You are on page 1of 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arteri oklusif merupakan penyumbatan pada lumen aorta serta cabang-cabangnya
sehingga mengakibatkan terganggunya atau kurangnya suplai darah ke organ-organ
tertentu, tergantung di mana terjadinya oklusif.
Arteri sklerosis juga dapat memicu terjadinya berbagai macam penyakit atau
gangguan pada sistem kardiovaskular, bahkan dapat menyebabkan nekrosis pada
arteri-arteri jantung, atau dapat pula menyebabkan gangren.
Penyakit arteri oklusif merupakan penyumbatan atau penyempitan lumen aorta
dan cabang-cabang utamanya yang menimbulkan gangguan aliran darah. Gangguan
ini biasanya terjadi pada tungkai dan kaki. Penyakit arteri oklusif dapat mengenai
arteri karotis, vertebralis, inominata, subklavia, mesenterika, dan arteri seliaka.

Penyakit arteri oklusif lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
Prognosisnya bergantung pada lokasi oklusi, pertumbuhan sirkulasi kolateral untuk
mengimbangi berkurangnya aliran darah, dan pada kasus yang akut juga bergantung
pada waktu yang dilalui antara kejadian oklusi dan penanganannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan disajikan sebagai berikut:
1.2.1Bagaimana anatomi dan fisiologi jantung ?
1.2.1.1 Bagaimana definisi dari Arteri Oclusi?
1.2.1.2 Apa saja etiologi dari Arteri Oclusi ?
1.2.1.3 Bagaimana patofisiologi yang terjadi pada Arteri Oclusi ?
1.2.1.4 Apasajakah manifestasi klinis dari Arteri Oclusi ?
1.2.1.5 Bagaimana bagan WOC dari Arteri Oclusi ?

1.2.2 Bagaimana Asuhan Keperawatan yang dilakukan ?


1.2.2.1 Bagaimana pengkajian yang dilakukan pada penderita Arteri Oclusi ?

Makalah Arteri Oklusi Page 1


1.2.2.2 Apa saja diagnose dari Arteri Oclusi ?
1.2.2.3 Apakah intervensi pada penderita Arteri Oclusi ?
1.2.2.4 Bagaimana implementasi pada penderita Arteri Oclusi ?
1.2.2.5 Bagaimana evaluasi dari Arteri Oclusi ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Umum
1.3.1.1 Untuk mengetahui gangguan Arteri Oclusi
1.3.1.2 Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang dilakukan pada penderita
Arteri Oclusi
1.3.2 Khusus
1.3.1 Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi jantung
1.3.1.1 Untuk mengetahui definisi dari Arteri Oclusi
1.3.1.2 Untuk mengetahui apa saja etiologi dari Arteri Oclusi
1.3.1.3 Untuk mengetahui patofisiologi yang terjadi pada Arteri Oclusi
1.3.1.4 Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Arteri Oclusi
1.3.1.5 Untuk mengetahui bagan WOC dari Arteri Oclusi ?
1.3.2 Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada penderita
Arteri Oclusi
1.3.2.1 Untuk mengetahui pengkajian yang dilakukan pada penderita Arteri
Oclusi
1.3.2.2 Untuk mengetahui diagnose dari Arteri Oclusi
1.3.2.3 Untuk mengetahui intervensi pada penderita Arteri Oclusi
1.3.2.4 Untuk mengetahuiimplementasi pada penderita Arteri Oclusi
1.3.2.5 Untuk mengetahui evaluasi dari Arteri Oclusi
1.4 Manfaat
1.4.2.1 Dapat mengetahui Anatomi fisiologi jantung
1.4.2.2 Dapat mengetahui yang dimaksud Arteri Oclusi
1.4.2.3 Dapat mengetahui etiologi dari Arteri Oclusi
1.4.2.4Dapat mengetahui patofisiologi dari Arteri Oclusi

Makalah Arteri Oklusi Page 2


1.4.2.5 Dapat mengetahui manifestasi klinis pada Arteri Oclusi
1.4.2.6 Dapat mengetahui WOC dari gangguan Arteri Oclusi
1.4.2.7 Dapat mengetahui asuhan keperawatan yang dilakukan pada
penderita Arteri Oclusi
1.4.2.8Dapat mengetahui pengkajian yang dilakukan pada penderita Arteri
Oclusi
1.4.2.9Dapat mengetahui diagnose dari Arteri Oclusi
1.4.2.10 Dapat mengetahui intervensi pada penderita Arteri Oclusi
1.4.2.11 Dapat mengetahui implementasi pada penderita Arteri Oclusi
1.4.2.12 Dapat mengetahui evaluasi dari Arteri Oclusi

Makalah Arteri Oklusi Page 3


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Anatomi dan fisiologi


Jantung adalah organ berupa otot,berbentuk kerucut,berongga dan basisnya di ata
dan puncaknya di bawah. Beratnya kira-kira 300 gram. Jantung berada di dalam
thorax,antara kedua paru-paru dan di belakang sternum,lebih menghadap kekiri
daripada ke kanan.
Jantung merupakan organ pemompa yang besar yang memelihara peredaran
melalui seluruh tubuh.Siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik
yang saling terkait.
Arteri membawa darah dari jantung,Vena membawa darah ke jantung,Kapiler
menggabungkan arteri dan vena, disini terjadi pertukaran gas.Arteri menyuplai darah
yang teroksigenasi ke kepala dan leher dan dilindungi oleh otot-otot
sternokkleidomastoideus. Arteri diperiksa satu per satu. Jika kedua arteri tersumbat
selama palpasi,klien dapat kehilangan kesadaran akibat tidak adanya sirkulasi ke
otak. Arteri karotid tidak boleh dipalpasi dengan kuat.Sinus karotid terletak di
spertiga leher. Sinus mengirim implus yang menyebabkan reflex penurunan frekuensi
jantung dan tekanan darah,sehingga sirkulasi berhenti. Leher di inspeksi terlebih
dahulu untuk adanya pulsasi arteri. Terkadang gelombang nadi dapat dilihat,carotid
adalah satu-satunta daerah yang mengkaji kualitas gelombang nadi. Tidak adanya
gelombang nadi dapat terjadi oklusi arteri(subatan/penyempitan).

Makalah Arteri Oklusi Page 4


2.1.1. Definisi Arteri Oclusi
Arteri oclusi merupakan penyempitan pembuluh darah yaitu arteri.Penyakit
arteri oklusif dapat bersifatakut atau kronik.Istilah penyakit arteri oclusi kronik
meliputi gangguan yang menyebabkan iskemia akibat obstruksi arteri.
Tidak adanya gelombang nadi dapat mengindikasikan oklusi arteri (sumbatan)
atau stenosis (penyempitan).
Penyakit arteri oklusif merupakan penyumbatan atau penyempitan lumen aorta
dan cabang-cabang utamanya yang menimbulkan gangguan aliran darah.
Penyakit arteri oklusif dapat mengenai arteri karotis, vertebralis, inominata,
subklavia, mesenterika, dan arteri seliaka.
Penyakit arteri oklusif lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.Prognosisnya
bergantung pada lokasi oklusi, pertumbuhan sirkulasi kolateral untuk mengimbangi
berkurangnya aliran darah, dan pada kasus yang akut juga bergantung pada waktu
yang dilalui antara kejadian oklusi dan penanganannya.

2.1.2 Etiologi
Penyakit arteri oklusif atau penyempitan arteri terpicu oleh beberapa faktor
yang mempengaruhi timbulnya penyakit arteriosklerosis, yaitu:

1. Rokok ; nikotin menyebabkan vasokonstriksi dan spasme pada arteria sehingga


mengurangi suplai darah pada ekstremitas. Karbondioksida (CO2) yang dihirup
dari asap rokok dapat mengurangi kemampuan darah untuk membawa oksigen
(O2) ke jaringan.

Makalah Arteri Oklusi Page 5


2. Hipertensi ; menyebabkan jaringan kolagen fibrosa menggantikan jaringan
elastis dari arteria, membuat dinding arteria menjadi kurang elastis dan
meningkatkan perlawanan terhadap sirkulasi darah.
3. Hiperlipidemia ; peningkatan lipid dalam darah seperti kolesterol dan
trigliserida dapat membentuk plak-plak aterosklerotik dalam pembuluh darah
arteri.
4. Obesitas ; menambah beban pada jantung dan pembuluh darah, kelebihan
lemak dapat menambah kongesti vena.
5. Arterosklerosis : dapat menyebabkan hipertensi dan gangguan fungsi ginjal.

2.1.3 Patofisiologi
Penyakit oklusif arteri kronik secara progresif menyempitkan lumen arteri dan
meningkatkan resistensi terhadap aliran darah. Dengan meningkatnya resistensi,maka
aliran darah ke jaringan di luar lesi ( jaringan yang fungsinya terganggu karena
penyakit atau cedera) akan berkurang. Jika kebutuhan oksigen pada jaringan tersebut
melebihi kemampuan pembuluh darah untuk menyuplai oksigen,jaringan tersebut
akan mengalami iskemia(suplai darah ke jaringan tubuh berkurang). Jika lesi
bergabung maka lesi-lesi yang kurang bermakna dapat sangat mengganggu aliran
darah.
Oklusi arteri akut adalah komplikasi primer dari proses penyakit lain. Oklusi
arteri akut dapat disebabkan oleh thrombosis (pembentukan bekuan
darah).Terlepasnya thrombus ke dalam aliran darah disebut embolisasi. Embolisasi
ini didorong mengikuti arus aliran darah untuk masuk ke cabang-cabang system arteri
yang lebih kecil,dan menyumbat lumen pembuluh darah tersebut. Sebagian besar
emboli arteri berasal dari jantung sebelah kiri.Terlepasnya thrombus dari ruang
jantung berpotensi membahayakan.

Makalah Arteri Oklusi Page 6


2.1.4 Manifestasi klinis
a. Gejala
1) Gejala perifer adalah klaudikasio intermiten yang disebabkan oleh iskemia
otot dan iskemia yang menyebabkan nyeri saat istirahat.
2) Iskemia mendadak.
3) Berkurangnya denyut femuralis,pada bokong,atau paha.
4) Hilangnya potensi seksual.
5) Denyut nadi di bawah oklusi berkurang atau menghilang.
6) Terjadi jejas pada endotel pembuluh darah, jejas bisa berupa Hiperlipidemia,
hipertensi, merokok, homosistein, faktor hemodinamik, toksin virus maupun
reaksi imun.
7) Disfungsi endotel, apabila endotel lama terkena jejas seperti diatad, maka
akan terjadi disfungsi endotel berupa peningkatan permeabilitas, perlekatan
leukosit, perlekatan dan emigrsai monosit.
8) Setelah terjadi disfungsi endotel maka akan terjadi emigrasi sel otot polos dari
tunika media ke tunika intima, kemudian juga terjadi pengaktifan makrofag.
Makrofag ini nanti akan memanggil medator inflamasi.
9) Makrofag dan sel otot polos menelan lemak.
10) Terjadi proliferasi sel otot polos, pengendaapn kolagen dab lemek ekstra sel
sehingga membuat pembuluh darah menjadi l, lebih sempit, lebih kaku dan
kurang elastis

b. Tanda
1) Perubahan warna kulit pada perubahan postural.
2) Perubahan trofik kulit dan kuku (berupa penebalan kuku dan kulit mongering.
3) Rambut rontok terutama di bagian dorsal kaki dan jari- jari kaki.
4) Timbul perbedaan suhu antara daerah yang dingin dikarenakan perfusi yang
buruk dan daerah yang lebih hangat karena perfusinya cukup.
5) Pengecilan otot tungkai dan jaringan lunak.

Makalah Arteri Oklusi Page 7


2.1.5 WOC

Arterosklerosis

Hipertensi Rokok Hiperlipidemia Obesitas

Resistensi aliran darah berkurang

Penyempitan lumen arteri

Oklusi Arteri

Pengecilan otot Berkurangnya Hilangnya Iskemia Perubahan Penebalan Rambut


Denyut potensial warna kuku dan rontok
Femoral seksual kulit kulit kering

MK:Aktivitas menurun MK:Disfungsi MK:Nyeri MK:Gangguan harga diri


seksual

Makalah Arteri Oklusi Page 8


2.2 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnose
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi

2.2.1 Pengkajian
a. Wawancara
1. Menanyakan keluhan utama
2. Menanyakan riwayat penyakit sekarang
- Menanyakan dari kapan klien merasakan keluhan
- Menanyakan sedalam apa keluhan yang klien rasakan
- Menanyakan apakah klien pernah tidak sadar
3. Menanyakan riwayat penyakit terdahulu
4. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
5. Menanyakan pekerjaan
6. Menanyakan wilayah geografi/lingkungan sekitar
7. Menanyakan alergi yang pernah di derita
8. Menanyakan riwayat social
- Pernah minum alcohol
- Minum obat-obatan
b. Pemeriksaan fisik
i. Pemeriksaan tanda-tanda vital, memperhatikan kesadaran pasien
- Pemeriksaan nadi
- Pemeriksaan tekanan darah
- Pemeriksaan suhu tubuh
- Pemeriksaan detak jantung
- Nyeri
1) Inspeksi

Makalah Arteri Oklusi Page 9


a. Pemeriksaan kepala dan leher
b. Bibir
c. Mata
d. Vena jugularis : pada saat klien berbaring pada posisi terlentang, vena
jugularis eksterna terdistensi sehingga menjadi mudah dilihat. Tapi
biasanya vena jugularis tenggelam pada saat duduk. Klien dengan
penyakit jantung dapat mengalami distensi vena jugularis pada saat
duduk.Vena jugularis di inspeksi untuk mengukur tekanan vena yang
dipengaruhi oleh volume darah,kapasitas atrium kanan untuk menerima
darah,dan kemampuan ventrikel kanan untuk berkontraksi.
Perawat mengkaji tekanan vena dengan langkah-langkah :
1. Minta klien berbaring terlentang dengan kepala ditinggikan 30-45
derajat.
2. Pastikan bahwa leher dan thorax atas sudah terbuka,gunakan bantal
yang meluruskan kepala.
3. Biasanya pulsasi tidak terlihat jika klien duduk. Pada saat klien
kembali ke posisi terlentang dengan perlahan,tinggi pulsasi vena
mulai meningkat. Mengukur tekanan vena dengan mengukur jarak
ventrikel antara sudut lois dan tingkat tertinggi titik pulsasivena
jugularis interna yang dapat dilihat.
4. Gunakan 2 penggaris,buat garis tepi bawah penggaris biasa dengan
ujung area pulsasi di vena jugularis. Kemudian ambil penggaris
sentimeter dan buat tegak lurus dengan penggaris pertama setinggi
sternum. Ukur dalam sentimeter antara penggaris kedua dan sudut
sterna.
5. Ulangi pengukuran yang sama di sisi yang lain. Tekanan bilateral
lebih dari 2,5 cm dianggap meningkat dan merupakan tanda gagal
jantung. Peningkatan tekanan di satu sisi dapat disebabkan oleh
obstruksi.

Makalah Arteri Oklusi Page 10


e. Arteri karotis : Arteri karotis mencerminkan fungsi jantung lebih baik
dibandingkan arteri perifer karena posisinya dekat dengan jantung. Arteri
karotis menyuplai darah yang teroksigenasi ke kepala dan leher dan
dilindungi oleh otot-otot sternokkleidomastoideus. Arteri karotis diperiksa
satu per satu. Jika kedua arteri tersumbat selama palpasi,klien dapat
kehilangan kesadaran akibat tidak adanya sirkulasi ke otak. Arteri karotid
tidak boleh dipalpasi dengan kuat. Sinus karotid terletak di spertiga leher.
Sinus mengirim implus yang menyebabkan reflex penurunan frekuensi
jantung dan tekanan darah,sehingga sirkulasi berhenti. Leher di inspeksi
terlebih dahulu untuk adanya pulsasi arteri. Terkadang gelombang nadi
dapat dilihat,carotid adalah satu-satunta daerah yang mengkaji kualitas
gelombang nadi. Tidak adanya gelombang nadi dapat terjadi oklusi
arteri(subatan/penyempitan).
f. Kelenjar tiroid
2) Palpasi
a. Klien sedikit memiringkan kepala kearah yang diperiksa, untuk
meringankan otot leher agar lebih mudah di palpasi.
b. Perawat menyusurkan jari telunjuk dan jari tengahnya di sekitar tepi
medial otot sternokleidomastoideus.
c. Palpasi perlahan mencegah terjadinya oklusi sirkulasi.
3) Perkusi
a.letakkan telapak tangan di dada klien
b. lalu ketuk di jari-jari dengan menggunakan jari telunjuk/jari tengah
4) Auskultasi
Mendengarkan bunyi jantung di setiap lokasi itu sangat penting.
a. Perawat mengeliminasi semua suara bising di ruangan
b. Menjelaskan prosedur tersebut untuk mengurangi kecemasan pasien
c. Perawat mengikuti sebuah pola ketika mengauskultasi ; bergerak secara
sistemik dan menetapkan stetoskop di setiap sisi anatomic (duduk,condong
ke depan.terlentang)

Makalah Arteri Oklusi Page 11


d. Dengarkan bunyi jantung dengan jelas
e. Urutantersebut di ulang dengan menggunakan bel stetoskop
c. Pemeriksaan diagnostik
1. Terapi obat-obatan
2. Terapi bedah
- Cangkok bifurkasio dengan memakai jahitan Dacron
- Endarterektomi : pengangkatan plak ateromatosa dari lumen arteri
- Rekonstruksi
3. Arteriografi
4. Pemeriksaan radiografik (Angiografi Subtraksi Digital(DSA), foto rontgen)
5. pemeriksaan laboratorium

2.2.2 Diagnosa keperawatan


1) MK : Defisit perawatan diri
a. Dapat dihubungkan dengan : - keterbatasan fisik
- Frustasi akibat kehilangan kemandirian
b. Kemungkinan ditandai oleh :
Hambatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari (missal; pelupa,tidak
mapu mencuci bagian tubuh)
2) MK : Disfungsi seksual
a. Berhubungan dengan : - perubahan fungsi tubuh
- Penolakan berhubungan seksual
b. Kemungkinan ditandai oleh : tidak ada,adanya tanda dan gejala
3) MK : Nyeri
a. Dapat dihubungkan dengan : - tingkat ansietas
- Harga diri rendah
- Riwayat diri
b. Kemungkinan ditandai oleh :
- Berbagai keluhan nyeri
- Bergerak secara hati-hati

Makalah Arteri Oklusi Page 12


- Perubahan kemampuan untuk melakukan
aktivitas
- Perubahan berat badan
- Riwayat mencari bantuan berbagai profesi
pekerjaan

4) MK : Gangguan harga diri


a. Dapat dihubungkan dengan : - perkembangan ego
- Deficit neurologis ringan
- Kurang umpan balik yang positif
2.2.3 Intervensi
1) MK : Defisit perawatan diri
a. identifikasi penyebab kesulitan dalam perawatan diri
b. sediakan bantuan yang diperlukan dalam aktivitas
c. perhatikan gejala fisiologis nonverval
d. pahami arti dari pernyataan verbal
e. awasi, tapi berikan otonomi sebanyak mungkin
f. berikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas
g. bantu dengan memaikan pakaian
h. tawarkan satu pilihan pakaian pada satu waktu,dalam tawaran yang bertahap
i. sediakan pengingat untuk kebutuhan eliminasi
j. bantu dan sediakan pengingat untuk perawatan parienal setelah ke toilet
2) MK : Disfungsi seksual
a. kaji kebutuhan klien dan pasangan
b. dorong pasangan untuk menunjukkan kasih sayang
c. pastikan privasi
d. ingatkan klien bahwa ketika berada di depan umum, prilaku yang
mengganggu tidak diterima

Makalah Arteri Oklusi Page 13


e. sediakan waktu untuk mendiskusikan kekhawatiran orang terdekat
3) MK : Nyeri
a. perhatikan intensitas nyeri
b. sampaikan pada klien bahwa nyeri benar-benar ada
c. berikan tindakan keperawatan untuk meningkatkan kenyamanan dengan
pendekatan sesuai kenyataan masalah dan tidak member perhatian berlebihan
d. bantu klien dengan aktivitas yang mengalihkan focus pada nyeri
e. gunakan pengalih untuk memfasilitasi dimulainya diskusi
f. bantu klien menghubungkan waktu perburukan nyeri dengan waktu
peningkatan ansietas
g. identifikasi situasi spesifik yang menyebabkan ansietas meningkatkan dan
mendemonstrasikan teknik menghentikan nyeri
h. beri penguatan positif jika klien tidak berfokus pada nyeri
4)MK: Gangguan harga diri
a. tunjukkan penerimaan positif tanpa syarat
b. bantu untuk mengidentifikasi kekuatan ego dasar /aspek positif dirinya
c. sediakan waktu bersama klien secara pribadi dan dalam aktivitas kelompok
d. beri kesempatan untuk berhasil
e. diskusikan ketakutan
f. bantu klien menyusun tujuan yang realistic dan tentukan kegiatan yang tepat
untuk memenuhi tujuan tersebut
2.2.4 Implementasi
1) MK : Defisit perawatan diri
a. Mengidentifikasi penyebab kesulitan dalam perawatan diri
b. Menyediakan bantuan yang diperlukan dalam aktivitas
c. Memperhatikan gejala fisiologis nonverval
d. Memahami arti dari pernyataan verbal
e. Mengawasi, tapi berikan otonomi sebanyak mungkin
f. Memberikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas
g. Membantu dengan memaikan pakaian

Makalah Arteri Oklusi Page 14


h. Menaawarkan satu pilihan pakaian pada satu waktu,dalam tawaran yang
bertahap
i. Menyediakan pengingat untuk kebutuhan eliminasi
j. Membantu dan menyediakan pengingat untuk perawatan parienal setelah ke
toilet
2) MK : Disfungsi seksual
a. Mengkaji kebutuhan klien dan pasangan
b. Mendorong pasangan untuk menunjukkan kasih sayang
c. Memastikan privasi
d. Mengingatkan klien bahwa ketika berada di depan umum, prilaku yang
mengganggu tidak diterima
e. Menyediakan waktu untuk mendiskusikan kekhawatiran orang terdekat
3)MK : Nyeri
a. Memperhatikan intensitas nyeri
b. Menyampaikan pada klien bahwa nyeri benar-benar ada
c. Memberikan tindakan keperawatan untuk meningkatkan kenyamanan dengan
pendekatan sesuai kenyataan masalah dan tidak member perhatian berlebihan
d. Membantu klien dengan aktivitas yang mengalihkan focus pada nyeri
e. Menggunakan pengalih untuk memfasilitasi dimulainya diskusi
f. Membantu klien menghubungkan waktu perburukan nyeri dengan waktu
peningkatan ansietas
g. Mengidentifikasi situasi spesifik yang menyebabkan ansietas meningkatkan
dan mendemonstrasikan teknik menghentikan nyeri
h. Memberi penguatan positif jika klien tidak berfokus pada nyeri
4)MK: Gangguan harga diri
a. Menunjukkan penerimaan positif tanpa syarat
b. Membantu untuk mengidentifikasi kekuatan ego dasar /aspek positif dirinya
c. Menyediakan waktu bersama klien secara pribadi dan dalam aktivitas
kelompok
d. Memberi kesempatan untuk berhasil

Makalah Arteri Oklusi Page 15


e. Mendiskusikan ketakutan
f. Membantu klien menyusun tujuan yang realistic dan menentukan kegiatan
yang tepat untuk memenuhi tujuan tersebut
2.2.5 Evaluasi
1) MK : Defisit perawatan diri
Berhasil melakukan aktivitas perawatan diri sesuai tingkat kemampuan klien.
2) MK : Disfungsi seksual
- kebutuhan seksual terpenuhi dalam cara yang dapat diterima
- mengalami lebih sedikit/tidak adanya prilaku yang tidak tepat
3)MK : Nyeri
- mengakui hubungan antara masalah psikologis dan perburukan nyeri
- mendemonstrasikan teknik untuk menghentikan peningkatan nyeri
- mengungkapkan penurunan nyeri yang jelas
4)MK: Gangguan harga diri
- mengungkapkan secara verbal adanya penungkatan makna diri yang positif
- mendemonstrasikan munculnya kewaspadaan dan mengontrol prilaku
dirinya
- berpartisipasi dalam kegiatan baru tanpa rasa takut

Makalah Arteri Oklusi Page 16


BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jantung merupakan organ pemompa yang besar yang memelihara peredaran
melalui seluruh tubuh.Siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan
mekanik yang saling terkait.
Arteri membawa darah dari jantung,Vena membawa darah ke
jantung,Kapiler menggabungkan arteri dan vena, disini terjadi pertukaran
gas.Arteri menyuplai darah yang teroksigenasi ke kepala dan leher dan dilindungi
oleh otot-otot sternokkleidomastoideus. Arteri diperiksa satu per satu. Jika kedua
arteri tersumbat selama palpasi,klien dapat kehilangan kesadaran akibat tidak
adanya sirkulasi ke otak. Arteri karotid tidak boleh dipalpasi dengan kuat.Sinus
karotid terletak di spertiga leher. Sinus mengirim implus yang menyebabkan reflex
penurunan frekuensi jantung dan tekanan darah,sehingga sirkulasi berhenti. Leher
di inspeksi terlebih dahulu untuk adanya pulsasi arteri. Terkadang gelombang nadi
dapat dilihat,carotid adalah satu-satunta daerah yang mengkaji kualitas gelombang
nadi. Tidak adanya gelombang nadi dapat terjadi oklusi
arteri(subatan/penyempitan).
Oklusi arteri akut adalah komplikasi primer dari proses penyakit lain.
Oklusi arteri akut dapat disebabkan oleh thrombosis (pembentukan bekuan
darah).Terlepasnya thrombus ke dalam aliran darah disebut embolisasi. Embolisasi
ini didorong mengikuti arus aliran darah untuk masuk ke cabang-cabang system
arteri yang lebih kecil,dan menyumbat lumen pembuluh darah tersebut. Sebagian
besar emboli arteri berasal dari jantung sebelah kiri.Terlepasnya thrombus dari
ruang jantung berpotensi membahayakan.

Makalah Arteri Oklusi Page 17


3.2 Saran
Dari kesimpulan di atas, kita sebagai mahkluk yang telah diberikan
kesempurnaan anatomik harus bisa menjaga kondisi tubuh kita dan
mengetahui bagimana kondisi tubuh kita. Sehingga kita kemungkinan besar
dapat terhindar dari penyakit.

Makalah Arteri Oklusi Page 18


DAFTAR PUSTAKA

Syaifudin,Drs.H. 2003..AnatomiFisiologi. Buku Kedokteren,EGC:Jakarta.


A.Price,syilvia.2003.Patofisisologi.Buku kedokteran,EGC.
Mashudi,Sugeng.2011.Anatomi dan Fisiologi Dasar.Salemba Medika:Jakarta
Selatan.
Potter dan Perry.2005.Fundamental Keperawatan.Jakarta:EGC
Doenges,Marilyn.2006.Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri.EGC:Jakarta.

Makalah Arteri Oklusi Page 19

You might also like