kandung kemih. Hal ini disebabkan mengkhelat logam.
air sadah mengandung ion kalsium (Ca2+)
dan magnesium (Mg2+).
Penurunan kesadahan dapat
dilakukan dengan metode adsorpsi.
Metode adsorpsi untuk menurunkan
kesadahan air pada penelitian ini
menggunakan humin sebagai adsorben.
Air sadah diadsorpsi oleh humin
menggunakan sistem ”batch” dengan
variasi waktu 0; 10 menit; 30 menit; 60

82
Potensi Humin Hasil Isolasi …(Setyaningtyas dkk)

2-
batas. Penurunan kesadahan air
O
menggunakan humin dapat terlihat pada
C
gambar 3.
O CH2

C CH2 60
O
N
50
O

% penurunan
M
CH2 40
CH2
O N 30

C CH2 20
O CH2
O
10
C

O 0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
waktu kontak (menit)

Gambar 2. Struktur EDTA mengkhelat


logam (Day dan Underwood, Gambar 3. Penurunan kesadahan air
2002) menggunakan humin

Pengendapan CaCO3 dapat terjadi Gambar 3 menunjukkan penurunan


pada sampel air sadah hasil adsorpsi, jika kesadahan total air oleh humin semakin
terjadi pengendapan akan mengurangi meningkat dengan meningkatnya waktu
kadar kesadahan terlarut dalam air. kontak dan mencapai kesetimbangan
Penambahan asam dapat mencegah pada waktu 600 menit (10 jam). Waktu
terjadinya pengendapan CaCO3. kesetimbangan yaitu waktu setelah
Pengenceran juga dapat mencegah permukaan adsorben jenuh atau telah
terbentuknya endapan yang disebabkan tertutupi semua oleh adsorbat maka
kadar Ca2+ terlalu tinggi dalam larutan. adsorben tidak mampu lagi mengadsorpsi
Penambahan buffer ammonia-amonium adsorbat. Perpanjangan waktu kontak
klorida pH 10 dilakukan sebelum titrasi. tidak memberikan pengaruh besar
Penambahan buffer pH 10 ini berfungsi terhadap persentase penurunan kesadahan
untuk menstabilkan kompleks yang air karena permukaan abu terbang telah
terjadi antara ligan EDTA dengan kation jenuh. Permukaan adsorben yang telah
Ca2+ dan Mg2+ yang ada dalam sampel air jenuh oleh molekul teradsorpsi tidak akan
sadah, namun pH yang terlalu tinggi pada mampu lagi untuk meningkatkan daya
air sadah dapat menyebabkan ion-ion adsorpsinya meskipun konsentrasi
kesadahan hilang dari larutan karena adsorbat diperbesar (Lubis dan Nasution,
terjadi pengendapan Mg(OH)2 (Alaerts 2002). Hasil penelitian diperoleh
dan Santika, 1984). kesadahan pada waktu kesetimbangan
Analisis kadar kesadahan total air sebesar 248 ppm dengan persen
dari desa Darmakradenan Kecamatan penurunan sebesar 54,745%.
Ajibarang Kabupaten Banyumas
menunjukkan kadar kesadahan yang KESIMPULAN
cukup tinggi yaitu 548 mg/L sebagai 1. Karakteristik humin hasil isolasi dari
CaCO3. Depkes RI menetapkan kadar tanah hutan damar Baturraden
kesadahan total maksimal untuk standar memiliki kadar air 16,62%; kadar
kualitas air minum yang diperbolehkan abu 9,2%; kandungan keasaman total
adalah 300 mg/L sebagai CaCO3, dengan 475 cmol/kg; kandungan gugus
demikian kesadahan total air di Desa karboksilat 200 cmol/kg dan
Darmakradenan sudah melebihi ambang kandungan gugus -OH fenolat 275
cmol/kg.

83
Molekul, Vol. 3. No. 2. Nov, 2008 : 77- 84

2. Penurunan kesadahan air di Desa Departemen Kesehatan RI., 1990.,


DarmakradenanKecamatan Ajibarang Standar Kesehtan Air Minum,
Kabupaten Banyumas menggunakan Depkes RI.. Jakarta
humin hasil isolasi tanah hutan damar
Baturraden sebesar 54,745% dengan Hauser, A.Barbara.2002. Drinking Water
waktu kesetimbangan 600 menit (10 Chemistry: A Laboratory Manual.
jam) Lewis Publisher. United State of
America

DAFTAR PUSTAKA Lubis, S. dan R. Nasution, 2002,


Aiken, GR, D.M. McKnight, R.L. Pemanfaatan Limbah Bubuk Kopi
Wershaw, dan P. MacCharthy, sebagai Adsorben pada Penurunan
1985, “Humic Substances in Soil Kadar Besi (Fe Anorganik) dalam
Sediment and Water : Air Minum, Jurnal Natural
Geochemistry, Isolation, and Volume 2. Nomor 2
Characterization”, John Wiley
& Son, New York. Martin, Netto dan C.S. Sergio . 2004.
Studies of Semiquinone Free
Radicals by ESR in the Whole
Alaerts dan Santika,S.S., 1987. Metode
Soil, HA, FA and Humin
Penelitian Air. Penerbit Usaha
Substances. J. Braz. Chem. Soc.,
Nasional Surabaya Indonesia
Vol. 15, No. 1, 34-37
Atastina, Praswasti dan Syarifudin.,
SNI. 2002. Metode Pengujian Kadar Air,
2002. Penghilangan Kesadahan
Kadar Abu dan Bahan Organik
air yang mengandung ion Ca2+
dari Tanah Gambut dan Tanah
dengan menggunakan zeolit alam
Organik Lainnya. SNI 13-6793-
Lampung sebagai Penukar
200
Kation. Universitas Indonesia,
Jakarta
Tan, K. H., 1994, “Environment Soil
Science”, Marcel Dekker Inc,
Day, R. A. dan A. L Underwood,. 2002,
New York.
Analisis Kimia Kuantitatif,
Erlangga, Jakarta

84
84

You might also like