Professional Documents
Culture Documents
STRUKTUR BAJA II
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Struktur Baja II
yang diampu oleh :
Dosen : Dr. Sudjani, M.Pd..
Oleh :
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Berkah,
Rahmat Dan Hidayah-Nyalah sehingga Tugas Tersruktur laporan mata kuliah
Strktur Baja II yang bejudul “Desain Portal Baja Gable” ini dapat terselesaikan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Atas tersusunnya laporan ini, tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dosen Strktur Baja II, Dr. Sudjani, M.Pd.
2. Serta semua teman–teman yang telah memberi sumbangsih dan sarannya
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dalam hal teknik penulisan, tata bahasa maupun isinya. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapakan demi
penyempurnaan laporan ini pada masa yang akan datang. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
para pembaca sekalian.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. iv
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
BAB II................................................................................................................................. 4
ii
3.7. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Baja .................................................... 16
BAB IV ............................................................................................................................. 18
BAB V .............................................................................................................................. 46
PENUTUP ........................................................................................................................ 46
LAMPIRAN...................................................................................................................... 48
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1. Tegangan putus dan tegangan leleh baja......................................................... 12
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Salah satu tujuan Pendidikan Program Teknik Bangunan-S1 Departemen
Pendidikan Teknik Sipil Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas
Pendidikan Indonesia adalah menciptakan Ahli-ahli yang profesional dan
berkompeten di bidang ketekniksipilan seperti : bangunan struktur, pengairan, dan
jalan raya.
Laporan tugas terstruktur ini merupakan salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi bagi mahasiswa Program Studi S1 Teknik Bangunan yang mengontrak
mata kuliah Struktur Baja II.
Pada penyusunan Tugas Terstruktur ini laporan yang bahas adalah tentang
konstruksi portal baja gable mulai dari analisa beban, analisa statika, sampai dengan
pendimensian beserta gambarnya.
1.4.Pembatasan Masalah
Penulisan Laporan Tugas ini meliputi perencanaan konstruksi portal gable
dengan perhitungan strukturnya dimulai dengan analisa pembebanan sampai
dengan pendimensiannya.
1.5.Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan uraian lebih terperinci, maka
laporan disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang hal-hal yang melatar belakangi
penyusunan Tugas, maksud dan tujuan, ruang lingkup,
pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR PERENCANAAN
Berisi tentang uraian umum, peraturan perencanaan, dan
metode perhitungan.
BAB III LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori yang mendukung perencanaan
DASAR PERENCANAAN
2.1.Uraian Umum
Tujuan utama dari struktur adalah memberikan kekuatan pada suatu
bangunan. Struktur bangunan dipengaruhi oleh beban mati (dead load) berupa
berat sendiri, beban hidup (live load) berupa beban akibat penggunaan ruangan
dan beban khusus seperti, beban angin, pengaruh temperatur dan beban akibat
gempa.
Suatu beban yang bertambah dan berkurang menurut waktu secara berkala
disebut beban bergoyang, beban ini sangat berbahaya apabila periode
penggoyangannya berimpit dengan periode struktur dan apabila beban ini
diterapkan pada struktur selama kurun waktu yang cukup lama, dapat
menimbulkan lendutan. Lendutan yang melampaui batas yang direncanakan dapat
merusak struktur bangunan tersebut.
2.2.Peraturan Perencanaan
Apabila kita akan merencanakan suatu struktur bangunan sudah tentu
kita harus memperhatikan serta memperhitungkan segala aspek yang
berhubungan dengan bangunan tersebut.
Disamping segi teknis yang menjadi landasan utama dalam merencanakan
suatu struktur bangunan, segi-segi lainnya tidak bisa kita tinggalkan atau kita
abaikan begitu saja. Faktor fungsi, ekonomi, sosial, lingkungan, dan sebagainya
tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan segi teknis konstruksi
dalam perencanaan suatu bangunan.
Dengan kata lain, jika kita merencanakan suatu struktur bangunan, kita
dituntut dalam hal kesempurnaan struktur bangunan itu sendiri. Untuk memenuhi
hal tersebut, kita harus berpedoman pada syarat-syarat yang telah ditentukan baik
dari segi teknis itu sendiri maupun dari segi lainnya.
2.5.Metode Perhitungan
Perhitungan konstruksi portal gable dianalisa dengan menggunakan
bantuan program sap untuk menentukan gaya-gaya yang bekerja pada setiap
elemennya.
LANDASAN TEORI
3.1.Pengertian Baja
Baja adalah suatu jenis bahan bangunan yang berdasarkan pertimbangan
ekonomi, sifat, dan kekuatannya, cocok untuk pemikul beban. Oleh karena itu baja
banyak dipakai sebagai bahan struktur, misalnya untuk rangka utama bangunan
bertingkat sebagai kolom dan balok, sistem penyangga atap dengan bentangan
panjang seperti gedung olahraga, hanggar, menara antena, jembatan, penahan
tanah, fondasi tiang pancang, bangunan pelabuhan, struktur lepas pantai, dinding
perkuatan pada reklamasi pantai, tangki-tangki minyak, pipa penyaluran minyak,
air, atau gas.
Struktur baja terbagi atas 3 kategori:
Struktur rangka, dengan elemen-elemen tarik, tekan, dan lentur
Struktur cangkang (elemen tarik dominan)
Struktur tipe suspensi (elemen tarik dominan)
1. Baja mempunyai kekuatan cukup tinggi dan merata. Kekuatan yang tinggi ini
mengakibatkan struktur yang terbuat dari baja, umumnya mempunyai ukuran
tampang relatif kecil, sehingga struktur cukup ringan sekalipun berat jenis baja
tinggi.
2. Baja adalah hasil produksi pabrik dengan peralatan mesin-mesin yang cukup
canggih dengan jumlah tenaga manusia relatif sedikit, sehingga pengawasan
mudah dilaksanakan dengan seksama dan mutu dapat dipertanggungjawabkan.
3. Struktur baja mudah dibongkar pasang, sehingga elemen struktur baja dapat
dipakai berulang-ulang dalam berbagai bentuk struktur.
4. Struktur dari baja dapat bertahan cukup lama. Baja sebagai bahan struktur
mempunyai beberapa kelemahan/kekurangan, antara lain :
Pemeliharaan memerlukan biaya yang banyak.
Kekuatan baja dipengaruhi temperatur.
Bahaya tekuk ( buckling ) mudah terjadi.
Keliatan (ductility) : besar regangan maksimal yang dapat terjadi pada saat
benda uji patah atau putus dalam satuan persen (%).
Dalil I
Besi murni tidak mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk dipergunakan
sebagai bahan penanggung konstruksi.
Dalil II
Peningkatan nilai dari sifat-sifat tertentu, lazim dengan tidak dapat dihindarkan
senantiasa mengakibatkan pengurangan dari nilai sifat-sifat lain, misalnya baja
dengan keteguhan tinggi, istimewa lazimnya kurang kenyal.
Kekuatan Baja
Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka
baja akan cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk
Tegangan Leleh
Tegangan leleh sering disebut sebagai perilaku baja dimana pada saat ditarik
dengan tegangan tertentu, baja tersebut tidak dapat kembali ke panjang mula-
mulanya pada saat sebelum ditarik. Oleh karena itu sering dipakai asumsi bahwa
tegangan leleh adalah tegangan yang dapat menimbulkan regangan tetap sebesar
0,2%, sehingga tegangan leleh dapat ditentukan dengan menarik garis lurus sejajar
dengan kurva linier, melalui titik pada sumbu X yang menunjukkan regangan
sebesar 0,2% (Gambar 1.4)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
Gambar 3. 10. Bentang < 20 m tanpa haunch dan Bentang > 20 m dengan haunch
b. Paku Keling
c. Las lumer
Ada 2 macam las lumer menurut bentuknya, yaitu:
1. Las tumpul
2. Las sudut
sb y
D
r
y
sb x
C F
x=½L
Tinggi kuda-kuda
y
tan x= tan 200 x 6 = 2,15 meter
x
Jarak gording yang direncanakan = 2 m
Banyaknya gording yang dibutuhkan
6,38
𝑛𝐺𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔 = + 1 = 4,15 ≈ 4 buah
2
Gording ditempatkan tegak lurus bidang penutup atap dan beban mati Px
bekerja vertical, P diuraikan pada sumbu X dan sumbu Y, sehingga diperoleh:
Y X
q.sinα
q.cosα
α q
P.sinα
P.cosα
α P
Beban berguna atau beban hidup adalah beban terpusat yang bekerja di
tengah-tengah bentang gording, beban ini diperhitungkan kalau ada orang yang
bekerja di atas gording. Besarnya beban hidup diambil dari PPURG 1987, P =
100 kg
Px = P x sin
= 100 x sin 20o
= 34,20 kg
Py = P x cos
= 100 x cos 20o
= 93,96 kg
Momen yang timbul akibat beban terpusat dianggap Continous Beam.
c. Beban Angin
Beban angin diperhitungkan dengan menganggap adanya tekanan positif
(tiup) dan tekanan negatif (hisap), yang bekerja tegak lurus pada bidang atap.
Menurut PPPURG 1987, tekanan tiup harus diambil minimal 25 kg/m2 . Dalam
perencanaan ini, besarnya tekanan angin (w) diambil sebesar 50 kg/m2.
Wy
X
Wx = 0
α Y
Ketentuan :
Koefisien angin tekan ( c ) = (0,02 x - 0,4)
Koefisien angin hisap ( c’ ) = - 0,4
Beban angin kiri (W1) = 45 kg/m2
Beban angin kanan (W2) = 45 kg/m2
Kemiringan atap () = 200
Jarak Gording = 2,1 m
Koefisien Angin
Koefisien angin tekan (c).
C = (0,02 x ) – 0,4
= (0,02 x 20o ) – 0,4
= 0
Koefisien angin hisap (c1).
C =cxqxA
Beban Angin - 0 0 0 0
f. Kontrol Lendutan
Lendutan yang diijinkan untuk gording (pada arah x terdiri 2 wilayah yang
ditahan oleh trakstang).
Diketahui :
E = 2,1 . 106 Kg/cm2
l = 6 m = 600 cm
Ix = 3600 cm4
Iy = 248 cm4
1) KONTROL PUNTIR
Untuk mengantisipasi masalah puntir maka Mnx dapat dibagi 2 sehingga:
𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ ≤1
∅𝑥𝑀𝑛𝑥 ∅𝑥𝑀𝑛𝑦/2
71,58∗10000 379,944∗10000
+ = 0,266 < 1 → OKE
0,9𝑥123000000 0,9𝑥16236000
2) KONTROL TEGANGAN
𝛿 = √𝛿𝑥 2 + 𝛿𝑦 2 ≤ 𝛿𝑖𝑗𝑖𝑛
𝜕 = √𝜕𝑥 2 + 𝜕𝑦 2 ≤ 𝜕𝑖𝑗𝑖𝑛
Gording
Kuda-kuda
2,1` m
portal gable
6m
Gambar 4. 7. Trackstang
𝑃
𝜎= ≤ 𝜎̅ = 1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝐹𝑛
𝑃 156,54
𝐹𝑛 = 𝜎 = = 0,098 𝑐𝑚2
1600
Fbr =125% . Fn
= 1,25 . 0,098
= 0,12 cm2
Fbr = ¼ п d2
Ikatan angin
6m
Gording
Kuda-kuda
P Portal gable
2,1 m
P Nx
N
Ny
4 × 0,328
𝑑=√ = 0,648 𝑐𝑚 = 6,48 𝑚𝑚
3,14
Data teknis :
Penutup atap asbes gelombang = 11 kg/m2
Bentang portal (L) = 12 m
Jarak gording (A) = 2,1 m
Berat Sendiri Gording = 33,2 kg
Berat Sambungan gording = 3,32 kg
Jarak antar portal (l) =6m
Pembebanan pada balok gable akibat beban-beban yang dipikul oleh
gording dengan bentang 6 m :
a. Akibat beban mati
Berat sendiri penutup atap = 1,424 x g2 x L
= 2,165x 10 x 4
= 86,6 kg
[ G = 172,28 Kg → 1 G = 86,14 Kg ]
2
(0,02 – 0,4) D - 0, 4
q3 q4
C = 30o E
q1 q2
+ 0, 9 - 0, 4
A B
Momen Momen
No. Batang
Kombinasi 1 Kombinasi 2 Maksimum
1 2722,88 1429,89 2722,88
2 1748,86 1798,82 1798,82
3 1748,86 1423,52 1748,86
4 1901,9 3949,45 3949,45
5 250
125
250 x 125 x 5 x 8
210 12,5
≥ 1,25
25 8
8,4 1,95….. Ok
h
2. 75
tb
250
75
5
50 75 ….. Ok
L.h
C1 =
b.t s
210 x 25
C1 =
12,5 x0,8
C1 = 525
E
C2 = 0,63
(2,10.106 )
C2 0,63
1600
C2 826,88
Pada balok-balok statis tertentu dimana pada peletakan pelat badan balok
tidak di beri pengaku samping.
Karena C1 ≤ 250
__
Maka : didapat σ kip = ( didapat dari PPBB1 1987 )
__
Jadi, σ kip = = 1600 kg/cm2
P P
= = < 0,15
Py y.F
2267,97
= = 0,029 < 0,15 ….. Ok
2400 x32,68
1680 1680
p 82,97
fy 410
L/4
0,7L
KL = L KL = L/2
L
L
L/4
1680 1680
p 82,97
fy 410
tt
ttr
2
IWF 250 x 125 x 5 x 8
ts tc
n = 1500
Flange :
n 150
= = 12
b 12,5
n
tt = ts ( 1 + 0,1 ( ) – 4)
b
= (8) x (1 + 0,1 (12- 4)
tt = tc = 15,32 mm ~ 15 mm
Diagonal Stiffner :
a). tt √2 – 0,82 (wh/b)
= 14 √2 – 0,82 ( 1,3 250/125)
= 17,67 mm
b). (1-tan Ө) t √2
= (1- tan 20) x ( 8) √2
= 7,196 mm
b 125
c). 17 = 7,353 mm
17
Ambil ts = 8 mm
b. Perhitungan Sambungan Sudut Join 3
Pelat penyambung
dilas 3
Stiffners
ts
Pelat Pengaku
Voute :
Diketahui :
M max = 3949,45 kgm
Geometry : Diambil sudut Ө = 150 (Minimum 120)
h = 300
Wp = b/tb x (h-t) + tp (h-2t)2
1,1
= (12,5 ) x (0,8) x ( 25 – 0,8 ) + ( 25 – 1,6 )
4
= 392,58 cm4
Kontrol : Mh = 3949,45 kgm ~ 394945 tm
Mh 394945
=
y 2400
C C
CONCRETE GROUTING
BASE PLAT T = 20 MM
ANGKUR BAUT4 Ø19 mm
KOLOM 25 X 40 CM
400,0
12 25
6,5
11 18 11
40
Jumlah baut angker tergantung dari besarnya reaksi base plate (H) jumlah baut
angker minimal 2 buah.
3768,11
10,13
s
a b
q = .b
2
1600 2,1
= .40
2
= 32042 kg/cm2
M I-I =q.s.e
M I-I = 32042 x 10 x 5
M I-I = 1602100 kg
6.1602100
t=
40.1600
t = 12,25 ~ diambil tebal base plate 12,5 mm
Perhitungan las :
Las ditempatkan pada sekeliling profil harus sanggup menerima momen yang
bekerja untuk tebal las 1 cm. las-las itu mempunyai I las.
12
20
40
21517,34 x 18
= .1 .1 = 18 kg
21517,34
Alas = 2 (1) (12) + 2 . 1 . 18 = 60 cm2
18 .(12 12 20 20)
las
60
19,2kg / cm 2
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis
ungkapkan mengenai perencanaan dan perhitungan konstruksi kuda-kuda rangka
kayu. Kesimpulan itu antara lain :
1. Penentuan spesifikasi dan klasifikasi konstruksi sangat menentukan
kemudahan perhitungan dan pengerjaan konstruksi.
2. besarnya dimensi gording dipengaruhi oleh gaya yang bekerja dan jarak
kuda-kuda.
3. Pada perhitungan pembebanan yang diakibatkan oleh angin, besar
kecilnya kemiringan suatu atap akan menentukan besar kecilnya gaya
angin yang diterima.
4. Pada perhitungan gaya batang pada tiap batang dilaksanakan dengan
bantuan program.
5. Penentuan jarak dan letak alat sambung pada perhitunagn sambungan
tidak boleh sembarangan, karena perletakkan yang salah akan
mempengaruhi kekuatan sambungan.
5.2. Saran
Untuk perbaikan tugas perencanaan ini dimasa yang akan datang, pada
bagian ini penulis menyampaikan beberapa saran dan masukan, saran dan
masukan itu antara lain :
1. Ikuti Ketentuan dalam peraturan-peraturan perencanaan struktur,
sehingga didapat nilai yang paling ekonomis.
2. Estimasi beban dan analisa statika harus benar, agar didapatkan suatu
konstruksi yang aman dan memenuhi syarat seperti yang telah
ditentukan dalam perencanaan.
3. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, maka dibutuhkan pemahaman
yang menyeluruh tentang tahap-tahap dalam proses perencanaan, dan
teori-teori yang didapat dalam perkuliahan harus selalu dikembangkan.
A.S.Arya dan J.L.Ajmani. 2001. Design Of Steel Structures. Roorke : New Chand
& Bros.
Azhar, H. (2012). Tugas Terstruktur Baja II. Prodi Teknik Sipil-S1 Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung.