You are on page 1of 123

NEW BONUS

RUKI EKSPRESS KOMPETEN 4

REAL SOAL-SOAL
UJI KOMPETENSI
JULI 2018
PEMBAHASAN & RINGKASAN MATERI TERLENGKAP

DI SUSUN OLEH :
BRAJAKSON SIOKAL, S.KEP., NS., M.KEP & TIM

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 1


PEMBAHASAN
SOAL

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 2


KISI-KISI SOAL UKNI JULI 2018
DEPARTEMEN MATERNITAS

1. Seorang perempuan usia 28 tahun G2P0A1 datang ke poli KIA pda tanggal 28
januari 2018 dengan keluhan mual muntah sejak seminggu yang lalu. Hasil
pengkajian diperoleh tanggal HPHT 20 januari 2018, TFU 21 cm, tanda-
tanda vital TD 120/90 mmHg, Frekuensi nadi 80 x/menit, Frekuensi nafas
20 x/menit.
Kapankah taksiran persalinan pasien pada kasus?
A. 27 Oktober 2018
B. 17 Oktober 2019
C. 27 Oktober 2019
D. 23 Oktober 2018
E. 17 November 2017

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : Tafsiran Persalinan
Data focus : HPHT 20 januari 2018
Eliminir : BCDE
Best Answer :A
Pembahasan :
RUMUS HPHT :
Bulan Januari-Maret
Tanggal : + 7
Bulan : + 9
Tahun : + 0
Bulan April-Desember
Tanggal : + 7
Bulan : - 3
Tahun : + 1
Jadi 20 Januari 2018
+7. +9. 2018
---------------------------
27. 10. 2018
( Referensi : RUKI 2018 )

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 3


2. Seorang perempuan hamil usia 27 tahun datang ke UGD karena
mengeluarkan darah mulai tadi sore. Hasil pengkajian pasien banyak keluar
darah dan bergumpal-gumpal, warna darah merah segar sebanyak 3 softek
penuh.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Pasang infus 2 line
B. Segera lakukan operasi
C. Observasi tanda tanda vital
D. Pendekatan secara emosional
E. Korlaborasi untuk melakukan curet

POLA SIOKAL RUKI


Li nya : tindakan keperawatan
Data fokusnya : banyak keluar darah dan bergumpal-gumpal, warna darah
merah segar sebanyak 3 softek penuh
Eliminier : A,B,C,D
Best answer : E
Rasional:
a) Abortus spontan (abortus yang berlangsung tanpa tindakan),Yaitu:
 Abortus imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih
dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
 Abortus insipiens : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
 Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus.
 Abortus kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
b) Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat),Yaitu:
Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu.
Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup
diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu,

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 4


atau berat badan bayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa
bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup.

03. Seorang perempuan umur 45 tahun sedang melahirkan disebuah Rs, dan
ketika pasien sudah melahirkan pasien menceritakan kepada perawat bahwa
anaknya bukanlah anak dari suaminya, tetapi perawat menceritakan kepada
teman-temannya.
Apakah kode etik yang dilanggar perawat?
A. Confidentiality
B. Beneficence
C. Otonomy
D. Fidelity
E. Justice

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : kode etik keperawatan
Data fokus : pasien menceritakan kepada perawat bahwa anaknya bukanlah
anak dari suaminya, tetapi perawat menceritakan kepada teman-temannya.
Eliminir : BCDE
BEST ANSWER : A
PEMBAHASAN : dalam kasus diatas perawat melanggar kode etik
menjaga kerahasiaan/ informasi pribadi klien.
PRINSIP ETIK KEPERAWATAN :
1. NONMALEFICIENCE : Tidak merugikan/ menimbulkan bahaya (cedera
bagi pasien).
2. CONFIDENTIALITY : Kerahasiaan/menjaga informasi pribadi klien
3. AUTONOMY : Menghargai hak-hak pasien dalam membuat keputusan.
4. BENEFICIENCE : Berbuat baik.
5. JUSTICE : Keadilan.
6. VERACITY : Kejujuran dalam memberikan pelayanan keperawatan.
7. FIDELITY : Menepati janji.
8. ACCOUNTABILITY : Bertanggung jawab
( Referensi : RUKI 2018 )

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 5


4. Seorang perempuan berusia 23 tahun P1A0 dirawat di Ruang Bersalin karena
melahirkan bayi perempuan aterm. Hasil pengkajian bayi menangis kuat dan
bergerak aktif. Tali pusat telah dipotong dan diikat. Saat ini perawat
meletakkan bayi tengkurap di dada ibu dan menganjurkan ibu untuk
memeluk dan membelai bayinya.
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan perawat pada kasus di
atas?
A. Keringkan tubuh bayi
B. Lakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu
C. Lakukan manajemen aktif kala 3 persalinan
D. Biarkan bayi mencari dan menemukan puting ibu
E. Anjurkan ibu untuk tidak memindahkan bayi dari satu payudara ke
payudara lainnya

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : tindakan selanjutnya yang tepat
Data Fokus : Saat ini perawat meletakkan bayi tengkurap di dada ibu
dan menganjurkan ibu untuk memeluk dan membelai bayinya.
Eliminir :ABDE
Jawaban :C
Rasional : selama kontak kulit bayi ke kulit ibu maka lakukan
manajemen aktif kala 3 persalinan.
Langkah-langkah IMD dalam asuhan BBL :
1) Langkah pertama : lahirkan, lakukan penilaian pada bayi,
keringkan
a) Saat bayi lahir, catat waktu kelahiran
b) Sambil meletakkan bayi diperut ibu lakukan penilaian apakah bayi
perlu di resusitasi atau tidak
c) Jika bayi normal dan tidak memerlukan resusitasi, keringkan tubuh
bayi (tanpa membersihkan verniks) mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya kecuali bagian angan dengan halus. Verniks
akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Bau cairan amnion pada
tangan bayi membantu mencari puting ibunya yang berbau sama.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 6


Setelah dikeringkan, selimuti bayi dengan kain kering untuk
menunggu 2 menit sebelum tali pusat di klem.
2) Langkah kedua : lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama
paling sedikit 1 jam
a) Setelah tali pusat dipotong dan diikat, letakkan bayi tengkurap di dada
ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada ibu. Kepala
bayi harus berada di antara payudara ibu tapi lebih rendah dari puting.
b) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala
bayi.
c) Lakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu di dada ibu paling sedikit satu
jam. Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya. Jika perlu
letakkan bantal di bawah kepala ibu untuk mempermudah kontak
visual antara ibu dan bayi. Sebagian besar bayi akan berhasil
melakukan IMD dalam waktu 30-60 menit.
d) Hindari membasuh atau menyeka payudara ibu sebelum bayi
menyusu.
e) Selama kontak kulit bayi ke kulit ibu, lakukan manajemen aktif kala 3
persalinan
3) Biarkan bayi mencari dan menemukan puting ibu dan mulai
menyusu
a) Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai menyusu
b) Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi menyusu
misalnya memindahkan bayi dari satu payudara ke payudara lainnya.
Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi
cukup menyusu dari satu payudara.
c) Menunda semuaasuhan BBL normal lainnya hingga bayi selesai
menyusu.
d) Usahakan untuk tetap menetapkan ibu dan bayi di ruang bersalin
hingga bayi selesai menyusu.
e) Segera setelah BBL selesai menyusu, bayi akan berhenti menelan dan
melepaskan puting serta bayi dan ibu akan mengantuk. Selimuti bayi
dengan kain bersih, lakukan penimbangan dan pengukuran, berikan
suntikan vit. K1 dan oleskan salep/tetes antibiotika pada mata bayi.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 7


(1) Jika bayi belum selesai melakukan IMD dalam waktu 1 jam,
posisikan bayi lebih dekat dengan puting susu ibu dan biarkan
kontak kulit dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya.
(2) Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam,
pindahkan ibu ke ruang pemulihan dengan bayi tetap di dada ibu.
Lanjutkan asuhan BBL dan kemudian kembalikan bayi kepada ibu
untuk menyusu.\
f) Kenakan pakaian pada bayi atau tetap diselimuti untuk menjaga
kehangatannya. Tetap tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa
hari pertama. Bila suatu saat kaki bayi terasa dingin sat disentuh, buka
pakaiannya kemudian telungkupkan kembali di dada ibu dan selimuti
keduanya sampai bayi hangat kembali.
g) Satu jam setelah pemberian vitamin K1, berikan suntikan Hepatitis B
pertama pada sisi paha yang berbeda
h) Tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Letakkan bayi dekat
dengan ibu sehingga mudah terjangkau dan bayi bisa menyusu
sesering keinginannya.
Sumber : BukuAPN, 2012

5. Seorang perempuan berusia 28 tahun P2A0 dirawat di Ruang Nifas post


caesar hari pertama. Ibu mengeluh payudara bengkak dan nyeri saat
menyusui, bayi belum pernah mendapatkan ASI. Hasil pengkajian TD 110/70
mmHg, frekuensi nadi 84 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu 36,8 oC.
Ibu tampak cemas dan khawatir terhadap bayinya.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus di atas?
A. Lakukan pijat oksitosin
B. Ajarkan tekhnik relaksasi
C. Lakukan kompres hangat
D. Lakukan perawatan payudara
E. Anjurkan ibu untuk menyusui bayi sesering mungkin

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 8


POLA SIOKAL RUKI
Lead In : tindakan keperawatan yang tepat
Data Fokus : payudara bengkak dan nyeri, bayi belum pernah
mendapatkan ASI.
Eliminir :ABCD
Jawaban :E
Rasional : Jika ASI tidak dikeluarkan dapat terjadi pembengkakan
payudara, mastitis, abses, dan produksi ASI menjadi berkurang. Jadi, ibu
dianjurkan untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin karena sangat
membantu ibu mengurangi masalah pada payudara yang bengkak. Jadi,
jangan anjurkan ibu untuk mengistirahatkan payudaranya meskipun payudara
dalam keadaan bengkak dan nyeri saat menyusui.
Penanganan payudara bengkak :
1) Jika bayi mampu menyusu, sebaiknya bayi menyusu lebih sering. Ini
merupakan cara terbaik untuk mengeluarkan ASI. Bantu ibu mengatur
posisi bayi agar melekat dengan baik sehingga bayi akan menyusu secara
efektif dan tidak mencederai puting.
2) Jika bayi tidak mampu menyusu, bantu ibu untuk memerah ASInya. Ibu
dapat memerah ASI dengan tangan atau pompa payudara. Langkah
memerah sedikit ASI membuat payudara cukup lunak untuk bayi
menyusu.
3) Sebelum menyusu atau memerah, rangsanglah refleks oksitosin ibu
a) Letakkan kompres hangat pada payudara ibu atau mandi air hangat
b) Pijat tengkuk dan punggung ibu
c) Rangsang payudara dan kulit puting
d) Bantu ibu untuk rileks
Mandi pancuran air hangat atau mandi berendam air hangat membuat
ASI mengalir dari payudara, sehingga kedua payudara akan cukup lunak
untuk bayi menyusu.
4) Setelah menyusu, letakkan kompres dingin pada payudara. Hal ini akan
membantu mengurangi edema.
5) Bangun rasa percaya diri ibu. Jelaskan bahwa ibu akan bisa segera
menyusui lagi dengan nyaman.
Sumber : BukuAPN, 2012

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 9


6. Seorang perempuan berusia 28 tahun P2A0 dirawat di Ruang Nifas post
caesar hari pertama. Hasil pengkajian TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 84
x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu 36,8 oC. Saat ini Ibu mengeluh ASI
tidak lancar, payudara bengkak dan nyeri, bayi tampak menangis karena
terlambat diberikan ASI. Ibu tampak cemas dan khawatir terhadap bayinya.
Saat ini ibu berinisiatif untuk menyusui bayinya.
Apakah tindakan keperawatan awal yang tepat dilakukan pada kasus di atas?
A. Lakukan pijat oksitosin
B. Ajarkan teknik relaksasi
C. Lakukan kompres dingin
D. Bangun rasa percaya diri ibu
E. Bantu ibu mengatur posisi bayi

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : Tindakan keperawatan awal yang tepat
Data Fokus : ASI tidak lancar, payudara bengkak dan nyeri, ibu
berinisiatif untuk menyusui bayinya
Eliminir :BCDE
Jawaban :A
Rasional : Sebelum menyusui bayi tindakan paling awal dilakukan
adalah melakukan pijat oksitosin yang merupakan pijatan yang dilakukan di
daerah sepanjang tulang belakang sebagai upaya untuk memperlancar
pengeluaran ASI. Pijatan ini mampu memicu pengeluaran oksitosin yang
merupakan hormon yang diperlukan untuk mengeluarkan ASI. Selain
memperlancar pengeluaran ASI pijat oksitosin ini juga bermanfaat untuk
memberi relaksasi, mengurangi stress dan membantu tidur lebih baik.
Penanganan payudara bengkak :
1) Jika bayi mampu menyusu, sebaiknya bayi menyusu lebih sering. Ini
merupakan cara terbaik untuk mengeluarkan ASI. Bantu ibu mengatur
posisi bayi agar melekat dengan baik sehingga bayi akan menyusu secara
efektif dan tidak mencederai puting.
2) Jika bayi tidak mampu menyusu, bantu ibu untuk memerah ASInya. Ibu
dapat memerah ASI dengan tangan atau pompa payudara. Langkah

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 10


memerah sedikit ASI membuat payudara cukup lunak untuk bayi
menyusu.
3) Sebelum menyusu atau memerah, rangsanglah refleks oksitosin ibu
a) Letakkan kompres hangat pada payudara ibu atau mandi air hangat
b) Pijat tengkuk dan punggung ibu
c) Rangsang payudara dan kulit puting
d) Bantu ibu untuk rileks
Mandi pancuran air hangat atau mandi berendam air hangat membuat
ASI mengalir dari payudara, sehingga kedua payudara akan cukup lunak
untuk bayi menyusu.
e) Setelah menyusu, letakkan kompres dingin pada payudara. Hal ini
akan membantu mengurangi edema.
f) Bangun rasa percaya diri ibu. Jelaskan bahwa ibu akan bisa segera
menyusui lagi dengan nyaman.
Sumber : BukuAPN, 2012

7. Seorang perempuan berusia 23 tahun P1A0 dirawat di Ruang Bersalin karena


melahirkan bayi perempuan aterm. Hasil pengkajian bayi menangis kuat dan
bergerak aktif. Perawat telah memotong dan mengikat tali pusat.
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat pada kasus di atas?
A. Fasilitasi inisiasi menyusui dini
B. Berikan imunisasi Hepatitis B
C. Berikan suntikan vitamin K1
D. Berikan salep mata
E. Jaga kehangatan

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : tindakan selanjutnya
Data Fokus : telah memotong dan mengikat tali pusat
Eliminir :BCDE
Jawaban :A
Rasional : Prinsip menyusu dan pemberian ASI adalah dimulai sedini
mungkin dan eksklusif. Segera setelah bayi lahir, setelah
tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di dada ibu

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 11


dengan kulit bayi kontak ke kulit ibu. Biarkan kontak kulit
ke kulit ini menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih
sampai bayi dapat menyusu sendiri.
Manajemen BBL normal
1) Penilaian :
- Bayi cukup bulan
- Bayi menangis atau bernapas/tidak megap/megap
- Tonus otot bayi baik/bayi bergerak
2) Asuhan BBL
(1) Jaga kehangatan
(2) Bersihkan jalan napas (jika perlu)
(3) Keringkan
(4) Pemantauan tanda bahaya
(5) Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2
menit setelah lahir
(6) Lakukan IMD
(7) Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular, di paha kiri
anterolateral setelah IMD
(8) Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata
(9) Pemeriksaan fisik
(10) Berikan imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuskular, di paha kanan
anterolateral kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1
Sumber : BukuAPN, 2012

8. Seorang ibu umur 27 tahun 1 bulan yang lalu telah melahirkan anak
pertamanya di RSSA dengan melalui operasi SCTP. Oleh dokter diberikan
saran: “Untuk mempunyai anak kedua agar menunggu kurang lebih 2 tahun
lagi untuk menjarangkan kehamilan.
Manakah kontrasepsi yang tepat diberikan pada kasus di atas ?
A. Suntik
B. AKDR
C. Kondom
D. KONTAP
E. Spermisida

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 12


9. Seorang ibu hamil 30 tahun dengan usia kehamilan 36 minggu datang ke poli
hamil untuk melakukan Antenatal care. Hasil pemeriksaan leopold
menunjukkan TFU 30 cm, letkep, puka, kepala sudah masuk PAP, DJJ
134x/mnt , BB naik 4 kg dari bulan sebelumnya, TBJ 3600 gram, LLA 25,5
cm, edema ekstrimitas (+), pitting edema (-), tekanan darah 110/70 mmHg,
Nadi 84x/mnt, RR 20x/mnt, suhu 37 C.
Apakah Health Education yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Menganjurkan pasien untuk menghindari makanan yang mengandung
banyak garam
B. Menganjurkan pasien mengurangi konsumsi karbohidrat berlebihan
C. Menganjuran pasien untuk melakukan senam hamil
D. Menganjurkan pasien membatasi masukan cairan
E. Melakukan olah raga teratur

10. Seorang perempuan berusia 29 tahun, post partum hari ke empat. Pasien
mengeluh nyeri pada perut bagian bawah dan keluar cairan berwarna merah
kuning berisi darah dan lendir dari kemaluan. Hasil pemeriksaan didapatkan
pasien nampak meringis, nampak pucat, cairan keluar berwarna merah
kuning dari kemaluan, Tekanan Darah ; 90/60 mmHg, Frekuensi napas ;
20x/menit, Frekuensi nadi ; 76x/menit, Suhu tubuh; 36,5 Oc, kontraksi
uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat.
Apakah jenis lochea pada kasus tersebut ?
A. Lochea sanguinulenta
B. Lochea purulenta
C. Lochea serosa
D. Lochea rubra
E. Lochea alba

POLA SIOKAL RUKI


Lead In ; Jenis lochea
DF ; Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah dan keluar
cairan berwarna merah kuning berisi darah dan lendir dari
kemaluan. Hasil pemeriksaan didapatkan pasien nampak

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 13


meringis, nampak pucat, cairan keluar berwarna merah
kuning dari kemaluan, Pasien post partum hari ke empat.
Eliminir ;BCDE
Best Answer ; A. Lochea sanguinulenta
Rasional ;
A. Lochea sanguinulenta yaitu lochea yang berwarna merah kuning berisi
darah dan lendir . ini terjadi pada hari ke 3-7 pascapersalinan.
B. lochea purulenta yaitu lochea karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti
nanah berbau busuk.
C. lochea serosa yaitu lochea yang berwarna kuning dan cairan ini tidak
berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
D. lochea rubra yaitu lochea yang berisi darah segar sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, vernix caseosa, lanugo dan meconium, selama
dua hari pasca persalinan.
E. lochea Alba yaitu cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2
minggu setalah persalinan.

11. Seorang perempuan berusia 29 tahun, post partum hari ke 8. Pasien


mengeluh nyeri pada perut bagian bawah dan keluar cairan berwarna kuning
pada kemaluan. Hasil pemeriksan didapatkan pasien nampak meringis,
keluar darah segar dari kemaluan, Tekanan Darah ; 120/80 mmHg,
frekuensi pernapasan; 20 x/menit, frekuensi nadi; 80x/menit, suhu tubuh;
37oC, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat.
Apakah jenis lochea pada kasus tersebut ?
A. Lochea Alba
B. Lochea rubra
C. Lochea serosa
D. Lochea purulenta
E. Lochea sangunulenta
POLA SIOKAL RUKI
Lead In ; Jenis lochea
DF ; Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah dan keluar
darah segar sisa-sisa selaput ketuban pada kemaluan.
Hasil pemeriksan didapatkan pasien nampak meringis,

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 14


keluar darah segar dari kemaluan. Pada post partum hari
ke dua.
Eliminir ;ABDE
Best Answer ; C. Lochea serosa
Rasional ;
A. lochea Alba yaitu cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2
minggu setalah persalinan.
B. lochea rubra yaitu lochea yang berisi darah segar sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, vernix caseosa, lanugo dan meconium, selama
dua hari pasca persalinan.
C. lochea serosa yaitu lochea yang berwarna kuning dan cairan ini tidak
berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
D. lochea purulenta yaitu lochea karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti
nanah berbau busuk.
E. Lochea sanguinulenta yaitu lochea yang berwarna merah kuning berisi
darah dan lendir . ini terjadi pada hari ke 3-7 pascapersalinan.

12. Seorang perempuan berusia 31 tahun, post partum hari ke dua. Pasien
mengeluh nyeri pada perut bagian bawah dan keluar darah segar sisa-sisa
selaput ketuban pada kemaluan. Hasil pemeriksan didapatkan pasien
nampak meringis, keluar darah segar dari kemaluan, Tekanan Darah ;
110/70 mmHg, frekuensi pernapasan; 24 x/menit, frekuensi nadi;
84x/menit, suhu tubuh; 37oC, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah
pusat.
Apakah jenis lochea pada kasus tersebut ?
A. Lochea Alba
B. Lochea rubra
C. Lochea serosa
D. Lochea purulenta
E. Lochea sangunulenta

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 15


POLA SIOKAL RUKI
Lead In ; Jenis lochea
DF ; Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah dan keluar darah
segar sisa-sisa selaput ketuban pada kemaluan. Hasil
pemeriksan didapatkan pasien nampak meringis, keluar darah
segar dari kemaluan. Pada post partum hari ke dua.
Eliminir ; A C D E
Best Answer ; B. Lochea rubra
Rasional ;
A. lochea Alba yaitu cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2
minggu setalah persalinan.
B. lochea rubra yaitu lochea yang berisi darah segar sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, vernix caseosa, lanugo dan meconium, selama
dua hari pasca persalinan.
C. lochea serosa yaitu lochea yang berwarna kuning dan cairan ini tidak
berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
D. lochea purulenta yaitu lochea karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti
nanah berbau busuk.
E. Lochea sanguinulenta yaitu lochea yang berwarna merah kuning berisi
darah dan lendir . ini terjadi pada hari ke 3-7 pascapersalinan.

13. Seorang perawat melakukan kunjungan rumah hari ke dua pada ibu yang
berusia 22 tahun. Ibu mengeluh asi yang keluar hanya sedikit dan punting
terasa nyeri ketika menyusui anaknya. Akhirnya ibu menjadi takut untuk
menyusui anaknya. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah
120/80 mmHg, frekuensi pernapasan 24x/menit, frekuensi nadi 84x/menit,
suhu tubuh 37 Oc, punting susu ibu tampak lecet dan kemerahan.
Apakah tindakan yang dilakukan perawat melihat kasus tersebut ?
A. Merujuk ibu untuk pengobatan
B. Menganjurkan ibu gunakan susu formula untuk sementara
C. Menganjurkan ibu istrahat menyusui sampai puntingnya sembuh
D. Menganjurkan ibu membersihkan punting dengan air hangat setiap hari
E. Menganjurkan ibu tetap menyusui anaknya dan ajarkan tehnik
menyusui yang benar.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 16


POLA SIOKAL RUKI
Lead In ; tindakan yang dilakukan perawat pada kasus tersebut
Data Fokus ; Ibu mengeluh asi yang keluar hanya sedikit dan punting
terasa nyeri ketika menyusui anaknya. Akhirnya ibu
menjadi takut untuk menyusui anaknya. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan Tekanan Darah 120/80 mmHg, frekuensi
pernapasan 24x/menit, frekuensi nadi 84x/menit, suhu
tubuh 37 Oc, punting susu ibu tampak lecet dan kemerahan.
Eliminir ;ABCD
Best Answer ; E. Menganjurkan ibu tetap menyusui anaknya dan ajarkan
teknik menyususi yang benar.
Rasional ; ibu harus tetap menyusui ankanya agar terpenuhi nutrisi
pada anak tersebut dan jangan memberikan makanan
tambahan pada anak karena anak tersebut baru berusia 2
hari, kemudian mengajarkan cara menyusui yang benar
pada ibu agar tidak terjadi lecet dan kemerahan pada
punting susu atau payudara ibu tersebut.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 17


DEPARTEMEN KEPERAWATAN JIWA

1. Seorang perempuan berusia 37 tahun, dirawat diruang penyakit dalam 3 hari


lalu. Dengan diagnosis kanker rahim. Saat dikaji pasien tampak diam, malu
bertemu dengan orang lain. Pasien mengatakan “ saya merasa gagal menjadi
seorang istri dan tidak bisa melayani suami saya”.
Apakah perubahan konsep diri yang terjadi pada kasus tersebut?
A. Peran
B. Ideal diri
C. Harga diri
D. Identitas diri
E. Gaangguan citra tubuh

POLA SIOKAL RUKI


Li nya : perubahan konsep diri
Data fokusnya : “ saya merasa gagal menjadi seorang istri dan tidak bisa
melayani suami saya”.
Eliminier : A,B,C,E
Best answer D
Konsep Diri
 Gangguan Citra tubuh / gambaran diri
Perubahan persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi fisik individu
a. Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi).
b. Perubahan ukuran, bentuk, dan penampilan tubuh (akibat tumbuh kembang
atau penyakit).
c. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh.
d. Proses pengobatan, seperti radiasi dan kemoterapi.
 Harga diri
Perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien seperti tidak
berharga, tidak berdaya yang berlangsung dalam waktu lama.
a. Penolakan.
b. Kurang penghargaan.
c. Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti, terlalu
dituntut.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 18


d. Persaingan antara keluarga.
e. Kesalahan dan kegagalan berulang.
f. Tidak mampu mencapai standar.
 Ideal diri
Ketidakmampuan mempertahankan persepsi diri yang utuh dan komplet,
bagaimana dirinya berperilaku dan bertindak standar, aspirasi, tujuan dan
personal tertentu.
a. Cita-cita yang terlalu tinggi.
b. Harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
c. Ideal diri samar atau tidak jelas.
 Penampilan peran tidak efektif / gangguan fungsi peran
Pola perilaku yang berubah dan tidak sesuai dengan harapan, norma, dan
lingkungan.
a. Stereotipe peran seks.
b. Tuntutan peran kerja.
c. Harapan peran kultural.
 Gangguan identitas diri
Tidak mampu mempertahankan keutuhan persepsi terhadap identitas diri.
a. Ketidakpercayaan orang tua.
b. Tekanan dari teman sebaya.
c. Perubahan struktur sosial.

2. Seorang laki – laki usia 33 tahun masuk RS jiwa, alasan keluarga karena
pasien mengamuk dan merusak barang – barang tetangganya. Saat
dipengkajian pasien tampak melamun, kurang berinteraksi dengan teman
sekamar dan saat di ajak komunikasi pasien sedikit bicara tatapan mata
kosong.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus diatas?
A. Resiko perilaku kekerasan
B. Gangguan persepsi sensori
C. Komunikasi tidak efektf
D. Koping defentif
E. Isolasi sosial

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 19


POLA SIOKAL RUKI
Li nya : masalah keperawatan utama
Data fokusnya : pasien tampak melamun, kurang berinteraksi dengan teman
sekamar dan saat di ajak komunikasi pasien sedikit bicara tatapan mata
kosong.
Eliminier : A,B,C,D
Best answer E
Dari kasus diatas masalah keperawatannya adalah perilaku kekerasan dengan
data pasien mengamuk dan merusak barang – barang tetangganya. Dan
masalah keperawatan utamanya adalah pasien tampak melamun, kurang
berinteraksi dengan teman sekamar dan saat di ajak komunikasi pasien
sedikit bicara tatapan mata kosong.

Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (
Twondsend, 1998 ). Atau suatu keadaan dimana seseorang individu
mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Budi Anna
Kelliat, 2006 ). Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari
interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (
Pawlin, 1993 dikutip Budi Kelliat, 2001).

3. Seorang laki – laki usia 33 tahun di rawat di RS jiwa 3 hari lalu karena pasien
sering menyendiri di kamar, tidak berinteraksi dengan orang lain sudah 1
bulan yang lalu. Saat pengkajian pasien mengatakan merasa sedih ketika ia
berhenti dari pekerjaan sehingga dirinya merasa tidak berharga karena tidak
mampu membantu orang tuanya.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus diatas?
A. Gangguan interaksi sosial
B. Gangguan identitas diri
C. Harga diri rendah
D. Keputusasaan

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 20


E. Isolasi sosial

POLA SIOKAL RUKI


Li nya : masalah keperawatan utama
Data fokusnya : pasien mengatakan merasa sedih ketika ia berhenti dari
pekerjaan sehingga dirinya merasa tidak berharga karena tidak mampu
membantu orang tuanya
Eliminier : A,B,D,E
Best answer : C
Rasional :
Dari kasus diatas masalah keperawatan utama adalah harga diri rendah
dengan data Saat pengkajian pasien mengatakan merasa sedih ketika ia
berhenti dari pekerjaan sehingga dirinya merasa tidak berharga karena tidak
mampu membantu orang tuanya. Dan masalah keperawatannya adalah
isolasi sosial dengan data pasien sering menyendiri di kamar, tidak
berinteraksi dengan orang lain sudah 1 bulan yang lalu.

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri
dan kemampuan diri. Adanya perasaan 10 hilang percaya diri, merasa gagal
karena karena tidak mampu mencapai keinginansesuai ideal diri (Keliat,
2001).

4. Seorang perempuan usia 20 tahun di rawat di RS jiwa 2 hari lalu. Saat dikaji
pasien tampak ekspresi, saat pasien menceritakan tentang hal yang
menyenangkan, ekspresi pasien tersebut tampak sama, tanpa ekspresi.
Manakah afek yang sesuai pada kasus tersebut?
A. Inapropiate
B. Ambivalen
C. Tumpul
D. Datar
E. Labil

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 21


POLA SIOKAL RUKI
Li nya : afek yang sesuai
Data fokusnya : berinteraksi dengan perawat pasien banyak diam, menjawab
pertanyaan seperlunya,terkadang pasien langsung pergi ke kamar dan tidak
mau diajak komukasi lagi
Eliminier : A,B,C,E
Best answer : D
Rasional :
Inapropiate adalah ekspresi emosi yang tidak sesuai dengan suasana yang
dihayati
Ambivalen adalah keadaan perasaan berbeda yang terjadi secara bersamaan
Tumpul adalah penurunan kemampuan ekspresi emosi (tatapan kosong, irama
suara monoton, dan gerakan tubuh sangat kurang)
Datar adalah hilangnya kemampuan ekspresi emosi (lebih berat dari afek
tumpul)
Labil adalah perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba

5. Saat perawat melakukan kunjungan rumah, terdapat seorang perempuan


berusia 46 tahun sedang berkomat – kamit dan sering kali berbicara sendiri.
Hasil pengkajian oleh perawat pasien mengatakan “merasa saya menerima
wahyu dari Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa dirinya akan sembuh bila
berobat pada seorang kyai”. Keluarga mengatakan kejadian ini terjadi setelah
anaknya mati tidak wajar.
Apakah intervensi yang sesuai pada kasus diatas?
A. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan asek positif pasien
B. Anjarkan pasien dapat mengungkapkan persaannya
C. Bantu pasien memenuhi kebutuhannya realitis
D. Ajarkan pasien untuk bercakap – cakap
E. Diskusikan harapan dan masa depan

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 22


POLA SIOKAL RUKI
Li nya : intervensi yang sesuai
Data fokus : pasien mengatakan “merasa saya menerima wahyu dari Tuhan
Yang Maha Kuasa bahwa dirinya akan sembuh bila berobat pada seorang
kyai”.
Eliminier : A,B,D,E
Best answer : C

6. Seorang laki - laki berusia 40 tahun dirawat di RS Jiwa 3 hari lalu, karena
tidak mau keluar kamar sejak 3 hari yang lalu. Dari hasil pengkajian pasien
mengatakan kesal telah dibohongi isterinya, ekspresi wajah sedikit tegang,
Penampilan tidak rapi, nada suara tinggi, mengancam mau membakar
rumahnya.
Apakah diagnosa keperawatan yang tepat pada kasus diatas ?
A. Harga diri rendah
B. Defisit perawatan diri
C. Gangguan proses pikir
D. Ganguan persepsi sensori
E. Resiko perilaku kekerasan

POLA SIOKAL RUKI


Li nya :diagnosa keperawatan
Data fokusnya : ekspresi wajah sedikit tegang, Penampilan tidak rapi, nada
suara tinggi, mengancam mau membakar rumahnya
Eleminier : A,B,C,D
Best answer E
Resiko perilaku kekerasan adalah berisiko membahayakan secara fisik, emosi
dan/ seksual pada diri sendiri atau orang lain (SDKI revisi III 2017).

7. Seorang laki – laki usia 29 tahun di rawat di RS jiwa 3 hari lalu karena sering
mondar mandir dan menggerutu. Saat di kaji pasien tampak muka merah,
pandangan tajam, diajak komukasi hanya mengatupkan rahang.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebuut?
A. Gangguan komunikasi verbal

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 23


B. Gangguan interaksi sosial
C. Perilaku kekerasan
D. Isolasi sosial
E. Ansietas

POLA SIOKAL RUKI


Li nya : masalah keperawatan
Data fokus nya : tampak muka merah, pandangan tajam, diajak komukasi
hanya mengatupkan rahang.
Eliminier : A,B,D,E
Best answer : C
Rasional :
Perilaku kekerasan adalah kemarahan yang diekspresikan secara berlebihan
dan tidak terkendalikan secara verbal sampai dengan mencederai orang lain
dan/ atau merusak lingkungan.

8. Seorang perempuan berusia 28 tahun di rawat di RS jiwa 2 hari lalu karena


merasa bahwa dirinya tidak pantas untuk hidup karena cacat. Saat pengkajian
pasien mengatakan setiap melihat tali, pisau. berkeingin mati, tidak memiliki
masa depan, dan merasa hidupnya tidak berguna lagi berkeinginan untuk
mengakhiri hidupnya. Pasien akan memukul siapa saja yang didekatnya
ketika pasien mendengar suara yang selalu muncul saat menyendiri atau
melamun.
Apakah masalah keperawatan yang tepat untuk kasus diatas?
A. Halusinasi
B. Isolasi Sosial
C. Harga Diri Rendah
D. Perilaku Kekerasan
E. Resiko Bunuh Diri

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 24


POLA SIOKAL RUKI
Li nya : masalah keperawatan
Data fokus : setiap melihat tali, pisau. berkeingin mati, tidak memiliki masa
depan, dan merasa hidupnya tidak berguna lagi berkeinginan untuk
mengakhiri hidupnya
Eliminier : A,B,C,D
Best answer E
Rasional : Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh
pasien untuk mengakhiri kehidupannya. (Ade Herman, 2011)

9. Seorang perempuan usia 30 tahun di rawat di RS jiwa 2 hari yang lalu,


alasan masuk karena pasien sering melamun dan menyendiri. Saat dikaji
pasien mengatakan “Tolong jaga anak - anak karena saya akan pergi jauh!”
atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.” menurut keluarga kejadian
ini terjadi setelah suaminya meninggal 1 tahun lalu.
Manakah perilaku yang ditunjukkan pasien tersebut?
A. Ide bunuh diri
B. Isyarat bunuh diri
C. Ancaman bunuh diri
D. Percobaan bunuh diri
E. Koping individu tidak efektif

POLA SIOKAL RUKI


Li nya : perilaku yang ditunjukkan
Data fokus : “Tolong jaga anak - anak karena saya akan pergi jauh!” atau
“Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.”
Elimenier : A,C,D,E
Best answer B
1. Isyarat bunuh diri
Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung
ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan: “Tolong jaga anak - anak
karena saya akan pergi jauh!” atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa
saya.”
Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 25


hidupnya, namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri.
Pasien umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah / sedih /
marah / putus asa / tidak berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal - hal
negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah.
2. Ancaman bunuh diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi
keinginan untuk mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan
dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien
telah memikirkan rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan
bunuh diri.
Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba bunuh
diri, pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja dapat
dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.
3. Percobaan bunuh diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri
untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba
bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau
menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.

10. Seorang laki – laki berusia 24 tahun masuk RSJ karena mengurung diri di
kamar sudah 3 minggu, berbicara sendiri dan tidak mau berkomukasi
dengan orang lain. Menurut keluarganya, pasien seperti ini semenjak gagal
menikah 9 bulan lalu. Saat dikaji, pasien tampak menunduk, tatapan satu
arah dan penampilan kotor. Pasien mengatakan merasa malu.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
A. Mendiskusikan tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
B. Mengajarkan pasien untuk pentingnya merawat diri
C. Mengajarkan pasien cara memecahkan masalah
D. Mendiskusikan penyebab timbulnya halusinasi
E. Membantu pasien mengindefikasi hal positif

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 26


POLA SIOKAL RUKI
Li nya : tindakan keperawatan
Data fokus : pasien tampak menunduk, tatapan satu arah dan penampilan
kotor
Eliminier : B,C,D,E
Best answer A
Rasional:
Pada kasus diatas dengan kasus isolasi sosial pasien tampak menunduk,
tatapan satu arah dan penampilan kotor maka tindakan keperawatan yang
tepat adalah Mendiskusikan tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain.

11. Seorang laki - laki berusia 19 tahun masuk RSJ karena tidak mau keluar
rumah dan menolak berbicara dengan orang lain. Saat interaksi, kontak
mata pasien tidak ada, menatap satu arah, punggung pasien membungkuk,
dan tangan dilipat ke depan. Perawat mencoba berinteraksi sampai tiga kali
namun pasien hanya terdiam.
Apakah evaluasi tindakan keperawatan pada pasien tersebut?
A. Pasien dapat berinteraksi saat ditanya
B. Pasien dapat mengespresikan kekesalanya
C. Pasien dapat mengungkapkan perasaannya
D. Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain
E. Pasien dapat mengalihkam marahnya dengan memukul bantal

POLA SIOKAL RUKI


Li nya : evalusasi tindakan
Data fokus nya : interaksi, kontak mata pasien tidak ada, menatap satu arah,
punggung pasien membungkuk, dan tangan dilipat ke depan.
Eliminier : B,C,D,E
Best answer A
Rasional :
Dari kasus diatas dengan pasien isolasi sosial saat di ajak interaksi hanya
diam tidak menjawab untuk evaluasinya pasien dapat berinteraksi saat
ditanya atau berkomunkasi secara bertahap.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 27


12. Laki-laki berusia 29 tahun dirawat di ruang bedah. Dengan post op
amputasi kaki kanan. Hasil pengkajian pasien tampak murung, tidak mau
makan, dan tidak mau di kunjungi keluarganya. Pasien mengatakan ”Pak, ini
adalah hukum karma buat saya, sudahlah.. saya tidak berselera melihat
makanan dan biarkan saya menerima semua ini ”.
Apakah tahapan berduka yang sesuai pada kasus tersebut?
A. Daniel
B. Anger
C. Depresi
D. Bargaining
E. Acceptance

POLA SIOKAL RUKI


Li nya : tahadapan berduka
Data fokus nya : ”Pak, ini adalah hukum karma buat saya, sudahlah.. saya
tidak berselera melihat makanan dan biarkan saya menerima semua ini ”.
Eliminier : A,B,C,D
Best answer : E
Rasional :
Dari data diatas pasien tampak murung tidak mau makan dan tidak mau
dikunjungi keluarganya pasien mengatakan pak, ini adalah hukum karma
buat saya, sudalah.. saya tidak berselera melihat makanan dan biarkan saya
menerima semua ini. Ini masuk dalam acceptance atau penerimaan (
menerima kenyataaan kehilangan).

13. Seorang perempuan berusia 20 tahun diantar ke RSJ oleh keluarganya


karena sering menyendiri dan menangis tanpa sebab. Keluarga pasien
mengatakan hal ini terjadi sejak kedua kakinya di amputasi karena
kecelakaan lalu lintas. Hasil pengkajian pasien tampak diam, kontak mata
kurang, pasien mengatakan “ saya malu dengan diri saya yang sekarang
ini”
Apakah perubahan konsep diri yang terjadi pada kasus di atas?
A. Gangguan Citra tubuh
B. Identitas diri

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 28


C. Harga diri
D. Peran diri
E. Ideal diri

POLA SIOKAL RUKI


Lead in: perubahan konsep diri
Data fokus : keluarga pasien mengatakan hal ini terjadi sejak kedua kakinya
di amputasi karena kecelakaan lalu lintas. Klien berkata” saya malu dengan
diriku yang sekarang ini”
Eliminasi : BCDE
Best answer : A
Rasional : pasien mengalami gangguan Citra tubuh Krn psien kehilangan
salah satu anggota tubuh nya.
Pembahasan :
 Gangguan Citra tubuh / gambaran diri
Perubahan persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi fisik individu
- Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
- Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh ( akibat tumbuh
kembang dan penyakit)
- Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
- Proses pengeboran seperti radiasi dan kemoterapi
 Harga diri
Perasaan Negatif terhadap diri sendri atau kemampuan klien seperti tidak
berharga, tidak berdaya berlangsung dalam waktu lama.
- Penolakan
- Kurang penghargaan
- Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti, terlalu di
tuntut
- Persaingan antara keluarga
- Kesalahan dan kegagalan berulang
- Tidak mampu mencapai standar
 Ideal diri

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 29


Ketidakmampuan mempertahankan persepsi diri yang utuh dan komplet,
bagaimana dirinya berperilaku bertindak standar, aspirasi, tujuan dan
personal tertentu
- Cita-cita yang terlalu tinggi
- Harapan tidak sesuai dengan kenyataan
- Ideal diri samar atau tidak jelas
 Penampilan peran tidak efektif/ peran diri
Pola perilaku yang berubah yang tidak sesuai dengan harapan, norma dan
lingkungan
- Steoritipe peran seks
- Tuntutan peran kerja
- Harapan peran kultural
 Gambaran identitas diri
Ketidakmampuan mempertahankan keutuhan persepsi terhadap identitas
diri
- Ketidak percayaan orang tua
- Tekanan dari teman sebaya
- Perubahan struktur sosial

14. Seorang laki-laki berusia 25 tahun diantar ke RSJ oleh keluarganya karena
sering mengamuk dan dan menyendiri di dalam kamar. Keluarga Pasien
mengatakan “hal ini terjadi sejak pasien dinyatakan kalah dalam
pertandingan bulutangkis pada hal dia yakin akan memenangkan
pertandingan itu”. Hasil pengkajian pasien tampak putus asa, kurang nafsu
makan, dan slalu berdiam diri.
Apakah perubahan konsep diri yang terjadi pada kasus di atas?
A. Gangguan Citra tubuh
B. Identitas diri
C. Harga diri
D. Peran diri
E. Ideal diri

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 30


POLA SIOKAL RUKI
Lead in: apakah perubahan konsep diri pada kasus di atas
Data fokus : keluarga pasien mngatakan hal ini terjadi sejak pasien
dinyatakan kalah dalam pertandingan bulutangkis pada hal dia yakin akan
memenangkan pertandingan itu”
Eliminasi : ABCD
Bens Aswar: E
Rasional:
pasien mengalami gangguan ideal diri karena cita-cita nya tidak sesuai
dengan harapan. Dimana pasien ingin sekali memenangkan pertandingan
buluh tangkis tp kenyataan nya dia kalah dalam pertandingan.
Pembahasan:
 Gangguan Citra tubuh / gambaran diri
Perubahan persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi fisik individu
- Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
- Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh ( akibat tumbuh
kembang dan penyakit)
- Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
- Proses pengeboran seperti radiasi dan kemoterapi
 Harga diri
Perasaan Negatif terhadap diri sendri atau kemampuan klien seperti tidak
berharga, tidak berdaya berlangsung dalam waktu lama.
- Penolakan
- Kurang penghargaan
- Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti, terlalu di
tuntut
- Persaingan antara keluarga
- Kesalahan dan kegagalan berulang
- Tidak mampu mencapai standar
 Ideal diri
Ketidakmampuan mempertahankan persepsi diri yang utuh dan komplet,
bagaimana dirinya berperilaku bertindak standar, aspirasi, tujuan dan
personal tertentu

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 31


- Cita-cita yang terlalu tinggi
- Harapan tidak sesuai dengan kenyataan
- Ideal diri samar atau tidak jelas
 Penampilan peran tidak efektif/ peran diri
Pola perilaku yang berubah yang tidak sesuai dengan harapan, norma dan
lingkungan
- Steoritipe peran seks
- Tuntutan peran kerja
- Harapan peran kultural
 Gambaran identitas diri
Ketidakmampuan mempertahankan keutuhan persepsi terhadap identitas
diri
- Ketidak percayaan orang tua
- Tekanan dari teman sebaya
- Perubahan struktur sosial

15. Seorang laki-laki berusia 37 tahun dirawat di ruang perawatan bedah sejak 2
hari yang lalu, dengan diagnosis post op amputasi pada kaki kanan. Saat di
kaji pasien tampak diam, kontak mata kurang, dan malu bertemu dengan
orang lain, pasien mengatakan” saya merasa gagal menjadi seorang ayah
dan tidak bisa lagi mencari nafkah buat keluarga saya”.
Apakah perubahan konsep diri yang terjadi pada kasus di atas?
A. Peran diri
B. Harga diri
C. Ideal diri
D. Identitas diri
E. Gangguan Citra tubuh

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : apakah perubahan konsep diri yang terjadi pada kasus di atas
Data fokus : pasien mngatakan “ saya merasa gagal menjadi seorang ayah
dan tidak bisa lagi mencari nafkah buat keluarga saya”
Eliminasi : BCDE

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 32


Bens Aswar: A
Rasional : Pasien mengalami gangguan peran diri karena merasa gagal
mnjadi seorang ayah. Dimana peran seorang kepala keluarga adalah
mencari nafkah buat keluarga nya.
Pembahasan :
 Gangguan Citra tubuh / gambaran diri
Perubahan persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi fisik individu
- Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
- Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh ( akibat tumbuh
kembang dan penyakit)
- Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
- Proses pengeboran seperti radiasi dan kemoterapi
 Harga diri
Perasaan Negatif terhadap diri sendri atau kemampuan klien seperti tidak
berharga, tidak berdaya berlangsung dalam waktu lama.
- Penolakan
- Kurang penghargaan
- Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti, terlalu di
tuntut
- Persaingan antara keluarga
- Kesalahan dan kegagalan berulang
- Tidak mampu mencapai standar
 Ideal diri
Ketidakmampuan mempertahankan persepsi diri yang utuh dan komplet,
bagaimana dirinya berperilaku bertindak standar, aspirasi, tujuan dan
personal tertentu
- Cita-cita yang terlalu tinggi
- Harapan tidak sesuai dengan kenyataan
- Ideal diri samar atau tidak jelas
 Penampilan peran tidak efektif/ peran diri
Pola perilaku yang berubah yang tidak sesuai dengan harapan, norma dan
lingkungan
- Steoritipe peran seks

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 33


- Tuntutan peran kerja
- Harapan peran kultural
 Gambaran identitas diri
Ketidakmampuan mempertahankan keutuhan persepsi terhadap identitas
diri
- Ketidak percayaan orang tua
- Tekanan dari teman sebaya
- Perubahan struktur social

16. Seorang perempuan berusia 27 tahun diantar oleh keluarganya ke RSJ


karena selalu menyendiri dan tidak mau bergaul dengan orang di sekitarnya,
hal ini dialami sejak 5 hari yang lalu. Ketika perawat melakukan wawancara
didapatkan pasien tidak berespon, gerakan tubuh kurang, tatapan kosong.
Manakah afek yang sesuai dengan kasus tersebut ?
A. Labil
B. Datar
C. Tidak serasi
D. Serasi
E. Tumpul

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : manakah afek yang sesuai pada kasus
Data fokus : psien tidak berespon, gerakan tubuh kurang, tatapan kosong
Eliminasi : ABCD
Bens Aswar : E
Rasional :
BENTUK GANGGUAN AFEK
1. Afek luas : adalah afek yang rentang normal yaitu ekspresi emosi yang luas
dengan sejumlah variasi yang beragam dalam ekspresi wajah, irama suara
maupun gerakan tubuh , serasi dengan suasana yang dihayatinya.
2. Afek menyempit : menggambarkan nuansa ekspresi emosi yang terbatas.
Intensitas dan keluasan dari ekspresi emosi nya kurang, yang dapat dilihat
dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang kurang bervariasi.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 34


3. Afek tumpul : merupakan penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi
yang tampak dari tatapan mata kosong, irama suara monoton dan bahasa
tubuh yang sangat kurang
4. Afek datar : adalah suatu Hendaya afeksi berat lebih parah dari afek tumpul.
Pada keadaan ini dapat dikatakan individu kehilangan kemampuan ekspresi
emosi, ekspresi wajah datar, pandangan mata kosong, sikap tubuh yang
kaku, gerakan sangat minimal, dan irama suara datar seperti robot.
5. Afek serasi : menggambar kan keadaan normal dari ekspresi emosi yang
terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi dan suasana yang dihayatinya.
6. Afek tidak serasi : kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yang tidak
cocok dengan suasana yang dihayati. Misalnya seseorang yang
menceritakan suasana duka cita tetapi dengan wajah riang dan tertawa-tawa.
7. Afek labil : menggambarkan perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-
tiba, yang tidak berhubungan dengan stimulus eksternal.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 35


DEPARTEMEN KMB

1. Seorang perempan usia 26 tahun masuk IGD karena kecelakaan sepeda


motor. Dari hasil pengkajian pasien mengalami penurunan kesadaran, saat
perawat memberikan rangsangan nyeri pasien hanya membuka mata, mampu
menepis rangsangan, saat dijak bicara hanya mengeram.
Berapakah nilai skor GCS pada pasien tersebut?
A. E2 V5 M5
B. E2 V3 M5
C. E3 V2 M5
D. E2 V2 M5
E. E3 V2 M4

POLA SIOKAL RUKI


Li nya : nilai skor GCS
Data fokus nya : saat perawat memberikan rangsangan nyeri pasien hanya
membuka mata, mampu menepis rangsangan, saat dijak bicara hanya
mengeram.
Eliminier : B,C,D,E
Best answer : A

Rasional :

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 36


2. Seorang laki-laki berusia 22 tahun diantar oleh polisi ke IGD akibat
kecelakaan lalu lintas. Hasil pengkajian didapatkan V. Excoriasi pada wajah,
tampak luka lebam pada tangan kanan dan V. Laseratumdi kaki kanan
dengan diameter 1x0,5x0,5 cm. Hasil pemeriksaan TTV, TD: 110/80 mmHg,
N: 74x/menit, P: 22x/menit. Pasien mengeluh nyeri hebat saat tangan kanan
digerakkan. Perawat mencurigai adanya fraktur pada tulang radius-ulna.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada pasien berdasarkan
kasus tersebut?
A. Memasang infus
B. Melakukan Bebat tekan
C. Melakukan perawatan luka
D. Melakukan Pembidaian/fiksasi luar
E. Melakukan pemasangan kassa 3 sisi

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : Tindakan keperawatan yang tepat
Data Fokus : tampak luka lebam pada tangan kanan dan luka robek di kaki
kanan dengan diameter 1x0,5x0,5 cm. Pasien mengeluh nyeri
hebat saat tangan kanan digerakkan. Perawat mencurigai
adanya fraktur pada tulang radius-ulna.
Eliminir : ABCE
Best Answer : D
Rasional : Tindakan keperawatan yang tepat dilakukan berdasarkan kasus
diatas yakni melakukan pembidaian atau fiksasi luar. Pasien
dicurigai mengalami fraktur oleh sebab itu untuk mencegah
pergerakan/pergeseran tulang, serta mengurangi terjadinya
cedera baru perlu dilakukan pembidaian atau meng
immobilisasi tulang.

3. Seorang laki-laki berusia 28 tahun dirawat di ruang bedah dengan fraktur


tibia fibula dekstra tertutup akibat terjatuh dari gedung bertingkat.Pasien
pasca deberidemen hari kedua, terpasang backslap yang dibalut dengan
elastis verban. Hasil pengkajian: Pasien mengeluh nyeri dan CRT jari kaki
kanan > 3detik, terasa baal dan nadi dorsalis pedis melemah.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 37


Apakahtindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Melakukan pijatan pada Jari Kaki
B. Meninggikan kaki yang fraktur
C. Mempersiapkan pembedahan
D. Memberikan kompres hangat
E. Melonggarkan ikatan bidai

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : tindakan Keperawatan yang tepat
Data Fokus : Pasien pasca deberidemen hari kedua, terpasang backslap yang
dibalut dengan elastis verban. Pasien mengeluh nyeri dan CRT
jari kaki kanan > 2 detik, terasa baal dan nadi dorsalis pedis
melemah.
Eliminir : ABCD
Best Answer : E
Rasional : Berdasarkan kasus tersebut, tindakan keperawatan yang tepat
dilakukan yakni melonggarkan ikatan bidai. Pembidaian
yang dilakukan terlalu ketat dapat menyebabkan sirkulasi
darah menjadi terhambat pada ekstremitas yang dibidai derta
dapat menyebabkan terjadinya sindrom kompartemen.
Prinsip dalam pembidaian yakni rapat untuk mengfiksasi,
namun tidak ketat.

4. Seorang laki-lakiberusia 35 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan


post op ORIF fraktur tibia dextra hari kedua. Saat pengkajian pasien takut
bergerak, nyeri terasa saat bergerak, dan terpasang Gips. Aktivitas Pasien
dibantu oleh keluarga. Hasil pemerikasaan TTV, RD: 120/80 mmHg,
frekuensi nadi 74x/menit, P : 16x/permenit, S: 36,7 oC.
Apakah masalah keperawatan yang tepat berdasarkan kasus diatas?
A. Gangguan Activty Daily Living
B. Gangguan mobilitas fisik
C. Intoleransi aktivitas
D. Risiko cedera
E. Nyeri akut

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 38


POLA SIOKAL RUKI
Lead In : Masalah Keperawatan yang tepat
Data Fokus : Pasien post op ORIF fraktur tibia dextra hari kedua. Saat
pengkajian pasien takut bergerak, nyeri terasa saat
bergerak, dan terpasang Gips
Eliminir : ACDE
Best Answer :B
Rasional : Berdasrkan data focus pada kasus diatas masalah keperawatan
yang dapat diangkat yakni gangguan mobilitas fisik yang
ditandai dengan keterbatasan gerakan fisik, rasa cemas saat
bergerak, dan terasa nyeri saat bergerak.

5. Seorang laki-laki berusia 58 tahun dirawat di Rs dengan keluhan lemah,


tidak mau makan, nyeri pinggang sebelah kanan bekas operasi, tidak bisa
melakukan aktivitas karena jika bergerak nyerinya akan timbul. Hasil
pemeriksaan fisik di dapatkan skala nyeri 8. TD 130/90, frekuensi nadi
110×/m, frekuensi nafas 24x/m, suhu 37,4°c.
Apa masalah utama pada kasus diatas?
A. Nyeri
B. Kelemahan
C. Resiko infeksi
D. Intoleransi aktivitas
E. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : Masalah utama?
Data fokus : Nyeri pinggang sebelah kanan bekas operasi, jika
bergerak nyerinya akan timbul,skala nyeri 8.
Eliminir : BCDE
Jawaban : A
Rasional : Data menunjukkan skala nyeri 8 dan dan untuk nyeri lebih
banyak. Sehingga masalah keperawatan utama yg diangkat adalah nyeri.
PQRST
1. P: Provokatif / paliatif

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 39


Penyebab timbulnya rasa nyeri?
Apakah karena terkena ruda paksa / benturan penyanyatan dll
2. Q: Qualitas /Quantitas
Seberapa berat keluhan nyeri yang di rasakan?bagaimana rasanya?
- Seperti tertusuk, tertekan / tertimpa benda berat, di iris-iris dll
3. R: Region / Radiasi
Dimana keluhan nyeri dirasakan?
4. S: Skala seviritas
Skala nyeri ringan 1-3
Skala nyeri sedang 4-6
Skala nyeri berat 7-10
5. T: Timing
Kapan keluhan nyeri tersebut dirasakan?seberapa sering keluhan nyeri
tersebut dirasakan. Hilang timbul teruKs menerus, mendadak bertahap dst

6. Seorang laki-laki usia 30 tahun diantar ke UGD dengan kondisi penurunan


kesadaran. Hasil pengkajian didapatkan pasien memiliki riwayat Diabetes
mellitus type 2 dan riwayat pengobatan penurun gula darah, tampak
siaonosis, gelisah, nafas berbau amoniak, airway bebas, TD 130/ 90 mmHg,
frekuensi nadi 115 x/menit, frekuensi nafas 25 x/menit, suhu 36,5°C. Sudah
diberikan bantuan Oksigenasi.
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang dilakukan?
A. Melakukan pemeriksaan GDS
B. Memberikan cairan Dextrose 70%
C. Memberi insulin
D. Memasang Opa/ Gudel
E. Memberikan Cairan NaCl 0,9%

POLA SIOKAL RUKI


LEAD IN : Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang
dilakukan?
DATA FOKUS : penurunan kesadaran. Hasil pengkajian didapatkan
pasien memiliki riwayat Diabetes mellitus type 2 dan
riwayat pengobatan penurun gula darah, tampak siaonosis,

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 40


gelisah, nafas berbau amoniak, airway bebas, TD 130/ 90
mmHg, frekuensi nadi 115 x/menit, frekuensi nafas 25
x/menit, suhu 36,5°C. Sudah diberikan bantuan
Oksigenasi.
ELIMINIR : BCDE
JAWABAN :A
RASIONAL :Karena Airwaynya sudah bebas dan sudah mendapatkan
bantuan Oksigen maka, lakukan cek GDS nya terlebih
dahulu sebelum menentukan cairan apa yang akan
diberikan. Karena penurunan kesadaran pada pasien DM
bisa jadi diakibatkan oleh Hiperglikemia atau
Hipoglikemia. Seandainya Airwaynya tidak bebas maka
bebaskan terlebih dahulu dengan alat atau tanpa alat.

8. Seorang perempuan berusia 37 tahun dirawat di Rs karena mengalami trauma


pada kepala. Pada saat di lakukan pengkajian pasien mengalami penurunan
kesadaran, GCS 8,pasien membuka mata ketika di beri rangsangan nyeri,
melokalisir nyeri dan terdengar pasien berbicara ngaur/disorientasi. TD
110/60 MmHg, Nadi 88 x/menit
Berapakah nilai GCS pasien pada kasus diatas
A. E4M4V2
B. E2M5V4
C. E3M2V1
D. E2M1V3
E. E1M3V2

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : nilai GCS
Data Fokus : px membuka mata ketika diberi rangsangan nyeri, melokalisir
nyeri dan pasien berbicara ngaur/disorientasi
Eliminasi. ACDE
Jawaban : B E2M5V4

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 41


Rasional : dari data fokus didapatkan px membuka mata pada saat diberi
rangsangan nyeri nilaianya 2,melokalisir nyeri nilainya 5 dan pasien
berbicara ngaur /disorientasi nilainya 4 jadi jawabannya adalah E2M5V4
-E{EYE} : 4 Membuka mata dengan spontan
3 Suara
2 Nyeri
1 Tdk ada respon
-M{Motorik} : 6 Mengikuti perintah
5 Melokalisir
4 Menghindari
3 Fleksi abnormal
2 Ekstensi abnormal
1 Tidak ada respon
-V{Verbal} : 5 Berbicara Normal
4 Berbicara ngaur/disorientasi
3 Kata-kata yang tdk senonoh/dekotikasi
2 Mengerang
1 Tidak ada suara

9. Seorang perempuan berusia 42 tahun dirawat di ruang penyakit bedah dengan


luka gangrene pada telapak kaki. Hasil pengkajian tampak luka kekuningan,
terdapat jaringan kehitaman dan dijepit pinset tidak nyeri, bau khas. Perawat
saat ini mencuci luka pasien dengan menggunakan NaCl 0,9%.
Apakah tindakan selanjutnnya pada kasus tersebut?
A. Mengambil sediaan untuk kultur jariangan
B. Membalut kembali luka dengan rapi.
C. Memakai handscoon steril.
D. Melakukan nekrotomi.
E. Membersihkan luka.

10. Seorang laki-laki berusia 30 tahun di rawat di ruang penyakit bedah dengan
keluhan patah tulang paha kanan terbuka tadi pagi. Hasil pengkajian
didapatkan pasien tampak meringis, perdarahan sudah berhenti dan luka

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 42


sudah ditutup, pasien sudah dibidai dengan 8 ikatan, deformitas. TD 100/60
mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi napas 19 x/menit, suhu 37,3oC.
Apakah tindakan yang tepat diberikan pada kasus di atas?
A. Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam
B. Istirahatkan daerah yang patah
C. Kolaborasi pemberian analgetik
D. Pemeriksaan rontgen
E. Pasang infus 2 jalur

11. Seorang Laki-laki berusia 38 tahun datang ke Poliklinik THT dengan


keluhan penurunan pendengaran pada telinga kirinya sejak 3 hari yang lalu.
Hasil pengkajian pasien mengatakan nyeri dan pusing pada saat berjalan
dan beraktivitas. Perawat melakukan pemeriksaan fungsi pendengaran
dengan Tes Swabach. Perawat telah menggetarkan Garputala.
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan pada pemeriksaan tersebut?
A. Garputala diletakkan diatas kepala pasien
B. Garputala ditempelkan pada daun telinga pasien
C. Garputala ditempelkan pada tulang mastoid pasien
D. Garputala dipindahkan ke depan liang telinga pasien
E. Garputala diletakkan di tulang mastoid perawat sampai tidak berbunyi
kemudian dipindahkan ke mastoid pasien

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : Tindakan selanjutnya yang dilakukan?
Data Fokus : Perawat melakukan pemeriksaan fungsi pendengaran dengan
menggunakan Tes Swabach. Perawat telah menggetarkan garputala.
Eliminir : ABCD
Best Answer :E
Pembahasan :
Pemeriksaan Fungsi pendengaran dapat dilakukan dengan menggunakan tes
garpu tala, tes audiometri, dll. Tes garpun tala terdiri dari 3 jenis yakni : Tes
Rinne, Tes Webber, dan Tes Swabach.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 43


 Tes Rinne
Tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui
tulang pada telinga yang diperiksa. Garputala yang telah digetarkan,
diletakkan pada tulang prosesus mastoid setelah tidak terdengar garputala
dipindahkan ke depan telinga kira-kira 2,5 cm. Apabila bunyi garputala
masih terdengar maka disebut tes Rinne positif (+) namun apabila bunyi
garputala tidak terdengar maka disebut tes Rinne negatif (-).
 Tes Webber
Tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri
dengan telinga kanan. Garputala yang bergetar diletakkan pada garis tengah
kepala (di vertex, dahi, pangkal hidung, ditengah-tengah gigi seri atau
dagu). Apabila bunyi garputala tedengar lebih keras pada salah satu telinga
maka disebut lateralisasi kepada telinga yang mendengar bunyi tersebut.
Bila pasien tidak dapat membedakan telinga yang mendengar bunyi lebih
keras maka disebut Weber tidak ada lateralisasi.
 Tes Swabach
Tes untuk membandingkan hantaran tulang orang diperiksa dengan
pemeriksa yang pendengarannya normal. Garputala yang bergetar
didekatkan pada prosesus mastoideus pemeriksa sampai tidak terdengar
bunyinya. Kemudian garputala dipindahkan pada prosesus mastoideus
pasien.
telinga pemeriksa yang pendengarannya normal. Bila pemeriksa masih
dapat mendengar bunyi garputala maka disebut Schwabach memendek.
Namun jika pemeriksa tidak mendengar, pemeriksaan akan diulang dengan
cara sebaliknya yakni garputala yang sudah digetarkan diletakkan pada
prosesus mostoideus pemeriksa lebih dahulu. Bila pasien masih dapat
mendengar bunyi garputala maka disebut Schwabach memanjang namun
bila pemeriksa dan pasien sama-sama mendengar maka disebut Schwabach
sama dengan pemeriksa.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 44


MATERI
Menurut Handerson (1997:222) penanganan fraktur secara umum dapat
dilakukan denganyaitu:
1) Reposisi
Setiap pergeseran atau angulasi pada ujung patahan harus direposisi
dengan hati-hati melalui tindakan manipulasi yang biasanya dengan
anestesi umum.
2) Imobilisasi
Untuk memungkinkan kesembuhan fragmen yang diperlukan
3) Fiksasi Interna
Ujung patahan tulang disatukan dan difiksasi pada operasi misalnya :
dengan sekrup, paku, plat logam.
4) Fiksasi externa
Fraktur diimobilisasi menggunakan bidai luas dan traksi.
5) Fisioterapi dan mobilisasi
Untuk memperbaiki otot yang dapat mengecil secara cepat jika tidak
dipakai.
6) Tindakan pembedahan (ORIF)
ORIF atau Open Reduction Internal Fixation adalah reduksi terbuka dari
fiksasi internal di mana dilakukan insisi pada tempat yang mengalami
fraktur. Kemudian direposisi untuk mendapatkan posisi yang normal dan
setelah direduksi, fragmen-fragmen tulang dipertahankan dengan alat
orthopedik berupa pen, sekrup, plat dan paku (Price,1996:374).
Sumber : Handerson, M. A, 1997, Ilmu Bedah Untuk Perawat. Yogyakarta:
Yayasan Enssential Medika
PEMBIDAIAN/STABILISASI
Pembidaian adalah suatu cara pertolongan pertama pada
cedera/ trauma s ys t e m muskuloskeletal untuk mengistirahatkan
(immobilisasi) bagian tubuh kita yang mengalami cedera dengan menggunakan
suatu alat.
Pembidaian adalah tindakan memfixasi/mengimobilisasi bagian tubuh
yang mengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku
maupun fleksibel sebagai fixator/imobilisator.
Tujuan pembidaian:

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 45


a. Untuk mencegah gerakan fragmen patah tulang atau sendi yang mengalami
dislokasi.
b. Untuk meminimalisasi / mencegah kerusakan pada jaringan lunak sekitar
tulang yang patah.
c. Untuk mengurangi perdarahan & bengkak yang timbul.
d. Untuk mencegah terjadinya syok.
e. Untuk mengurangi nyeri.
f. Mempercepat penyembuhan.
Indikasi Pembidaian
 Adanya fraktur, baik terbuka maupun tertutup
 Adanya kecurigaan terjadinya fraktur
 Dislokasi persendian
Kecurigaan adanya fraktur bisa dimunculkan jika pada salah satu
bagiantubuh ditemukan :
1) Pasien merasakan tulangnya terasa patah atau mendengar
bunyi krek.
2) Ekstremitas yang cedera lebih pendek dari yang sehat, atau
mengalamiangulasi abnormal
3) Pasien tidak mampu menggerakkan ekstremitas yang cedera
4) Posisi ekstremitas yang abnormal
5) Memar
6) Bengkak
7) Perubahan bentuk
8) Nyeri gerak aktif dan pasif
9) Nyeri sumbu
Sumber :
Departemen Kesehatan RI. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat. Jakart
Buku keterampilan keperawatan Blok 4.2 Emergency and Critical Care Nursing.
Program studi Keperawatan UGM.

 GANGGUAN MOBILITAS FISIK


1. DEFINISI
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara
mandiri (SDKI, 2017).

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 46


2. GEJALA DAN TANDA
1) Data Subjektif
a. Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas
b. Nyeri saat bergerak
c. Enggan melakukan pergerakan
d. Merasa cemas saat bergerak
2) Data Objektif
a. Kekuatan otot menurun
b. Rentang gerak (ROM) menurun
c. Sendi kaku
d. Gerakan tidak terkoordinasi
e. Gerakan terbatas
f. Fisik lemah
Sumber : SDKI, 2018

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 47


DEPARTEMEN MANAJEMAN

1. Seorang ketua tim selalu berpakaian rapi dengan atribute lengkap, datang
keruangan on time, ramah dan cepat respon dalam melayani pasien. Setiap
kali dinas ketua tim tersebut memimpin doa dan memberi semangat kepada
teman-teman dalam melayani pasien dan keluarga.
Apakah fungsi kepemimpinan yang dilakukan pada kasus tersebut?
A. Sebagai pembuat keputusan
B. Mempengaruhi orang lain
C. Sebagai komunikator
D. Sebagai model peran
E. Sebagai motivator

POLA SIOKAL RUKI


Li nya : Fungsi kepemimpinan
Data fokus : Setiap kali dinas ketua tim tersebut memimpin doa dan memberi
semangat kepada teman-teman dalam melayani pasien dan keluarga.
Eliminier : A,B,C,D
Best answer : E
Rasional :
 Sebagai pembuat keputusan adalah untuk menentukan suatu kegiatan atau
penyelesaian suatu masalah
 Mempengaruhi orang lain adalah berfungsi untuk merubah persepsi,
pendapat dan pengetahuan staf
 Sebagai komunikator adalah peran perawat memberikan informasi kepada
pasien
 Sebagai model peran adalah memberikan contoh atau tauladan melalui
perilakunya sehari-hari
 Sebagai motivator adalah untuk memberikan semangat atau support
kepada staf bisa dari perilaku dan komunikasi yang dilakukan

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 48


2. Seorang manajer di suatu rumah sakit swasta. selalu mengambil keputusan
sendiri walaupun banyak anggotanya yang berpendidikan sederajat
dengannya, selalu memberikan beban kerja yang diluar aturan yang sudah
ada dengan harapan visi dari rumah sakit tersebut cepat tercapai, dan dia
selalu menyampaikan kalo keputusan yang di ambil adalah mewakili dari
anggota walaupun tanpa ada proses musyawarah dahulu.
Manakah gaya kepemimpinan yang di gunakan manajer pada kasus diatas?
A. Autokratic
B. Partisipatif
C. Demokratic
D. Laisess faire
E. Transformasional

POLA SIOKAL RUKI


Li nya : gaya kemimpinan
Data fokus : memberikan beban kerja yang diluar aturan yang sudah ada
dengan harapan visi dari rumah sakit tersebut cepat tercapai,
dan dia selalu menyampaikan kalo keputusan yang di ambil
adalah mewakili dari anggota walaupun tanpa ada proses
musyawarah dahulu
Eliminier : B,C,D,E
Best answer : A
Rasional :
Otokratik : Pada gaya otokratik pemimpin melakukan kontrol maksimal
terhadap staf, membuat keputusan sendiri dalam menentukan
tujuan kelompok. Lebih menekankan pada penyelesaian tugas
dari pada hubungan interpersonal. Gaya ini cenderung
menyebabkan permusuhan dan agresif atau apatis sampai
menurunnya inisiatif.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 49


3. Seorang laki-laki berusia 35 tahun memerlukan bantuan secara
ketergantungan dalam tindakan keperawatan dan pengobatan. Klien
melakukan aktivitas perawatan diri dibantu oleh perawat, perubahan posisi
tiap 2 jam dengan bantuan, observasi TTV/ 2 jam, terpasang NGT, biasanya
dibutuhkan waktu 10-14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24 jam.
Apakah kategori perawatan klien menurut Swanburg pada kasus tersebut?
A. Self Cae
B. Minimal Care
C. Intermediate Care
D. Intensive Care
E. Mothfied Intensive Care

POLA SIOKAL RUKI


LEAD IN : Apakah kategori perawatan klien menurut Swanburg
pada kasus tersebut?
DATA FOKUS : Klien melakukan aktivitas perawatan diri dibantu oleh
perawat, perubahan posisi tiap 2 jam dengan bantuan,
observasi TTV/ 2 jam, terpasang NGT, biasanya
dibutuhkan waktu 10-14 jam dengan waktu rata-rata
efektif 12 jam/24 jam.
ELIMINIR : ABCE
JAWABAN :D
RASIONAL :
Kategori keperawatan klien menurut Swanburg (1999) terdiri dari :
1. Self-care
Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindak keperawatan
dan pengobatan. Klien melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara
mandiri. Biasanya dibutuhkan waktu 1-2 jam dengan waktu rata-rata efektif
1,5 jam/24 jam.
2. Minimal care
Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindak keperawatan dan
pengobatan tertentu, misalnya pemberian obat intravena, dan mengatur
posisi. Biasanya dibutuhkan waktu 3-4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5
jam/24 jam.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 50


3. Intermediate care
Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu rata-rata
efektif 5,5 jam/24 jam.
4. Mothfied intensive care
Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu rata-rata
efektif 7,5 jam/24 jam.
5. Intensive care
Klien biasanya membutuhkan 10-14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12
jam/24 jam.

4. Di sebuah ruang rawat inap terdapat jumlah pasien sebanyak 15 orang dengan
klasifikasi 5 pasien dengan perawatan minimal, 7 pasien dengan perawatan
parsial dan 3 pasien dengan perawatan total.
Berapakah jumlah perawat yang dibutuhkan pada shift pagi di ruangan
tersebut menurut perhitungan Douglas?
A. 4
B. 5
C. 6
D. 7
E. 8

POLA SIOKAL RUKI


LEAD IN : Berapakah jumlah perawat yang dibutuhkan pada shift
pagi di ruangan tersebut menurut perhitungan Douglas?
DATA FOKUS : jumlah pasien sebanyak 15 orang dengan klasifikasi 5
pasien dengan perawatan minimal, 7 pasien
dengan perawatan parsial dan 3 pasien dengan
perawatan total.
ELIMINIR : BCDE
JAWABAN :A
RASIONAL :
Minimal Care : 5 pasien x 0,17 = 0,85
Parsial Care : 7 pasien x 0,27 = 1,89
Total Care : 3 pasien x 0,36 = 1,08

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 51


Total : 0,85 + 1,89 + 1,08 = 3,82 = 4 perawat

5. Di sebuah ruang rawat inap terdapat 30 pasien dengan klasifikasi 15 pasien


dengan perawatan minimal dan membutuhkan jumlah jam perawatan
sebanyak 2 jam, 10 pasien dengan perawatan parsial dan membutuhkan
jumlah jam perawatan sebanyak 4 jam, dan 5 pasien dengan perawatan total
dan jumlah jam perawatan 6 jam.
Berapa waktu yang dibutuhkan untuk perawatan pada semua pasien di
ruangan tersebut?
A. 60 jam
B. 70 jam
C. 80 jam
D. 90 jam
E. 100 jam

POLA SIOKAL RUKI


LEAD IN : Berapa waktu yang dibutuhkan untuk perawatan pada
semua pasien di ruangan tersebut?
DATA FOKUS : 30 pasien dengan klasifikasi 15 pasien dengan
perawatan minimal dan membutuhkan jumlah jam
perawatan sebanyak 2 jam, 10 pasien dengan perawatan
parsial dan membutuhkan jumlah jam perawatan
sebanyak 4 jam, dan 5 pasien dengan perawatan total dan
jumlah jam perawatan 6 jam.
ELIMINIR : ABCD
JAWABAN :E
RASIONAL :
Minimal Care : 15 pasien x 2 = 30
Parsial Care : 10 pasien x 4 = 40
Total Care : 5 pasien x 6 = 30
Total : 30 + 40 + 30 = 100 Jam

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 52


6. Di ruang bedah Rumah Sakit Umum Sehat Sejahtera, di rawat 66 pasien
dengan katergori 45 pasien dengan perawatan minimal, 15 pasien dengan
perawatan parsial dan 6 pasien dengan perawatan total.
Berapakah dibutuhkan tenaga perawat pada kasus tersebut ?
A. 27 perawat
B. 28 perawat
C. 29 perawat
D. 30 perawat
E. 31 perawat

POLA SIOKAL RUKI


Lead In ; Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
Data Fokus ; 66 pasien dengan katergori 45pasien dengan perawatan
minimal, 15 pasien dengan perawatan parsial dan 6 pasien
dengan perawatan total.
Eliminir ;ABCE
Best Answer ; D. 30 perawat
Rasional ; Rumus Dougles
Untuk shif pagi
Minimal ; 0,17
Parsial ; 0,27
Total ; 0,36
Untuk shif sore
Minimal ; 0,14
Parsial ; 0,15
Total ; 0,30
Untuk shif malam
Minimal ; 0,07
Parsial ; 0,10
Total ; 0,20
Penyelesaian
Untuk shif pagi
Minimal ; 0,17 x 45 = 7,65
Parsial ; 0,27 x 15 = 4,05

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 53


Total ; 0,36x 6 = 2,16
Jumlah tenaga pagi 13,86 perawat
Untuk shif sore
Minimal ; 0,14 x 45 = 6,3
Parsial ; 0,15 x 15 = 2,25
Total ; 0,30 x 6 = 1,8
Jumlah tenaga sore 10,35 perawat
Untuk shif malam
Minimal ; 0,07 x 45 = 3,15
Parsial ; 0,10 x 15= 1,5
Total ; 0,20 x 6 = 1,2
Jumlah tenaga malam 5,85 perawat
Jumlah keseluruhan 30,06 atau 30 perawat.

7. Di ruang bedah Rumah Sakit Umum Sehat Sejahtera, di rawat 27 pasien


dengan katergori 8 pasien dengan perawatan minimal, 13 pasien dengan
perawatan parsial dan 6 pasien dengan perawatan total.
Berapakah dibutuhkan tenaga perawat pada kasus tersebut ?
A. 15 perawat
B. 17 perawat
C. 19 perawat
D. 21 perawat
E. 23 perawat

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
DF : 27 pasien dengan katergori 8 pasien dengan perawatan minimal,
13 pasien dengan perawatan parsial dan 6 pasien dengan
perawatan total.
Eliminir :BCDE
Best Answer ; A. 15 perawat
Rasional ; Rumus Dougles
Untuk shif pagi
Minimal ; 0,17

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 54


Parsial ; 0,27
Total ; 0,36
Untuk shif sore
Minimal ; 0,14
Parsial ; 0,15
Total ; 0,30
Untuk shif malam
Minimal ; 0,07
Parsial ; 0,10
Total ; 0,20
Penyelesaian
Untuk shif pagi
Minimal ; 0,17 x 8 = 1,36
Parsial ; 0,27 x 13 = 3,51
Total ; 0,36x 6 = 2,16
Jumlah tenaga pagi 7,03 perawat
Untuk shif sore
Minimal ; 0,14 x 8 = 1,12
Parsial ; 0,15 x 13 = 1,95
Total ; 0,30 x 6 = 1,8
Jumlah tenaga sore 4,87 perawat
Untuk shif malam
Minimal ; 0,07 x 8 = 0,56
Parsial ; 0,10 x 13 = 1,3
Total ; 0,20 x 6 = 1,2
Jumlah tenaga malam 3,06 perawat
Jumlah keseluruhan 14,96 atau 15 perawat.

8. Rumah Sakit bersalin Aliyah tipe C baru saja diresmikan oleg Gubernur
Sultra dengan kapasitas 450 tempat tidur. Ketua bidang keperawatan Rumah
sakit tersebut diminta untuk memperhitungkan tenaga perawat dengan
metode rasio.
Berapakah jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan pada kasus tersebut ?
A. 150 orang

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 55


B. 200 orang
C. 250 orang
D. 300 orang
E. 350 orang

POLA SIOKAL RUKI


Lead In ; Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan
DF ; Rumah sakit tipe C dengan kapasitas tempat tidur 450 tempat
tidur.
Eliminir ;ABCE
Best Answer ; D. 300 orang
Rasional ; Rumus rasio untuk Rumah Sakit Tipe C. 2/3 dikali jumlah
tempat tidur.
Jadi, 2/3x450 = 900/3= 300 orang.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 56


DEPARTEMEN ANAK

1. Bayi perempuan berusia 4 bulan dibawa ke puskesmas untuk diimunisasi.


Pada pemeriksaan didapatkan berat badan anak 5 kg. Hasil pemeriksaan suhu
36,9°C, frekuensi napas 22x/menit, dan sebelumnya telah mendapatkan
imunisasi BCG, polio l, dan DPT I.
Apakah imunisasi yang akan diberikan saat ini?
A. Polio ll dan polio lll
B. Polio ll dan BCG ll
C. Polio ll dan DPT ll
D. DPT ll dan BCG ll
E. DPT ll dan DPT lll

POLA SIOKAL RUKI


Lead in :Imunisasi yang akan diberikan
Data focus : Berusia 4 bulan. Sebelumnya telah mendapatkan imunisasi
BCG, polio l, dan DPT l
Eliminir : ABDE
Jawab : C. Polio ll dan DPT ll
Pembahasan :
Imunisasi wajib yang di berikan pada anak usia empat bulan adalah polio
kedua dan DPT kedua. Imunisasi BCG hanya di berikan satu kali dan polio
ke tiga diberikan pada usia enam bulan.

2. Seorang ibu akan mengantar anaknya ke puskesmas untuk melakukan


imunisasi. Usia anaknya 9 bulan.
Apakah imunisasi anak yang wajib diberikan pada usia 9 bulan ?
A. BCG
B. Polio
C. Campak
D. Hepatitis B
E. Hepatitis A

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 57


POLA SIOKAL RUKI
Lead in : Imunisasi anak
Data focus : Usia 9 bulan
Eliminir : ABDE
Jawab : C. Campak
Pembahasan :
Imunisasi campak adalah imunisasi wajib pada anak yang diberikan 1 kali
pada usia 9 bulan

3. Seorang bayi perempuan berusia 2 bulan dibawa ibunya ke puskesmas untuk


diimunisasi pertama kalinya. Ibu bayi merasa khawatir krn mendengar dri
tetangga bahwa anak akan demam setelah diimunisasi. Ibu mengatakan
anaknya dilahirkan di rumah sakit bersalin dan diberikan imunisasi HB dan
polio saat baru lahir.
Imunisasi apakah yg diberikan pada anak saat ini?
A. HB 0 dan polio1
B. BCG dan polio 1
C. DPT/HB 1 dan polio 2
D. BCG, DPT/HB 1 dan polio 2
E. BCG, DPT/HB 2 dan polio 2

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : Imunisasi apakah yg diberikan pada anak
Data fokus : usia 2 bulan
Best answer :D
Pembahasan : HB diberikan saat baru lhir, bulan ke 2, 3 dan 4.
Polio 0 bisa diberikan saat baru lahir atau bisa juga saat bulan pertama,
lanjut bulan ke 2, 3 dan 4.
BCG hanya 1 kali diberikan, bisa bulan pertama bisa juga bulan ke dua.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 58


4. Seorang anak laki laki dibawa oleh ibunya ke poliklinik tumbuh kembang
pada tanggal 06 maret 2018 dengan keluhan belum lqncar berbicara. Perawat
hendak melakukan pemeriksaan perkembangan dengan DDST II. Hasil
anamnesa diketahui anak lahir pada tanggal 09 mei 2016.
Berapakah usia kronologis anak tersebut ?
A. 1 tahun 10 bulan 27 hari
B. 1 tahun 7 bulan 21 hari
C. 1 tahun 9 bulan 27 hari
D. 1 tahun 2 bulan 3 hari
E. 2 tahun 2 bulan 3 hari

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : Tafsiran kronologis usia anak
Data Fokus : tgl kunjungan 06 maret 2018, tgl lahir 09 Mei 2016
Eliminir : ABDE
Best Answer :C
PEMBAHASAN :
RUMUS HITUNG USIA ANAK :
TANGGAL KUNJUNGAN - TANGGAL LAHIR
Jadi:
tanggal kunjungan : 06 03 2018
tanggal lahir :. 09. 05 2016

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 59


-------------------------
06- (di kurangi ) 09 tidak bisa, jadi harus pinjam bln, 1 bln ada 30 hri jadi =
30 + 6 = 36 - 09 = 27 hari
tadi di bulan udh di pinjam 1 jdi tinggal 02,, 02 dikurangi 05 tdk bsa nka hrs
pinjam tahun.
bulan ada 12 jadi 12 + 02 = 14
jwb = 14 - 05 : 09 Bulan
tadi tahun udh d pinjam 1 jadi tahun 2017 - 2016 = 1 tahun
BEST ANSWER : (C) 1 tahun 9 bulan 27 hari
( Referensi : RUKI 2018 )

5. Seorang anak berusia 13 bulan dibawa ibunya ke klinik tumbuh kembang


untuk menilai perkembangan anaknya, ibu mengeluh anaknya belum bisa
berjalan dan berat badan anaknya kurang. Perawat melakukan pengkajian
tumbuh kembang dengan menggunakan format DDST II dan didapatkan hasil
bahwa anak gagal saat ditest dengan hasil keterangan garis usia anak berada
atau monitoring pada 50% balok tugas perkembangan dari kemampuan
berjalannya.
Apakah kesimpulan dari hasil pemeriksaan tahapan perkembangan anak
tersebut?
A. Normal
B. Caution
C. Delayed
D. Advance
E. No Opportunity

POLA SIOKAL RUKI


LEAD IN : Apakah kesimpulan dari hasil pemeriksaan tahapan
perkembangan anak tersebut?
DATA FOKUS : ibu mengeluh anaknya belum bisa berjalan dan berat
badan anaknya kurang. Perawat melakukan pengkajian tumbuh kembang
dengan menggunakan format DDST II dan didapatkan hasil bahwa anak
gagal saat ditest dengan hasil keterangan garis usia anak berada atau

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 60


monitoring pada 50% balok tugas perkembangan dari kemampuan
berjalannya.
ELIMINIR : BCDE
JAWABAN :A
RASIONAL :
1) Caution
Apabila anak gagal/ menolak tugas pada item dimana garis umur berada
diantara 75 – 90 % (warna hujau)
2) Delay
Apabila anak gagal/ menolak tugas pada item yang berada di sebelah kiri
garis umur
3) Advance
Apabila anak dapat melaksanakan tugas pada item disebelah kanan garis
umur
4) No Opportunity
Anak mengalami hambatan, anak tidak ada kesempatan untuk melakukan uji
coba, orangtua melaporkan anak mengalami hambatan
5) Normal
Apabila anak gagal/ menolak tugas pada item di sebelah kanangaris umur,
apabila anak lulus, gagal/ menolak tugas dimana garis umur berada di antara
25-75% (warna putih)

6. Seorang perawat sedang melakukan kunjungan ke salah satu keluarga yang


memiliki anak batita berusia 10 bulan. Hasil pengkajian didapatkan ketika
anak di dekati oleh perawat tersebut, anak menolak dan menunjukkan
pandangan takut terhadap perawat tersebut.
Apakah tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson pada kasus
tersebut?
A. Initiative Vs Guilt
B. Trust Vs Mistrust
C. Industry Vs Inferiority
D. Identity Vs Role Confusion
E. Autonomy Vs Shame and Doubt

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 61


POLA SIOKAL RUKI
LEAD IN : Apakah tahap perkembangan psikososial menurut Erik
Erikson pada kasus tersebut?
DATA FOKUS : anak batita berusia 10 bulan. Hasil pengkajian didapatkan
ketika anak di dekati oleh perawat tersebut, anak menolak dan menunjukkan
pandangan takut terhadap perawat tersebut.
ELIMINIR : ACDE
JAWABAN :B
RASIONAL :
Tahap Perkembangan Psikososial menurut Erik Erikson:
1) Autonomy Vs Shame and Doubt (18 bulan – 3 tahun)
Kemampuan anak untuk melakukan beberapa hal pada tahap ini sudah mulai
berkembang, seperti makan sendiri, berjalan, dan berbicara. Kepercayaan
yang diberikan orang tua untuk memberikannya kesempatan bereksplorasi
sendiri dengan dibawah bimbingan akan dapat membentuk anak menjadi
pribadi yang mandiri.
2) Trust Vs Mistrust (Percaya & Tidak Percaya 0-18 bulan) karena
ketergantungannya, hal pertama yang akan dipelajari seorang anak atau bayi
dari lingkungannya adalah rasa percaya pada orang disekitarnya, terutama
pada ibu atau pengasuhnya yang selalu bersama setiap hari. Jika kebutuhan
anak cukup dipenuhi oleh sang ibu atau pengasuh seperti makanan dan kasih
sayang maka anak akan merasakan keamanan dan kepercayaan. Akan tetapi,
jika ibu atau pengasuh tidak dapat merespon kebutuhan si anak, maka anak
bisa menjadi seorang yang selalu merasa tidak aman dan tidak bisa
mempercayai orang lain, menjadi seorang yang selalu skeptis dan
menghindar hubungan yang berdasarkan saling percaya sepanjang hidupnya.
3) Initiative Vs Guilt (Inisiatif Vs Rasa Bersalah, 3-6 tahun) Apabila orang tua
selalu memberikan hukuman untuk dorongan inisiatif anak, akibatnya anak
dapat selalu merasa bersalah tentang dorongan alaminya untuk mengambil
tindakan. Namun, inisiatif yang berlebihan juga tidak dapat dibenarkan
karena anak tidak akan memedulikan bimbingan orang tua kepadanya.
Sebaliknya, jika anak memilih inisiatif yang terlalu sedikit, maka ia dapat
mengenbangkan rasa ketidak pedulian.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 62


4) Industry Vs Inferiority 9 (Tekun Vs Rasa Rendah Diri, 6-12 tahun) Anak
yang sudah terlibat aktif dalam interaksi sosial akan mulai mengembangkan
suatu perasaan bangga terhadap identitasnya. Kemampuan akademik anak
yang sudah memasuki usia sekolah akan mulai berkembang dan juga
kemampuan sosialnya untuk berinteraksi di luar keluarga. Dukungan dari
orang tua dan gurunya akan membangun perasaan kompeten serta percaya
diri, dan pencapaian sebelumnya akan memotivasi anak untuk mencapai
pengalaman baru. Sebalinya kegagalan untuk memperoleh prestasi penting
dan kurangnya dukungan dari guru dan orang tua dapat membuat anak
menjadi rendah diri, merasa tidak kompeten dan tidak produktif.
5) Identify Vs Role Confusion (Identitas Vs Kebingungan Peran, 12-18 tahun)
Jika anak dapat menjalani berbagai peran baru dengan positif dan dukungan
orang tua, maka identitas yang positif juga akan tercapai. Akan tetapi jika
anak kurang mendapat banyak penolakan dari orang tua terkait berbagai
peranannya, maka ia bisa jadi akan mengalami kebingungan identitas serta
ketidak yakinan terhadap hasrat serta kepercayaan dirinya.
6) Intimacy Vs Isolation (Keintiman vs Isolasi, 18-35 tahun) Tahap pertama
dalam perkembangan kedewasaan ini biasanya terjadi pada masa dewasa
muda, yaitu merupakan tahap ketika seseorang merasa siap membangun
hubungan yang dekat dan intim dengan orang lain. Jika sukses membangun
hubungan yang erat, sesorang akan mampu merasakan cinta serta kasih
sayang.
7) Generativity vs Stagnation (Bangkit vs Stagnan, 35-64 tahun) Ini adalah
tahap kedua perkembangan kedewasaan. Normalnya seseorang sudah mapan
dalam kehidupannya. Kemajuan karir atau rumah tangga yang telah dicapai
memeberikan seseorang perasaan untuk memiliki suatu tujuan. Namun jika
seseorang merasa tidak nyaman dengan alur kehidupannya, maka biasanya
akan muncul penyesalan akan apa yang telah dilakukan di masa lalau dan
merasa hidupnya mengalami stagnasi.
8) Integrity vs Despair (Integritas vs Keputusasaan, 65 tahun keatas) Pada fase
ini seseorang akan mengalami penglihatan kembali atau flash back tentang
alur kehidupannya yang telah dijalani. Juga berusaha untuk mengatasi
berbagai permasalahan yang sebelumnya tidak terselesaikan. Jika berhasil

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 63


melewati tahap ini, maka seseorang akan mendapatkan kebijaksanaan, namun
jika gagal mereka bisa menjadi putus asa.

7. Seorang anak berusia 2 tahun dibawah oleh ibunya ke Poli Tumbuh Kembang
untuk menilai perkembangannya, ibu mengeluh anaknya belum bisa bicara.
Perawat melakukan pemeriksaan DDST II dan hasilnya didapatkan anak
hanya dapat mengucapkan dua buah kata.
Bagaimanakah interpretasi dari aspek yang dinilai pada kasus di atas?
A. Suspek
B. Normal
C. Delayed
D. Advance
E. Tidak dapat diuji

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : interpretasi dari aspek yang dinilai
Data Fokus : 2 tahun, anak hanya dapat mengucapkan dua buah kata.
Eliminir :ABDE
Jawaban :C
Rasional : usia anak sudah diketahui yaitu 2 tahun selanjutnya buat
garis lurus dari atas sampai bawah berdasarkan umur
kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir, dan didapatkan interpretasi
dari aspek yang dinilai berdasarkan kasus adalah
Gagal/menolak item yang ada disebelah kiri dari garis
umur.

8. Seorang anak dibawah oleh ibunya ke Poli Tumbuh Kembang pada tanggal
10 April 2013. Hasil pengkajian anak lahir tanggal 20 oktober 2011. Hasil
pemeriksaan anak belum bisa menyusun menara dari 2 kubus, bisa mencoret-
coret, bisa mengambil manik-manik. Anak juga bisa menyebutkan 6 kata,
menunjuk 2 gambar, sudah bisa berjalan naik tangga dan menendang bola ke
depan.
Bagaimanakah interpretasi dari aspek yang dinilai pada kasus di atas?

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 64


A. Pass
B. Delay
C. Normal
D. Suspect
E. No opportunity

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : interpretasi dari aspek yang dinilai
Data Fokus : anak belum bisa menyusun menara dari 2 kubus, bisa
mencoret-coret, bisa mengambil manik-manik. Anak juga bisa menyebutkan
6 kata, menunjuk 2 gambar, sudah bisa berjalan naik tangga dan menendang
bola ke depan.
Eliminir :ABDE
Jawaban :C
Rasional : Pertama kita tentukan usia kronologi anak dengan
menggunakan rumus : TGL KUNGJUNGAN – TGL DILAHIRKAN
10 4 2013
20 10 2011
----------------------- -
20 5 1
Selanjutnya buat garis lurus dari atas sampai bawah berdasarkan umur
kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada
formulir.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 65


Dan didapatkan interpretasi dari aspek yang dinilai yaitu Normal : Bila
anak gagal/ menolak tugas pada item disebelah kanan garis umur,
lulus/gagal/menolak pada item antara 25-75% (warna putih).

9. Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dirawat di perawatan anak dengan


diagnosis DHF. Anak mendapatkan terapi Paracetamol sebanyak 3 x 250 mg
perhari via oral, sediaan obat 500 mg dalam 1 tablet.
Berapa tablet yang akan diberikan perawat kepada pasien tersebut?
A. 1 ½ tablet
B. 2 ½ tablet
C. 2 tablet
D. 1 tablet
E. ½ tablet

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : brapa tablet yang akan di berikan pada pasien tersebut
Data fokus: dosis yang diresepkan 3 x 250, sediaan obat 500 mg
Eliminasi : ABCD
Bens Aswar: E
Rasional :
Rumus menghitung dosis obat

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 66


Dosis yang di resepkan : dosis yang tersedia =
Jadi :
250 : 500 = 0.5 atau ½ tablet

10. Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dirawat di ruang perawatan anak
dengan diagnosis DHF. Anak mendapatkan terapi ceftriaxone sebanyak 3 x
250 perhari via intravena. Sediaan obat 1 gr dalam 2 ml.
Berapa cc yang akan diberikan setiap jadwal pemberian obat?
A. 0.1 cc
B. 1.5 cc
C. 0.5 cc
D. 1 cc
E. 2 cc

POLA SIOKAL RUKI


Lead ini : berapa cc yang akan diberikan?
Data fokus : dosis yg tersedia 250, pengencer 2 cc, dosis yang tersedia 1 gr
Eliminasi : ABDE
Bens Aswar: C
Rasional :
Rumus menghitung dosis obat
Dosis yang diresepkan x pengencer
Dosis yang tersedia
Jadi
2502 : 1000 = 0.5

11. Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke UGD karena tertusuk paku
berkarat.hasil pengkajian tampak adanya luka tusuk di kaki kanan klien,
perawat telah membersihkan luka klien dan selanjutnya akan memberikan
vaksin TT pada klien tersebut.
Berapakah dosis obat yang harus di berikan pada ksus di atas?
A. 1 cc
B. 0.5 cc

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 67


C. 2.cc
D. 2.5 cc
E. 0.05 cc

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : berapa dosis obat yang akan di berikan
Data fokus : perawat akan memberikan vaksin TT pada klien
Eliminasi : ACDE
Best Aswar : B
Rasional :. Vaksin tetanus toksoid adalah vaksin yang mengandung toksoid
tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorsi ke dalam mg/ml
aluminium fosfat. Dosis pemberian vaksin TT adalah 0.5 cc

12. Seorang bayi laki-laki baru saja lahir spontan di ruang INC dengan Berat
Badan 3000 gram panjang badan 50 cm. Saat dilakukan pengkajian
didapatkan seluruh tubuh dan ekstremitas berwarna merah, sedikit gerakan,
nadi 120 x/menit, ekstremitas ditekuk, Napas tdk teratur suhu 36 0c
Berapakah nilai APGAR score bayi pada kasus di atas.?
A. 8
B. 7
C. 6
D. 5
E. 4

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : nilai APGAR score
Data Fokus : seluruh tubuh dan ekstremitas berwarna merah, sedikit
gerakan, nadi 120 x/menit, ekstremitas ditekuk.
Eliminasi : ACDE
Jawaban B 7
Rasional : nilai APGAR score bayi pada kasus diatas yaitu A: seluruh tubuh
dan ekstremitas berwarna merah 2,P: Nadi 120 x/menit 2, G: gerakan
sedikit 1, A : gerakan ditekuk 1, R: Napas tdk teratur 1. Jadi jawabnya
adalah B 7

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 68


APGAR score
 Apperance/warna kulit
 2 seluruh tubuh bayi kemerahan
 1 pucat pada bagian ekstremitas
 0 pucat seluruh tubuh (sianosis)
 Pulse / Denyut jantung
 2 >100x/menit
 1<100x/menit
 0 Tidak ada
 Grimace /Respon reflek
 2 Gerakan kuat
 1 Gerakan sedikt
 0 Tidak ada
 Aktivity /Tonus otot
 2 Gerakan aktif
 1 Ekstremitas ditekuk
 0 bayi lahir dalam keadaan lunglai
 Respiratorik
 2 Menangis kuat
 1 Lemah/ tdk teratur
 0 bayi lahir tidak menangis

13. Seorang bayi laki-laki baru saja lahir spontan di BPS, dengan hasil
pengkajian di dapatkan BB 2800 gram, PB 48 cm, Pernapasan 40x/menit,
menangis kuat. Bayi menetek kuat, tali pusat tdk ada tanda-tanda infeksi.
Sebelum dibawah pulang informasi yang harus diberikan pada bayi adalah.?
A. Mempertahankan kehangatan bayi agar tdk kedinginan
B. Pemberian makanan tambahan agar bayi cepat besar
C. Pemberian antibiotik secara rutin agar tdk terjadi infeksi
D. Pemberian Asi setiap 3 jam
E. Pemberian PASI setiap saat

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 69


POLA SIOKAL RUKI
Lead in : informasi yang harus diberikan
Data Fokus : bayi lahir dgn BB 2800 gr, PB 48 cm menete kuat dan tdk ad
tanda-ta da infeksi pada tali pusat
Eliminasi : BCDE
Jawaban : A Mempertahankan kehangatan tubuh bayi agar tdk kedinginan
Rasional : Bayi rentan terhadap suhu yang berada dilingkungan sekitar jika
bayi kehilangan panas pada tubunya bisa menyebabkanbayi Hipotermi.

14. Seorang anak usia 14 tahun sedang di rawat di ruang anak karena diagnosis
DHF. datang seorang dokter sedang memberikan penjelasan kepada seorang
ibu tentang bagaimana cara merawat anaknya, tetapi ibu pasien blum
memahami tentang apa yg di jelaskan dokter, lalu datang seorang perawat
dan menjelaskan kembali kpda ibu pasien.
Apakah kode etik yang di terapkan perawat tsb ?
A. Mal Beneficence
B. Beneficence
C. Otonomy
D. Fidelity
E. Justice

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : kode etik keperawatan
Data fokus : seorang dokter sedang memberikan penjelasan kepada
seorang ibu tentang bagaimana cara merawat anaknya, tetapi ibu pasien
blum memahami tentang apa yg di jelaskan dokter, lalu datang seorang
perawat dan menjelaskan kembali kpda ibu pasien.
Eliminir : ACDE
BEST ANSWER : B
PEMBAHASAN : dalam kasus diatas perawat melakukan tugas yg baik
yaitu dengan menjelaskan kembali cara merawat anak kpd ibu pasien.
PRINSIP ETIK KEPERAWATAN :
1. NONMALEFICIENCE : Tidak merugikan/ menimbulkan bahaya (cedera
bagi pasien).

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 70


2. CONFIDENTIALITY : Kerahasiaan/menjaga informasi pribadi klien
3. AUTONOMY : Menghargai hak-hak pasien dalam membuat keputusan.
4. BENEFICIENCE : Berbuat baik.
5. JUSTICE : Keadilan.
6. VERACITY : Kejujuran dalam memberikan pelayanan keperawatan.
7. FIDELITY : Menepati janji.
8. ACCOUNTABILITY : Bertanggung jawab
( Referensi : RUKI 2018 )

MATERI DDST
Pengertian :
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver
Developmental Screening Test (DDST-R). DDST adalah salah satu
metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Waktu yang
dibutuhkan antara 15 – 20 menit.
Tujuan :
Adapun tujuan dari DDST II antara lain sebagai berikut :
a. Mendeteksi dini perekembangan anak.
b. Menilai dan memantau perkembangan anak sesua usia (0 – 6 tahun)
c. Salah satu antisipasi bagi orang tua
d. Identifikasi perhatian orang tua dan anak tentang perkembangan
e. Mengajarkan perilaku yang tepat sesuai usia anak
Aspek Perkembangan yang dinilai :
Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai antara lain sebagai berikut :
a. Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat.
c. Language (bahasa)

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 71


Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan.
d. Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
Pelaksanaan DDST II (Margaglio T, 1991) :
Tahap Pengkajian:
a. Kaji pengetahuan keluarga/ anak mengenai DDST II
b. Kaji pengetahuan tentang tumbang normal dan riwayat social
c. Tentukan/ kaji ulang usia kronologis anak
Tanda item penilaian :
a. O = F (Fail/gagal)
Bila anak tidak mampu melakukan uji coba dengan baik, ibu/pengasuh
memberi laporan anak tidak dapat melakukan tugas dengan baik
b. M = R (Refusal/menolak)
Anak menolak untuk uji coba.
c. V = P (Pass/lewat)
Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik, ibu/pengasuh
memberi laporan tepat/dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukan
dengan baik.
d. No = No Opportunity
Anak tidak punya kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada
hambatan, uji coba yang dilakukan orang tua.
Cara pemerikasaan DDST II :
a. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang
akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12
bulan untuk satu tahun. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15
hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari
dibulatkan ke atas
b. Buat garis lurus dari atas sampai bawah berdasarkan umur kronologis
yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir
c. Uji semua item dengan cara :
- Pertama, pada tiap sektor, uji 3 item yang berada di sebelah kiri
garis umur tanpa menyentuh batas usia.
- Kedua, uji item yang berpotongan pada garis usia

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 72


- Ketiga, item sebelah kanan tanpa menyentuh garis usia sampai
anak gagal
d. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan
berapa yang
F berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal,
Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.
1) Abnormal
- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor
atau lebih
- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1
keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia.
2) Meragukan
- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan
pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak
yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
3) Tidak dapat dites
- Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes
menjadi abnormal atau meragukan.
4) Normal
- Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
Interpretasi dari nilai Denver II :
a. Advanced
Bila anak mampu melaksanakan tugas pada item disebelah kanan garis
umur, lulus kurang dari 25% anak yang lebih tua dari usia tersebut.
b. Normal
Bila anak gagal/ menolak tugas pada item disebelah kanan garis umur,
lulus/gagal/menolak pada item antara 25-75% (warna putih).
c. Caution
Tulis C pada sebelah kanan blok, gagal/menolak pada item antara 75-
100% (warna hijau).

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 73


d. Delay
Gagal/menolak item yang ada disebelah kiri dari garis umur.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 74


Sumber :
Hidayat, A. Azis Alimul.2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk
Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam, dkk.2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba
Medika

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 75


DEPARTEMEN KGD (KEGAWAT DARURATAN)

1. Seorang laki-laki berusia 64 tahun dirawat di ruang ICU menggunakan


ventilator, diambil darah AGD nya di dapatkan hasil Ph: 7,48, PO2: 90
mmHg, Pco2 34 mmHg, saturasi O2: 96%, HCO 3: 25 mEq/L , BE +1.
Dari nilai diatas dapat dianalisis bahwa pasien tersebut mengalami gangguan?
A. Asidosis respiratori murni
B. Alkalosis respiratori murni
C. Asidosis respiratori terkompensasi penuh
D. Asidosis respiratori terkompensasi sebagian
E. Alkalosis respiratori terkompensasi sebagian

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : nilai AGD diatas dapat dianalisis bahwa pasien mengalami
gangguan?
Data Fokus : Ph: 7,48, PO2: 90 mmHg, Pco2 34 mmHg, saturasi O2: 96%,
HCO 3: 25 mEq/L , BE +1.
Eliminir : ADCE
Jawaban : B
Rasional : pH 7,48 alkalosis, PCO2 tidak normal, HCo3 25: normal
Alkalosis respiratory murni

2. Seorang laki-laki berusia 58 tahun dirawat di ruang ICU menggunakan


ventilator, diambil darah AGD nya di dapatkan hasil Ph: 7,39, PO2: 90
mmHg, Pco2 55 mmHg, saturasi O2: 96%, HCO 3: 31 mEq/L , BE +1.
Dari nilai diatas dapat dianalisis bahwa pasien tersebut mengalami gangguan?
A. Asidosis respiratori murni
B. Alkalosis respiratori murni
C. Asidosis respiratori terkompensasi penuh
D. Asidosis respiratori terkompensasi sebagian
E. Alkalosis respiratori terkompensasi sebagian

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 76


POLA SIOKAL RUKI
Lead in : nilai AGD diatas dapat dianalisis bahwa pasien mengalami
gangguan?
Data fokus :Ph: 7,39, PO2: 90 mmHg, Pco2 55 mmHg, saturasi O2:
96%, HCO 3: 31 mEq/L , BE +1.
Eliminir : ABDE
Jawaban : C
Rasional : Ph 7,39 normal, PCO2 & HCO3 tidak normal
Jawabannya asidosis respiratory terkompensasi penuh

3. Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat di ruang ICU menggunakan


ventilator, diambil darah AGD nya di dapatkan hasil Ph: 7,33, PO2: 90
mmHg, Pco2 47 mmHg, saturasi O2: 96%, HCO 3: 30 mEq/L , BE +1.
Dari nilai diatas dapat dianalisis bahwa pasien tersebut mengalami gangguan?
A. Asidosis respiratori murni
B. Alkalosis respiratori murni
C. Asidosis respiratori terkompensasi penuh
D. Asidosis respiratori terkompensasi sebagian
E. Alkalosis respiratori terkompensasi sebagian

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : nilai AGD diatas dapat dianalisis bahwa pasien mengalami
gangguan?
Data fokus : Ph : 7,33, PO2: 90 mmHg, Pco2 47 mmHg, saturasi
O2: 96%, HCO 3: 30 mEq/L , BE +1.
Eliminir : ABCE
Jawaban : D
Rasional : Ph tidak normal, PCO2 & HCO3 tidak normal
Jawabannya asidosis respiratory terkompensasi sebagian

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 77


RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 78
4. Seorang perempuan berusia 50 tahun dirawat diruang penyakit jantung.
Pasien terpasang monitor jantung, perawat memperhatikan monitor jantung
pasien dan mengetahui adanya perubahan mendadak pada irama jantung.
Gelombang P hilang, dan kompleks QRS melebar, dan irama ventrikuler
teratur namun melebihi 140 bpm.
Apakah Gangguan jantung yang dialami pasien?
A. Sinus takikardi
B. Sinus bradikardi
C. Ventrikel fibrilasi
D. Ventrikuler takikardia
E. Kontraksi ventrikuler prematur (PVC)

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : Gangguan jantung yang dialami?
Data focus : perubahan mendadak pada irama jantung. Gelombang p
hilang, dan kompleks QRS melebar, dan irama ventrikuler
teratur namun melebihi 140 bpm.
Eliminir : ABCE
Jawaban :D
Rasional :Ventrikuler takidarkia ditandai dengan ketiadaan gelombang P
dan pelebaran kompleks QRS (lebih dari 0,12 detik), dan
kecepatan jantung meningkat diantara 140 dan 180x/
menit, sedangkan irama jantung teratur.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 79


5. Seorang laki-laki berusia 22 tahun di bawah ke UGD dengan kondisi
penurunan kesadaran sejak 1 jam yang lalu akibat kecelakaan sepeda motor.
Hasil pengkajian GCS 9 sulit bernafas, perdarahan pada ekstremitas bawah
sinistra, dan suara napas snoring. TD 100/70 mmHg, Frekuensi nadi
94x/menit, suhu 37,5 °C, frekuensi napas 28x/menit.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Memasang OPA
B. Melakukan bebat tekan
C. Memberikan bantuan nafas
D. Memasang neck collar
E. Melakukan suction

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : Tindakan keperawatan yang utama ?
Data Fokus : Hasil pengkajian pasien mengalami penurunan kesadaran
dan suara napas snoring
Eliminer : BCDE
Best Answer : A
Pembahasan : Pada data fokus didapatkan suara napas snoring. Salah satu
penyebabnya adalah lidah jatuh kebelakang. Snoring
merupakan bunyi suara napas tambahan yang terdengar
seperti orang mengorok, yang disebabkan adanya sumbatan
di jalan napas / lidah jatuh kebelakang. Tindakan yang tepat
dilakukan perawat adalah memasang OPA (Orofaringeal
Airway). Hal ini bertujuan untuk membuka jalan napas
pasien akibat lidah yang jatuh ke belakang (tenggorokan)
pada saat pasien mengalami penurunan kesadaran.

6. Seorang perempuan berusia 40 tahun di rawat di ruang penyakit dalam sejak


3 hari yang lalu dengan diagnosa medis DM tipe 2. Hasil pengkajian pasien
mengalami penurunan kesadaran sejak 1 jam yang lalu. Glukosa darah
sewaktu 543 gr/dl, tampak pernafasan kusmaull, napas bau keton, terdengar
pernapasan snoring dan frekuensi napas 30x/menit.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 80


A. Mengatur posisi semifowler
B. Memberikan terapi oksigen
C. Memberikan terapi insulin
D. Melakukan Suction
E. Memasang OPA

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : Tindakan keperawatan yang utama?
Data Fokus : Hasil pengkajian pasien mengalami penurunan kesadaran,
tampak pernapasan kusmaull, terdengar pernapasan
snoring dan frekuensi nafas 30x/menit.
Eliminer : ABCD
Best Answer :E
Pembahasan : Masalah keperawatan pada kasus tersebut adalah bersihan
jalan napas tidak efektif yang didefinisikan sebagai
ketidakmampuan untuk membersikan sekret atau obstruksi
jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten
(SDKI, 2016). Pada data fokus terdengar pernapasan
snoring yang mengidentifikasikan terdapat sumbatan di
jalan nafas. Snoring merupakan bunyi suara napas
tambahan yang terdengar seperti orang mengorok, yang
disebabkan adanya sumbatan di jalan nafas / lidah jatuh
kebelakang. Tindakan yang tepat dilakukan perawat
adalah memasang OPA (Orofaringeal Airway). Hal ini
bertujuan untuk membuka jalan napas pasien akibat lidah
yang jatuh ke belakang (tenggorokan) pada saat pasien
mengalami penurunan kesadaran.

7. Seorang laki-laki berusia 30 tahun di bawah ke UGD akibat kecelakaan lalu


lintas 1 jam yang lalu dengan kondisi mengalami penurunan kesadaran GCS
9. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan terlihat jejas pada leher, luka di area
wajah. TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 120x/menit, frekuensi napas
28x/menit.
Apakah teknik membuka jalan napas pada kasus tersebut?

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 81


A. Memasang ETT
B. Melakukan head tilt
C. Melakukan chin lift
D. Melakukan jaw trush
E. Melakukan head tilt & chin lift

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : Teknik membuka jalan napas?
Data fokus : Pasien mengalami penurunan kesadaran, GCS 9 terdapat jejas
pada leher dan luka di area wajah.
Eliminer : ABCE
Best answer : D
Pembahasan : Adanya jejas pada leher dan luka di area wajah, di curigai
pasien mengalami cidera servical. Maka tindakan membuka jalan napas yang
terpat adalah jaw trust. Tujuan dilakukan jaw thrust yaitu untuk
mempertahankan dan memelihara kepatenan jalan napas, untuk
menghilangkan obstruksi parsial maupun total akibat kesalahan letak dimana
lidah jatuh kebelakang pharynk dan atau epiglotis setingkat rarynx. Indikasi
klien tidak sadar dimana jalan napasnya tidak adekuat.

8. Seorang perempuan berusia 20 tahun di bawah keluarganya ke UGD degan


kondisi penurunan kesadaran sejak 1 jam yang lalu akibat tabrak lari. Hasil
pengkajian pasien sesak napas, terlihat jejas di leher, battle sigh pada mastoid
dan terdapat luka lecet di siku sebelah kanan. TD 100/70 mmHg, frekuensi
nadi 112 x/menit, frekuensi napas 30x/menit.
Apakah teknik membuka jalan napas yang tepat pada kasus di atas?
A. Memasang OPA
B. Melakukan head tilt
C. Melakukan jaw trush
D. Melakukan chin lift
E. Memasang ETT

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 82


POLA SIOKAL RUKI
Lead in : Teknik membuka jalan napas yang tepat pada kasus di atas?
Data fokus : Pasien mengalami penurunan kesadaran, terdapat jejas di
leher dan battle sign pada mastoid.
Eliminer : ABDE
Best answer :C
Pembahsan : Data fokus pada kasus di atas adalah terdapat jejas pada leher
dan battle sign pada mastoid. hal ini menandakan pasien mengalami cidera
kepala. maka tindakan yang tepat untuk teknik membuka jalan nafas yang
tepat adalah Jaw Trust. Tujuan dilakukan jaw thrust yaitu untuk
mempertahankan dan memelihara kepatenan jalan napas, untuk
menghilangkan obstruksi parsial maupun total akibat kesalahan letak dimana
lidah jatuh kebelakang pharynk dan atau epiglotis setingkat rarynx. Indikasi
klien tidak sadar dimana jalan napasnya tidak adekuat.

9. Seorang perempuan berusia 45 tahun diantar ke UGD dengan kondisi


penurunan kesadaran akibat kejatuhan batu dari atas air terjun sejak 10 menit
yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik GCS 214, perdarahan hebat pada kepala,
jejas pada leher, keluar darah dari telinga, bunyi nafas gurgling. TD 90/60
mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi nafas 8x/menit, suhu 35,8°C.
Apakah tindakan keperawatan prioritas yang dilakukan pada kasus tersebut?
A. Memasang Collar Neck
B. Menghentikan perdarahan dengan bebat tekan
C. Melakukan resusitasi cairan dengan memasang infus
D. Memberikan bantuan Oksigenasi
E. Melakukan Suction

POLA SIOKAL RUKI


LEAD IN : Apakah tindakan keperawatan prioritas yang dilakukan
pada kasus tersebut?
DATA FOKUS : penurunan kesadaran akibat kejatuhan batu dari atas air
terjun sejak 10 menit yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik GCS 214, perdarahan
hebat pada kepala, jejas pada leher, keluar darah dari telinga, bunyi nafas

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 83


gurgling. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi nafas
8x/menit, suhu 35,8°C.
ELIMINIR : BCDE
JAWABAN :A
RASIONAL :
Pada kasus kegawatdaruratan prinsipnya jika ada trauma maka lakukan
DRABC/ DRCAB
1) Danger
Amankan diri penolong, korban dan lingkungan terlebih dahulu.
Pada kasus maka yang pertama dilakukan adalah amankan korban dengan
cara memasang collar neck tetapi jika pada kasus nadi sudah tidak teraba
maka bisa fokus ke Circulationnya terlebih dahulu
2) Respon
Cek Respon dengan AVPU
Pada kasus tersebut pasien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 214
3) Airway
Cek Kepatenan Airway pasien. Jika terdapat Airway tidak paten maka
bebaskan jalan nafas bisa dengan alat atau tanpa menggunakan alat.
Pada kasus tersebut Airway mengalami masalah terdapat suara gurgling
kemungkinan adanya akumulasi cairan atau darah pada jalan nafas pasien.
Bebaskan jalan nafas dengan cara melakukan suction.
4) Breathing
Observasi bagaimana kedalaman, frekuensi, cara pernafasannya.
Pada kasus ditemukan RR 8x/menit maka kolaborasi pemberian Oksigen
Masker Non Rebreathing.
5) Circulation
Cek sirkulasi dengan Cek nadi karotis jika pasien tidak sadar. Jika ada
perdarahan bisa dilakukan bebat tekan dan pemberian resusitasi cairan.
Pada kasus tersebut ditemukan perdarahan hebat pada kepala dan TD 90/60
mmHg, nadi 120 x/menit maka yang dilakukan adalah dilakukan bebat tekan
dan kolaborasi pemberian resusitasi cairan pada pasien tersebut.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 84


10. Seorang laki-laki usia 30 tahun diantar ke UGD dengan kondisi penurunan
kesadaran. Hasil pengkajian didapatkan pasien memiliki riwayat Diabetes
mellitus type 2 dan riwayat pengobatan penurun gula darah, tampak
siaonosis, gelisah, nafas berbau amoniak, airway bebas, TD 130/ 90 mmHg,
frekuensi nadi 115 x/menit, frekuensi nafas 25 x/menit, suhu 36,5°C, SpO2
75%.
Apakah tindakan keperawatan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Memasang Oksigen
B. Melakukan pemeriksaan GDS
C. Memberikan cairan dextrose 70%
D. Memberikan insulin
E. Memasang OPA/ Gudel

POLA SIOKAL RUKI


LEAD IN : Apakah tindakan keperawatan yang harus
dilakukan pada kasus tersebut?
DATA FOKUS : Penurunan kesadaran. Hasil pengkajian didapatkan pasien
memiliki riwayat Diabetes mellitus type 2 dan riwayat pengobatan penurun
gula darah, tampak siaonosis, gelisah, nafas berbau amoniak, airway bebas,
TD 130/ 90 mmHg, frekuensi nadi 115 x/menit, frekuensi nafas 25 x/menit,
suhu 36,5°C, SpO2 75%.
ELIMINIR : BCDE
JAWABAN :A
RASIONAL : Karena Airwaynya sudah bebas, tampak sianosis
dan SpO2 75% maka hal pertama yang harus dilakukan adalah memasang
Oksigen terlebih dahulu untuk memberikan pemenuhan suplai oksigen yang
dibutuhkan oleh otak.

12. Seorang laki-laki berusia 28 tahun di bawah ke UGD dengan penurunan


kesadaran sejak 15 menit yang lalu akibat tersambar mobil. Hasil
pengkajian GCS 8, sesak napas, terdapat jejas pada leher, luka pada wajah
dan perdarahan pada kaki kanannya. TD 100/60 MmHg, N 88 x/menit,
Pernapasan 30x/menit, suhu 37 0c
Apakah tindakan keperawatan utama pada kasus di atas

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 85


A. Melakukan bebat tekan
B. Memasang neck collar
C. Memberikan bantuan nafas
D. Melakukan suctoin
E. Memasang OPA

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : Tindakan keperawatan
Data Fokus : hasil pengkajian terdapat jejas pada leher dan luka di wajah
Eliminasi : ACDE
Jawaban : B memasang neck collar
Rasional :dari data fokus didapatkan terdapat jejas pada leher maka
tindakan keperawatan yang harus dilakukan yaitu memasang neck Colar.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 86


DEPARTEMEN KKG (K0MUNITAS, KELUARGA, GERONTIK)

1. Seorang perawat komunitas sedang melakukan pengkajian di salah satu desa


dan menemukan data adanya warga yang mengkomsumsi air mentah
sebanyak 35%, kebiasaan anak tidak mencuci tangan sebelum makan
sebanyak 30 %, serta adanya warga yang masih menggunakan air sungai
untuk mandi dan mencuci sebanyak 20%. Warga tinggal jauh dari pusat
pelayanan kesehatan. Perawat mendapatkan laporan beberapa warga
mengalami mual, muntah, dan BAB encer namun menurut warga itu hal biasa
dan akan sembuh nantinya.
Apakah masalah keperawatan yang tepat berdasarkan kasus terebut?
A. Ketidakefektifan koping komunitas
B. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
C. Perilaku Kesehatan cenderung beresiko
D. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
E. Kesiapan peningkatan koping komunitas

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : Masalah Keperawatan
Data Fokus : Data adanya warga yang mengkomsumsi air mentah sebanyak
35%, kebiasaan anak tidak mencuci tangan sebelum makan
sebanyak 30 %, serta warga yang masih menggunakan air
sungai untuk mandi dan mencuci sebanyak 20%. Perawat
mendapatkan laporan beberapa warga mulai mengalami mual,
muntah, dan BAB encer sejak beberapa hari terakhir.
Eliminir : ABDE
Best Answer : C
Rasional : Berdasarkan data fokus pada kasus diatas, warga
menunjukkan masalah perilaku kesehatan cenderung beresiko
yang diakibatkan oleh perilaku hidup warga yang tidak sehat,
status kesehatan menurun dan terjadi masalah kesehatan.
Selain itu, kesadaran pasien dalam meningkatkan status
kesehatan minimal mengakibatkan warga beresiko terserang
penyakit. Oleh sebab itu upaya petugas kesehatan dengan

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 87


melakukan penyuluhan sangat dibutuhkan guna menurunkan
jumlah warga yang beresiko terserang penyakit lebih lanjut.

2. Seorang Perawat puskesmas sedang mendata sebuah Sekolah Dasar dan


mendapatkan data 40% siswa membuang sampah tidak pada tempatnya,
banyak botol minuman berserakan di halaman sekolah, dan sebagian sampah
tertumpuk di belakang sekolah, terlihat banyak jentik nyamuk di
penampungan air sekolah dan 80% siswa belum mendapatkan informasi
tentang penyakit DBD. Guru mengatakan setahun yang lalu terdapatdua
siswa yang menderita DBD.
Apakah masalah keperawatan yang tepat untuk kasus tersebut?
A. Gaya hidup monoton
B. Defisiensi kesehatan komunitas
C. Ketidakefektifan koping komunitas
D. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
E. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : Masalah Keperawatan
Data Fokus : 40% siswa masih membuang sampah tidak pada
tempatnya, banyak botol minuman berserakan di halaman
sekolah, dan sebagian sampah tertumpuk di belakang
sekolah, terlihat banyak jentik nyamuk di penampungan air
sekolah, Guru mengatakan setahun yang lalu ada dua siswa
yang menderita DBD
Eliminir : ABCD
Best Answer :E
Rasional : Berdasarkan data focus pada kasus tersebut, masalah
keperawatan yang tepat yakni ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan khususnya lingkungan sekolah
yang jauh dari kata bersih dan sehat. Kurangnya
pemahaman, kesadaran guru dan siswa tentang lingkungan
bersih dan sehat serta bahaya yang dapat ditimbulkan
apabila lingkungan kotor perlu mendapatkan perhatian

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 88


khusus, terlebih dengan adanya kejadian siswa terserang
penyakit DBD setahun lalu. Upaya pemeliharaan kesehatan
dengan menjaga lingkungan dapat menurunkan resiko
kembali terjadinya penyakit DBD.

3. Seorang perawat puskesmas melakukan kunjungan di salah satu desa binaan


dan menemukan data 70%warga senang mengkonsumsi makanan tinggi
garam (asin), 45 % warga mengkonsumsi makanan bersantan dan gorengan,
40% warga yang berjenis kelamin laki-laki aktif merokok baik dirumah
maupun di tempat kerja. Beberapa warga jarang memeriksakan kondisi
kesehatannya saat sakit. Warga mengatakan tidak merasakan masalah
kesehatan dalam beberapa waktu terakhir. Perawat mengangkat masalah
perilaku kesehatan cenderung beresiko.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat berdasarkan kasus tersebut?
A. Melakukan Program pengembangan puskesmas
B. Memberikan PenyuluhanPola Hidup Sehat
C. Pemeriksaan kesehatan berkelanjutan
D. Pendidikan kesehatan perseorangan
E. Melakukan Pengobatan gratis

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : Intervensi Keperawatan?
Data Fokus : 70% warga senang mengkonsumsi makanan tinggi garam
(asin), 45 % warga mengkonsumsi makanan bersantan dan
gorengan, 40% warga yang berjenis kelamin laki-laki aktif
merokok. Perawat mengangkat masalah perilaku kesehatan
cenderung beresiko.
Eliminir : ACDE
Best Answer :B
Rasional : Masalah perilaku kesehatan cenderung beresiko dapat
ditindaklanjuti dengan melakukan penyuluhan kesehatan
kepada warga yang beresiko mengalami masalah
kesehatan/penyakit. Pemberian pendidikan kesehatan
tentang perilaku hidup bersih dan sehat dapat membantu

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 89


meningkatkan status kesehatan warga dan mencegah
terjadinya masalah kesehatan yang berkelanjutan.

4. Seorang perawat komunitas sedang melakukan kunjungan rumah ke desa


binaan, ditemukan sebuah keluarga yang terdiri dari Seorang kepala keluarga
berusia 45 tahun tinggal bersama istri dan ketiga anaknya. Hasil pengkajian,
anak pertama memiliki riwayat ISPA sejak 6 bulan yang lalu dirawat di
rumah sakit dan kambuh kembali sejak 2 minggu yang lalu. Karakteristik
lingkungan rumah tidak memenuhi syarat kesehatan, jendela rumah jarang
dibuka, terdapat banyak debu diatas perabotan rumah, kandang hewan yang
terletak tepat disamping rumah.
Apakah penyebab utama masalah kesehatan pada kasus tersebut diatas?
A. Keketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
B. Ketidaktahuan keluarga tentang penyebab Penyakit ISPA
C. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah
D. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
E. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : Penyebab utama masalah kesehatan?
Data Fokus : Hasil pengkajian, anak pertama memiliki riwayat ISPA
sejak 6 bulan yang lalu dirawat di rumah sakit dan kambuh
kembali sejak 2 minggu yang lalu. Karakteristik lingkungan
rumah tidak memenuhi syarat kesehatan, jendela rumah
jarang dibuka, terdapat banyak debu diatas perabotan rumah,
kandang hewan yang terletak tepat disamping rumah.
Eliminir : ABDE
Best Answer :C
Rasional : Berdasarkan data fokus pada kasus tersebut, penyebab
terjadinya masalah kesehatan yaitu ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan rumah. Ketidakmampuan
keluarga dalam memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan
karena terbatasnya sumber-sumber keluarga diantaranya
keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 90


Perlunya pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara
memodifikasi lingkungan rumah yang baik akan membantu
mengurangi resiko terjadinya masalah kesehatan.
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan
kesehatan keluarga dan membantu proses penyembuhan.

5. Seorang perawat puskesmas melakukan kunjungan rumah di desa binaan dan


menemukan data seorang perempuan berusia 50 Tahun mengeluh sering
pusing dan rasa tegang di leher. Keluarga mengatakan 1 bulan yang lalu klien
didiagnosis mengalami hipertensi namun klien jarang memeriksakan
kondisinya. Hasil pemeriksaan TD: 180/110 mmHg, N: 72x/menit. Keluarga
mengatakan makanan yang klien makan sama dengan apa yang mereka
makan sehari-hari.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut?
A. Cara keluarga merawat klien
B. Kepatuhan minum obat antihipertensi
C. Kebiasaan keluarga menyajikan makanan
D. Kebiasaan konsumsi makanan tinggi natrium
E. Pengetahuan keluarga tentang kondisi penyakit klien

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Data Fokus : klien mengeluh sering pusing dan rasa tegang di leher, TD:
180/110 mmHg, Keluarga mengatakan makanan yang klien
makan sama dengan apa yang mereka makan.
Eliminir : ABCE
Best Answer :D
Rasional :
Jawaban A : cara perawatan yang dilakukan oleh keluarga belum menjadi
focus pengkajian dalam kasus ini.
Jawaban B : pada kasus ini klien tidak sedang mengkonsumsi obat
antihipertensi jenis apapun sehingga kurang tepat jika mengkaji lebih lanjut
bagaimana Kepatuhan minum obat klien.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 91


Jawaban C : proses penyajian makanan tidak menjadi focus utama dalam
pengkajian klien dengan penyakit hipertensi. Biasanya ini menjadi focus
pengkajian dengan masalah kesehatan yang berhubungan dengan system
pencernaan seperti diare.
Jawaban D : pada pasien hipertensi mengetahui kebiasaan makan makanan
tinggi natrium adalah salah satu focus utama sebab makanan yang tinggi akan
natrium dan lemak dapat menjadi factor terjadinya hipertensi berulang.
Bahkan dapat menyebabkan terjadinya komplikasi lain seperti stroke.
Jawaban E : Pengetahuan keluarga tentang kondisi penyakit yang dialami
oleh anggota keluarga yang sakit penting untuk dikaji sebagai dasar dalam
melakukan tindakan selanjutnya berupa perawatan dirumah, namun tidak
menjadi focus utama.

6. Seorang perempuan berusia 63 tahun tinggal disebuah desa bersama anak dan
cucunya. Klien diantar keluarga memeriksakan kesehatannya di puskesmas
dengan keluhan sakit kepala, TD : 160/100 mmHg, N : 74x/menit, keluarga
mengatakan tidak mengetahui penyebab penyakit klien sehinggjarang
memeriksakan keluhannya ke pelayanan kesehatan. Klien memiliki kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang asin. Klien mengatakan anak-anaknya sibuk
dengan pekerjaan sehingga jarang berada dirumah.
Apakah etiologi masalah kesehatan pada kasus tersebut?
A. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
B. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan sekitar rumah
C. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
D. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
E. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : etiologi masalah kesehatan
Data Fokus : keluarga mengatakan tidak mengetahui penyebab penyakit
klien sehingg jarang memeriksakan keluhannya ke pelayanan
kesehatan. Klien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan
yang asin. Klien mengatakan anak-anaknya sibuk dengan
pekerjaan sehingga jarang berada dirumah.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 92


Eliminir : ABCD
Best Answer : E
Rasional : Berdasarkan data focus pada kasus diatas, masalah kesehatan
yang terjadi pada klien disebabkan oleh ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan. Kurangnya komunikasi
antar anggota keluarga, atau kurangnya perhatian
menyebabkan klien tidak terkontrol dalam menjalankan pola
hidup sehat. Oleh sebab itu, keluarga perlu diberikan informasi
terkait tugas keluarga dan masalah yang sedang dihadapi oleh
klien.

7. Seorang Perawat Puskesmas melakukan kunjungan di salah satu rumah


didapatkan laki-laki berusia 63 tahun dengan TB paru sejak 3 bulan yang
lalu, klien mengatakan tidak minum obat sejak 2 hari yang lalu karena merasa
sehat dan batuknya sudah mulai berkurang. Hasil observasi didapatkan klien
tidak menutup mulutnya jika batuk, dan dahaknya di buang di sembarang
tempat.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus di atas?
A. Kesiapan peningkatan Koping keluarga
B. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
C. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
D. Manajemen kesehatan tidak efektif
E. Ketidakefektifan Koping Individu

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : Masalah keperawatan utama?
Data Fokus : Klien tidak minum obat sejak 2 hari yang lalu karena merasa
sehat dan batuknya sudah mulai berkurang.
Eliminir : ABCE
Best Answer :D
Rasional : Sesuai data fokus masalah keperawatan utama pada kasus
diatas adalah Manajemen kesehatan tidak efektif. Karena
pasien tidak minum obat secara teratur.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 93


Pembahasan
 Manajemen kesehatan tidak efektif adalah pola pengaturan dan
pengintegrasian penanganan masalah kesehatan kedalam kebiasaan
hidup sehari-hari, tidak memuaskan untuk mencapai kesehatan yang
diharapkan.
Penyebab
1. Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan
2. Kompleksitas program perawatan/pengobatan
3. Konflik pengambilan keputusan
4. Kurang terpapar informasi
5. Kesulitan ekonomi
6. Tuntutan berlebih (mis. Individu, keluarga)
7. Konflik keluarga
8. Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga
9. Ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak
10. Kekurangan dukungan sosial
Gejala dan tanda mayor
Subjektif Objektif
1. Mengungkapkan kesulitan dalam 1. Gagal melakukan tindakan
menjalani program perawatan/ untuk mengurangi faktor resiko
pengobatan 2. Gagal menerapkan program
perawatan / pengobatan
3. Aktivitas hidup sehari-hari tidak
efektif untuk memenuhi tujuan
kesehatan
Sumber : SDKI, 2016

8. Seorang perawat komunitas mengunjungi sebuah rumah di dapatkan seorang


laki-laki berusia 73 tahun tinggal bersama anak semata wayangnya yang
berusia 30 tahun. Perawat melakukan pengkajian kemandirian Lansia dengan
menggunakan Indeks ADL KATZ yaitu aktivitas makan, mandi, berpakaian,
berpindah masih di lakukan sendiri. Klien masih bisa menahan sensasi

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 94


BAB/BAK. Namun ke kamar kecil terkadang klien masih di bantu oleh
anaknya.
Apa jenis tingkat kemandirian lansia pada kasus tersebut?
A. Kemandirian A
B. Kemandirian B
C. Kemandirian C
D. Kemandirian D
E. Kemandirian E

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : Jenis tingkat Kemandirian Lansia?
Data Fokus : Perawat sedang melakukan pengkajian kemandirian lansia
dengan menggunakan Indeks ADL KATZ yaitu aktivitas
makan, mandi, dan berpakaian dapat dilakukan sendiri.
Lansia masih dapat menahan sensasi BAB/BAK. Namun
untuk berjalan ke kamar kecil klien terkadang masih dibantu
oleh anaknya.
Eliminir : ACDE
Best Answer :B
Pembahasan :
Analisis Hasil penilaian tingkat kemandirian lansia dengan Indeks KATZ :
 Kemandirian A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke
kamar kecil, berpakaian dan mandi
 Kemandirian B : Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali satu dari fungsi tersebut
 Kemandirian C : Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
 Kemandirian D : Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan.
 Kemandirian E : Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
 Kemandirian F : Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi
tambahan

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 95


 Kemandirian G : Ketergantungan pada ke’enam fungsi tersebut

9. Seorang perawat puskesmas sedang melakukan kunjungan rumah di desa


binaan. didapatkan Seorang perempuan berusia 69 tahun tinggal bersama
kedua anaknya. Keluarga mengatakan klien memiliki riwayat stroke sejak 3
bulan yang lalu. Perawat sedang melakukan pengkajian kemandirian lansia
dengan menggunakan indeks ADL KATZ yaitu aktivitas makan dapat
dilakukan sendiri. Namun untuk aktivitas mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
dan berpindah tempat lansia masih dibantu oleh kedua anaknya. Lansia
terkadang tidak bisa menahan sensasi BAB/BAK.
Apa jenis tingkat kemandirian lansia pada kasus tersebut?
A. Kemandirian B
B. Kemandirian C
C. Kemandirian D
D. Kemandirian E
E. Kemandirian F

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : Jenis tingkat Kemandirian Lansia?
Data Fokus : Perawat sedang melakukan pengkajian kemandirian lansia
dengan menggunakan Indeks ADL KATZ yaitu aktivitas
makan dapat dilakukan sendiri. Namun untuk aktivitas
mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan berpindah tempat
lansia masih dibantu oleh kedua anaknya. Lansia terkadang
tidak bisa menahan sensasi BAB/BAK.
Eliminir : ABCD
Best Answer : E
Pembahasan :
Analisis Hasil penilaian tingkat kemandirian lansia dengan Indeks KATZ :
 Kemandirian A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke
kamar kecil, berpakaian dan mandi
 Kemandirian B : Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali satu dari fungsi tersebut

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 96


 Kemandirian C : Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
 Kemandirian D : Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan.
 Kemandirian E : Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
 Kemandirian F : Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi
tambahan
 Kemandirian G : Ketergantungan pada ke’enam fungsi tersebut

10. Seorang perempuan berusia 58 tahun tinggal bersama anak dan cucunya.
Klien diantar keluarga memeriksakan kesehatannya di puskesmas dengan
keluhan nyeri lutut, Hasil pemeriksaan TD : 160/100 mmHg, N : 74x/menit,
keluarga mengatakan tidak mengetahui penyebab penyakit klien namun
klien memiliki kebiasaan mengkonsumsi kacang-kacangan dan ikan teri.
Klien jarang memeriksakan kondisinya ke pelayanan kesehatan. Klien
mengatakan anak-anaknya sibuk sehingga jarang berada dirumah.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus di atas?
A. Penurunan koping keluarga
B. Ketidakefektifan manajemen keluarga
C. Kesiapan peningkatan koping keluarga
D. Kesiapan peningkatan proses keluarga
E. Gangguan proses keluarga

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : Masalah keperawatan
Data fokus : Pasien mengeluh nyeri pada lutut, keluarga mengatakan tidak
mengetahui penyebabpenyakit klien dan Klien mengatakan
anak-anaknya sibuk sehingga jarang berada dirumah
Eliminasi : BCDE
Jawaban : A Penurunan koping keluarga
Rasional : Dari data fokus didapatkan klien mengelh nyeri lutut, keluarga
mengatakan tidak mengetahui penyebab penyakit klien dan

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 97


mengatakan anak – anaknya sibuk sehingga jarang berada
dirumah. Jadi jawabannya adalah penurunan koping keluarga
dimana pengertian penurunan koping keluarga adalah
Ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan
motivasi org terdekat (anggota keluarga/org berarti) yang
dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah
kesehatannya.

11. Seorang perawat komunitas sedang melakukan kunjungan rumah,


didapatkan data seorang laki – laki berusia 64 tahun tinggal bersama istri
dan ketiga anaknya. Pada saat dikaji klien mengatakan sering pusing, TD;
180/110mmHg, keluarga mengatakan sudah 5 bulan klien mengalami
keluhan tersebut namun keluarga tidak membawa klien untuk
memeriksakan kesehatannya. Anak klien sibuk bekerja & jarang dirumah.
Klien hanya diurus oleh seorang istri yangjuga mulai sakit-sakitan. Klien
merasa telah diabaikan oleh anak- anaknya. Apakah masalah keperawatan
pada kasus di atas.. ?
A. penurunan koping keluarga
B. Ketidakmampuan koping keluarga
C. Kesiapan peningkatan koping keluarga
D. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
E. Gangguan proses keluarga

POLA SIOKAL RUKI


Lead in : Masalah keperawatan ?
Data fokus : Klien mengeluh sering pusing, keluarga klien mengatakan
sudah 5 bulan klien mengalami keluhan tersebut namun
keluarga tidak membawa klien untuk memeriksakan
kesehatannya, anak klien sibuk bekerja dan jarang dirumah.
klien merasa telah diabaikan oleh anaknya
Eliminasi : ACDE
Jawaban : B ketidakmampuan koping keluarga
Rasional : Ketidakmampuan koping keluarga merupakan perilaku orang
terdekat (anggota keluarga atau orang yang berarti) yang

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 98


membatasi kemampuan dirinyadan klien untuk beradaptasi
dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.
12. Seorang perawat melakukan praktik keperawatan di suatu RW, pada saat
kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa, perawat memberikan kebebasan
kepada masyarakat untuk menentukan masalah kesehatan bersama sesuai
dengan data yang sudah diperoleh.
Apakah prinsip etika keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
tersebut ?
A. Justice
B. Veracity
C. Autonomy
D. Beneficence
E. Nonmaleficence
13. Seorang perawat memberikan asuhan keperawatan komunitas di suatu RW
dengan memberikan intervensi kepada seluruh masyarakat tanpa
memandang suku, budaya, agama, bangsa, jabatan dan lain-lain.
Apakah prinsip etika keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
tersebut ?
A. Nonmaleficence
B. Beneficence
C. Autonomy
D. Veracity
E. Justice
14. Seorang perawat sedang melakukan konseling kontrasepsi kepada pasangan
suami istri yang baru menikah. Perawat sudah menjelaskan jenis-jenis
kontrasepsi kepada pasangan tersebut dan memberikan kebebasan kepada
pasangan untuk menentukan kontrasepsi apa yang akan digunakan
Apa prinsip etik yang digunakan oleh perawat tersebut
A. Justice
B. Veracity
C. Otonomi
D. Beneficence
E. Nonmaleficence

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 99


15. Seorang perawat keluarga melakukan konseling kepada keluarga untuk
menjelaskan jenis-jenis, jadwal dan cara pemberian, manfaat, keuntungan
dan efek samping imunisasi balita pada keluarga yang memiliki bayi baru
lahir. Perawat memberi kesempatan pada keluarga untuk memutuskan akan
melakukan atau tidak imunisasi pada bayinya.
Apakah prinsip etika yang digunakan perawat dalam kasus di atas?
A. Nonmaleficence
B. Beneficence
C. Otonomi
D. Veracity
E. Justice
16. Seorang perempuan usia 60 tahun, datang dengan keluhan sulit tidur
semenjak seminggu yang lalu saat suami klien didiagnosa penyakit ca
prostat. Saat ini juga klien mengalami mual muntah dan penurunan berat
badan. Saat dilakukan anamnesis oleh perawat, klien terkadang sulit
berkonsentrasi.
Manakahmasalah kesehatan mental yang dialami klien tersebut?
A. Depresi
B. Ansietas
C. Alzeimer
D. Demensia
E. Disorientasi
17. Mahasiswa pada program mata ajar keperawatan komunitas akan
melaksanakan praktek keperawatan komunitas di desa mega timur dusun
mega jaya untuk memprogramkan untuk membuat jamban umum melalui
swadaya masyarakat secara gotong royong dalam waktu 1,5 bulan.
Manakah rencana tindakan yang paling tepat untuk kasus tersebut?
A. Bergotong royong membangun jamban
B. Pendekatan pada tokoh masyarakat
C. Peresmian pembuatan jamban umum
D. Penyuluhan kesehatan masyarakat
E. Sosialisasi kegiatan

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 100


18. Dalam suatu komunitas di dapatkan data adanya peningkatan signifikan
terhadap kejadian difteri pada anak. Umumnya setiap RW diwilayah
tersebut memiliki posyandu atau puskesmas yang mudah diakses oleh setiap
warga yang rata-rata memiliki latar belakang pendidikan minimal SMA
sederajat. Masyarakat seringkali belajar kesehatan secara otodidak via
internet dan menolak vaksinasi dengan alasan religi.
Tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat komunitas menurut Leavel
and Clark berdasarkan gambaran kondisi diatas adalah…
A. Rehabilitasi kondisi cacat di kantong wabah di masyarakat
B. Memberikan perlindungan khusus (imunisasi) pada kantong daerah
wabah
C. Melakukan diagnosis dini dan prompt treatment di masyarakat
keseluruhan
D. Pembatasan kecacatan dengan mengajak masyarakat melakukan
pengobatan layak dan sempurna
E. Melakukan promosi kesehatan mengenai perubahan kebiasaan hidup
perorangan dan lingkungan
19. Disebuah kecamatan terdapat sebuah tambang batubara dan diperusahaan
tersebut sering terjadi kecelakaan kerja, baik terjadinya longsor
dipertambangan hingga penyakit menular akibat polusi seperti TBC dan itu
sering menimpa karyawan tersebut
Dalam hal ini apa yang harus dilakukan para pekerja agar terhindar dari
berbagai musibah
A. Kemitraan antara perawat dengan pasien dalam Kesembuhan
B. Perlunya persiapan sebelum bekerja
C. Kemitraan dengan teman sejawat
D. Perlunya menjaga kesehatan
E. Perlunya menerapkan K3
20. Hasil pengkajian di dapatkan bahwa Ny. Y dengan diagnosa TB paru, BTA
positif, tinggal bersama suaminya di wilayah kerja Puskesmas D yang
memberikan pengobatan OAT katagori 1 Lansia tersebut diberikan paket
OAT tanpa di tunjuk PMO untuk melakukan pendampingan.
Berdasarkan pelayanan kesehatan komunitas, mengapa pelayanan tersebut
kurang memenuhi standart etis, dan legal?

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 101


A. Katagori OAT tidak sesuai dengan kondisi penyakitnya
B. Tidak dilakukan rawat inap sesuai indikasi penyakitnya
C. Tidak sesuai dengan kebijakan straregi DOTS
D. Tidak ada kebijakan dari Puskesmas D
E. Tidak sesuai kondisi pasien
21. Seorang perempuan 45 tahun datang ke poli kulit dan kelamin dengan
keluhan terdapat warna hitam di permukaan kulit wajah. Hasil pengkajian,
pasien sering berjemur dibawah sinar matahari tanpa menggunakan tabir
surya, pasien di diagnose melanoma. Pasien menginginkan perawat tidak
menyampaikan diagnose ke anaknya, pasien takut anaknya dan hawatir
akan kondisinya, perawat menyetujui keinginan pasien.
Apakah masalah etik pada kasus tersebut?
A. Justice
B. Fidelity
C. Veracity
D. Beneficience
E. Confidentiality
22. Seorang perempuan berusia 29 tahun mengalami sumbatan total jalan napas.
Pada saat anda datang sudah tampak kebiru-biruan dan kesulitan bernapas.
Anda kemudian melakukan Kriko-Tirotomi sehingga perempuan tersebut
bisa bernapas lagi kemudian anda langsung membawanya ke Rumahsakit.
Prinsip etik pada kasus diatas adalah?
A. Justice
B. Veracity
C. Autonomy
D. Beneficience
E. Non malefecience
23. Pasien merasa kesal kepada perawat karena ia telah lama menunggu
perawat tersebut, pasien mengatakan sebelumnya perawat itu membuat
kontrak dengan saya katanya mau ketemu jam 9 tapi sekarang sudah jam 10
perawat itu itu belum datang juga. Pelanggaran prinsif etik yang dilakukan
oleh mahasiswa tersebut adalah …
A. Justice
B. Fidelity

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 102


C. Veracity
D. Otonomi
E. Benificience
24. Seorang laki-laki berusia 69 tahun dibawa keluarganya ke Rumah Sakit
dalam keadaan tidak sadarkan diri, sebelumnya pasien mengeluh sesak
napas dan nyeri dada. Hasil pengkajian didapatkan kesadaran pasien
somnolen. Pada saat terbangun dia berpesan apabila dia mengalami henti
jantung, tidak mau dilakukan pertolongan, dia mau meninggal dengan
tenang dan damai. Apakah prinsip etik pada kasus tersebut...
A. Justice
B. Veracity
C. Autonomy
D. Beneficience
E. Non malefecience
25. Seorang perawat melakukan kunjungan kepada salah satu keluarga
didapatkan data bahwa semua anggota saling menyayangi satu sama lain.
Semua saudara tinggal berdekatan, apabila ada angota keluarga yang sakit
mereka saling membantu, keluarga juga tinggal serumah dengan mertua dan
mereka saling membantu apabila terjadi kesusuhan berupa bantuan
pinjaman dana.
Apakah fungsi keluarga yang dijalankan oleh keluarga tersebut?
A. Fungsi afektif
B. Fungsi ekonomi
C. Fungsi sosialisasi
D. Fungsi reproduksi
E. Fungsi perawatan kesehatan
26. Seorang perawat komunitas melakukan kunjungan di desa gunung sari.
Perawat tersebut mendapatkan data 35% remaja memiliki kebiasaan merok
dan 45 % remaja memiliki kebiasaan minum-minuman beralkohol pada saat
hari lebaran dan hari-hari besar lainnya. Salah seorang remaja mengatakan
minum-minuman beralkohol adalah suatu tradisi atau budaya pada saat hari
lebaran dan hari-hari besar lainya.
Apakah yang harus diubah oleh perawat melihat keadaan remaja pada kasus
tersebut ?

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 103


A. Menganjurkan pada orang tua remaja untuk melarang anaknya merokok
dan minum-minuman beralkohol
B. Menyarankan pada remaja agar berhenti merokok dan minum-
minuman beralkohol
C. Melakukan penyuluhan kesehatan tentang bahaya minuman beralkohol
dan merokok
D. Merubah budaya dan tradisi pada remaja di desa gunung sari
E. Merubah gaya hidup pada remaja di desa gunung sari.

POLA SIOKAL RUKI


Lead In ; yang harus diubah oleh perawat melihat keadaan remaja
DF ; Perawat tersebut mendapatkan data 35% remaja memiliki kebiasaan
merok dan 45 % remaja memiliki kebiasaan minum-minuman
beralkohol pada saat hari lebaran dan hari-hari besar lainnya.
Salah seorang remaja mengatakan minum-minuman beralkohol
adalah suatu tradisi atau budaya pada saat hari lebaran dan hari-
hari besar lainya.
Eliminir ; A B C E
Best Answer ; D. Merubah budaya dan tradisi pada remaja di desa gunung
sari
Rasional ; Sebagai seorang perawat harus merubah budaya dan tradisi di
desa gunung sari tersebut karean mereka sudah menganggap
merokok dan minum-minuman beralkohol sebagai suatu budaya
dan tradisi.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 104


MATERI KKG
 PERILAKU KESEHATAN CENDERUNG BERISIKO
1. Definisi
Adalah kemampuan dalam mengubah gaya hidup/ perilaku untuk
memperbaiki status kesehatan.
2. Gejala dan Tanda Mayor
a. Subjektif : (tidak tersedia)
b. Objektif :
1. Menunjukkan penolakan terhadap perubahan status kesehatan
2. Gagal melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan
3. Menunjukkan upaya peningkatan status kesehatan yang kinimal
Gejala dan Tanda Minor :
a. Subjektif : (tidak tersedia)
b. Objektif :
1. Gagal mencapai pengedaliaan yang optimal
 MANAJEMEN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF
1. DEFINISI
Pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan
kedalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai
status kesehatan yang diharapkan (SDKI, 2017).
2. GEJALA DAN TANDA
a. Mayor
Data Subjektif:
Mengungkapkan kesulitan dalam menjalani program
perawatan/pengobatan
Data Objektif :
1. Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi factor risiko
2. Gagal menerapkan program perawatan/pengobatan dalam
kehidupan sehari-hari
3. Aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan
kesehatan
 DEFISIT KESEHATAN KOMUNITAS
1. DEFINISI

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 105


Terdapat masalah kesehatan atau factor resiko yang dapat
mengganggu kesejahteraan pada suatu kelompok (SDKI,2017).
2. GEJALA DAN TANDA
a. Mayor
Data Subjektif :
-
Data Objektif :
1) Terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas
2) Terdapat factor resiko fisiologis dan/atau psikologis yang
menyebabkan anggota komunitas menjalani perawatan
b. Minor
Data Subjektif :
-
Data Objektif ;
1) Tidak tersedia program untuk meningkatkan kesejahteraan bagi
komunitas
2) Tidak tersedia program untuk mencegah masalah kesehatan
komunitas
3) Tidak tersedia program untuk mengurangi masalah kesehatan
komunitas
4) Tidak tersedia program untuk mengatasi masalah kesehatan
komunitas
 KETIDAKEFEKTIFAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. DEFINISI
Ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/atau menemukan
bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
2. GEJALA DAN TANDA
Mayor
Subjektif :-
Objektif :
a. Kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan
b. Kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat
c. Tidak mampu menunjukkan perilaku sehat
Minor

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 106


Subjektif :-
8. Memiliki Riwayat perilaku mencari bantuan kesehatan yang kurang
9. Kurang menunjukkan minat untuk meningkatkan perilaku sehat
10. Tidak memiliki system pendukung (Support System).
Sumber : SDKI, 2018

MATERI
Diagnosa Keperawatan Keluarga
 PENURUNAN KOPING KELUARGA
1. DEFINISI
Ketidakadekuatan atau ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan,
dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang
dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatannya
(SDKI, 2017).
2. GEJALA DAN TANDA
1) Data Subjektif
a. Klien mengeluh/ khawatir tentang respon orang terdekat pada masalah
kesehatan
b. Orang terdekat menyatakan kurang terpapar informasi tentang upaya
mengatasi masalah klien
2) Data Objektif
a. Orang terdekat menarik diri dari klien
b. Terbatasnya komunikasi orang terdekat dengan klien
c. Bantuan yang dilakukan orang terdekat menunjukkan hasil yang tidak
memuaskan
d. Orang terdekat berperilaku protektif
e. Yang tidak sesuai dengan kemampuan/ kemandirian klien
 KETIDAKMAMPUAN KOPING KELUARGA
16. DEFINISI
Perilaku orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang membatasi
kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan
yang dihadapi klien (SDKI, 2017).
17. GEJALA DAN TANDA
1) Data Sujektif

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 107


a. Merasa diabaikan
b. Terlalu khawatir dengan anggota keluarga
c. Merasa tertekan (depresi)
2) Data Ojektif
a. Tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga
b. Tidak toleran
c. Mengabaikan anggota keluarga
d. Perilaku menyerang (agresi)
e. Perilaku menghasut (agitasi)
f. Tidak berkomitmen
g. Menunjukkan gejala psikosomatis
h. Mengabaikan perawatan/ pengobatan anggota keluarga
i. Perilaku bermusuhan
j. Upaya membangun hidup bermakna terganggu
k. Perilaku sehat terganggu
l. Ketergantungan anggota keluarga meningkat
m. Realitas kesehatan anggota keluarga terganggu
Sumber : SDKI, 2018

Menurut Freedman (1981) dalam Efendi(2009, Hal.185-186) membagi 5


tugas keluarga dalam kesehatan, diantaranya yaitu :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada
keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . seperti
kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala,
perawatan dan pencegahan TBC.
2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan yang tepat,disebabkan karena keluarga tidak memahami
mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan
menonjolnya masalah.
3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 108


keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada
penyakitnya.
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan
keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-
sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak
memenuhi syarat.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan
mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.

Sumber : Effendi, Ferry. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: teori, dan


praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 109


KISI-KISI SOAL SOP JULI 2018

1. Seorang anak laki-laki usia 5 tahun dibawah ke Puskesmas karena menangis


keras sambil memegang kedua matanya. Hasil pemeriksaan ditemukan
banyak pasir pada kedua mata pasien, tampak kelopak mata bengkak.
Perawat akan melakukan tindakan irigasi mata. Saat ini perawat meletakkan
nierbeken di samping kepala pasien.
Apakah tindakan selanjutnya yang akan dilakukan perawat pada kasus di
atas?
A. Cuci tangan
B. Bilas mata dengan lembut
C. Letakkan alat didekat pasien
D. Keringkan mata dan pipi dari sisa irigasi
E. Miringkan sedikit kepala pasien ke samping

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : tindakan selanjutnya
Data Fokus : perawat meletakkan nierbeken di samping kepala pasien
Eliminir :ACDE
Jawaban :B
Rasional : SOP IRIGASI MATA
Defenisi : Adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau mengeluarkan
benda asing dari mata.
 Untuk mengeluarkan sekret atau kotoran dan benda asing dan zat
kimia dari mata.
 Larutan garam fisiologis atau RL biasa dipergunakan karena
merupakan larutan isotonik yang tidak merubah komposisi elektrolit
yang diperlukan mata.
 Jika hanya memerlukan sedikit cairan, kapas steril dapat
dipergunakan untuk meneteskan cairan kedalam mata
Indikasi : Irigasi okuler diindikasikan untuk menangani berbagai inflamasi
konjungtiva, mempersiapkan pasien untuk pembedahan mata, dan
untuk mengangkat sekresi inflamasi. Juga dipergunakan untuk

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 110


efek antiseptiknya. Irigan yang dipakai bergantung pada kondisi
pasien.
Indikasinya:
1. Cidera kimiawi pada mata
2. Benda asing dalam mata
3. Inflamasi mata
Prosedur kerja :
Tahap pra interaksi
4. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
5. Cuci tangan
6. Meletakkan alat-alat pada pasien dengan benar
Tahap orientasi
7. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
8. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada kluarga dan klien
9. Menanyakan kesiapan klien sebelum kgiatan dilakukan
Tahap kerja
10. Menjaga privacy
11. Posisikan klien terlentang (supinasi) atau duduk dengan kepala
dicondongkan ke belakang dan sedikit miring ke samping.
12. Bila pasien duduk, mangkuk dapat dipegang oleh pasien. Bila pasien
berbaring , letakkan mangkuk di dekat pasien sehingga dapat
menampung cairan dan sekret.
13. Perawat berdiri didepan pasien
14. Bersihkan kelopak mata dengan teliti untuk mengangkat debu,
sekresi, dan keropeng (memegang kelopak dengan ibu jari dan satu
jari tangan).
15. Bilas mata dengan lembut , mengarahkan cairan menjauhi hidung dan
kornea.
16. Keringkan pipi dan mata dengan kapas
Tahap terminasi
17. Melakukan evaluasi
18. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
19. Berpamitan dengan klien
20. Membereskan alat-alat

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 111


21. mencuci tangan
22. mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Komplikasi :
- Kemungkinan terjadi cidera perforasi pada mata bila irigasi dilakuan
dengan tidak hati-hati
- Kontaminasi silang pada mata sehat bila terdapat infeksi
- Konjungtiva

2. Seorang perempuan berusia 60 tahun diantar ke RS karena akan menjalani


tindakan operasi karatak pada mata bagian sinistra. Hasil pemeriksaan TD
140/90 mmHg, frekuensi nadi 78 x/menit, frekuensi napas 20x/menit, suhu
36,7oC. Saat ini perawat membilas mata dengan lembut dan mengarahkan
cairan menjauhi hidung.
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan perawat pada kasus di
atas?
A. Cuci tangan
B. Melakukan irigasi mata
C. Rapikan alat dan pasien
D. Keringkan mata dan pipi dari sisa irigasi
E. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : tindakan selanjutnya yang tepat
Data Fokus : membilas mata dengan lembut dan mengarahkan cairan
menjauhi hidung
Eliminir :ABCE
Jawaban :D
Rasional : SOP IRIGASI MATA
Defenisi : Adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau mengeluarkan
benda asing dari mata.
 Untuk mengeluarkan sekret atau kotoran dan benda asing dan zat
kimia dari mata.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 112


 Larutan garam fisiologis atau RL biasa dipergunakan karena
merupakan larutan isotonik yang tidak merubah komposisi elektrolit
yang diperlukan mata.
 Jika hanya memerlukan sedikit cairan, kapas steril dapat
dipergunakan untuk meneteskan cairan kedalam mata
Indikasi : Irigasi okuler diindikasikan untuk menangani berbagai inflamasi
konjungtiva, mempersiapkan pasien untuk pembedahan mata, dan untuk
mengangkat sekresi inflamasi. Juga dipergunakan untuk efek antiseptiknya.
Irigan yang dipakai bergantung pada kondisi pasien.
Indikasinya:
1. Cidera kimiawi pada mata
2. Benda asing dalam mata
3. Inflamasi mata
Prosedur kerja :
Tahap pra interaksi
4. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
5. Cuci tangan
6. Meletakkan alat-alat pada pasien dengan benar
Tahap orientasi
7. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
8. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada kluarga dan klien
9. Menanyakan kesiapan klien sebelum kgiatan dilakukan
Tahap kerja
10. Menjaga privacy
11. Posisikan klien terlentang (supinasi) atau duduk dengan kepala
dicondongkan ke belakang dan sedikit miring ke samping.
12. Bila pasien duduk, mangkuk dapat dipegang oleh pasien. Bila pasien
berbaring , letakkan mangkuk di dekat pasien sehingga dapat
menampung cairan dan sekret.
13. Perawat berdiri didepan pasien
14. Bersihkan kelopak mata dengan teliti untuk mengangkat debu,
sekresi, dan keropeng (memegang kelopak dengan ibu jari dan satu
jari tangan).

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 113


15. Bilas mata dengan lembut , mengarahkan cairan menjauhi hidung dan
kornea.
16. Keringkan pipi dan mata dengan kapas
Tahap terminasi
17. Melakukan evaluasi
18. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
19. Berpamitan dengan klien
20. Membereskan alat-alat
21. mencuci tangan
22. mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Komplikasi :
- Kemungkinan terjadi cidera perforasi pada mata bila irigasi dilakuan
dengan tidak hati-hati
- Kontaminasi silang pada mata sehat bila terdapat infeksi
- Konjungtiva
Sumber : MateriExpress2, 2018

3. Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke Poli Mata karena mengeluh mata
gatal dan merah. Hasil pengkajian tampak mata kiri tertutup dan terdapat
banyak sekret, TD 130/90 mmHg, frekuensi nadi 86 x/menit, frekuensi napas
22 x/menit, suhu 37.6oC. Rencana dilakukan tindakan irigasi mata. Perawat
telah memposisikan pasien dengan posisi terlentang.
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan perawat pada kasus di
atas?
A. Cuci tangan
B. Melakukan irigasi mata
C. Meletakkan alat didekat pasien
D. Memiringkan sedikit kepala pasien ke samping
E. Meletakkan nierbeken di samping kepala pasien

POLA SIOKAL RUKI


Lead In : tindakan selanjutnya yang tepat
Data Fokus : telah memposisikan pasien dengan posisi terlentang
Eliminir :ABCE

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 114


Jawaban :D
Rasional : SOP IRIGASI MATA
Defenisi : Adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau mengeluarkan
benda asing dari mata.
 Untuk mengeluarkan sekret atau kotoran dan benda asing dan zat
kimia dari mata.
 Larutan garam fisiologis atau RL biasa dipergunakan karena
merupakan larutan isotonik yang tidak merubah komposisi elektrolit
yang diperlukan mata.
 Jika hanya memerlukan sedikit cairan, kapas steril dapat
dipergunakan untuk meneteskan cairan kedalam mata
Indikasi : Irigasi okuler diindikasikan untuk menangani berbagai inflamasi
konjungtiva, mempersiapkan pasien untuk pembedahan mata, dan untuk
mengangkat sekresi inflamasi. Juga dipergunakan untuk efek antiseptiknya.
Irigan yang dipakai bergantung pada kondisi pasien.
Indikasinya:
1. Cidera kimiawi pada mata
2. Benda asing dalam mata
3. Inflamasi mata
Prosedur kerja :
Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Cuci tangan
3. Meletakkan alat-alat pada pasien dengan benar
Tahap orientasi
4. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada kluarga dan klien
6. Menanyakan kesiapan klien sebelum kgiatan dilakukan
Tahap kerja
7. Menjaga privacy
8. Posisikan klien terlentang (supinasi) atau duduk dengan kepala
dicondongkan ke belakang dan sedikit miring ke samping.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 115


9. Bila pasien duduk, mangkuk dapat dipegang oleh pasien. Bila pasien
berbaring , letakkan mangkuk di dekat pasien sehingga dapat
menampung cairan dan sekret.
10. Perawat berdiri didepan pasien
11. Bersihkan kelopak mata dengan teliti untuk mengangkat debu,
sekresi, dan keropeng (memegang kelopak dengan ibu jari dan satu
jari tangan).
12. Bilas mata dengan lembut , mengarahkan cairan menjauhi hidung dan
kornea.
13. Keringkan pipi dan mata dengan kapas
Tahap terminasi
14. Melakukan evaluasi
15. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
16. Berpamitan dengan klien
17. Membereskan alat-alat
18. mencuci tangan
19. mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Komplikasi :
1. Kemungkinan terjadi cidera perforasi pada mata bila irigasi dilakuan
dengan tidak hati-hati
2. Kontaminasi silang pada mata sehat bila terdapat infeksi
3. Konjungtiva

4. Seorang laki – laki berusia 40 tahun dirawat di ruang penyakit dalam karena
mengeluh sesak napas sejak dua hari yang lalu. Oleh dokter pasien
mendapatkan terapi oksigen sebanyak 2 liter per menit. Kemudian perawat
menyiapkan peralatan pemasangan oksigen, setelah semua peralatan telah
siap lalu perawat menjelaskan tujuan pemberian oksigen pada pasien.
Apakah prosedur tindakan selanjutnya yang akan dilakukan oleh perawat
tersebut?
A. Mengisi Humidifire
B. Mengatur posisi pasien
C. Memeriksa kebocoran selang
D. Mengecek isi tabung oksigen

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 116


E. Memasukan selang ke lubang hidung pasien

5. Seorang laki – laki berusia 40 tahun diantar oleh keluarganya ke ruang IGD
karena mengalami penurunan kesadaran akibat terjatuh dari kamar mandi.
Hasil pengkajian pasien tampak lemah, GCS 8. Untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya pasien akan dilakukan pemasangan NGT, kemudian perawat
menyiapkan peralatan. Setelah semua alat telah siap lalu perawat mengukur
panjang selang NGT yang akan dimasukan dan memberikan tanda. Lalu
selang NGT yang sudah diukur tadi dimasukan sampai ke batas pengukuran
dengan mudah dan tanpa hambatan.
Apakah langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh perawat tersebut?
A. Melihat respon pasien
B. Memfiksasi selang NGT
C. Mengambil sampel cairan lambung
D. Memasukan lagi selang 2,5 – 5 cm
E. Memastikan selang berada dalam lambung
6. Seorang perempuan berusia 50 tahun diantar oleh keluarganya ke ruang UGD
karena mengeluh nyeri pada abdomen bawah. Hasil anamnesis pasien
mengatakan nyeri pada saat buang air kecil serta urine yang keluar sedikit.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya distensi kandung kemih, pasien
diinstruksikan untuk dilakukan pemasangan kateter urine.
Apakah tindakan awal yang tepat pada kasus di atas?
A. Letakan kateter pada troli
B. Lumasi ujung kateter 15 – 17,5 cm
C. Persiapkan alat pemasangan kateter
D. Pasang duk pada area pemasangan kateter
E. Hubungkan spuit yang berisi air ke pintu balon kateter
7. Seorang perempuan berusia 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan
keluhan nyeri dada. Pada hari perawatan kedua, pasien mengeluh nyeri
timbul kembali setelah BAB. Hasil pengkajian pasien tampak meringis dan
berkeringat. TD 140/90mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas
24x/menit. Pasien diintruksikan untuk dilakukan perekaman EKG, perawat
membantu membuka pakaian pasien bagian atas, kemudian membersihkan
kotoran menggunaka kapas alcohol pada daerah dada pasien kedua

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 117


pergelangan tangan, dan kedua tungkai pada lokasi pemasangan manset
elektroda.
Apakah tindakan selanjutnya yang akan dilakukan oleh perawat tersebut?
A. Memasang arde
B. Menghidupkan alat monitor EKG
C. Menggoleskan jelly pada permukaan elektroda
D. Menyambungkan kabel EKG di kedua pergelangan tangan dan tungkai
pasien
E. Memasang manset elektroda yang sudah diberi jelly pada pergelangan
tangan dan kedua tungkai
8. Seorang perempuan berusia 20 tahun dibawa ke ruang persalinan. Hasil
pemeriksaan usia kehamilan 38 minggu, status obstetric G1P0A0, TFU 1 jari
di atas pusat, kontraksi uterus baik, nyeri pada kandung kemih serta pasien
ada keinginan untuk berkemih namun tidak bias dikeluarkan.
Apakah tindakan keperawatan yang paling tepat pada kasus di atas?
A. Mengobservasi ttv
B. Mengecek pelepasan plasenta
C. Massage pada daerah abdomen
D. Melakukan pemasangan kateter
E. Mengajarkan tehnik pernapasan napas dalam
9. Seorang perempuan berusia 27 tahun dirawat di ruang intranatal care. Hasil
pengkajian pasien telah melahirkan bayi perempuan dengan kondisi
menangis kuat, kulit berwarna kemerahan, serta plasenta telah keluar 10
menit kemudian.
Apakah tindakan selanjutnya yang paling tepat dilakukan oleh perawat?
A. Menjaga privasi ibu
B. Membantu ibu melakukan hygien
C. Pemeriksaan plasenta dan selaput amnion
D. Observasi sampai dengan 1 jam post partum
E. Memindahkan bayi untuk dilakukan perawatan

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 118


MATERI
1. SOP PEMBERIAN OKSIGEN
Standar Operasional Prosedur Oksigenasi
A. Fase Pra Interaksi
1. Cek catatan medis dan perawatan
2. Persiapkan alat : Nasal kanul/tipe lain (sesuai indikasi), selang oksigen,
humidifier, tabung oksigen dengan flow meter, cotton bud, air hangat dalam
kom.
B. Fase Interaksi
3. Memberikan salam terapeutik (assalamu’alaikum pak/bu)
4. Melakukan evaluasi/validasi (Bagaimana perasaannya hari ini)
5. Melakukan kontrak ; waktu, tempat, topic (disini saya akan melakukan
pemasangan oksigen nasal kanul, pemasangan ini dilakukan karena bapak/ibu
terlihat sesak dengan pemasangan ini akan mengurangi sesak bapak/ibu
tempatnya disini saja kurang lebih waktunya 15 menit)
6. Menjaga privasi klien
C. Fase Kerja
7. Cuci tangan
8. Gunakan handscone
9. Mengatur posisi klien
10. Hubungkan kanul selang oksigen dan memastikan volume air steril dalam
tabung pelembab (humidifier) sesuai ketentuan
11. Kaji kelancaran aliran oksigen (bisa dengan cara mencelupkan ke kom
dengan air hangat atau rasakan dengan kulit anda apakah sudah ada aliran
udara yang keluar dari nasal kanul)
12. Atur aliran oksigen sesuai dengan indikasi atau instruksi
13. Membersihkan lubang hidung dengan cotton bud secara perlahan
14. Pasang nasal kanul pada hidung klien dan atur pengikatan agar klien lebih
merasa nyaman
15. Lepas handscone, cuci tangan
D. Fase Terminasi
16. Evaluasi respon klien (Menanyakan kepada klien bagaimana pak/bu setelah
dipasang selang nasal kanul apakah sesak berkurang)

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 119


17. Rencana tindak lanjut (Diusahakan bapak/ibu jangan banyak beraktivitas
dulu ya, agar sesak nya bisa cepat sembuh)
18. Kontrak yang akan datang ; topic, waktu, tempat (Kalo begitu saya tinggal
dulu ya pak/bu. Nanti pukul 12.00 kita bertemu lagi, untuk terapi pemberian
obat, tempatnya disini saja)
19. Pendokumentasian ; waktu pemberian, kecepatan oksigen, rute pemberian,
respon klien.

2. SOP PEMASANGAN KATETER


PEMASANGAN KATETER WANITA
STANDARD
OPERSIONAL
PROSEDUR
Memasukkan selang karet atau plastic melalui uretra dan
PENGERTIAN
kedalam kandung kemih pada wanita
1. Menghilangkan distensi kandung kemih
TUJUAN
2. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap
1. Retensi urine
KEBIJAKAN 2. Kesadaran menurun
3. Incontinencia urine total
PETUGAS Perawat
1. Bak instrument steril berisis:
2. Pinset anatomis
3. Duk
4. Kassa
5. Kateter sesuai ukuran
6. Sarung tangan steril 2 pasang
7. Desinfektan dalam tempatnya
8. Spuit 20 cc
PERALATAN
9. Pelumas
10. Urine bag
11. Plaster dan gunting
12. Selimut mandi
13. Perlak dan pengalas
14. Bak berisis air hangat, waslap, sabun, handuk
15. Bengkok
16. Pispot
A. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
PROSEDUR
3. Menyiapkan alat
PELAKSANAAN
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 120


pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran dan menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi dorcal
recumbanent dan melepaskan pakaian bawah
3. Memasang perlak dan pengalas
4. Memasang pispot dibawah bokong pasien
5. Memakai sarung tangan
6. Mencuci area perineal dengan sabun dan air
hangat
7. Mengganti sarung tangan steril, memasang
duk steril
8. Membersihkan vulva dengan air hangat
9. Memberi pelumas 2,5 – 5 cm
10. Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam
5 – 7,5 cm atau hingga urine keluar
11. Menyambungkan kateter dengan urine bag
12. Mengisis balon dengan Aquadest sesuai
ukuran
13. Memfiksasi kateter kearah paha
14. Melepas duk, pengalas dan sarung tangan
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang baru
dilakukan
2. Merapikan pasien dan lingkungan
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat dan kembalikan alat
ketempat semula
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
perawatan

3. SOP PEREKAMAN EKG

Langkah-langkah pemasangan EKG

1. Salam, perkenalan, TWT (tempat, waktu dan topik)


2. inform consent
3. Mengatur posisi pasien, posisi supine atau terlentang
4. Memasang sampiran
5. Buka pakaian bagian atas pasien, jika pasien menggunakan
gelang, ikat pinggang, jam tangan atau logam-logam lainnya
perintahkan untuk dilepas
6. Bersihkan dada pasien dengan menggunakan kapas, kedua
pergelangan tangan serta kedua tungkai dilokasi penempatan
manset elektroda.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 121


7. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda yang akan dipasang
serta oleskan juga pada daerah tubuh yang akan dipasang
tepatnya sekitar dada.
8. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan
kedua tungkai.
9. Menghidupkan monitor Elektrokardiogram.
10. Menyambungkan kabel Elektrokardiogram di kedua tungkai
pergelangan tangan dan kedua tungkai pergelangan kaki pasien,
untuk rekaman ekstremitas (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan
cara :

 Warna merah di pergelangan tangan kanan


 Warna hijau di kaki kiri
 Warna hitam di kaki kanan.
 Warna kuning di pergelangan tangan kiri.

11. Elektoda pada ekstremitas atas dipasang di pergelangan tangan kiri


dan kanan dan searah terhadap telapak tangan.
12. Pada bagian ekstremitas bawah pasang pada pergelangan kaki kiri
dan kanan sebelah/arah bagian dalam.

Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead

 V1 diletakkan pada interkosta ke 4 garis sternum kanan


 V2 diletakkan pada interkosta ke 4 garis sternum kiri
 V3 diletakkan pada pertengahan V2 dan V4
 V4 diletakkan pada interkosta kelima garis mid (pertengahan)
clavikula kiri
 V5 pada axila sebelah depan kiri
 V6 pada axila sebelah belakang kiri atau sejajar dengan axila line

13. Selanjutnya tinggal menekan tombol start tunggu beberapa saat


14. Bila rekaman Elektrokardiogram sudah lengkap terekam, semua
elektroda-elektroda yang melekat di tubuh pasien dilepas dan
dibersihkan dengan alkohol.

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 122


15. Membantu merapihkan pakaian pasien kembaliPemasangan EKG
diatas adalah pemasangan EKG secara umum, biasanya ada
beberapa kasus dengan dipasangnya EKG yang menggunakan
pesangan elektroda EKG tambahan yaitu elektroda V7, V8, V9, dan
V3R - V9R.
Jadi, mau dipasang dimana ini elektroda-elektroda lainnya.

 V7 dipasang di garis aksila bagian belakang sejajar V4


 V8 dipasang di garis skapula bagian belakang sejajar V4
 V9 dipasang di batas kiri dari yaitu kolumna vetebra sejajar V4
 V3R - V9R ditempatkan sama dengan posisi V3 - V9, tetapi
dibagian sebelah kanan. Jadi pada umumnya sebuah EKG dibuat
dengan 12 sandapan (lead).

RUMAH UJI KOMPETENSI INDONESIA 123

You might also like